PENDAHULUAN
Merek telah lama digunakan sebagai alat untuk membedakan barang dan
jasa yang diproduksi oleh suatu perusahaan dari barang dan/atau jasa produksi
perusahaan lain yang sejenis, atau digunakan untuk memberikan tanda dari
produk yang dihasilkan, untuk itu perlu adanya pendaftaran merek dalam norma
hukum, hal tersebut dimaksudkan untuk memberi perlindungan kepada pemilik merek.
Selain itu, adanya pelanggaran merek yang dilakukan oleh pihak lain, sanksi pidana
merek terkait erat dengan faktor ekonomi, dalam UU inisanksi pidana diperberat.
tentang merek tersebut, para pemilik merek yang sadar hukum danpeduli akan
mendapatkan proteksi hukum. Di sisi lain, pihak-pihak tertentu yang beriktikad tidak baik
menempuh jalan pintas dengan melakukan peniruan atas merek yang telah terdaftar.1
Pelanggaran hak atas merek akan merugikan konsumen karena konsumen akan
memperoleh barang-barang atau jasa yang biasanya mutunya lebih rendah dibandingkan
dengan merek asli yang sudah terkenal tersebut.2 Masalah pemalsuan terhadap merek
1
Casavera, 15 Kasus Sengketa Merek di Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009, hlm. 5-6
2
H. Ok. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm. 359
1
2
bukanlah hal yang baru. Di mana di dalam KUHP mengenai merek ada diatur di dalam di
atur dalam Pasal 253- Pasal 262 KUHP. Namun, karena pemerintah Indonesia merasa
bahwa Pasal-Pasal yang ada dalam KUHP itu kurang kuat mengikat para pelakunya maka
telah dituangkan dalam suatu peraturan tentang merek yaitu Undang-Undang Merek No.
21 Tahun 1961 yang telah mengalami beberapa perubahan yaitu Undang-Undang No. 19
Tahun 1992 ,Undang-Undang No. 14 Tahun 1997, dan Undang-Undang No. 15 Tahun
2001.
Dengan memiliki suatu merek berarti telah dapat diterapkan salah satu
dipengaruhi oleh baik atau tidaknya mutu suatu barang yang bersangkutan. Jadi
merek akan selalu dicari apabila produk atau jasa yang menggunakan merek
mempunyai mutu dan karakter yang baik yang dapat digunakan untuk
mempengaruhi pasar. 3
besar. Terutama bagi negara-negara yang sudah maju, seperti Amerika Serikat
negara-negara lain, supaya arus teknologi penemuan hak cipta serta merek-merek
3
https://prasetyohp.wordpress.com/problematika-perlindungan-merek-di-indonesia/, diakses pada 1
November 2018
3
“goodwill” secara seksama dengan pengorbanan banyak biaya dan tenaga dapat
signs, shall be eligible for registration as trademarks. Where signs are not
Berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat (1) ini, setiap tanda atau gabungan
dari tanda-tanda yang dapat membedakan barang dan jasa suatu perusahaan
semacam itu, khususnya, kata-kata yang termasuk nama pribadi, huruf, angka,
dan gabungan warna, serta setiap gabungan dari tanda semacam itu, dapat
4
Bharat Dube, “Assesing Trademark Law on well-known marks Counterfeiting”. Paper. Presented at
Advanced Seminar: Prospect and Implementation of Indonesian Copyrights, Patent and Trademark
Laws, Borobudur Hotel, 31 Juli – 1 Agustus. IIPS, Jakarta,2000, hlm. 2
4
Paris.5
hak pihak ketiga terdahulu apabila merek yang bersangkutan tidak memiliki
berkembang baik jika suatu merek tidak memperoleh perlindungan hukum yang
memadai di suatu negara. Adanya pembajakan, jelas akan merugikan tidak hanya
bagi para pengusaha yang memiliki atau memegang hak atas merek tersebut,
menciptakan nilai yang tinggi terhadap barang atau produknya, prestise karena
upaya promosi yang gencar dan investasi yang besar yang dilakukan oleh pemilik
5
H. Ok. Saidin, Op. Cit, hlm. 3
5
ke seluruh dunia, dari Hong Kong hingga New York dimana kota- kota tersebut
ini. Produk palsu biasanya murah dan berkualitas lebih rendah dibandingkan
asing terhadap jaminan perlindungan atas merek yang mereka miliki. Akibatnya
untuk barang yang sejenis selain merugikan pemilik merek yang sah, juga akan
6
Aryani Esti, “Pemalsuan Merek dan Penegakan Hukumnya (ditinjau dari aspek hukum pidana)”,
Jurnal Hukum, No. l, Vol. VIII (April, 2009), hlm. 53
6
atau usaha industri dan dagang, mendiskreditkan usaha pengusaha atau barang
2013 atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu lain dalam tahun 2013 bertempat di
lantai I Pusat Pasar Sentral Medan Kota Medan atau setidaktidaknya pada suatu
tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Medan,
“dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang sama pada pokoknya
dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang
dengan cara sebagai berikut: Bahwa pada bulan Juni 2012 sampai dengan
celana dalam merek Newgrand dengan logo buah manggis. Selanjutnya celana
dalam tersebut Terdakwa perdagangkan di toko milik Terdakwa (Toko Ayu) yang
bertempat di lantai I Pusat Pasar Sentral Medan, hingga kemudian pada hari Senin
tanggal 4 Februari 2013 datanglah saksi Lidya Puspitawaty dan saksi Roslita Br.
7
Pembaharuan Undang-Undang Merek dan Dampaknya Bagi Dunia Bisnis, Yayasan
Perkembangan Hukum Bisnis, Jakarta, 2001, hlm. 34
7
Simamora ke Toko Ayu dan kemudian membeli 1 (satu) lusin celana dalam
339/PID/2013/PT.MDN)
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana penerapan sanksi pidana bagi pelaku tindak pidana dengan tanpa
hak menggunakan merek yang sama dengan merek terdaftar pihak lain untuk
Tentang Merek?
8
Putusan No 339/PID/2013/PTMDN
4 Slamet Yuswanto, Perlindungan Hukum Hak Atas Merek Terhadap Tindakan Passing Off,
Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 23
8
C. Tujuan Penulisan
Industri.
2. Untuk mengetahui penerapan sanksi pidana bagi pelaku tindak pidana dengan
tanpa hak menggunakan merek yang sama dengan merek terdaftar pihak lain
D. Manfaat Penulisan
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
Pada akhirnya bertujuan sebagai syarat guna mencapai gelar sarjana strata
9
http://www.hukumonline.com/
9
E. Kerangka Konseptual
Agar tidak menimbulkan multi tafsir dalam memahami skripsi ini, penulis
1. Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penerapan berasal dari kata terap yang
2. Sanksi Pidana
yang terdiri dari pidana mati, pidana penjara, pidana kurungan dan
10
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia PusatPengembangan
dan Pembinaan Bahasa, Balai Pustaka, Jakarta, 1997. Hlm. 745.
11
E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi. Asas-Asas hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Storia
Grafika, Jakarta, 2002, Hlm. 29.
12
Moeljatno, (Penerjemah) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Tanpa Penerbit, Yogyakarta,
1976, hlm. 15
10
3. Tindak Pidana
pidana yang artinya sebagai perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan
hukum, larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu,
4. Merek
13
R. Soesilo. KUHP Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal. Politeia, Bogor,
1996, Hlm. 35.
14
Bambang Poernomo, Asas-asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1992, hlm. 90.
15
Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, PT. Rineks Cipta, Jakarta, 2004, hlm. 88
16
Adami Chazawi, pelajaran hukum pidana bagian 3 percobaan dan penyertaan, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2002, hlm 71-75.
11
F. Metode Penelitian
satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya. Kecuali
itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum
1. Jenis Penelitian
normatif yang berdasarkan pada bahan hukum utama dengan cara menelaah
penelitian ini.
17
Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Milik Kekayaan Intelektual (HAKI): Peraturan
Baru Desain Industri, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm. 222-224
18
Soerjano Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan pertama, UI-Press, Jakarta, 2010, hlm.
43.
12
2. Pendekatan Penelitian
suatu kasus yang telah menjadi putusan pengadilan yang berkekuatan hukum
tetap, dalam penelitian ini yaitu Putusan Pengadilan Tinggi Mendan Nomor:
339/PID/2013/PT.MDN.
Berdasarkan jenis penelitian diatas, maka data yang dikumpulkan berasal dari
data sekunder karena penelitian diperoleh melalui media perantara atau secara
tidak langsung lewat buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang
bagi bahan hukum sekunder seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia dan
kamus hukum.
adalah metode analisis data yang mengelompokan dan menyeleksi data yang
menggunakan teori maupun hukum positif yang telah dituangkan dan secara
5. Metode Penulisan
sesuai dengan sistematika penulisan yang ada pada buku pedoman penulisan
G. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan, Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah,
bab ini diuraikan mengenai tindak pidana, pengertian dan unsur-unsur tindak
pidana, jenis tindak pidana, pemidanaan, pengertian dan tujuan pemidanaan serta
Teori pemidanaan.
Bab III Penerapan Sanksi Pidana Dengan Sengaja Dan Tanpa Hak
Menggunakan Merek Yang Sama Dengan Merek Terdaftar Pihak Lain Untuk Di
Tentang Merek. Dalam bab ini diuraikan mengenai Sejarah, Ruang Lingkup dan
yang sama dengan merek terdaftar pihak lain untuk di produksi dan
terhadap merek, Penerapan sanksi pidana dengan sengaja dan tanpa hak
menggunakan merek yang sama dengan merek terdaftar pihak lain untuk di
15
tentang merek.
tuntutan jaksa penuntut umum, Pertimbangan dan putusan hakim serta Analisis.
Bab V Kesimpulan Dan Saran, di dalam bab terakhir ini dimuat kesimpulan
dari penelitian yang telah penulis lakukan dan saran-saran yang berkaitan dengan
kesimpulan.
BAB II
A. Tindak Pidana
yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai ancaman
(sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa yang melanggar aturan
a. Perbuatan pidana adalah perbuatan oleh suatu aturan hukum dilarang dan
diancam pidana.
c. Antara larangan dan ancaman pidana ada hubungan yang erat, oleh karena
erat pula. “Kejadian tidak dapat dilarang jika yang menimbulkan bukan
orang, dan orang tidakdapat diancam pidana jika tidak karena kejadian
perbuatan (die strafbaarheid van het feit) dan dapat dipidananya orang
1
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm. 26
16
17
perbuatan yang dilarang dan disertai dengan sanksi. Dalam rumusan tersebut
ditentukan beberapa unsur atau syarat yang menjadi ciri atau sifat khas dari
larangan tadi sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari perbuatan lain yang
a. Perbuatan manusia (positif atau negative, berbuat atau tidak berbuat atau
membiarkan).
2
https://www.academia.edu/7933833/PENGERTIAN_TINDAK_PIDANA diakses pada tanggal 1
Oktober 2018 pada pukul 12.00 WIB
3
Simon D. Kitab Pelajaran Hukum Pidana (Leerboek Van Het Nederlanches Straftrecht),
diterjemahkan oleh P.A.F. Lamintang, Pionir Jaya, Bandung, 1992. hlm. 88
18
Unsur Obyektif :
a. Perbuatan orang
c. Mungkin ada keadaan tertentu yang menyertai perbuatan itu seperti dalam
Unsur Subyektif :
a. Perbuatan (manusia)
b. Hal ikhwal atau keadaan tertentu yang menyertai perbuatan, yang dibagi
menjadi :
4
Ibid, hlm. 112
5
Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana Cetakan Keempat. Bina Aksara, Jakarta, 1987. Hlm. 115
6
Ibid, hlm. 117
19
Pasal 418 KUHP jo. Pasal 1 ayat (1) sub c UU No. 3 Tahun 1971 atau
muka umum maka tidak mungkin diterapkan Pasal ini Unsur keadaan
pidana bersifat teoritis, tetapi dalam praktek hal ini sangat penting dan
unsur tindak pidana dapat diketahui dari doktrin (pendapat ahli) ataupun dari
7
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Raja Wali Pers, Jakarta, 2011, hlm.126.
8
Teguh Prasetyo.Hukum Pidana. Raja Grafndo Persada, Jakarta, 2010, hlm.58
9
Moeljatno, Kitab Undang-Udang Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta, 1985. hlm 161.
20
yang semula tidak jelas atau terjadi perubahan makna karena perkembangan
10
Merto Kusumo Sudikno. Penemuan Hukum Sebuah Pengantar. Liberty, Yogyakarta, 1986, hlm. 12
21
selesainya tindak pidana materil tidak bergantung pada sejauh mana wujud
KUHP)12
kesengajaan itu mungkin dengan kata kata yang tegas.13 Delik Culpa
karena kesalahannya.14
11
C.S.T.Kansil, Engelin R Palandang, Altje Agustin Musa,Tindak pidana dalam undang undang
nasional, Salemba Empat, Jakarta, 2009, hlm. 4
12
Ibid. hlm.4
13
Teguh Prasetyo. Hukum Pidana. Raja Grafndo Persada, Jakarta, 2010, hlm.58
14
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Raja Wali Pers, Jakarta, 2011, hlm.126.
22
yang telah diatur dalam undang undang. Contohnya Pasal 362, 368
KUHP. Delik Pasif (delicta omissionis) adalah Delik yang terjadi karena
KUHP. Selain itu terdapat juga Delik campuran (Delicta commisionis per
perbuatan yang dilarang. Akan tetapi dapat dilakukan dengan cara tidak
terjadinya).
terwujudnya atau terjadinya dalam, aktu seketika atau, singkat saja. Disebut
Voortdurende delicten.
Sumbernya)
Tindak pidana umum adalah semua tindak pidana yang dimuat dalam
Sementara itu, tindak pidana khusua adalah semua tindak pidana yang
Subjek hukumnya)
propria) adalah tindak pidana yang hanya dapat dilakukan oleh orang
Tindak Pidana biasa (Gewone Delicten) adalah tindak pidana yang untuk
atau, wakilnya atau orang yang diberi surat kuasa khusus. Tindak pidana
15
Teguh Prasetyo. Op. CIt, hlm.58
24
keluarga).16
i. Tindak Pidana dalam bentuk Pokok, yang diperberat dan yang diperingan
yaitu bentuk tindak pidana yang menyimpang dari bentuk dasar, sehingga
16
Ibid, hlm. 59
17
Adami Chazawi, Op. Cit, hlm.126.
25
tindak pidana dan dapat dipidananya pelaku cukup dilakukan satu kali
perbuatan saja.
rupa sehingga untuk dipandang sebagai selesai dan dapat dipidanya pelaku,
Without victim adalah delik yang dilakukan dengan tidak ada korban.
m. Delik berdiri sendiri dan delik berlanjut (berdasarkan ada atau tidaknya
kelanjutannya)
Delik berdiri sendiri (zelfstandige delicten) adalah delik yang berdiri sendiri
berlanjut)
18
Ibid, hlm. 127
26
n. Delik Politik
B. Pemidanaan
dengan sendirinya yakni suatu tugas hakim dalam menjalankan sebagian demi
tugas keseluruhannya, yang dalam hal ini adalah diberikan pula suatu
wewenang khusus.19
diketahui bahwa pengaturan mengenai hukum pidana itu pada akhirnya akan
merupakan akibat mutlak yang harus ada sebagai suatu pembalasan kepada
orang yang melakukan kejahatan. Jadi dasar pembenaran dari pidana terletak
19
Loebby Loqman, Pemidanaan Yang Bagaimana” Hukum dan Pembangunan, Pustaka Utama,
Jakarta, 1984, hlm. 576
27
pada adanya kejahatan itu. Menurut J. Andenaes tokoh utama dari teori ini
menyatakan bahwa, tujuan utama dan pidana ialah untuk memuaskan tuntutan
keadilan. Tuntutan keadilan ini juga terlihat jelas dalam pendapat Immanuel
sebagai saran, untuk mempromosikan tujuan dan kebaikan lain, baik bagi si
pelaku maupun bagi masyarakat, namun dalam semua hal, harus dikenakan,
Jadi menurut Kant (dalam buku Muladi), bahwa pidana itu merupakan
melakukan kejahatan. Salah seorang tokoh lain dari penganut teori absolut
pengingkaran.21
20
Muladi dan Barda Nawawi Arief, dalam Teori-teori dan Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung,
1984, hlm. 11
21
Ibid, hlm. 12.
28
melainkan sedikit atau banyak telah mendapat pengaruh dari pemikiran para
pemikir atau para penulis beberapa abad yang lalu. Mereka mengeluarkan
tidak terdapat suatu kesamaan pendapat antara para pemikir atau di antara
para penulis.
29
kejahatan yang lain, yakni penjahat yang dengan cara-cara yang lain sudah
lagi.23
pendidikan moral, yaitu tempat untuk mendidik secara moral dan spiritual.
Para terpidana perlu diberikan pengajaran moral dan agama agar keyakinan
Pengaruh dari hukum pidana yang statis dan dinamis menentukan sanksi
penjara sebagai sanksi pidana. Sifat statis ditunjukan dengan pidana hilangnya
22
Loebby Loqman, Op. Cit, hlm. 576
23
Bambang Poernomo, Asas-asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1992, hlm. 3
30
masyarakat, untuk mau merubah diri sendiri kearah yang lebih baik.
Hamzah mengemukakan teori tujuan ini mencari dasar hukum pidana dalam
ingin mencapai tujuan dari pidana yaitu sematamata dengan membuat jera,
24
Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta, 2000, hlm. 23
31
sebutan teori deterrence, yakni teori yang menekankan pada tujuan untuk
termasuk dalam teori tujuan ini yakni apa yang disebut “daya untuk
pidana tersebut.27
25
Muladi dan Barda Nawawi, Bunga Rampai Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1992, hlm. 11
26
Ibid, hlm. 24
27
Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1981, hlm. 78
32
2. Teori Pemidanaan
Dalam hal pemberian pidana kepada para pelaku tindak pidana, para
akibat mutlak yang harus ada sebagai suatu pembalasan kepada orang
teori pembalasan pidana tidak bertujuan untuk yang praktis, seperti yang
yang perlu dijatuhkan tetapi menjadi keharusan dari hakekat suatu pidana
adalah pembalasan.
Barda Nawawi Arief, tujuan utama dari pidana menurut teori absolut ialah
33
dibagi dalam :
28
Muladi dan Barda Nawawi, Bunga Rampai Hukum Pidana, Alumni, Bandung,1992, hlm. 11
29
Ibid, hlm. 12
34
pembatasan pidana.
kejahatan merupakan dasar utama dari teori retributive, mereka yang telah
2) Sanksi pidana merupakan alat atau sarana terbaik yang tersedia, yang
Barda Nawai Arief, teori retribution ini dibedakan lagi menjadi dua teori
yakni :31
30
Ibid, hlm. 13
31
Ibid, hlm. 14
36
karena itu teori inipun sering juga disebut teori tujuan (Utilitarian
Theory). Jadi dasar pembenaran adanya pidana menurut teori ini adalah
sebutan teori deterrence, yakni teori yang menekankan pada tujuan untuk
termasuk dalam teori tujuan ini yakni apa yang disebut “daya untuk
satu dengan orang yang lain. Untuk dapat melaksanakan fungsinya seperti
33
Ibid, hlm. 24
38
negara dan negara harus menjatuhkan pidana bagi setiap orang yang telah
pelakunya;
34
PAF. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, hlm.
341
39
sebagai sanksi akan terikat pada tujuan sanksi –sanksi itu. Pidana hanya
dan Van Bemmelen, teori gabungan juga dianut oleh Grotius, Rossi,
untuk dilaksanakan.
35
Roeslan Saleh, Suatu Reorientasi Dalam Hukum Pidana, Aksara Baru, Jakarta, 1978, hlm. 12
40
of reform), sedangkan akibat yang pasti dari pidana yaitu (4) untuk
36
Ibid, hlm. 13
37
Ibid, hlm. 14
41
Fletcher, dengan hanya melihat kebaikan yang akan terjadi dari pidana,
tindak pidana dan lamanya penjara menjadi tidak pasti. Ketidakpastian ini
prinsip (1) bahwa hanya orang yang bersalah sajalah yang seharusnya
dipidana, dan (2) bahwa luasnya pemidanaan harus sesuai atau harus
38
Ibid, hlm. 15
BAB III
Peraturan ini umumnya mengikuti peraturan tentang Merek dan hak milik
Masa berlakunya Merek menurut UUM 1961 yaitu 10 tahun. Selain itu
1
Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual (Perlindungan dan Dimensi Hukumnya
di Indonesia), PT. Alumni, Bandung, 2003, hlm.306.
42
43
ramai dari tiruan barang-barang yang memakai suatu Merek yang sudah
dikenal sebagai Merek yang berkualitas baik. Pengaturan hukum Merek yang
terdapat dalam UUM 1961 pada tahun 1992 diganti dengan Undang-Undang
Merek No. 19 Tahun 1992 (Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3490)
yang diundangkan pada tanggal 28 Agustus 1992 dan mulai berlaku sejak 1
April 1993 (selanjutnya disebut UUM 1992). Dengan berlakunya UUM 1992,
yang berkaitan dengan Merek karena mengikuti dan disesuaikan dengan Paris
Convention 1967. UUM 1992 mengalami banyak perubahan antara lain dalam
Tahun 1997 Tentang Merek, pada tahun 2001 Undang-Undang Merek diganti
Negara Republik Indonesia No. 4131) yang mulai berlaku sejak tanggal 1
UUM 2001 yang jumlahnya 101 Pasal, baik pengaturannya secara inci,
maupun hanya memuat prinsip pokok dalam garis besarnya saja, maka
2
Ibid, hlm. 307
44
dan bahkan telah menempatkan dunia sebagai pasar tunggal bersama serta
penyelesaian sengketa.3
Geografis merupakan pengaturan terbaru tentang merek yang berlaku saat ini.
yang termuat dalam UU No. 20 tahun 2016 bagian konsideran huruf c yang
3
Ibid, hlm. 162.
45
diganti.
dalam penjelasan umum UU No. 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
pemilik merek terdaftar dari adanya pelanggaran merek yang dilakukan oleh
ayat (1) Undang-undang No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi
ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka,
4
Ibid, hlm. 314.
46
suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk
membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan
sebagai Merek, maka tanda tersebut harus memiliki unsur pembeda. Yang
sebagai tanda yang dapat membedakan hasil perusahaan yang satu dengan
tertentu, untuk menunjuk asal barang, dan jaminan kualitasnya sehingga bisa
Untuk mempunyai daya pembeda ini, maka Merek itu harus dapat
atau jasa yang sejenis yang dihasilkan atau diperdagangkan seseorang atau
kelompok orang atau badan hukum dengan barang-barang atau jasa yang
sejenis yang dihasilkan oleh orang lain, yang memiliki daya pembeda
6
Ibid, hlm. 226
7
OK. Sadikin, Op. Cit, hlm. 457
8
R. Sukardono, Hukum Dagang di Indonesia, PT. Djambatan, Jakarta, 1999, hlm.84
48
berikut:9
sejenis, dan juga perlu diperhatikan apakah terdapat persamaan sifat atau
penjualannya.
9
Ibid, hlm.85.
49
3. Jenis-Jenis Merek
Merek dan Indikasi Geografis, tercantum pada Pasal 1 yaitu Merek dagang
dan jasa. Mengenai pengertian dari jenis Merek tersebut dirumuskan sebagai
berikut :10
a. Merek Dagang
Indikasi Geografis.
b. Merek Jasa
Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan
Geografis.
10
Rahmadi Usman, Op. Cit. hlm. 323-324
50
c. Merek Kolektif
Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa
dengan karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu
Geografis. Pada prinsipnya, Merek kolektif ini juga adalah Merek dagang
Umumnya asosiasi ini dari para produsen, atau dari para pedagang dalam
barang-barang yang dihasilkan dalam suatu Negara tertentu atau dari barang
barang atau jasa-jasa dari suatu perusahaan terhadap perusahaan lain. Akan
tetapi, Merek kolektif ini dipakai untuk membedakan asal usul geografis atau
karakteristik yang berbeda pada barang-barang atau jasa dari perusahaan yang
11
Ibid, hlm. 325.
51
berhak. Dengan perkataan lain, benda atau jasa tersebut diberikan jaminan
Jadi dengan adanya klasifikasi Merek kolektif itu bukan berarti ada
tiga jenis Merek, jenis Merek hanya tetap dua, yaitu Merek dagang dan Merek
jasa. Untuk Merek kolektif pun boleh dipakai oleh beberapa orang atau boleh
juga oleh badan hukum. Berbeda dengan UUM 2001, Konvensi Paris 1976
yang digunakan untuk barang-barang hasil produk suatu usaha, tetapi berlaku
sebagai Merek dagang jaminan atas barang-barang hasil produksi atau yang
disalurkan oleh kelompok atau jenis usaha tertentu atas barang yang memiliki
mutu khusus.
Merek jasa (service mark), Merek gabungan atau koletif (collective mark),
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam dunia perdagangan barang atau jasa. Merek
12
Sudargo Gautama, Hukum Merek di Indonesia, Cetakan Kedua, Alumni, Bandung, 1986, hlm. 141-
142
52
Depkumham.13 Merek yang terdaftar adalah merek yang sah dan diakui oleh
belum atu tidak terdaftar tdak memperoleh perlindungan hukum dari Negara.
Karena pelanggaran merek adalah delik aduan maka apabila ada pihak yang
memprosesnya.14
Negara kepada pemilik merek yang sah atau yang terdaftar di Dirjen HAKI.
Apabila secara sah dan meyakinkan terdapat atau ada pelanggaran merek
maka hakim akan memberikan perlindungan melalui putusan yang adil. Bagi
ketentuan pidana merek yang diatur dalam Pasal 90 sampai dengan Pasal 95
UU No.15 Tahun 2001. Dan apabila terbukti secara secara sah ada pihak yang
akan dikenakan sanksi (baik pidana atau denda) sesuai dengan pelangaran
13
Harsono Adisumarto, Hak Milik Intelektual Khusunya Hukum Paten dan Merek, Akademika
Pressindo, Jakarta, 1990, hlm.44
14
Insan Budi Maulana, Ridwan Khairandy, Nurjihad, Kapita Selekta Hak Kekayaan Intelektual,
Pusat Studi Hukum UII, Yogyakarta, 2000, hlm.89
53
yang dilakukan. Jadi perlindungan hukum akan diberikan oleh Negara hanya
yaitu secara sengaja menggunakan merek pihak lain tanpa hak. Selain itu
Ada dua sistem yang dianut dalam pendaftaran merek yaitu sistem
pengertian bahwa perlindungan hukum terhadap hak atas merek yang diberikan
kepastian hukum karena perlindungan hukum hak atas merek diberikan kepada
15
Ibid, hlm.90
16
Harsono Adisumarto, Op. Cit, hlm. 44
54
baru akan menimbulkan hak apabila telah didaftarkan oleh si pemegang. Oleh
karena itu dalam sistem ini pendaftaran adalah merupakan suatu keharusan.17
Indonesia.
mencantumkan:
Kuasa;
5) Nama negara dan tanggal permintaan Merek yang pertama kali dalam
6) Kelas barang dan/ atau kelas jasa uraian jenis barang dan/ jenis jasa.
17
OK. Sadikin, Op.Cit, hlm. 474.
55
melalui kuasa
kolektif.
atau jasa.
f. Dalam hal Merek sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berupa bentuk 3
g. Dalam hal Merek sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berupa suara, label
yaitu :
18
Ketentuan ini dimaksudkan untuk menampung kepentingan negara yang hanya menjadi salah satu
anggota dari Paris Convention for the Protection of Industrial Property 1883 (sebagaimana telah
beberapa kali diubah) atau Agreement Establishing the World Trade Organixation.
57
tahun sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu perlindungan itu dapat
diajukan secara tertulis oleh pemilik atau luasnya dalam jangka waktu tidak
lebih dari dua belas bulan dan sekurang-kurangnya enam bulan sebelum
Permintaan untuk itu dapat diajukan kepada Ditjen Hak Kekayaan Intelektual
dan untuk itu akan dikenakan biaya yang besarnya akan ditetapkan dengan
keputusan Menteri.
2016)
58
Bukti bahwa merek masih digunakan pada barang atau jasa yang
diberikan oleh instansi yang membina bidang kegiatan usaha atau produksi
Umum Merek dan diumumkan dalam Berita Resmi Merek dan akan
C. Tindak pidana tanpa hak menggunakan merek yang sama dengan merek
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-
angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Hal
19
Ibid, hlm. 486
59
tahun, ditiru demikian rupa sehingga memiliki persamaan pada pokoknya atau
tersebut.21
20
Djumhana, Muhammad dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual (Sejarah,Teori dan Prakteknya
di Indonesia), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, hlm. 11
21
Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Edisi. Revisi, Rineka Cipta, Jakarta,
2007, hlm. 73
60
Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
adalah merek yang digunakan pada barang dan atau jasa dengan karakteristik
yang sama, yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang atau
direktorat jenderal). UUP tidak menetapkan syarat merek yang dapat didaftar,
akan tetapi menentukan merek yang tidak dapat didaftar, yaitu apa bila merek
22
Djumhana, Muhammad dan R. Djubaedillah, Op. CIt, hlm. 19
61
secara perdata maupun pidana. Tindak pidana yang dirumuskan dalam UUM
sesuai jenis jenis dan dapat dibedakan atau di kategorikan mengenai kepemilikan
merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis (Pasal
90)
“Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunkan merek yang
sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk
barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)”
Unsur subjektif.
merek untuk barang dan/atau jasa telah terdaftar milik pihak lain
62
pembuat.23
Unsur-unsur objektif
23
Ridwan A. Halim, Hukum Pidana dan Tanya Jawab. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982, hlm. 31.
24
Ibid, hlm. 34
63
c. Perbuatan : menggunakan
di atas suatu barang atau bungkus barang yang sama jenisnya, baik
milik pihak lain untuk barang dan jasa sejenis yang diproduksi
dan/atau diperdagangkan.25
25
https://parismanalush.blogspot.com/2014/08/tindak-pidana-menggunakan-merek-yang.html
64
Unsur “Milik pihak lain untuk barang dan jasa sejenis yang
yang menyertai sekaligus melekat pada unsur objek merk yang sama
dibuktikan.26
sama pada pokoknya dengan merk yang terdaftar sebagai milik pihak
lain untuk barang dan jasa yang sejenis. Jelasnya merk tersebut
jasa yang sama di muka persidangan melalui barang bukti yang disita.
sama dengan alat bukti tetapi barang bukti dapat dimasukan dalam alat
keterangan terdakwa.28
26
Mangasa Sidabutar, Keterangan Terdakwa, Salemba Empat, Jakarta, 2001, hlm. 69
27
Barang Bukti yang disita, Pasal 90 UUM
28
Mangasa Sidabutar, Op. CIt, hlm. 69
65
“Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang
sama pada pokoknya dan tanpa hak menggunakan merek yang sama untuk
barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/ atau diperdagngkan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratus ribu rupiah)”.
Unsur Subjektif :
a. Unsur-unsur objektif
d. Perbuatan : menggunakan
e. Objek : merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar milik
pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan.
merek yang terdaftar milik pihak lain, ialah merek yang digunakan dengan
merek yang terdaftar sebagai milik orang lain tersebut ada kemiripan
dengan merek yang terdaftar sebagai milik pihak lain, Keadaan ini dapat
persamaan bunyi ucapan yang terdapat dalam dua kedua merek tersebut. 29
Unsur Subjektif :
seseorang berbuat melalui keadaan objektif yang ada pada diri si pembuat
29
Undang-Undang No 15 Tahun 2001 Tentang Merek, pasal 6 UUM
30
Lamintang, Dasar - dasar Hukum Pidana Indonesia. Sinar Baru, Bandung, 1984, hlm. 172
67
maupun sekitar perbuatan dan objek perbuatan yang tidak sama pada
setiap kasus.
Unsur-unsur Objektif
mengenai suatu benda dalam wujud dan cara apapun terhadap benda lain
sehingga berpengaruh terhadap benda lain, benda tersebut ialah tanda yang
Tanda tersebut dapat berupa etiket, atau label perbuatan yang dapat
pada suatu barang yang sama atau sejenis dengan barang yang terdaftar.
Objek : untuk barang yang sama atau sejenis dengan barang yang
terdaftar.31
31
Ibid, hlm. 173
68
“(2) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan tanda yang
sama pada pokoknya dengan indikasi-geografis milik pihak lain untuk
barang yang sama atau sejenis dengan barang yang terdaftar dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahaun dan/atau denda
paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah)”
ayat (1), yang berbeda ada pada objek tindak pidana yaitu : Tanda yang
sama pada pokoknya dengan indikasi geografis milik pihak lain. Artinya
tanda yang digunakan dengan tanda yang terdaftar milik orang lain
32
Moeljatno, Fungsi dan Tujuan Hukum Pidana Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, 1985, hlm. 34
69
jawab yang sama dengan ketentuan ayat (1) dan ayat (2).
“Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan tanda yang
dilindungi berdasarkan indikasi-asal pada barang atau jasa sehingga dapat
memperdaya atau menyesatkan masyarakat mengenai asal barang asal jasa
tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta
rupiah)”
Unsur Subjektif :
(tanda)
tanda
berdasarkan indikasi-asal
sebenarnya.
70
Hal-hal ini yang harus diulas Jaksa dengan sebaik-baiknya dalam surat
Unsur-unsur Objektif :
Bahwa tanda asal yang digunakan oleh pembuat atas suatu barang
bukan barang yang sesuai dengan asal yang sebenarnya. Kesadaran ini
33
Ibid, hlm. 35
34
Lamintang, Op. Cit, hlm. 178
71
atau jasa
Pada objek tanda melekat suatu unsur yang disebut keadaan yang
tersebut.
tanda indikasi asal pada barang yang sama tersebut karena sifat dan
Pasal 93). Apabila dilihat dari sudut objeknya maka tindak pidana pada
35
Ibid, hlm. 179
72
Unsur-unsur Objektif :
a. Perbuatan : memperdagangkan
penjual, menjual barang dan/atau jasa pada pihak lain yang disebut
Unsur objek tindak pidana ada dua yaitu barang dan jasa, melekat
36
Perhatikan Pasal 1457 BW
73
Unsur sifat barang hasil pelanggaran Pasal 90, 91, 92, atau 93,
tindak pidana Pasal 90, 91, 92, dan 93. Bisa terjadi orang yang melanggar
Untuk ini perlu dibuat dalam berkas secara terpisah, karena sejak
maka tetap wajib dibuktikan bahwa telah terjadi tindak pidana Pasal 90,
37
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana. Bina Aksara, Jakarta, 1987, hlm. 37.
74
benda objek merupakan hasil pelanggaran Pasal 90, 91, 92, atau 93. Oleh
secara objektif memang terbukti terjadi tindak pidana Pasal 90, 91, 92,
atau 93.
merek yang sama dengan merek terdaftar pihak lain untuk di produksi dan
38
Ibid, hlm. 39
75
1. Menyatakan Terdakwa Ridha Wahyuni alias Ayu dijatuhi pidana dengan pidana
a. 1 (satu) lusin celana dalam wanita merek Newgrand dengan Logo buah
manggis warna hijau dasar putih size XL beserta 1 (satu) lembar bon/faktur
b. 1 (satu) lusin celana dalam wanita merek Arrow Apple warna hijau dasar
d. 1 (satu) lembar surat kuasa dari Hendrik Ryo Leong tanggal 1 Februari
sebagai berikut: 39
39
Putusan No 339/PID/2013/PTMDN
76
atas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
kalau dikemudian hari ada perintah lain dalam putusan Hakim oleh karena
a. 1 (satu) lusin celana dalam wanita merek Newgrand dengan logo buah
manggis warna hijau dasar putih size XL beserta 1 (satu) lembar bon/faktur
b. 1 (satu) lusin celana dalam wanita merek Arrow Apple warna hijau dasar
d. 1 (satu) lembar surat kuasa dari Hendrik Ryo Leong tanggal 1 Februari
rupiah);
sebagai berikut :
Merek”;
bulan;
c. 1 (satu) lusin celana dalam wanita merek Newgrand dengan logo buah
manggis warna hijau dasar putih size XL beserta 1 (satu) lembar bon/faktur
40
Ibid
78
d. 1 (satu) lusin celana dalam wanita merek Arrow Apple warna hijau dasar
41
Ibid
BAB IV
Undang-undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek. Untuk itu pada bagian ini
dan Desain Industri yaitu sebagaimana diatur dalam Pasal 90 yang menyatakan
bahwa “Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunkan merek yang
sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
3. Perbuatan : menggunakan
79
80
4. Objek : merek yang sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik
pihak lain untuk barang dan jasa sejenis yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan.
dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia
2001 ditujukan agar Undang-Undang ini memiliki makna dan bermanfaat bagi
beritikad baik dapat melindungi khalayak ramai terhadap tiruan atau pemalsuan
barang-barang dan jasa yang membonceng suatu barang atau jasa yang sudah
terkenal sebagai barang dan jasa yang bermutu baik dan unggul. Keseimbangan
yang tidak terpisahkan dalam landasan yuridis, dan sosial yang termasuk dalam
Undang-Undang tentang merk ini. Oleh karena itu, meski pemilik merek terdaftar
memiliki hak eksklusif atas pendaftaran mereknya, namun pendaftaran merek itu
81
dapat dihapuskan apabila tidak digunakan setelah jangka waktu tertentu selain itu,
jangka waktu perlindungan merek pun dibatasi selama 10 tahun, dan akan bisa
digunakan dan didaftarkan oleh pihak lain apabila pemilik merek awal itu tidak
b. Manfaat
c. Asas Keadilan
dalam menjaga persaingan usaha yang sehat dan bahwa untuk hal tersebut di
(HKI) sangat dipengaruhi oleh pemikiran John Locke tentang hak milik.
Dalam bukunya, Locke mengatakan bahwa hak milik dari seorang manusia
terhadap benda yang dihasilkannya itu sudah ada sejak manusia lahir. Benda
dalam pengertian disini tidak hanya benda yang berwujud tetapi juga benda
yang abstrak, yang disebut dengan hak milik atas benda yang tidak berwujud
satu dari benda tak berwujud yang keberadaaannya diatur oleh John Locke
sesuatu dari alam semesta ini. Konsep kerja ini dilengkapi dengan konsep
pencampuran sesuatu yang diambil dari alam dengan suatu bentuk kerja
nilai lebih inilah yang menjadi pembeda dan sumber legitimasi manusia untuk
merupakan salah satu bidang HKI harus diberi penghargaan atas jerih
payahnya, mereka tidak boleh dilanggar atau digunakan orang lain dalam
perdagangan barang dan atau jasa tanpa izin dari pemilik merek. Adapun teori
84
kesempatan untuk meraih kembali sesuatu dari apa yang telah dikeluarkannya.
Berdasarkan teori recovery, pemilik merek memiliki hak ekonomi untuk dapat
dengan merek yang dihasilkan yang digunakan sebagai tanda pada barang-
barang yang diproduksi, dijual atau dipasarkan, dan juga pada jasa-jasa yang
Yang terakhir, teori incentive yang dikemukakan oleh Sherwood antara lain
menyatakan bahwa dalam rangka menarik upaya dan dana bagi pelaksanaan
baru, diperlukan adanya suatu insentif yang dapat memacu agar kegiatan-
adanya perlindungan hukum atas merek terdaftar bagi pemilik merek selama
sepuluh tahun sejak Tanggal Penerimaan dan jangka waktu perlindungan itu
Pemerintah. Pemilik merek memiliki hak untuk memberikan lisensi atau izin
royalti. Sampai saat ini Peraturan Pemerintah mengenai tata cara Permohonan
1. Kasus Posisi
Terdakwa Ridha Wahyuni pada hari Senin tanggal 4 Februari 2013 atau
Pusat Pasar Sentral Medan Kota Medan atau setidaktidaknya pada suatu tempat
lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Medan,
“dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang sama pada pokoknya
dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang
Pusat Pasar Sentral Medan, hingga kemudian pada hari Senin tanggal 4
Februari 2013 datanglah saksi Lidya Puspitawaty dan saksi Roslita Br.
Simamora ke Toko Ayu dan kemudian membeli 1 (satu) lusin celana dalam
86
setelah diperhatikan celana dalam merek Newgrand logo buah manggis tersebut
bukanlah hasil produksi Arrow & Apple atau Arrow Apple, akan tetapi merek
yang terdapat pada celana dalam tersebut memiliki persamaan dengan merek
Arrow & Apple atau Arrow Apple yang terdapat pada celana dalam yang
diproduksi oleh saksi Alina Mona dan Shally Ryo sebagai pemilik merek
Arrow & Apple dan Arrow Apple berdasarkan Perjanjian Lisensi dengan
Hendrik Ryo Leong sesuai dengan Akta Perjanjian Lisensi Nomor 22 tanggal
11 Juni 2010 yang diterbitkan oleh Notaris Nathalia Alvina Jinata, SH.
Etiket dari merek Arrow & Apple atau Arrow Apple adalah sebagai
berikut :
a. Bergambar buah apel bertuliskan Arrow Apple dan bertanda panah dengan
dengan warna warni etiket : hijau di atas dasar putih dengan nomor
b. Bergambar buah apel bertuliskan Arrow Apple dan bertanda panah dengan
2000;
87
Selain itu harga jual dari celana dalam merek Newgrand milik
Terdakwa jauh lebih murah dibandingkan dengan harga celana dalam merek
dalam wanita merek Newgrand logo buah manggis yang diproduksi oleh
& Apple daftar Nomor IDM IDM000238446 dan merek Arrow Apple Nomor
manggis tersebut.
hak merek celana dalam merek Arrow & Apple dan Arrow Apple merasa
Atau
88
Kedua :
2013 atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu lain dalam tahun 2013 bertempat
di lantai I Pusat Pasar Sentral Medan Kota Medan atau setidaktidaknya pada
suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
diketahui bahwa barang dan/atau jasa yang diketahui bahwa barang dan/atau
Pusat Pasar Sentral Medan, hingga kemudian pada hari Senin tanggal 4
Februari 2013 datanglah saksi Lidya Puspitawaty dan saksi Roslita Br.
Simamora ke Toko Ayu dan kemudian membeli 1 (satu) lusin celana dalam
merek Newgrand bergambar buah manggis berwarna hijau dasar putih dengan
harga Rp38.000,00 (tiga puluh delapan ribu rupiah) yang ternyata setelah
bukanlah hasil produksi Arrow & Apple atau Arrow Apple, akan tetapi merek
yang terdapat pada celana dalam tersebut memiliki persamaan dengan merek
89
Arrow & Apple atau Arrow Apple yang terdapat pada celana dalam yang
diproduksi oleh saksi Alina Mona dan Shally Ryo sebagai pemilik merek
Arrow & Apple dan Arrow Apple berdasarkan Perjanjian Lisensi dengan
Hendrik Ryo Leong sesuai dengan Akta Perjanjian Lisensi Nomor 22 tanggal
11 Juni 2010 yang diterbitkan oleh Notaris Nathalia Alvina Jinata, SH.
Etiket dari merek Arrow & Apple atau Arrow Apple adalah sebagai
berikut :
a. Bergambar buah apel bertuliskan Arrow Apple dan bertanda panah dengan
dengan warna warni etiket : hijau di atas dasar putih dengan nomor
b. Bergambar buah apel bertuliskan Arrow Apple dan bertanda panah dengan
2000;
Selain itu harga jual dari celana dalam merek Newgrand milik
Terdakwa jauh lebih murah dibandingkan dengan harga celana dalam merek
celana dalam wanita merek Newgrand logo buah manggis yang diproduksi oleh
90
& Apple daftar Nomor IDM IDM000238446 dan merek Arrow Apple Nomor
penggunaan lukisan buah apel, penggunaan merek kata apple dan penggunaan
unsur desain warna hijau pada lukisan buah apel; Bahwa Terdakwa tidak
memiliki sertifikat merek atau izin lisensi dalam memproduksi celana dalam
hak merek celana dalam merek Arrow & Apple dan Arrow Apple merasa
Terdakwa Ridha Wahyuni alias Ayu telah terbukti secara sah dan meyakinkan
Tahun 2001.
dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun. Menyatakan barang bukti berupa :
1 (satu) lusin celana dalam wanita merek Newgrand dengan Logo buah
manggis warna hijau dasar putih size XL beserta 1 (satu) lembar bon/faktur
91
pembelian dari Toko Ayu tanggal 4 Februari 2013 beralamat Lantai II Nomor
Arrow Apple warna hijau dasar putih yang terdiri dari size S, M dan L (sebagai
tanggal 20 Agustus 2009 adalah : 448573-14 Agustus 2000 untuk kelas barang
25; 1 (satu) lembar surat kuasa dari Hendrik Ryo Leong tanggal 1 Februari
atas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
kalau dikemudian hari ada perintah lain dalam putusan Hakim oleh karena
d. Menetapkan barang bukti berupa : 1 (satu) lusin celana dalam wanita merek
Newgrand dengan logo buah manggis warna hijau dasar putih size XL
92
Februari 2013 beralamat Lantai II Nomor 203, 204 Pusat Pasar Medan,
Arrow Apple warna hijau dasar putih yang terdiri dari size S, M, L (sebagai
kelas barang 25, 1 (satu) lembar surat kuasa dari Hendrik Ryo Leong
rupiah).
berikut :
a. Menyatakan Terdakwa Ridha Wahyuni alias Ayu telah terbukti secara sah
c. Menetapkan barang bukti berupa : 1 (satu) lusin celana dalam wanita merek
Newgrand dengan logo buah manggis warna hijau dasar putih size XL
Februari 2013 beralamat Lantai II Nomor 203, 204 Pusat Pasar Medan,
Arrow Apple warna hijau dasar putih yang terdiri dari size S, M, L (sebagai
tanggal 20 Agustus 2009 adalah : 448573-14 Agustus 2000 untuk kelas barang
25;1 (satu) lembar surat kuasa dari Hendrik Ryo Leong tanggal 1 Februari
Terdakwa, yang dalam tingkat banding sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus
rupiah).
Negeri Medan yang menerangkan, bahwa pada tanggal 25 Agustus 2014 Jaksa/
dibuat oleh Wakil Panitera pada Pengadilan Negeri Medan yang menerangkan,
pula memori kasasi tanggal 3 September 2014 dari Terdakwa sebagai Pemohon
Kasasi II, yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada tanggal
dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara
dapat diterima.
95
diterima.
keberatan atas putusan Judex Facti pada tingkat banding Pengadilan Tinggi
ruang lingkup pengajuan kasasi yang telah diatur secara limitatif dalam Pasal
253 KUHAP, akan tetapi berdasarkan Pasal 244 KUHAP ditegaskan bahwa
“terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh
Pengadilan lain selain dari pada Mahkamah Agung Terdakwa atau Penuntut
Agung kecuali terhadap putusan bebas” jadi terhadap putusan pidana pada
96
Umum. Tanpa kecuali dan tanpa didasarkan pada syarat serta keadaan tertentu,
terhadap semua putusan perkara pidana yang diambil oleh Pengadilan pada
diterima.
pidana terhadap Terdakwa dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dengan
masa percobaan selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan atas kesalahan
merugikan saksi korban dan putusan tersebut tidak memadai ditinjau dari segi
pertimbangan yang integral ditinjau dari segi berat ringannya kejahatan yang
Pemohon Kasasi.
Judex Facti salah menerapkan hukum karena keliru menafsirkan unsur “dengan
97
sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan
merek terdaftar milik pihak lain untuk barang sejenis yang diproduksi dan
disebabkan oleh adanya unsur-unsur yang menonjol antara merek yang satu
dengan merek yang lain, yang dapat menimbulkan kesan adanya persamaan
baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan atau kombinasi antara
keterangan saksi Alina Mona, saksi Lidya Puspitawaty, dan saksi Roslita Br.
Simamora yang dihubungkan dengan barang bukti berupa 1 (satu) lusin celana
dalam wanita merek Arrow Apple (sebagai pembanding), bahwa merek Arrow
Apple pada celana dalam wanita yang diproduksi saksi Alina Mona tersebut,
saksi Alina Mona, Lidya Puspitawaty, Roslita Br. Simamora dan barang bukti
berupa 1 (satu) lusin celana dalam wanita merek Newgrand yang diproduksi
98
dan diperdagangkan oleh Pemohon Kasasi, ciri-ciri dari merek Newgrand yang
Saksi ahli Ahmad Rifaldi, SH., M.Si. menerangkan bahwa setelah saksi
meneliti ada perbedaan antara celana dalam wanitadengan logo buah manggis,
sedangkan pada bahagian lainnya menerangkan bahwa setelah saksi ahli teliti
merek Arrow & Apple daftar Nomor IDM000238446 dan merek Arrow Apple
penggunaan lukisan buah apel, penggunaan merek kata apple dan penggunaan
Bahwa apalagi keterangan saksi ahli Ahmad Rifaldi, SH., M.Si. yang
menerangkan bahwa “setelah saksi ahli teliti dan melihat dengan diduga
mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek Arrow & Apple daftar
buah apel, penggunaan merek kata apple dan penggunaan unsur desain warna
hijau pada lukisan buah apel” tidak sesuai dengan fakta persidangan dari barang
bukti berupa 1 (satu) lusin celana dalam wanita merek Newgrand yang
99
Bahwa oleh karena itu, Judex Facti dalam menilai Pemohon Kasasi
telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“dibidang Merek” berdasar alat bukti yang tidak cukup lengkap dan keterangan
seorang saksi ahli Ahmad Rifaldi, SH., M.Si. yang saling bertentangan dan
tidak sesuai dengan fakta persidangan yang terungkap dari berupa 1 (satu) lusin
Bahwa oleh karena itu, Judex Facti telah salah menerapkan atau
demikian, nyata Judex Facti telah salah menerapkan atau melanggar hukum
sehingga putusan Judex Facti yang menyatakan Pemohon Kasasi telah terbukti
merek” tidak dapat dipertahankan lagi dan terdapat cukup alasan untuk
membatalkannya.
pidana yang dijatuhkan sudah sesuai dengan perbuatan Terdakwa yang telah
secara tanpa hak menggunakan merek Newgrand dengan logo buah manggis.
yang sama pada pokoknya dengan merek Terdaftar milik orang lain untuk
dalam wanita dengan merek Newgrand yang tidak terdaftar dengan ciri-ciri :
barang yang sama dengan merek terdaftar milik saksi Alina Mona dan Hendrik
Ryo Leong dengan ciri-ciri : Bergambar/logo buah apel; Terdapat tanda panah
mengarah ke apel; Bertuliskan kata Arrow Apple; Berwarna hijau dasar putih;
pemegang merek.
Facti salah menerapkan hukum, tidak dapat dibenarkan sebab dalam putusan
Judex Facti telah dipertimbangkan dengan tepat dan benar bahwa Terdakwa
bersalah melakukan tindak pidana “di bidang merek”. Lagi pula alasan-alasan
dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan pada tingkat kasasi
hanya berkenaan dengan tidak diterapkan suatu peraturan hukum atau peraturan
Tahun 1981).
Terdakwa telah ada perdamaian dan korban pemegang merek telah memaafkan
oleh karenanya lebih tepat kepada Terdakwa dijatuhi pidana denda yang
putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum
dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana, maka kepada Pemohon Kasasi II/
Terdakwa harus dibebani untuk membayar biaya perkara pada tingkat kasasi;
MENGADILI
Menyatakan Terdakwa Ridha Wahyuni alias Ayu telah terbukti secara sah
tanpa hak menggunakan merek yang sama dengan merek terdaftar pihak
1) 1 (satu) lusin celana dalam wanita merk Newgrand dengan logo buah
dimusnahkan;
2) 1 (satu) lusin celana dalam wanita merk Arrow Apple warna hijau dasar
4) 1 (satu) lembar surat kuasa dari Hendrik Ryo Leong tanggal 1 Februari
2013;
membayar biaya perkara pada tingkat kasasi ini sebesar Rp2.500,00 (dua ribu
Mahkamah Agung pada hari Kamis, tanggal 12 Mei 2016 oleh Dr. H.M.
Syarifuddin, S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah
Agung sebagai Ketua Majelis, Sumardijatmo, S.H., M.H. dan Desnayeti M.,
S.H., M.H., Hakim- Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam
sidang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga oleh Ketua Majelis
Hutagalung, S.H., M.H., Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon
berkas perkara;
C. Analisis
Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang merek dan indikasi geografis, maka dalam
Undang-undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek. Untuk itu pada bagian ini
pidana tanpa hak menggunakan merek yang sama dengan merek terdaftar pihak
diatur dalam Pasal 91 Undang-undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek yang
Merek yang sama pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak
Juni 2012 sampai dengan Desember 2012 bertempat di rumah Terdakwa di Jalan
Jermal XI Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Terdakwa telah
(Toko Ayu) yang bertempat di lantai I Pusat Pasar Sentral Medan, hingga kemudian
pada hari Senin tanggal 4 Februari 2013 datanglah saksi Lidya Puspitawaty dan
saksi Roslita Br. Simamora ke Toko Ayu dan kemudian membeli 1 (satu) lusin
106
celana dalam merek Newgrand bergambar buah manggis berwarna hijau dasar
putih dengan harga Rp38.000,00 (tiga puluh delapan ribu rupiah) yang ternyata
setelah diperhatikan celana dalam merek Newgrand logo buah manggis tersebut
bukanlah hasil produksi Arrow & Apple atau Arrow Apple, akan tetapi merek yang
terdapat pada celana dalam tersebut memiliki persamaan dengan merek Arrow &
Apple atau Arrow Apple yang terdapat pada celana dalam yang diproduksi oleh
saksi Alina Mona dan Shally Ryo sebagai pemilik merek Arrow & Apple dan
Arrow Apple berdasarkan Perjanjian Lisensi dengan Hendrik Ryo Leong sesuai
dengan Akta Perjanjian Lisensi Nomor 22 tanggal 11 Juni 2010 yang diterbitkan
Pemalsuan Merek yang dilakukan oleh Terdakwa dan berkurang pula keuntungan
yang diterima oleh Korban. Selain itu Konsumen juga dirugikan karena membeli
barang tidak sesuai dengan Kualitas Produk yang Asli dan Konsumen tidak tahu
lebih tepat kepada Terdakwa dijatuhi pidana denda yang besarnya sebagaimana
Wahyuni alias Ayu telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana ”dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama
denda sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila
denda tersebut tidak dibayar maka kepada Terdakwa dikenakan pidana pengganti
berupa pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan; putusan yang dijatuhkan terlah di
kecurangan dalam perdagangan maka dari itu putusan yang di jatuhkan sebagai
kuasa mempertimbangkan keputusan diluar dari UUD yang berlaku, di lihat dari
A. Kesimpulan
dalam Pasal 91 yang menyatakan barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak
menggunakan merek yang sama pada pokoknya dan tanpa hak menggunakan
merek yang sama untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/
Merek dan Desain Industri yaitu sebagaimana diatur dalam Pasal 90 yang
menyatakan bahwa barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunkan
merek yang sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak
tersebut sebagaimana dalam kasus yang penulis kaji dimana Ridha Wahyuni
alias Ayu telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
108
109
pidana dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama dengan
2. Penerapan sanksi pidana bagi pelaku tindak pidana dengan tanpa hak
menggunakan merek yang sama dengan merek terdaftar pihak lain untuk di
bersifat kecurangan dalam perdagangan maka dari itu putusan yang dijatuhkan
B. Saran
1. Agar delik aduan yang diatur dalam Pasal 90 sampai dengan Pasal 95