Teori Spritualitas
Teori Spritualitas
Abstract
This article was written based on research on the Role of Spirituality in Increasing Resilience in Resident Drugs at
Pondok Pesantren Inabah XX Tasikmalaya. This study used qualitative descriptive method. The approach is
psychological-spiritual. The point of the argument from this study, to know the extent to which the role of
spirituality can affect the level of resilience in drug residents in following the spiritual-based rehabilitation. From
this study it was found that drug residents were able to increase resilience when attending spiritual-based
rehabilitation.
Keywords:
Spirituality; resilience; resident drugs
__________________________
Abstrak
Artikel ini ditulis berdasarkan penelitian tentang Peran Spiritualitas Dalam Meningkatkan Resiliensi Pada Residen
Narkoba di Pondok Pesantren Inabah XX Tasikmalaya. Kajian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Adapun pendekatannya adalah psikologis-spiritual. Pokok argumentasi dari kajian ini, mengetahui sejauh mana
peran spiritualitas dapat mempengaruhi tingkat resiliensi pada residen narkoba dalam mengikuti kegiatan rehabilitasi
berbasis spiritual . Dari kajian ini ditemukan bahwa residen narkoba mampu meningkatkan resiliensi ketika
mengikuti kegiatan rehabilitasi berbasis spiritual.
Kata Kunci:
Spiritaulitas;reseliensi;residen narkoba.
__________________________
1 2
Budi Waseso, Presentase Korban Penyalahgunaan Mardani, Penyalahgunaan Narkoba ( Dalam Prespektif
Narkoba Tahun 2017, TV One, 12 Juni 2017 pukul Hukum Islam Dan Hukum Pidana Nasional) (Jakarta:
16:39 . PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 11 .
Diky Permana Peran Spiritualitas Dalam Meningkatkan
Resiliensi Pada Residen Narkoba
Menurut konselor adiksi yang ada untuk orang-orang khusus seperti residen
dirumah damping, permasalahan lain narkoba.6
muncul ketika para residen narkoba ini Maka dari itu pada dasarnya hal-hal
menghadapi dua tantangan terbesar yaitu yang mampu membentuk resilensi masih
Relapse dan stigma negatif dari bersifat umum, mengapa? karena penelitian
3
masyarakat. Masalah ini tentu menjadi hal tentang resilensi hanya memaparkan
yang amat penting bagi residen narkoba. bagaimana membentuk resilensi dengan
Menurut kamus narkoba (BNN, 2006) tujuh kemampuan tersebut tanpa
relapse adalah mantan pengguna narkoba menjelaskan secara detail bagaimana
yang sempat “bersih” namun kembali ketujuh kemampuan tersebut dapat dilatih
mengkonsumsi narkoba. Fenomena ini dalam kehidupan sehari-hari. Maka, ketika
sering terjadi karena selama apapun mantan manusia sedang menghadapi sebuah
pecandu narkoba berhenti masalah yang amat rumit dan mengalami
menyalahgunakan narkoba, potensi relapse tekanan dalam hidupnya, hal yang harus
tetaplah tinggi.4 Disisi lain stigma negatif diperhatikan bukan hanya mengenai
masyarakat merupakan ujian yang harus masalah psikologisnya tetapi juha
dihadapi oleh mantan pecandu narkoba, kemampuan spiritualitas berperan penting.
karena jika residen tidak kuat dalam Tanpa adanya spiritualitas dan dalam diri
menghadapi tekanan dalam hidupnya, manusia, maka hidupnya akan terasa hampa
kemungkinan besar akan mengalami dan kosong, mereka akan mengalami
gangguan emosi atau bahkan hilangnya keterpurukan saat menghadapi masalah
kepercayaan diri untuk sembuh. yang menekan psikologisnya , dan yang
Dalam ilmu psikologi, seseorang yang lebih fatal lagi,manusia akan kehilangan
sedang menghadapi tekanan dan makna hidup.
kemalangan hidup serta mampu Spiritualitas merupakan kebangkitan
menghadapinya dengan mantal yang kuat atau pencerahan diri dalam mencapai tujuan
disebut dengan Resiliensi. Sagor dan makna hidup selain itu spiritualitas juga
memaparkan bahwa yang dimaksud dengan merupakan bagian esensial dari keseluruhan
resiliensi adalah kumpulan atribut yang ada kesehatan dan kesejahteraan seseorang.
pada seorang individu dengan kekuatan dan Berbeda dengan Religiusitas, religiusitas
ketabahan untuk menghadapi hambatan merupakan praktik dari prilaku tertentu
besar yang mengikat kehidupanya.5 yang dihubungkan dengan kepercayaan
Menurut Reivich dan Shatte, ada tujuh yang dinyatakan oleh institusi tertentu dan
kemampuan yang membentuk resiliensi, dianut oleh anggota-anggotanya. Maka dari
yaitu regulasi emosi, pengendalian impuls, itu dalam agama memiliki aspek iman,
optimisme, empati, analisis penyebab komunitas dan kode etik.7 Keterkaitan
masalah, efikasi diri, dan reaching out. antara spiritualitas dan religiusitas terletak
Namun hampir tidak ada satupun individu pada manfaat yang lebih integral.
yang secara keseluruhan memiliki tujuh Contohnya saja dalam ibadah kepada Allah
kemampuan tersebut dengan baik apalagi SWT berupa sholat. Sholat lima waktu
merupakan kewajiban bagi seluruh umat
muslim, karena dengan sholat menunjukan
kepatuhan terhadap perintah Allah, itulah
3
Muhammad Ikhsan (Konselor adiksi), wawancara oleh nilai religiusitasnya. Namun, disisi lain
Diky Permana, Rumah Damping, Tanggal 7 November
2017
4 6
BNN, Kamus Narkoba Istilah-Istilah Narkoba Dan A Reivich, K & Shatte, The Resilience Factor: 7 Keys
Bahaya Penyalahgunaannya (Jakarta: Badan Narkotika to Finding Your Inner Strength and Overcoming Life’s
Nasional Republik Indonesia, 2006), 13. Hurdles (New York: Broadway Books, 2002), 33.
5 7
Hamid Patalima, Resiliensi Anak Usia Dini (Bandung: Tamami, Psikologi Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia,
Alfabeta, 2015), 53. 2011), 19.
optimis, analisis penyebab masalah, empati, Jika seseorang mampu menahan keinginan-
efikasi diri, dan reaching out.17 keinginan negatifnya maka secara langsung
dia mampu mengendalikan emosinya
dengan baik.
1. Regulasi emosi
Reivich & Shatte mendefinisikan
3. Optimis
regulasi emosi merupakan kemampuan
Reivich & Shattemenyatakan bahwa
tetap tenang dalam kondisi dibawah
individu yang resilien adalah individu yang
tekanan.18 Seseorang yang dapat
optimis.Individu yang resilien adalah
mengontrol emosinya maka ia akan
mereka yang mampu melakukan segala
terhindar dari gangguan fisik seperti darah
sesuatu denga berpikir positif dan percaya
tinggi. Karena dalam bidang kesehatan,
diri, karena dalam aspek optimis terdapat
seseorang yang cepat marah dan mudah
kedua hal tersebut. Selain itu mereka juga
meluap emosinya akan mengidap penyakit
mempercayai bahwa kehidupan dapat
tersebut. Sedangkan dampak secara psikis
berubah menjadi lebih baik dimasa depan,
adalah timbul gangguan seperti timbulnya,
sehingga mereka menjadikan masalalu
stress, rasa iri dengki, tidak mau menerima
sebagai pelajaran yang berharga. Seseorang
masukan dari orang lain, dan sifat egonya
yang memiliki sifat optimis akan mampu
lebih tinggi. Selain itu, seseorang yang
menyelesaikan masalah dalam hidupnya.
tidak mampu mengontrol emosi akan
Baginya masalah merupakan proses
dijauhi oleh lingkungan sosial.
pematangan diri agar menjadi lebih kuat.20
2. Pengendalian implus
4. Analisis penyebab masalah
Pengendalian implus merupakan
Analisis penyebab masalah merupakan
kemampuan individu dalam mengendalikan
kemampuan individu dalam
keinginan, dorongan, dan tekanan yang
mengidentifikasi penyebab masalah secara
muncul dari dalam diri seseorang.19 Yang
akurat.21 Hal ini amat penting dalam
dimaksud dengan keinginan dan dorongan
membentuk resilien seseorang.Jika individu
tersebut adalah sesuatu yang bersifat
tidak mampu menganalisa akar dan
negatif. Terkadang seseorang
penyebab masalah secara tepat maka
menginginkan sesuatu dengan tujuan yang
dirinya akan melakukan kesalahan yang
tidak baik dan bersifat destruktif, sehingga
sama.Seseorang yang mampu menganalisa
ia tidak akan berpikir jangka panjang dan
masalahnya secara otomatis mampu
memikirkan konsekuensi yang akan terjadi
mengintrospeksi dirinya.Analisis penyebab
pada dirinya dan juga lingkunganya.
masalah berhubungan dengan mind-set
Seseorang yang mampu menahan
(pola pikir) seseorang.
keinginan-keinginan yang negatif mampu
Individu yang terlatih dalam
melati sikap sabar.Selain itu akal sehatnya
menganalisa masalahnya, maka ia akan
mampu dilatih untuk berpikir jangka
mampu mengambil setiap pelajaran dari
panjangnya. Hubungan antara regulasi
berbagai masalah tersebut, sehingga
emosi dan implus control sangatlah besar.
kualitas hidupnya akan meningkat.
5. Empati
17
A Reivich, K & Shatte, The Resilience Factor: 7 Keys
to Finding Your Inner Strength and Overcoming Life’s
Hurdles (New York: Broadway Books, 2002) , 33.
18 20
Reivich K & Shatte A, The Resilience Factor: 7 Keys Reivich, K & Shatte, A , The Resilience Factor: 7
to Finding Your Inner Strength and Overcoming Life’s Keys to Finding Your Inner Strength and Overcoming
Hurdles , 36. Life’s Hurdles , 40.
19 21
Reivich, K & Shatte, A. The Resilience Factor: 7 Keys Reivich, K & Shatte, A , The Resilience Factor: 7
to Finding Your Inner Strength and Overcoming Life’s Keys to Finding Your Inner Strength and Overcoming
Hurdles , 39. Life’s Hurdles, 41.
pada individu yang memiliki akhlak yang Reivich dan Shatte (2002:44) individu yang
buruk. Akhlak yang buruk dapat resilien adalah individu yang mempu untuk
mendorong seseorang dalam melakukan memahami perasaan dan pikiran orang lain.
keinginan-keinginan negatif , salah satunya Hal itu senada dengan pengertian alturisme
adalah menyalahgunakan narkoba. Maka dalam dimensi spiritualitas. Sementara rasa
dari itu seseorang yang terjerat kasus persaudaraan akan membentuk hubungan
narkoba akan melahirkan akhlak yang yang harmonis serta dukungan positif
bersifat destruktif seperti mudah emosi dan antara individu dengan lingkunganya.
melakukan segala cara untuk mendapatkan Hubungan yang harmonis serta dukungan
barang haram tersebut. Kharisudin Aqib dari lingkungan akan menimbulkan
(2005:147) menyebutkan bahwa seorang hubungan kepercayaan yang disebut dengan
pecandu narkoba akan melakukan hal I Have. Dari hubungan kepercayaan
apapun tidak peduli benar atau salah, baik tersebut akan timbul perasaan, sikap, dan
atau buruk, halal atau haram. keyakinan dalam diri individu yang disebut
Dari pemaparan diatas dapat sebagai I Have (Grotberg 1995:16).
disimpukan bahwa kesucian hidup dapat Berdasarkan hasil penelitian, keadaan
mempengaruhi tingkat regulasi emosi dan alturisme pecandu narkoba sebelum
implus kontrol, maka butuh proses untuk menjalani proses rehabilitasi Di Inabah
menyucikan hidup dari kotoran yang sangatlah rendah. Terbukti hampir seluruh
bersifat duniawi. Proses tersebut menurut residen narkoba tidak pernah mengikuti
Kharisudin Aqib disebut dengan Tazkiyatun kemauan orang tua dan selalu
Nafs.25 Tazikiyatun nafs merupakan proses membangkang ketika dinasehati soal
penyucian jiwa melalui metode ibadah, hal penggunaan narkoba tanpa memperdulikan
ini di yakini dapat membersihkan keinginan perasaan orang tua. Alturisme yang rendah
negatif (hawa nafsu) dan gangguan emosi berdampak pada rasa empati yang begitu
pada pecandu narkoba. rendah terhadap orangtuanya, merasa tidak
Berdasarkan hasil penelitian, residen memiliki tempat untuk menyelesaikan
narkoba yang menjalani proses rehabilitasi masalah, dan merasa tidak disayangi oleh
di Pondok Pesantren Inabah XX mengalami orangtuanya. Namun stelah residen
perkembangan yang pesat dalam menjalani proses rehabilitasi. Sikap
mengendalikan emosi dan keinginan alturisme muncul dari lingkungan di Inabah
negatif. Hal tersebut ditandai dengan sebagai proses terbentuknya rasa
ketenangan jiwa dan kesabaran saat persaudaraan antar residen narkoba. Yang
melaksanakan ibadah yang begitu banyak kemudian saling mengingatkan dalam
serta berkurang atau bahkan hilangnya kebaikan dan merubah presepsi negatif
keinginan untuk kabur dari pesanteren tentang orangtua.
inabah dan kembali mengkonsumsi 3. Idealisme Dapat
narkoba. Meningkatkan Implus Control Dan
2. Alturisme Dapat Optimis
Meningkatkan Empati , Aspek I Idealisme dalam aspek spiritual sangat
Have, Dan Aspek I Am erat kaitanya dengan keyakinan terhadap
Alturisme adalah hadirnya rasa realitas transenden/Tuhan. Seseorang yang
persaudaraan dan keikut sertaan individu meyakini keberadaan dan kekuasaan Tuhan
dalam merasakan penderitaan orang lain. akan senantiasa melakukan apa yang
Dari pengertian tersebut terdapat aspek diperintahkan-Nya dan menjauhi segala
Empati sebagai salah satu syarat seseorang dilarang-Nya, dengan demikian seseorang
dalam meningkatkan resiliensi. Menurut akan melindungi dirinya dari hukum Tuhan
25
Kharisudin aqib, Inabah Jalan Kembali Dari
Narkoba, Stres Dan Kesunyian, 17.
muncul aspek positif seperti ikhlas, sabar, dirinya. Dalam diri seseorang terdapat
tentram dan bahagia . potensi positif, jika potensi itu
6. Kesadaran Akan Adanya dimanfaatkan dengan optimal maka disbeut
Penderitaan Dapat Meningkatkan reaching out (dalam bahasa resiliensi).
Implus Control Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata
Kesadaran akan adanya penderitaan residen narkoba sebelum menjalani proses
merupakan kesadaran yang didasari atas rehabilitasi mengalami kebingungan dalam
kebahagiaan akhirat sebagai puncak dari merencanakan hidupnya. Dampaknya
kebahagiaan. Pernyataan tersebut sesuai adalah perasaan bingung dalam memilih
dengan definisi zuhud. Zuhud adalah sikap jalan hidup dan memilih jalan pintas yang
menjauhi dunia dan isolasi terhadap keliru dengan menggunakan narkoba.
keramaian duniawi.28 Yang dimaksud Setelah residen narkoba menjalani proses
dengan menjauhi dunia adalah menjauhi rehabilitasi. Semua residen narkoba
keinginan-keinginan negatif berdasarkan memiliki misi hidup dengan merencanakan
hawa nafsu semata (Implus Control). Maka, berbagai macam hal seperti bekerja dan
seseorang yang mampu menyadari akan sekolah di lingkungan baru hingga
adanya penderitaan di dunia mampu menggunakan potensi harta untuk
mengendalikan keinginan negatif karena membangun tempat rehabilitasi seperti
kesadaran akan nilai kebahagiaan Pondok Pesantren Inabah XX.
matrealistik hanya sementara dan apabila 8. Kepuasan Spiritual Dapat
terus-menerus dikejar hanya menimbulkan Meningkatkan Regulasi Emosi Dan
penderitaan. Implus Control
Berdasarkan hasil penelitian, sebelum Menurut Elkins (1998) Seseorang
residen narkoba menjalani proses dengan spiritualitas yang tinggi tidak akan
rehabilitasi menganggap bahwa narkoba menemukan kepuasan dalam materi tetapi
merupakan penyelamat dari masalah kepuasan diperoleh dari pengalaman
bahkan menyebutkan bahwa narkoba sudah spiritual. Spiritualitas yang dimaksud
menjadi kebutuhan hidup meskipun mereka merupakan hasil dari pengamalan ibadah
menyadari dampak negatifnya. Pecandu yang dilakukan oleh para residen narkoba.
narkoba tidak mampu mengendalikan Setelah residen narkoba mampu
dorongan-dorongan yang kuat dalam menyucikan hidupnya dengan konsiten
prilaku destruktif seperti mencuri, menipu, beribadah maka ia akan menemukan
dan lain sebagainya demi mendapatkan kepuasan spiritual yang mempengaruhi
barang haram tersebut meskipun terikat pengendalian emosi dan keinginan negatif.
dengan hukum. Setelah residen narkoba Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata
menjalani proses rehabilitasi, timbul residen narkoba mengalami kepuasan batin
kesadaran akan bahaya narkoba dan setelah melakukan ibadah dengan konsiten.
menyadari bahwa narkoba merupakan Bahkan dapat menyembuhkan penyakit
perenggut kebahagiaan hidup yang harus yang disebabkan zat beracun dari narkoba.
dimusuhi oleh seluruh manusia. Selain itu, ibadah yang dilakukan sebanyak
7. Misi Hidup Dapat itu membentuk kepribadian sabar dan ikhlas
Meningkatkan Aspek Reaching Out sehingga manfaat psikologisnya berupa
Menurut Elkins (1998) Misi hidup regulasi emosi dan implus control yang
merupakan adanya tanggung jawab dan baik.
motivasi dalam merencanakan hidup. Tanpa 9. Hasil Dari Spiritualitas Dapat
perencanaan hidup seseorang tidak mampu Meningkatkan Aspek I Have, I Am,
mengoptimalkan potensi yang ada dalam Dan I Can
Hasil dari spiritualitas merupakan
perasaan ultimate dalam menjalani
28
Drs. Tamami, Psikologi Tasawuf, 135.
Aqib, D. K. (2005). INABAH “Jalan Kembali Tamami, D. (2011). Psikologi Tasawuf. Bandung:
Dari Narkoba,Stres,& Kesunyian Hati.” Pustaka Setia.
Surabaya: Pt. Bina Ilmu.
BNN. (2004). Pedoman Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba Bagi Pemuda.
Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik
Indonesia.
BNN. (2006). Kamus Narkoba Istilah-Istilah
Narkoba dan Bahaya Penyalahgunaannya.
Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik
Indonesia.
Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Elkins, D.N., Hedstrom, J., Hughes, L.L., Leaf,
J.A., & Saunders, C. (n.d.). Toward a
Humanistic phenomenological spirituality:
definition, description , and measurement.
Humanistic Psychology.
Henderson, G. (1995). A Guide to Promoting
Resilience in Children: Strenghthening The
Human Spirit. Netherlands: The Bernard van
Leer Foundation.