Anda di halaman 1dari 8

Hasil Karya Feature Writing

Disusun Oleh :

M. Ali Akbar

00000025973

Mata Kuliah : Feature Writing


Dosen :S amiaji Bintang Nusantara

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

TANGERANG

2019
a. kualitas ide/topik (10 poin);
b. tingkat kesulitan dan bukti
liputan (15 poin);
c. kualitas judul (10 poin);
d. kualitas lead atau teras
maupun intro dan plot (20
poin);
e. kualitas deskripsi dan gaya
bahasa khas feature (25 poin);
f. kecermatan berbahasa, antara
lain pada diksi, ejaan, dan frasa
(20 poin).

PENGARUH FASILITAS SEKOLAH TERDHADAP PSIKOLOGI ANAK

“Aku bukan lah superman,Aku juga bisa nanggis”


Suara merdu berasal dari nyanyian seorang anak manis di dekat lampu merah di
jalanan ibu kota. Ibu kota memang kelihatan nya indah tetapi kenyataan nya jauh dari kata
tersebut. Banyak orang dari desa melakukan urbanisasi ke ibu kota untuk mendapatkan hal
yang layak, termasuk membawa anak mereka agar mendapat pendidikan yang layak di
ibukota. Harapan hanya lah menjadi mimpi belaka saja anak yang ikut dibawa pun hanya
mendapat pendidikan yang seadanya saja tetapi tidak semua beruntung ada pula anak yang
tidak dapat mengenyam pendidikan sama sekali, ya...walaupun angka putus sekolah menurun
dari 2016-2018 sekitar 200.000 siswa atau hampir 30 persennya tetap saja hal ini harus tetap
diperhatikan.(sumber: kemendikbud.org).
Andri seorang wanita yang sudah hampir setengah abad tinggal di dunia ini sangat
gemar terhadap anak-anak,ia sangat concern terhadap pendidikan anak,ia membangun
sekolah bagi anak anak kecil di usia dini atau biasa kita tahu dengan sebutan PAUD. Ia
membangun sekolah bagi anak-anak ini bukanlah tanpa sebuah alasan, ada alasan besar
mengapa ia berani berkecimpung di bidang bisnis pendidikan dengan membangun sekolah
ini, kecintaan nya terhadap sosok anak kecil mendorong jiwa nya untuk membangun sekolah.
Berawal dari rumah kosong dan ingin menemani sang ibu,andri pun mulai memanfaatkan
rumah kosong tersebut agar menjadi tempat yang bermanfaat, dan akhirnya karena rasa
kesukaan nya terhadap sosok anak-anak itu juga, ia pun menjadikan rumah kosong tersebut
menjadi sebuah sekolah yang bernama TK Puri Ananda. Banyak suka duka selama andri
memulai bisnis di bidang pendidikan ini, karena memang ia sangat menyukai anak-anak ia
pun menganggap bertemu anak setiap hari menjadi sebuah kesengan sendiri bagi dirinya
ditambah lagi sosok anak-anak ini sering melontarkan pertanyaan pertanyaan yang unik dan
lucu-lucu itu suka nya ujar andri. Kemudian bukan berarti tidak ada duka nya walaupun
bukan duka secara langsung terhadap institusi yang ia bangun, tetapi terkadang ia suka
melihat orang tua yang rebutan anak sehingga membuat hati beliau ikut sedih.
“kadang tante suka sedih kalau lihat anak di rebutkan karena konflik orang tua nya, sampai
sampai nenek nya harus ikut turun tangan dalam menangani konflik tersebut”

“Sedih rasa nya anak harus ikut merasakan konflik diantara kedua orang tua nya, apalagi
anak anak tersebut masih kecil dan belum mengerti apa-apa” ujar andri.

Walaupun sekolah ini dibangun karena memanfaatkan tempat yang kosong dan
kecintaan andri terhadap anak-anak, tetapi sekolah ini memiliki fasilitas yang modern dan
kurikulum sesuai dengan standar pemerintah yang di atur oleh kemendikbud. Karena dengan
adanya fasilitas yang lengkap dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan anak itu
sendiri dalam membentuk karakter mereka.

Menurut Tiffany selaku seorang psikolog, pembentukan karakter seorang anak itu
bukan hanya berasal dari rumah saja ( orang tua), tetapi sekolah pun juga mempunyai peran
yang sama besarnya. Peran seperti apa, salah satu nya dengan fasilitas yang lengkap otomatis
sekolah akan memberikan pelajaran yang sangat baik untuk pembentukan karakter anak
tersebut, anak tersebut jadi semangat bersekolah kemudian motorik mereka juga akan
berkembang dengan baik dengan ada nya fasilitas yang memadai tersebut.

Tapi bagaimana dengan anak-anak jalanan atau anak anak yang hanya mampu
bersekolah di tempat yang seadanya bahkan dari segi fasilitas saja sekolah tersebut jauh dari
kata yan g layak, atau layak tapi hanya ala kadarnya saja?

Ibu Tini merupakan orang tua dari sahabat ku Nadya, ia merupakan ibu RT di
daerah terogong,jakarta selatan. Dirumah beliau yang tidak besar dan halaman yang tidak
begitu besar, beliau memanfaatkan halaman tersebut menjadi sebuah PAUD untuk anak-anak
yang kurang mampu di daerah tersebut, daerah tersebut bukan lah daerah kumuh tetapi
memang rata-rata penduduk yang tinggal disitu memiliki pendapatan yang tidak besar. Hanya
ada 4 pengajar di PAUD tersebut, murid nya terhitung banyak walaupun tidak sebanyak
seperti TK Puri Ananda milik Ibu Andri.

Ia mangganggap bahwa pendidikan itu sangat lah penting apalagi untuk anak-anak,
beliau mulai merubah halaman depan rumahnya menjadi tempat yang nyaman untuk anak-
anak belajar di PAUD tersebut, beliau menyediakan satu ayunan dan satu perosotan sebagai
tempat bermain bagi anak-anak PAUD tersebut, kemudian beliau juga menyediakan satu
sudut tempat di halaman nya tersebut kemudian beliau menjadikan tempat tersebut sebagai
ruang membaca bagi anak-anak. Di dalam ruang membaca tersebut hanya terdapat buku-buku
cerita anak-anak serta beberapa plastisin dan puzzle puzzle untuk anak-anak bermain.

Beliau mendirikan PAUD ini juga bukan tanpa alasan yang sepele, ia merupakan
sosok yang sama seperti andri yang sangat suka dengan anak-anak, banyak hal yang ia
ceritakan sepanjang PAUD ini berdiri mulai dari suka nya ia sering melihat senyum dan
semangat dari anak-anak ini ketika belajar dan bermain
“walaupun kadang suka teriak-teriak tapi bunda seneng denger nya” ucap tini yang selalu
dipanggil bunda oleh orang-orang.

Kemudian duka nya menurut tini adalah ketika orang tua dari anak-anak itu tidak
punya uang untuk bayar spp walaupun spp yang ditentukan di paud tersebutu sukarela
terkadang ada saja orangtua yang mengeluh sedang tidak punya uang, terkadang hal tersebut
membuat hati bunda sedih, sedih dalam artian bukan karna tidak mampu bayar sekolah nya
tapi sedih karena kasihan sekali nasib merek sampai tidak punya uang begitu ujar tini.

Walaupun fasilitas yang dimiliki PAUD ini tidak semodern TK yang dimilki oleh
andri tetapi tini menyampaikan bahwa anak-anak disini sangat menikmati proses belajar di
PAUD tersebut.
“ ya walaupun, fasilitas disini seadanya tapi mereka sering bilang ke bunda kalo mereka
seneng bisa belajar disini”
Ketika aku sedang berbincang dengan bunda kemudian ada sala satu anak yang menghampiri
bunda

“bundaa, aku mau main perosotan ya bun”


Kemudian bunda menjawab nya “iyaa nak,hati-hati ya pelan pelan naik tangga nya agak
licin”
Seperti itulah yang membuat tini senang melihat anak-anak yang semangat yang ceria
walaupun sebenarnya kalo dilihat secara visual PAUD ini biasa saja. Terkadang di PAUD ini
suka ada donatur yang selalu memberikan buku bacaan dan alat-alat tulis tetapi bunda tidak
ingin menyebutkan nya, karena permintaan dari donatur tersebut.

Kemudian saya bertanya kepada tiffany selaku psikolog bagaimana dengan anak-
anak yang bersekolah di tempat yang fasilitas nya kurang memadai bahkan ada beberapa
sekolah yang fasilitas nya jauh dari kata memadai, menurut tiffany sendiri sekolah yang
fasilitas nya kurang memadai atau mungkin tidak memadai bagi orang yang kurang mampu
mungkin tidak begitu penting, karena menurut sudut pandang tiffany sendiri orang-orang
yang kurang mampu tersebut tidak terfokuskan kepada fasilitas apa yang di dapat oleh anak-
anak nya di sekolah tetapi mereka lebih fokus kepada bagaimana anak mereka dapat
mengecam pendidikan dan mendapat ilmu yang lebih dari mereka,karena menurut tiffany
sendiri anak-anak yang bersekolah di tempat yang seadanya biasa nya orang tua mereka
hanya mengecam pendidikan paling tinggi hingga bangku SMA bahkan ada juga orang tua
yang tidak bersekolah dari kecil mereka sudah mulai bekerja membantu orang tua nya di
kampung.

Maka dari itu tiffany mengatakan bagi anak-anak yang kurang mampu asalkan anak
tersebut mampu bersekolah bagi orang tua mereka itu sudah cukup tanpa harus ada fasilitas
yang modern atau fasilitas yang memadai, karena yang terpenting anak tersebut bisa
membaca,menulis dan menghitung. Walaupun kita tahu bahwa dalam pendidikan usia dini
CALISTUNG tidak menjadi acuan utama nya.
Pada intinya adalah menurut tiffany fasilitas dari sebuah sekolah itu tidak begitu
berpengaruh terhadap anak itu sendiri,walaupun tadi dia berkata dengan fasilitas yang
lengkap maka anak akan lebih semangat belajar dan lebih cepat menarik motorik anak
tersebut dan membentuk karakter anak, tetapi ada pengecualian menurut dia terkadang anak-
anak yang kurang beruntung akan lebih cepat pembentukan karakter nya walaupun fasilitas di
sekolah tersebut tidak memadai,kenapa demikian? Menurut tifanny sendiri anak yang berasal
dari keluarga yang kurang mampu atau berekonomi rendah biasa mereka lebih cepet
termotivasi di banding anak-anak yang beruntung kenapa demikian, terkadang mereka selalu
mempunyai cita-cita yang tinggi atau semangat belajar yang tinggi dibanding kan dengan
anak-anak yang dapat fasilitas yang memadai.

Pada intinya dari kedua tokoh tersebut kita dapat mempelajari banyak hal, bahwa
dari hal yang kecil seperti suka terhadap anak-anak atau senang terhadap anak kecil dapat
berubah menjadi suatu hal yang besar, seperti kedua tokoh tersebut. Walaupun sekolah yang
mereka miliki jauh berbeda seperti andri yang memiliki sekolah dengan fasilitas dan
pengajar yang bagus dan modern atau seperti tini yang memilki sekolah walaupun sederhana
tetapi dapat membentuk karakter dari anak anak yang bersekolah di tempat tersebut. Tetapi
kita harus melihat tujuan mereka, mereka memiliki tujuan yang sama-sama baik yaitu ingin
membuat anak-anak di Indonesia ini dapat merasakan pendidikan yang layak dapat
merasakan bagaimana rasa nya mengenyam pendidikan.

Bagi anak-anak yang belum beruntung merasakan bagaimana rasa nya bersekolah
atau menimba ilmu di sekolah jangan berkecil hati, karena dengan mimpi yang tinggi serta
kemauan untuk belajar dimana saja, pasti nanti nya akan menemukan jalan nya sendiri,
intinya selalu semangat dan jangan berkecil hati.

Untuk pemerintah terutama kemendikbud walaupun angka putus sekolah dari 2016-
2018 sudah menurun tetapi hal ini juga harus di jadikan concern bagaimana cara membuat
seluruh anak-anak di negri ini dapat merasakan bagaimana rasa nya bersekolah karena saya
yakin jika anak-anak ini bersekolah dengan layak tanpa harus ada dulu sosok andri atau tini
saya yakin pasti anak-anak ini akan menjadi penerus bangsa yang nanti nya akan memajukan
bangsa ini jika mendapat pendidikan yang layak dan fasilitas yang baik dari pemerintah.
Karena motivasi anak-anak ini saya yakin pasti sangat lah besar dalam bersekolah jadi
pemerintah harus benar-benar memperhatikan hal tersebut dengan sebaik baiknya.

Anda mungkin juga menyukai