Anda di halaman 1dari 13

KONSEP LIKUIDITAS

(Tugas Pengganti Ujian Akhir Semester)

Disusun oleh :

Rizki Pratama Effendi


1021040156
Semester : V / C

JURUSAN EKONOMI ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
BANDAR LAMPUNG
LAMPUNG
2013
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb…

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini

dengan materi KONSEP LIKUIDITAS. Materi kami ini bersumber dari berbagai

sumber bacaan yang Insya Allah tersusun dengan ringkas dan mudah untuk difahami

dan dimengerti.

Dan dengan segala kerendahan hati, kami juga menyadari bahwa makalah ini

masih belum sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

berbagai pihak sangat diharapkan.

Akhirnya, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kami khususnya

dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb…

Bandar Lampung, 8 januari 2013

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana layaknya suatu perusahaan yang secara berkala perlu melakukan

analisis kinerja perusahaan tersebut. Demikian pula halnya dengan bank melakukan

analisis untuk mengetahui kondisi usaha saat ini dan sekaligus untuk memudahkan

dalam menentukan kebijakan bisnisnya untuk masa yang akan datang. Analisis

kinerja ini dilakukan meliputi seluruh aspek, baik operasional maupun non

operasional bank tersebut. Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengetahui

kinerja suatu bank, salah satunya dengan penilaian tingkat kesehatan bank. Penilaian

kesehatan bank ini mencakup financial aspect serta non financial aspect.

Berkaitan dengan hal tersebut, bank tentu harus dapat memperlihatkan tingkat

kesehatan usahanya secara maksimal. Maksimalnya tingkat kesehatan bank akan

berdampak pada kemampuan bank dalam menjalankan kegiatan operasional

perbankan secara normal sekaligus dapat memenuhi semua kewajiban secara baik

sesuai peraturan yang berlaku sehingga bank tetap dapat bertahan dan terus

berkembang di tengah persaingan bisnis perbankan yang semakin ketat.


B. Rumusan Masalah

Yang akan dibahas pada makalah ini, yang mengacu pada judul adalah :

1. Definisi Likuiditas

2. Rasio Likuiditas

3. Fungsi likuiditas pada Bank

C. Tujuna

Member tahu tentang konsep likuiditas secara rinci, untuk mengaplikasikan ke

sebuah lembaga keuangan atau perusahaan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Likuiditas

Masalah likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dipenuhi. Perusahaan

yang mampu memenuhi segala kewajiban keuangan jangka pendeknya tepat waktu

digolongkan sebagai perusahaan yang likuid. Sebaliknya perusahaan yang tidak

mampu memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya tepat waktu berarti

perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid.

Mengacu pada pendapat Lawrence J. Gitman (2006) memberikan definisi likuiditas

sebagai berikut :

”The liquidity of a firm is measured by its ability to satisfy its short-term obligations

as they come due.”

Sedangkan menurut Munawir (2004) mengemukakan definisi likuiditas sebagai

berikut :
”Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.”

Sementara itu mengacu pada pendapat Bambang Riyanto (2001), mendefinisikan

likuiditas adalah sebagai berikut :

”Likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi”

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa likuiditas

menunjukkan kemampuan dari perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya.

B. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

liabilitas jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan liabilitas jangka pendek

dengan sumber daya jangka pendek (atau lancar) yang tersedia untuk memenuhi

liabilitas tersebut. Dari rasio ini banyak pandangan ke dalam yang bisa didapatkan

mengenai kompetnsi keuangan perusahaan saat ini dan kemampuan perusahaan untuk

tetap kompeten jika terjadi masalah.1

Mengacu pada pendapat J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland yang

diterjemahkan oleh Jaka Wasana Kirbrandoko (1999) mengemukakan bahwa :

1
James C. Van Horner dkk, Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan, Jakarta : Salemba Empat, 2009,
hal. 167
”Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo.” Sedangkan mengacu pada

pendapat Bambang Riyanto (2001), mengemukakan bahwa : ”Rasio likuiditas adalah

rasio – rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan.”

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas

merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendek nya yang akan jatuh tempo. Dan untuk

menilai tingkat likuiditas suatu perusahaan, ada beberapa rasio yang dapat digunakan,

seperti berikut ini :

1. Rasio Lancar

Rasio yang paling umum yang digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja

suatu perusahaan adalah current ratio, yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar

dengan hutang lancar. Sedangkan menurut James C. Van Horne dan John M.

Wachowicz, jr. rasio lancar adalah perbandingan antara aset lancar dengan liabilitas

jangka pendek, dapat dilihat dangan rumus sebagai berikut.

𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 2

Faktor – faktor yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis rasio lancar menurut

munawir (2004) adalah :

a. Distribusi atau proporsi daripada aktiva lancar

2
James C. Van Horne dkk, opcit, hal. 167
b. Data trenddaripada aktiva lancar dan hutang lancar, untuk jangka waktu 5

tahun atau lebih dari waktu yang lalu.

c. Syarat yang diberikan oleh kreditor kepada perusahaan dalam mengadakan

pembelian maupun syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dalam

menjual barangnya,

d. Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar, sebab ada kemungkinan

perusahaan mempunyai saldo piutang yang cukup besar tetapi piutang

tersebut sudah lama terjadi dan sulit ditagih sehingga nilai realisasinya

mungkin lebih kecil dibandingkan dengan yang dilaporkan,

e. Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar, kalau nilai persediaan semakin

turun (deflasi) maka aktiva lancar yang besar (terutama ditunjukkan dalam

persediaan) maka tidak menjamin likuiditas perusahaan,

2. Rasio Cepat

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

– kewajibannya dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan

persediaan, Persediaan tidak diperhitungkan karena persediaan memerlukan waktu

yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas. Hal ini berarti aktiva lancar yang

dimaksud berupa kas dan piutang.

Rasio ini lebih mengukur kemampuan perusahaan yang sesungguhnya untuk

memenuhi hutang – hutang tepat pada saatnya. Rasio Cepat (Quick Ratio) lebih tajam
daripada current ratio, karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid

(mudah dicairkan atau mudah diuangkan) dengan hutang lancar. Jika current ratio

tinggi tetapi quick ratio rendah, menunjukkan adanya investasi yang sangat besar

dalam persediaan. Karena hal tersebut, maka dalam penelitian ini penulis

menggunakan quick ratio sebagai rasio yang mengukur tingkat likuiditas perusahaan.

Quick Ratio yang dianggap baik adalah quick ratio diatas 100%, karena setiap Rp.1

kewajiban lancarnya dapat dijamin dengan kas dan piutang lebih dari Rp.1.

Rumus untuk rasio cepat adalah :

𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛


𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡
𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

3. Cash Ratio

Cash ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa

segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Aktiva lancar yang bisa segera

menjadi uang kas adalah efek atau surat berharga.

Dapat dilihat dengan rumus :

𝑘𝑎𝑠 + 𝑒𝑓𝑒𝑘
𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
C. Fungsi Likuiditas Bank

Likuiditas bank sangat penting karena besar likuiditas wajib minimum (LWM)

atau giro wajib minimum (GWM) bank telah di tetapkan Bank Indonesia selaku bank

sentral.

Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2007:95), fungsi likuiditas wajib minimum

(LWM) atau giro wajib minimum (GWM) bank antara lain:

1. Untuk memenuhi ketetapan Bank Indonesia.

2. Untuk jaminan pembayaran pencairan tabungan masyarakat.

3. Untuk mempertahankan agar bank tetap dapat mengikuti kliring.

4. Untuk memperkuat daya tahan dalam menghadapi persaingan antar bank.

5. Untuk menentukan tingkat kesehatan bank.

6. Merupakan salah satu alat kebijaksanaan moneter pemerintah utnuk

mengatur jumlah uang beredar.

7. Sebagai salah satu alat otoritas moneter dalam menstabilkan nilai tukar

uang.

8. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank.


Menurut Sinkey (2000:20), ada lima fungsi utama likuiditas bank yaitu :

1. Mampu memberikan rasa aman kepada para nasabah deposan, penabung, girant,

maupun kreditor lainnya. Fungsi utama likuiditas adalah jaminan bahwa uang yang di

simpan/di pinjamkan kepada bank dapat di bayar kembali oleh bank pada saat jatuh

tempo. Oleh karena itu, sepanjang bank tersebut di nilai mempunyai likuiditas tinggi,

pemilik dana tidak akan ragu-ragu menempatkan/menyimpan uangnya di bank

tersebut.

2. Menjamin tersedianya dana bagi setiap pemohon kredit yang telah di setujui. Pada

dasarnya bank melakukan bisnis dengan nasabah, jika bank menolak untuk

menyediakan dana atas permohonan kredit yang telah di setujui, mungkin debitor

akan lari ke bank lain.

3. Mencegah penjualan asset secara terpaksa, apabila dalam posisi likuid cukup berat

bank tersebut mungkin tidak dapat memperpanjang pinjaman yang di terima dari

bank lain. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan terpaksa

menjual surat berharga yang umum dengan harga rendah.

4. Menghindarkan diri dari kewajiban membayar suku bunga yang tinggi atas dana

yang di peroleh di pasar uang. Pemilik dana akan menganggap bahwa menempatkan

dana pada bank beresiko tinggi.

5. Menghindarkan diri dari penggunaan fasilitas discount window secara terpaksa.

Semakin sering suatu bank menggunakan fasilitas discount window, semakin tidak

bebas manajemen bank tersebut menentukan dan melaksanakan kebijakan usahanya.


BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas saya dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. analisis likuiditas untuk mengetahui kondisi usaha saat ini dan sekaligus

untuk memudahkan dalam menentukan kebijakan bisnisnya untuk masa yang

akan datang.

2. Maksimalnya tingkat kesehatan bank akan berdampak pada kemampuan bank

dalam menjalankan kegiatan operasional perbankan secara normal sekaligus

dapat memenuhi semua kewajiban secara baik sesuai peraturan yang berlaku

sehingga bank tetap dapat bertahan dan terus berkembang di tengah

persaingan bisnis perbankan yang semakin ketat.

3. Rasio likuiditas yang ada dalam makalah ini adala :

a. Rasio lancar

b. Rasio cepat

c. Cash rasio
DAFTAR PUSTAKA

C.Van Horne James dkk, Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan, salemba

empat, Jakarta, 2009.

http://mypdfdownload.info/files/Jurnal

Anda mungkin juga menyukai