Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

“BLIGHTED OVUM” (BO)

Disusun oleh :

Fatikhah Mei Asmi

Profesi Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Islam Sultan Agung

Semarang

2014/2015
A. Pengertian
Blighted ovum atau BO adalah kehamilan tanpa dijumpai adanya
pertumbuhan embrio. (Dr. Andon Hestiantoro, SpOG (K). 2008)
Blighted Ovum adalah kehamilan tanpa janin (anembryonic pregancy), jadi
cuma ada kantong gestasi (kantong kehamilan) dan air ketuban saja. (Hanifa W. 2006)
Blighted Ovum adalah kehamilan dimana embrio tidak berkembang normal
semestinya dan menyebabkan kehamilan kosong dan hanya ada air ketuban saja.
(Mochtar R. 2008)

B. Penyebab
1. Kelainan kromosom pada saat proses pembuahan sel telur dan sel sperma (kualitas
sel telur yang tidak bagus.)
2. Infeksi dari torch, kelainan imunologi dan penyakit diabetes dapat ikut
menyebabkan terjadinya blighted ovum
3. Faktor usia
4. Semakin tinggi usia suami atau istri, semakin tinggi pula peluang terjadinya
blighted ovum.

C. Tanda dan Gejala


Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala dantanda-
tanda mungkin termasuk:
 Periode menstruasi terlambat
 Kram perut
 Minor vagina atau bercak perdarahan
 Tes kehamilan positif pada saat gejala
 Ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan
perdarahan
 Hampir sama dengan kehamilan normal

D. Adaptasi Fisiologi / Patofisiologi


Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu
sperma. Namun dengan berbagai penyebab (diantaranya kualitas telur/sperma yang
buruk atau terdapat infeksi torch), maka unsur janin tidak berkembang sama sekali.
Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam didalam rahim lalu rahim yang berisi hasil
konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal pada indung telur dan otak sebagai
pemberitahuan bahawa sudah terdapat hasil konsepsi didalam rahim. Hormon yang
dikirimkan oleh hasil konsepsi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala kehamilan
seperti mual, muntah dan lainya yang lazim dialami ibu hamil pada umumnya.

E. Penatalaksanaan
1. Jika telah di diagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil konsepsi
dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa untuk memastikan apa penyebab blighted ovum
lalu mengatasi penyebabnya .
2. Jika karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian ini tidak berulang.
3. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil
sungguhan.
4. Lebih penting adalah trauma mental untuk pasangan. Hal ini membutuhkan konseling dan
meyakinkan mereka bahwa proses ini sangat umum.
5. Menghindari kehamilan selama 2 bulan dan dapat mencoba lagi. Tidak perlu menunggu sangat
lama.Umumnya sel telur blighted adalah kejadian acak dan kemungkinan pengulangan cukup kurang.

F. Fokus Pengkajian Keperawatan


1. Data Demografi
a. Identitas klien meliputi : nama, uumr, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat,
status perkawinan
b. Data umum kesehatan meliputi: tinggi badab, berat badan, masalah kesehatan
khusus, obat-obatan.
c. Perdarahan, haid terakhir dan pola siklus haid
2. Pemeriksaan fisik umum
3. Keadaan umum, TTV, jika keadaan umum buruk lakukan resusitasi dan stabilisasi
segera.
4. Pemeriksaan genikologi
Ada tidaknya tanda akut abdomen jika memungkinkan, cari sumber perdarahan,
apakan dari dinding vagina atau dari jaringan servik.
5. Jika diperlukan ambil darah untuk pemeriksaan penunjang
6. Pemeriksaan vaginal touche: bimanual tentukan besat dan letak uterus, tantukan
juga apakah satu jari pemeriksa dapat dimasukkan kedalam ostium dengan mudah
atau tidak.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan
2. Ansiatas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
3. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan kuretase

H. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Rencana Tindakan


No Rasional TTD
Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
1. Intoleransi Setelah dilakukan
1. Monitor vital sign1. Mengetahui
aktifitas b.d. tindakan sebelum dan sesudah perubahan pola
kelemahan keperawatan latihan dan lihat respon aktifitas yang
umum selama 3x24 jam, pasien saat latihan terjadi pada
masalah 2. Monitor lokasi pasien
keperawatan ketidaknyamanan /
intoleransi nyeri selama gerakan
aktifitas teratasi atau aktifitas 2. Mengetahui
dengan indikator:3. Kaji kemampuan faktor penyebab
1. Klien mampu pasien dalam aktifitas intoleransi
menunjukkan 4. Latih pasien dalam aktifitas dan
kemampuan pemenuhan kebutuhan menentukan
berpindah ADL secara mandiri intervensi dengan
2. Klien sesuai kebutuhan tepat
menunjukkan 5. Dampingi dan bantu3. Mengetahui
kemampuan pasien saat mobilisasi sejauh mana
ambulasi : dan bantu pemenuhan batasan aktifitas
berjalan/kursi kebutuhan ADL pasien
roda 6. Berikan alat bantu4. Mengoptimalkan
3. Tidak terdapat bila pasien kemampuan
adanya tanda dan membutuhkan pasien dalam
gejala gangguan
7. Ajarkan bagaimana aktifitas
sirkulasi akibat merubah posisi dan
aktifitas yang berikan bantuan bila
terbatas diperlukan 5. Memberikan rasa
aman pada pasien
saat melakukan
aktifitas dan
meningkatkan
rasa percaya diri
pasien
6. Menurunkan
resiko terjadinya
cidera
7. Menghindari
terjadinya cidera
dan melancarkan
sirkulasi darah
dalam tubuh

Diagnosa Rencana Tindakan


No Rasional TTD
Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
2. Ansietas b.d. Setelah 1. Gunakan pendekatan1. Membina
perubahan dilakukan yang menyenangkan hubungan saling
status tindakan percaya guna
kesehatan keperawatan mendapatkan
selama 2x24
2. Pahami perspektif informasi adekuat
jam, masalah pasien terhadap stress yang dibutuhkan
keperawatan perawat
cemas teratasi
3. Temani pasien untuk2. Penilaian
dengan memberikan kemanan seseorang
indikator: terhadapt stres
1. Klien
4. Berikan informasi dan mekanisme
menunjukkan adekuat mengenai kopingnya tidak
kecemasan diagnosis, tindakan dan selalu sama
berkurang prognosis 3. Faktor dukungan
2. Secara verbal moral dapat
klien membuat pasien
mengatakan 5. Dorong keluarga merasa aman dan
cemas dapat untuk menemani pasien menurunkan
teratasi pada kecemasan
level yang dapat 4. Informasi
ditangani oleh
6. Bantu pasien adekuat akan
pasien sendiri mengenali situasi yang membuat pasien
menimbulkan ikut berpartisipasi
kecemasan dalam tindakan
keperawatan dan
7. Instruksikan pasien menurunkan
menggunakan teknik tingkat
relaksasi kecemasan pasien
5. Menghindari
perilaku isolasi
sosial karena
faktor perubahan
kondisi tubuh dan
kesehatan dan
meningkatkan
rasa aman pasien
6. Pengetahuan
yang adekuat
sehingga pasien
mampu memilih
mekanisme
koping yang tepat
terhadap stress
7. Relaksasi pikiran
menstimulasi
rangsang saraf
agar menjadi
tenang dan rileks
Diagnosa Rencana Tindakan
No Rasional TTD
Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
3. Risiko infeksi Setelah 1. Bersihkan lingkungan
1. Mencegah
b.d prosedur dilakukan atau alat-alat setelah invasi bakteri di
pembedahan tindakan dipakai oleh pasien sekitar
(kuretase) keperawatan 2. Instruksikan lingkungan pasien
selama 3x24 pengunjung untuk
jam, masalah mencuci tangan2. Mencegah
keperawatan sebelum dan sesudah terjadinya
risiko infeksi menengok pasien penyebaran
teratasi dengan
3. Cuci tangan sebelum infeksi
indikator: dan sesudah tindakan nosokomial
1. Tidak keperawatan
didapatkan 3. Mencegah
tanda terjadinya
4. Gunakan universal terjadinya
infeksi precaution / APD penyebaran
2. Tidak selama kontak dengan bakteri baik bagi
didapatkan kulit yang luka pasien maupun
fatigue kronis 5. Tingkatkan intake perawat
3. Temperatur nutrisi dan cairan 4. Sebagai standar
badan sesuai
6. Observasi dan prosedur tindakan
yang diharapkan laporkan tanda dan dan mencegah
dengan interval gejala infeksi seperti invasi bakteri
36,5⁰C – 37,5⁰C kemerahan, panas, dan5. Nutrisi adekuat
nyeri meningkatkan
7. Kaji temperatur tiap 4 kesembuhan luka
jam lebih efektif
6. Acuan
8. Pastikan teknik intervensi dengan
perawatan luka yang tepat bagi kondisi
tepat pasien dan
9. Anjurkan pasien mencegah
istirahat adekuat keparahan infeksi
7. Mengetahui
10. Kolaborasi dengan pola normal
dokter untuk pemberian metabolik
antibiotik 8. Mencegah
infeksi terjadi
pada luka pada
pasien
9. Proses istirahat
adekuat akan
membantu proses
regenerasi
jaringan dalam
tubuh
10. Tahap
penanganan
infeksi dan
menurunkan
risiko penyebaran
infeksi
Daftar Pustaka

Doenges, Marilynn E, Mary Frances Moorho use. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi
Edisi 2. Jakarta : EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Ajaran Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Mansjoer, Arif Dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : Media
Aesculapius
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai