Anda di halaman 1dari 26

Makalah Audit Produksi dan Operasi

MAKALAH

AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Audit Manajemen

Disusun Oleh :

Herik Herodi - 20160100008


Yudi Raharja - 20160100011
Karso Witono - 20160110009
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS
2018

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Adanya tekanan yang sama kuat terhadap bisnis manufaktur saat ini, menuntut perusahaan,
untuk lebih cerdas dalam menjalankan operasinya. Perubahan permintaan pasar menuntut
perusahaan untuk beroperasi lebih efisien, fleksibel, dan menempatkan produk tepat waktu di
pasar tanpa mengabaikan standar kualitas sesuaidengan spesifikasi pelanggan. Pemahaman
terhadap kondisi ini dan komitmen untukmemuaskan pelanggan,mendorong perusahaan
merancang proses produksisedemikian rupa sehingga produk yang dihasilkan mampu memenuhi
persyaratanpelanggan dalam kualitas, kuantitas, dan waktu yang tepat.

Berdasarkan hasil riset pasar, diperoleh informasi tentang keinginankonsumen terhadap suatu
produk. Dari informasi ini kemudian perusahaanmerancang desain produk yang sesuai dengan
keinginan pasar. Sertiap desain produkmenetapkan model dan spesifikasi yang harus diikuti oleh
bagian produksi sehinggaproduk yang dihasilkan dapat memenuhi spesifikasi pelanggan. Di
samping itu,proses produksi harus berjalan secara efektif dan efisien untuk menghasilkan
produkberkualitas dengan biaya serendah mungkin.

Fungsiproduksidanoperasiyangmentransformasikaninputmenjadioutputbertanggungjawab
untuk menghasilkan produk dalam kuantitas dan kualitas yang
telahditentukan,tepatwaktu,secaraefektifdanefisien.Dalam aktivitasnya dimulaidari perencenaaan
sampai dengan pengendalian dan evaluasi, fungsi ini harus secaraoptimal mengubungkan
kebutuhan pelanggan dengan kemampuan internal yangdimiliki
perusahaan.Kebijakanproduksidanoperasi,kapasitas produksi( sumber daya dan fasilitas) , jadwal
produksi, inovasi,
danpeningkatanberkelanjutanharusdikomnsentrasikanuntukmemenuhikepuasanpelanggan, agar
perusahaan memiliki keunggulan dalam persaingan yang sangat ketat ini.

Waktu adalah salah satu komponen dalam keunggulan bersaing. Ketepatanwaktu dalam
menyediakan produk di pasar adalah kebutuhan utama strategi bersaingperusahaan. Terlambat
menyediakan produk di pasar sama artinya dengan tidakmenyediakan sama sekali karena
perusahaan telah kehilangan kesempatan daripelanggan memilih produk sejenis yang banyak
tersedia di pasar. Perusahaan tidakcukup hanya mengandalkan loyalitas pelanggan yang setia
menunggu sampai denganproduk yang dihasilkan perusahaan tersedia di pasar. Tetapi, yang lebih
pentingmenyediakan produk tepat waktu di pasar adalah penghargaan kepada pelanggan
atasloyalitasnya menggunakan produk perusahaan dalam memenuhi kebutuhannya.

Kuantitas dan kualitas produk yang tepat berhubungan dengan kemampuanperusahaan


memahami kebutuhan konsumen dan cara mereka memenuhi kebutuhantersebut. Kualitas
berhubungan dengan kemampuan produk memuaskan kebutuhanpenggunanya. Berbagai dimensi
kualitas dikembangkan oleh para ahli, salah satuyang mendapat perhatian adalah kesesuaian
(conformance) antara manfaat yangdiberikan produk tersebut dengan harapan penggunanya.

Kemampuan dalam menghasilkan produk dalam waktu, kuantitas dan kualitasyang dapat
belumlah cukup untuk mendukung keunggulan bersaing perusahaan.Produkharus dihasilkan
melalui proses yang efisien dimana optimalisasi penggunaan sumberdaya menjadi pedoman
dalam setiap proses transformasi. Menghasilkan produk denganbiaya produksi yang rendah tanpa
mengorbankan atribut kepuasan pelanggan, berartiperusahaan telah bergerak menuju keunggulan
bersaingnya. Denganbiayaproduksiyangrendah,perusahaandapatmenawarkanproduktersebut
kepada pelanggan dengan harga yang lebih rendah relative dari pesaing
tanpamengorbankanproporsimarginyangtelahdirencanakan.Untukmemastikanbahwaproses
produksi dan operasi telah berjalan sesuai dengan kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan,
membantu mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang masih terjadi
yangdapatmenghambattercapainyatujuanfungsiinidanmencariperbaikannya,perusahaan
melakukan audit atas fungsi produksi dan operasi baik yang dilakukan secaraadhoc maupun
periodic.

B. RUMUSAN MASALAH

Dengan ringkasan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Definisi audit produksi dan operasi

2. Prinsip-prinsip yang memberikan panduan terhadap pelaksanaan audit produksi dan operasi.

3. Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan audit produksi dan operasi.

4. Manfaat-manfaat audit produksi dan operasi.

5. Tahap-tahap audit produksi dan operasi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI

Audit produksi dan operasi melakukan penilaian secara komprehensif terhadap


keseluruhan fungsi audit produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan
dengan memuaskan (ekonomis, efektif dan efisien). Audit ini dilakukan tidak hanya terbatas
pada unit produksi tetapi juga berlaku untuk keseluruhan proses produksi dan operasi. Audit ini
juga berperan melengkapi fungsi pengendalian kualitas.

Beberapa alasan yang mendasari perlu dilakukannya audit ini antara lain :

1. Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera dapat diperbaiki.

3. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.

4. Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses.

5. Berjalannya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang
terkait.
B. PRINSIP-PRINSIP UMUM

Beberapa prinsip umum yang memberikan panduan terhadap pelaksanaan audit ini, yang
digunakan oleh auditor sebagai pedoman dalam menjalankan tugas profesionalnya. Prinsip-
prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tujuan utama audit adalah untuk menentukan apakah proses produksi dan operasi yang berjalan
saat ini sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa produk yang
dihasilkan konsisten dengan standar kualitas yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi
wilayah (bagian) yang masih memerlukan perbaikan.

2. Auditor harus secara objektif dan sistematis mengumpulkan dan menganalisis data yang cukup
dan relevan sebagai dasar penilaian terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan kriteria
yang telah ditetapkan.

3. Auditor harus mengklarifikasi ketidaksesuaian yang terjadi antara aktivitas produksi dan operasi
denan kebutuhan kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan membuat rekomendasi untuk
peningkatan.

C. TUJUAN AUDIT

Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan audit ini adalah untuk mengetahui :

1. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan (pasar).

2. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah sevara cermat menghubungkan santara
kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang
dimiliki perusahaan.

3. Apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan kelemahan-kelemahan


internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang yang dimiliki perusahaan.
4. Apakah proses transformasi telah berjalan secara efektif dan efisien.

5. Apakah penempatan fasilias produksi dan operasi telah mendukung berjalannya proses secara
ekonomis, efektif, dan efisien.

6. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas priduksi dan operasi telah berjalan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung dihasilkannya produk yang sesuai dengan
kualitas, kuantitas dan waktu yang telah ditetapkan.

7. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi telah melaksanakan
aktivitasnya sesuai dengan ketentuan serta aturan yang telah ditetapkan perusahaan.

D. MANFAAT AUDIT

Audit fungsi produksi dan operasi dapat membantu manajemen dalam menilai bagaimana
fungsi ini berjalan dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Secara
rinci audit ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentang ketaatan dan
kemampuan fungsi produksi dan operasi dalam menerapkan kebijakan serta strategi yang telah
ditetapkan.

2. Dapat memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses produksi dan operasi yang
telah dilakukan perusahaan serta hambata-hambatan yang dihadapi.

3. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai tujuan produksi dan
operasi serta tujuan perusahaan secara keseluruhan.

4. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta kebutuhan
perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi ini terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

E. TAHAP-TAHAP AUDIT

Tahap audit produksi dan operasi meliputi:

1. Audit pendahuluan
2. Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen.

3. Audit lanjutan (terinci).

4. Pelaporan.

5. Tindak lanjut

Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Audit Pendahuluan

Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan organisasi
auditee. Pertemuan ini bertujuan untuk mengonfirmasi scope audit, mendiskusikan rencara audit
dan penggalian informasi umum tentang organisasi auditee, objek yang diaudit, mengenal lebih
lanjut kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada prises produksi dan operasi.

Pada tahap ini auditor melakukan overview terhadap perusahaan secara umum, produk
yang dihasilkan, proses produksi dan operasi yang dihasilkan, melakukan peninjauan terhadap
produksi, layout pabrik, sistem computer yang digunakan dalam upaya menunjang keberhasilan
fungsi ini dalam mencapai tujuan. Setelah melakukan tahap ini auditor dapat memperkirakan
kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi produksi dan operasi perusahaan
auditee. Hasil pengamatan pada tahap ini dirumuskan kedalam bentuk tujuan audit
sementara (tentatie audit objective) yang akan dibahas lebih lanjut pada proses audit berikutnya.

Setelah melakukan tahapan audit ini, auditor dapat memperkirakan (menduga)kelemahan


– kelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi produksi dan operasiperusahaan auditee. Hasil
pengamatan pada tahapan audit ini dirumuskan ke dalambentuk tujuan audit sementara (tentative
audit objective) yang akan dibahas lebihlanjut pada proses audit berikutnya.

2. Review dan pengujian pengendalian manajemen


Auditor melakukan review dan pengujian terhadap beberapa perubahan yang tejadi pada
struktur perusahaan, sistem manajemen kualitas, fasilitas yang digunakan dan/atau personalia
kunci dalam perusahaan, sejak hasil audit terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh pada audit
pendahuluan, auditormelakukan penilaian terhadap tujuan utama produksi dan operasi serta
variabel-variabel yang mempengaruhinya. Variabel-variabel ini meliputi berbagai kebijakandan
peraturan yang telah ditetapkan untuk setiap program/aktivitas, praktik yangsehat, dokumentasi
yang memadai dan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkandalam menunjang usaha
pencapaian tujuan tersebut.

Pada tahap ini auditor juga mengindentifikasi dan mengklasifikasikan penyimpangan dan
gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan
audit produksi dan operasi.Review terhadaphasil audit terdahulu juga dilakukan untuk
menentukan berbagai tindakan korektifyang harus diambil.

Berdasarkan review dan pengujian yang dilakukan pada tahap ini auditor mendapatkan
keyakinan tentang dapat diperolehnya data yang cukup dan kompeten serta tidak terhambatnya
akses untuk melakukan pengamatan yang lebih dalam terhadap tujuan audit sementara yang telah
ditetapkan pada tahapan audit sebelumnya.Dengan menghubungkan permasalahan yang
dirumuskan dalam bentuktujuan audit sementara dan ketersediaan data serta akses untuk
mendapatkannya,auditor dapat menetapkan tujuan audit yang sesungguhnya yang akan dialami
padaaudit lanjutan.

3. Audit Lanjutan (Terinci)

Auditor melakukan audit yang lebih dalam dan pengembangan temuan terhadap fasilitas,
prosedur, catatan-catatan yang berkaitan dengan produksi dan operasi. Konfirmasi kepada pihak
perusahaan selama audit dilakukan untuk mendapatkan penjelasan dari pejabat yang berwenang
tentang adanya hal-hal yang merpuakan kelemahan yang ditemukan auditor. Disamping itu
analisis terhadap hubungan kapabilitas potensial yang dimiliki dan utillasi kapabilitas tersebut
didalam perusahaan sangat penting dalam proses audit.

Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, relevan dan dapata dipercaya, auditor
menggunakan daftar pertanyaan yang ditujukan kepada berbagai pihak yang berweang dan
berkompeten berkaitan dengan masalah yang diaudit.Dalam wawancara yang dilakukan, auditor
harus menyoroti keseluruhan dariketidaksesuaian yang ditemukan dan menilai tindakan-tindakan
korektif yang telahdilakukan.
4. Pelaporan

Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkaskan dalam kertas
kerja uadit (KKA), merupakan dasar dalam membuat kesimpulan audit dan rumusan
rekomendasi yang akan diberikan auditor sebagai alternatif solusi atas kekurangan-kekurangan
yang masih ditemukan. Pelaporan menyangkut penyajian hasil audit kepada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap hasil audit tersebut. Laporan audit disajikan dengan format :

I. Informasi latar belakang

Menyajikan gambaran umum fungsi produksi dan operasi dari perusahaan yang diaudit, tujuan
dan strategi pencapaiannya serta ketersediaan sumber daya yang mendukung keberhasilan
implementasi strategi tersebut.

II. Kesimpulan Audit dan Ringkasan Temuan Audit

Menyajikan kesimpulan atas hasil audit yang telah dilakukan auditor dan ringkasan temuan audit
sebagai pendukung kesimpulan yang dibuat.

III. Rumusan Rekomendasi

Menyajikan rekomendasi yang diajukan auditor sebagai alternative solusi atas kekurangan yang
masih terjadi.

IV. Ruang Lingkup Audit

Ruang lingkup audit menjelaskan tetang cakupan (luas) audit yang dilakukan sesuai dengan
penugasan yang diterima dengan pemberi tugas audit

5. Tindak Lanjut

Rekomendasi yang disajikan auditor dalam laporannya merupakan alternatife perbaikan


yang ditawarkan untuk meningkatkan berbagai kelemahan yang masih terjadi pada perusahaan.
Tindak lajut yang dilakukan merupakan bentuk komitmen manajemen untuk menjadikan
organisasinya menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Dalam rangka perbaikan ini auditor
mendampingi manajemen dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan program-
program perbaikan yang dilakukan agar dapat mencapai tujuannya secara efeektif dan efisien.

F. RUANG LINGKUP AUDIT

Ruang lingkup audit produksi dan operasi meliputi keseluruhan dari program/aktivitas yang
dikelola pada fungsi ini, yang merupakan bagian dari wewenang dan tanggungjawab untuk
mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Secara keseluruhan ruang lingkup audit produksi dan
operasi meliputi:

1. Rencana Produksi dan Operasi

Rencana ini menghubungkan kebutuhan pasar atas produk yang dipersyaratkan, aktivitas
pengembangan dan rekayasa, kapasitas produksi, rencana persediaan, keuangan, ketersidaan
SDM, bahan baku, dan tingkat imbal hasil investasi yang dipersyaratkan investor.

Melalui hasil survei pasar dan umpan balik yang diterima dari pelanggan, dapatdiidentifikasi
peluang-peluang yang mungkin untuk dikembangkan, yang merupakanselisih (kesenjangan)
antara kebutuhan pasar dengan kemampuan industri untukmemenuhinya. Menghubungkan
peluang-peluang ini dengan kondisi internalperusahaan, rencana induk produksi dan operasi
mencerminkan berbagai usaha yangakan dilakukan untuk memuaskan kebutuhan pasar dengan
mengoptimalkanpenggunaan sumber dayanya. Rencana ini akan menjadi pedoman produksi
danoperasi dalam periode tertentu.

Penyusunan rencana induk harus didasarkan pada ketersediaan kapasitas dan rencana
penggunaannya, peluang dan ancaman yang dihadapi dan usaha-usaha untuk melaukan
perbaikan dan berkelanjutan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Suatu rencana induk
memuat tentang :

1) Jadwal induk produksi

2) Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi


3) Tingkat persediaan

4) Perencanaan keseimbangan lintas produksi

Menjadikan rencana produksi utama sebagai pedoman operasi dalam menunjang startegi
pencapaian tujuan perusahaan, beberapa pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh manajer
operasi dalam merumuskan rencana produksi tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tesebut meliputi :

 Apakah persediaan akan digunakan untuk menyerap perubahan permintaan selama periode
permintaan.

 Apakah perubahan-perubahan yang terjadi dalam volume produksi dan operasi akan
diakomodasi dengan cara mengubah jumlah tenaga kerja.

 Apakah perusahaan akan menggunakan tenaga paruh waktu, atau waktu lembur jika terjadi
lonjakan permintaan yang melebihi kemampuan kapasitas yang tersedia untuk mengerjakannya
dan bagaimana perusahaan mengelola kapasitas menganggur jika terjaadi penurunan permintaan.

 Apakah perusahaan akan menggunakan subkontaktor dalam mengantisipasi permintaan yang


berfluktuasi, sehingga kestabilan tingkat SDM dapat dipertahankan.

 Apakah perusahaan memutuskan untuk mengubah harga atau faktor-faktor yang lain, untuk
memengaruhi permintaan.

a. Jadwal Induk Produksi

Jadwal produksi utama membuat spesifikasi tentang apa yang akan dibuat dan kapan akan
dibuat, sesuai dengan rencana produksi. Rencana ini mencakup input yang akan diproses seperti
permintaan konsumen, kemampuan teknis, ketersediaan SDM , fluktuasi persediaan, kinerja
pemasok, dan berbagaipertimbangan lainnya. Jadwal produksi ini mendiskripsikan berapa
jumlah produksi yang harus dilakukan untuk setiap kelompok barang. Kapan produk tersebut
harus sudah siap untuk diserahkan kepada konsumen, sumber daya apa saja yang harus tersedia
untuk menghasilkan produk sesuai dengan rencana operasi perusahaan dalam memenuhi
spesifikasi pelanggan.

Jadwal produksi yang akurat dapat memininumkan biaya persediaan dan penyetelan (set up)
mesin karena jadwal ini telah menghubungkan antara kebutuhan konsumen dengan jadwal
pengiriman, penerimaan bahan baku dan pengelolaan kapasitas produksi yang dimiliki
perusahaan. Disamping itu, jadwal produksi yang akurat juga dapat meminimumkan kerja
lembur (over time), waktu sumber daya yang menganggur (idle time resources) dan penentuan
tingkat persediaan yang optimal.

b. Penilaian atas Penggunaan Kapasitas Produksi

Perusahaan harus memiliki kebijakan dan strategi yang tepat berkaitan dengan besaran
kapasitas yang harus dimiliki. Perusahaan juga harus memiliki dasar dan metode yang tepat
dalam meramalkan kebutuhan kapasitasnya dimasa depan. Pengelolaan kelebihan dan penentuan
sumber lain jika terjadi kekurangan dalam memenuhi kebutuhan operasi harus dituangkan dalam
suatu pedoman tertulis sehingga pengambilan keputusan berkaitan dengan kapasitas tidak bias
dengan tujuan produksi dan operasi yang telah ditetapkan. Pertimbangan kapasitas ini harus
mendasari terjadinya praktik optimalisasi terhadap penggunaan kapasitas produksi.

Jika berdasarkan rencana penjualan ternyata rencana produksi lebih daripada kemampuan
kapasitas yang dimiliki, memungkinkan perusahaan untuk menerima pesanan produksi dengan
harga dibawah tingkat laba normal untuk memaksimalkan penggunaan kapasitas. Karena pada
kondisi ini biaya tetap untuk kapasitas yang menganggur yang menjadi dasar perhitungan harga
pokok produk ada dalam posisi nihil (Nol). Rencana induk produksi harus meminimalkan
terjadinya kapasitas menggangur, untuk menjadikan operasi berjalan secara efektif dan efisien.

c. Tingkat Persediaan

Secara umum persediaan pada industri manufaktur terdiri atas persediaan bahan baku, barang
dalam proses, barang jadi, dan persediaan perlengkapan (supplies). Kebijakan tentang persediaan
bahan baku harus memerhatikan hubungan permintaan atas persediaan tetsebut, apakah termasuk
dalam kelompok permintaan independen atau permintaan dependen. Hal ini penting sekali
karena akan berpengaruh kepada metode permintaan atas persediaan tersebut dalam mendukung
efektivitas dan efisiensi, proses produksi dan operasi.

Metode produksi modern seperti just in time mengisyaratkan tingkat persediaan (zero
inventory). Menurut metode ini keunggulan bersaing perusahaan dirancang mulai dari
perencanaan operasi. Rencana induk produksi dirancang dengan menghubungkan rangkaian nilai
internal dan eksternal, yang dapat mendukung keberhasilan perusahaan. Dalam rencana ini
perusahaan membuka ruang keterlibatan pemasok (penyedia bahan baku), untuk bekerja sama
dalam menyediakan bahan baku yang tepat dari segi waktu, kuantitas dan kualitas yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan. Dengan keterlibatan pemasok ini perusahaan
tidak perlu membentuk persediaan bahan baku yang berlebihan, karena sudah ada jaminan dari
pemasok untuk mendapatkan bahan baku sesuai dengan kebutuhannya. Disamping keterlibatan
pemasok, perusahaan juga membuka ruang terhadap keterlibatan pelanggan dalam rencana
produksinya. Jadwal distribusi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap produk
perusahaan terintegrasikan dengan jadwal produksi yang dibangun, sehingga perusahaan tidak
perlu membentuk persediaan yang berlebihan dalam memenuhi kebutuhan pelanggannnya.
Disamping itu umpan balik dari pelanggan dapat menjadi input yang sangat bernilai dalam
meningkatkan kinerja fungsi produksi dan operasi.

d. Perencanaan Keseimbangan Lintas Produksi

Keseimbangan lintas produksi atau disebut juga keseimbangan ini produksi (production line
balancing) bertujuan untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar guna memperoleh
optimalisasi pengguna fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan yang tinggi melalui penyeimbangan
waktu kerja antarstasiun kerja (work station). Elemen-elemen tugas dalam suatu aktivitas
produksi dikelompokkan sedemikian rupa diantara stasiun kerja, sehingga diperoleh
keseimbangan dalam penggunaan sumber daya produksi. Dengan demikian, tujuan produksi
tercapai dengan ekonomis, efektif, dan efisien.

Pengelompokan penugasan dalam mencapai keseimbangan lintas produksi dapat dilakukan


dengan metode coba-coba (trial and error). Metode ini lebih sederhana sehingga mudah untuk
diterapkan untuk kasus-kasus dengan jumlah elemen tugas yang tidak banyak. Metode
pengelompokan penugasan yang lain adalah metode heuristik, yang memberikan hasil lebih
akurat pada kasus jumlah elemen penugasan yang sangat banyak. Metode ini mengelompokan
penugasan dalam mencapai keseimbangan lintas produksi yang optimal dengan prosedur sebagai
berikut:

- Menetapkan tugas yang dapat dipilih sebagai tugas awal (tidak ada tugas lain yang
mendahuluinya atau tugas yang mendahuluinya sudah selesai dikerjakan).

- Menetapkan tugas yang cocok dengan waktu yang tersedia.

- Menetapkan penugasan pada suatu stasiun kerja sampai maksimal.


- Melanjutkan kestasiun kerja berikutnya dengan mengulangi prosedur diatas sampai semua
penugasan selesai.

Tabel 1

Kriteria dan Pengukuran Variabel Rencana Induk Produksi dan Opersai

No Variabel Kriteria Pengukuran

1. Jumlah Produksi Induk · Tepat kuantitas ·Rasio hasil produksi dengan


kebutuhan

Tepat mutu (kuantitas) Standar kualitas

Tepat waktu Jadwal pelepasan barang


kepasar

2. Optimalisasi Penggunaan · Kapasitas penuh · Rasio rencana produksi


Sumber Daya dengan kapasitas tersedia

Maksimum utilisasi Rasio pengguna kapasitas


dengan kapasitas tersedia

3. Tingkat Persediaan · Persediaan minimum · Rasio jumlah persediaan


(zero) akhir dengan hasil produksi

4. Keseimbangan lintas · Tidak ada kemacetan · Rencana operasi dan


produksi proses produksi pemeliharaan mesin
produksi
·

Keseimbangan beban Raiso operator dengan mesin


operator dengan mesin produksi
produksi

2. Produktivitas dan Peningkatan Nilai Tambah

Transformasi yang mengubah input menjadi output selalu diikuti dengan peningkatannilai
tambah. Nilai tambah meliputi seluruh usaha dalam meningkatkan manfaat yang diperoleh baik
oleh perusahaan maupun pelanggan. Penerapan teknologi mutakhir, metode produksi inovatif
dapat meningkatkan efisiensi proses. Peningkatan daya guna produk dapat memberikan manfaat
yang lebih besar kepada pelanggan yang menggunakan produk tersebut. Faktor yang terpenting
dalam usaha peningkatan nilai tambah adalah adanya komitmen untuk beroperasi secara efisien
pada semua tingkatan dalam perusahaan. Komitmen ini akan menyatukan usaha dari berbagai
komponen dalam perusahaan untuk hanya melibatkan aktivitas bernilai tambah dalam
operasinya. Dengan demikian aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah (nonvalue edded
activity) harus dieleminasi semaksimal mungkin. Pada kondisi ini seluruh sumber daya
(kapasitas) yang digunakan, memberikan nilai tambah kepada perusahaan dan pelanggan, yang
berarti operasional perusahaan telah secara maksimal mampu menekan berbagai pemborosan
yang terjadi.

Lean production adalah suatu metode produksi ramping yang dikembangkan


olehprodusenyangmenggunakanfokusberulangdalamrancanganprosesnyamampusecarasignifikan
memberi keuntungan bagi perusahaan yang menerapkannya.

Keunggulan laen production, didukung oleh kebijakan dan praktik peroduksi yang secara
maksimal mengoptimalkan pengguna sember daya perusahaan untuk meningkatkan keunggulan
bersaingnya, kebijakan dan praktik tersebut meliputi :
a. Penghapusan persediaan

Produsen dengan laen production memfokuskan produksi dan operasinya pada penurunan
(penghapusan) persediaan. Metode ini menggunakan just In Time dalam menurunkan persediaan
dan pemborosan yang disebabkan oleh persediaan tersebut. Mereka menurunkan waktu
pemborosan dan biaya, dalam meningkatkan efisiensi proses operasinya.

1. Zeno Defect

Metode produksi ini membangun suatu sistem produksi dan operasi yang dapat membantu
karyawan memproduksi unit yang sempurna untuk setiap kalinya. Persiapan proses produksi
dilakukan dengan lebih matang untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam menghasilkan
produk sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.

2. Meminimalkan kebutuhan tempat (Areal)

Upaya meminimalkan jarak tempuh unit produk dapat mengurangi kebutuhan tempat (areal)
dalam proses produksi. Penataan fasilitas poduksi yang terintegrasi dengan gudang
penyimpanaan bahan baku dan produk jadi, dapat menghemat kebutuhan tempat tanpa
mengganggu jalannya proses produksi

3. Kemitraan dengan Pemasok

Melibatkan pemasok kedalam rencana keberhasilan perusahaan merupakan model yang


banyak dikembangkan dalam praktik produksi modern saat ini. Dengan membangun hubungan
yang erat (kemitraan) dengan pemasok dan menjelaskan rencana dan standar kebutuhan bahan
kapadanya, pemasok menjadi memahami dengan baik kebutuhan perusahaan. Dan bertanggung
jawab untuk memenuhi kebutuhan perusahaan terhadap pasokan bahan baku baik dalam kualitas,
kuantitas, dan waktu pasokan tersebut dibutuhkan harus sudah tersedia diperusahaan.

4. Meminimalkan Aktivitas yang tidak Menambah Nilai


Melalui suatu analisis aktivitas dan komitmen untuk melakukan perbaikan secara terus-
menerus, perusahaan yang menerapkan metode ini, meminimalkan aktivitas-aktivitas yang tidak
berguna (tidak menambah nilai) baik bagi pelanggan maupun bagi perubahan.

5. Pengembangan Angkatan kerja

Dengan secara terus-menerus memperbaiki desain pekerjaan, pelatihan, partisipasi,


komitmen karyawan dan pemberdayaan kelompok-kelompok kerja, metode ini secara konsisten
mengembangkan angkatan kerja.

6. Menciptakan Tantangan dalam Bekerja

Pemberdayaan dan pelibatan karyawan dalam keberhasilan perusahaan dapatmenimbulkan


tantangan tersendiri pada karyawan dan mendorong mereka untukbertanggung jawab dan
berprestasi.

Selanjutnyaleanproduction, mengidentifikasi tujuh sumber pemborosan yang mengakibatkan


operasi perusahaan tidak efisien, meliputi:

- Produksi yang lebih besar dari kebutuhan (penumpukan persediaa)

- Waktu tunggu dan/atau waktu menganggur

- Penanganan material yang terlalu sering

- Persediaa (bahan baku dan/atau barang jadi)

- Pergerakan peralatan dan operatornya yang tidak menambah nilai bagi produk.

- Proses produksi yang tidak penting (tidak dibutuhkan)

- Pengolahan kembali produk cacat

Perusahaan yang mengoprasikan bisnisnya dengan komitmen peningkatan nilai tambah


akan selalu berinovasi dan mengembangkan metode operasi yang semaksimal mungkin
mengeleminasi aktivitas tidak bernilai tambah. Rasio input terhadap output berada pada tingkat
yang optimal dimana seluruh sumber daya yang digunakan akan mnghasilkan output pada
tingkat produktivitas yng maksimal.

3. Pengendalian Produksi dann Operasi

Pengendalian produksi dan operasi menyangkut pengamatan atas hubungan antara proses
yang berjalan dengan standar (kriteria) operasi yang telah ditetapkan. Pengamatan ini bertujuan
untuk memandu proses agar tidak keluar dari standar operasi pencapaian tujuan perusahaan, agar
keseimbangan antara sumber-sumber daya yang tersedia dengan permintaan total dapat
dipertahankan. Dalam praktik manajemen modern seluruh lapisan manajemen dan karyawan
bertanggung jawab secara proporsional terhadap berjalannya operasi secara efektif dan efisien
serta dihasilkannya produk yang memenuhi standar kualitas, kuantitas, ketepatan waktu dan
dengan pengorbanan yang minimal.

Tujuan utama pengendalian produksi 7 operasi meliputi 3 hal dalam keunggulan bersaing
perusahaan sebagai berikut:

1. Maksimumkan Tingkat Pelayanan

Pengendalian harus menjamin bahwa pelayanan telah diberikan secara tepat. Beberapa
elemen yang harus mendapat perhatian khusus adalah: kualitas produk, ketersediaan produk (jika
diinginkan), harga yang kompetitif, penyediaan untuk stock pengaman dan penyerahan yang
tepat waktu. Proses harus memahami bahwa pelanggan yang harus dilayani dengan tepat bukan
saja pelanggan eksternal tetapi yang telah kalah pentingnya adalah pelanggan internal.

2. Minimumkan Investasi pada Persediaan

Pengendalian harus mampu memandu seluruh aktivitas (utama dan pendukung) manufaktur
ke dalam suatu proses yang terintegrasi, sehingga proses berjalan sesuai dengan rencana dan
jadwal yang telah ditentukan. Aktivitas pemesanan dan penerimaan bahan harus terintegrasi
dengan jadwal produksi demikian juga jadwal produksi harus terintegrasi dengan rencana
(jadwal) penyerahan kepada pelanggan. Semua hubungan ini harus berjalan seperti halnya
hubungan pelanggan pemasok, dimana setiap pemasok harus memuaskan pelanggannya.
Pengendalian yang baik akan mencapai arus produksi yang mulus (smooth production flow)
dengan persediaan yang minimumkan dan waktu tunggu yang pendek.

3. Efisiensi produksi dan Operasi

Untuk memperoleh harga yang kompetitif, pengendalian harus meminimumkan biaya-biaya


yang terjadi dalam produksi dan operasi. Efisiensi produksi dan operasi adalah sesuatu yang
mutlak dan harus menjadi budaya kerja pada setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi
dan operasi. Dalam hal ini pengendalian harus semaksimal mungkin mampu menekan
pemborosan (aktivitas tidak bernilai tambah) yang terjadi. Perhatian khusus harus diberikan
terhadap supervise pabrik dan tenaga kerja tidak langsung, dukungan dan keterlibatan pekerjaan,
kesiapan mesin dan peralatan, fasilitas pendukung yang efektif dan berbagai hal lain yang
berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung.

Pengendalian produksi dan operasi meliputi pengendalian terhadap keseluruhan komponen


dan tahapan dalam proses produksi mulai dari penanganan bahan baku sampai dengan
penanganan penyerahan produk jadi ke gudang. Secara rinci pengendalian tersebut meliputi hal-
hal berikut:

a. Pengendalian Bahan Baku

Pengendalian bahan baku bertujuan untuk memastikan bahwa bahan baku yang diolah dalam
proses produksi telah sesuai dengan kebutuhan standar kualitas produk yang dihasilkan
perusahaan. Pengendalian bahan baku mencakup keseluruhan aktivitas yang berhubungan
dengan bahan baku mulai dari pembelian, jadwal penerimaan, penanganan pada saat diterima,
penyimpanan sampai dengan bahan baku tersebut digunakan (diolah) dalam proses produksi.

Pemebelian bahan baku menyangkut pemilihan pemasok dan pemesanan bahantersebut


kepada pemasok terpilih. Untuk mendapatkan keyaikanan bahwa pemasokmampu memasok
bahan baku sesuai dengan kebutuhan , pemasok yang terpilih harusmelalui proses verifikasi.
Untuk mendapatkan keyakinan kelangsungan pasokan,inspeksi secara periodic terhadap system
kepastian kualitas pemasok harus dilakukanberdasarkan prosedur tertulis yang dimiliki
perusahaan.

Penerimaan bahan baku harus sesuia dengan kebutuhan proses produksi. Material
Requirement Program (MRP) menjabarkan jadwal produksi, sehingga kebutuhan bahan baku
selalu terpenuhi pada saat proses produksi berjalan dan perusahaan tidak menanggunh beban
investasi yang besar dalam bentuk persediaan. Penanganan bahan baku merupakan aktivitas
sangat penting untuk memastikan bahwa beabn yang diterima dari pemasok telah sesuai dengan
kebutuhan standar produk yang telah ditetapkan perusahaan. Aktivitas ini harus didukung dengan
peralatan memadai dan prosedur tertulis penanganan bahan, untuk menentukan apakah bahan
yang diterima harus diberikan kode khusus agar mudah ditelusuri distribusi dan penggunaannya.

Inspeksi penanganan bahan harus melaui audit fisik barang yang diterima, untuk
menentukan kesesuaian bahan dengan spesifikasi yang tealh ditentukan. Perusahaan harus
memiliki teknik sampling tertulis untuk pengambilan sampel yang kosnsiten pada setiap
pengujian. Penanganan bahan harus memisakan bahan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
untuk menghindari penggunaannya dalam proses produksi. Setelah bahan dinyatakan memenuhi
spesifikasi, penanganan berikutnya berkaitan dengan penyimpanan yang memadai sehinggan
barang tidak mudah rusak atau terkontaminasi bahan-bahan lain. Kebujakan mendapatkan
garansi dari pemasok sampai bahan diolah dalam proses produksi,dapat menghindari kerugia
yang terjadi sebagai akibat kerusakan bahan sebelum masuk proses produksi.

Aktivitas penanganan bahan merupakan salah satu bentuk pencegahan terjadinya kegagalan
produk memenuhi spesifikasinya. Aktivitas ini akan semakin berkurang dengan telah terjalinnya
kemitraan denga pemasok di aman komitmen untuk memberikan bahan baku sesuai dengan
standar kebutuhan perusahaan dalam menghasilkan produk berkualitas sesaui dengan spesifikasi
pelanggan, dituangkan dalam bentuk kontrak jangka panjang.

b. Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi

Pengendalian peralatan dan fasilitas produksi bertujuan untuk mematikan bahwa semua
peralatan dan fasilitas produksi ada dalam keadaan siap untuk melaksanakan proses produksi
sesuai dengan ketentuan penggunaannya.desain dan penempatan peratan yang tepat menjadi
faktor utama berjalannya proses produksi secara efektif dan efisien mampu menghasilkan produk
tepat sesuai dengan yang telah dijadwalkan.

Seluruh peralatan dan fasilitas produksi lainnya harus sesuia dengan ukuran dan desain
produk yang telah ditentukan. Peralatan ini harus berada pada tempat yang tepat sesuai dengan
kebutuhan proses produksi yang efektif dan efisien. Perusahaan harus memiliki suatu prosedur
tertulis yang menjadi pedoman penggunaan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan fasilitas
produksi lainnya. Prosedur tersebut secara jelas memuat tentang pedoman setup mesin,
pembersihan setelah digunakan, jadwal perawatan dan perbaikan –perbaikan signifikan yang
diperlukan untuk mendukung kelancaran proses produksi.
Penempatan fasilitas dan peralatan harus sesuai dengan karakterisitik dan metode produksi
yang diterapkan, ehinggan arus material dalam proses produksi dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Di samping itu pengelolaan fasilitas dan peralatan produksi harus didukung oleh
pedoman penggunaan dan pemeliharaan. Pedoman ini berfungsi untuk melindungi operator dari
kecelakaan akibat tidak bisa mengoperasikan peralatan dan melindungi peralatan dari kerusakan
karena jadwal pemeliharaan dan perbaikan yang tidak tepat waktu.

c. Pengendalian Transformasi

Fungsi transformasi mengolah input menjadi output sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Pengendalian transformasi memegang peranan penting untuk memastikan bahwa
proses pengolahanini bejalan sesuai dengan kebutuhan proses yang efektif dan efisien. Pada
pengendalian ini tugas seorang (tim) pengendali kualitas (quality control) sangat penting untuk
memastikan bahwa proses yang berjalan menghasilkan produk yang tepat (kuantitas, kualitas,
dan waktu) dengan pengorbanan yang minimum. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengendalian
ini mencakup pengesahan proses produksi dan pengendalian perubahan atas permintaan, inspeksi
sampel dalam proses dan pengendalian laboratorium dari pemprosesan ulang.

Setiap proses produksi harus mendapatkan pengesahan dari bagian yang berwenang.
Perusahaan harus memiliki prosedur produksi secara tertulis, yangmemberikan pedoman tentang
hal-hal yang harus dipenuhi sebelum proses produksi dimulai. Prosedur ini mencakup tentang
kesiapan fasilitas produksi sebelum dioperasikan, pejabat yang berwenang memberikan
persetujuan dan pengesahan proses tersebut dijalankan., individu (kelompok) yang melaksanakan
dan/atau bertanggung jawab atas proses yang dijalankan serta ketentuan-ketentuanlain yang
mengatur jalannya proses produksi terasuk penanganan jika terjadi kemacetan proses
(bottleneck). Untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan telah mampu memenuhi
spesifikasinya, berbagai pengujian dalam proses produski dilakukan. Perusahaan harus memiliki
prosedur tertulis untuk memonitor apakah proses telah berjalan sesuai dengan ketentuan,
sehingga mampu menghasilkan output sesuai dengan yang direncanakan. Prosedur ini mencakup
tentang teknik penentuan sampel, memonitor output dan pengesahan produk jadi untuk
dimasukkan ke dalam gudang atau langsung diserahkan kepada pelanggan. Penerapan prosedur
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kegagalan produk baik kegagalan internal maupun
kegagalan eksternal.

Pengerjaan ulang karena kesalahan proses harus mendapatkan pengendalian yang memadai.
Perusahaan harus enekan secara maksimal terjadinya pengerjaan ulang terhadap produk yang
gagal memenuhi spesifikasinya karena merupakan salah satu sumber pemborosan dan berakibat
pada tidak efisiennya proses yang berjalan. Kalaupun tidak bisa dihindari terjadinya , harus ada
prosedur tertulis yang mengesahkan adanya pengerjaan ulang (rework) terhadap produk gagal.
Prosedur ini mencakup persyaratan tentang produk gagal yang dapat diolah kembali serta siapa
yang memiliki wewenang untuk memutuskan produk gagal diolah kembali atau tidak.

d. Pengendalian kualitas

Pengendalian kualitas tidak cukup dipahami sebagai pengendalian proses produksi, yang
hanya membebankan tanggung jawab kualitas produk kepada unit kendali kualitas. Sistem biaya
kualitas dapat memberikan informasi kepada perusahaan tentang berbagai aktivitas yang terlibat
dalam menghasilkan produk sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan perusahaan.

Hal ini masuk akal karena keseluruhan fungsi dan tingkatan manajemen ikut berperan
(terlibat) dalam proses tersebut baik langsung maupun tidak langsung Hal ini merupakan bentuk
implementasi focus pelanggan yang menjadi pola piker dalam pengelolaan perusahaan, dimana
seluruh komponen di dalam perussahaan berkomitmen untuk memuaskan pelanggan melalui
produk yang ditawarkan.

Sebagai contoh, Northern Trust Corporation menetapkan empat tujuan kualitas yang dapat
memandu perusahaan dalam mendapatkan keunggulan bersaing terdiri dari:

1. Unrivaled client satisfaction

a. Client needs drive improbement decisions.

b. All area need an ongoing process for establishing client and partenerrequirement.

c. Prevention of defect is essential to meet or exceed cclient and partnerrequirement.

2. Continuous improvement of all processes

a. Everything is a process-and every process can be improved.

b. Process measurement provide the facts that will guide decisions.

c. To solve problem look beyong symptoms so you an fin remove rootcauses.

3. Inspired leadership

a. Absolute quality management is achieved through attention to bothprocess and result.


b. We will delier absolute quality to our client.

c. Manager can lead improvement by creating a climate of support andrespect for all Northern
people.

4. Active involvement all people

a. Everyone has a vital role in delivering unrivaled client satisfactionthrough absolute quality in
everything we do.

b. We exceed client expectations when all Northern people apply asystematic and disciplined
approach to process improvement.

c. Skills improvement and knowledge of the bank are fundamental toolsNorthern people.

Apa yang dilakukan di Northern Trust Company ini dapat dipakai sebagai tolok ukurdalam
merencanakan program pelatihan dan pengembangan yang tepat untukkaryawan sehingga
mampu memberikan kinerja terbaiknya bagi perusahaan.

Terbentuknya komitmen bersama dalam menghasilkan produk sesuai denganharapan


pelanggan, melahirkan tanggung jawab secara professional dalammenghasilkan produk yang
memenuhi standar kualitas sesuai dengan persyaratanpelanggan Pada kondisi ini setiap bagian
(fungsi) bekerja sama dengan bagian(fungsi) yang lain membentuk suatu rantai nilai, di mana
antara fungsi-fungsi yangterlibat dalam keberhasilan perusahaan, terjadi hubunan pemasok-
pelanggan.Optimalisasi pengelolaan rantai nilai internal (internal value chain)
akanmengintegrasikan seluruh sumber daya yang terlibat dalam proses operasi untuksaling
mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Sistem biaya kualitas dapat memberikan informasi kepada perusahaantentang berbagai


aktivitas yang terlibat dalam menghasilkan produk sesuai denganstandar kualitas yang telah
ditetapkan perusahaan. Aktivitas tersebut dikelompokkanmenjadi empat, meliputi:

1. Aktivitas pencegahan (prevention activity), merupakan berbagai aktivitasyang dilakukan


bertujuan untuk mencegah terjadinya kualitas buruk padaproduk yang dihasilkan. Peningkatan
aktivitas ini diharapkan dapatmenurunkan terjadinya kegagalan produk.

2. Aktivitas penilaian (apprasioal activity), merupakan aktivitas yang dilakukanuntuk menentukan


apakah produk telah sesuai dengan persyaratan pelanggan.Aktivitas ini memiliki sifat yang sama
dengan aktivitas pencegahan di manapeningkatan aktivitass ini dapat menurunkan terjadinya
produk gagal.

3. Aktivitas kegagalan Internal (internal failure), merupakan aktivitas yangdilakukan sebagai akibat
dari terjadinya kegagalan produk dalam memenuhispesifikasinya, di mana hal ini telah terdeteksi
sebelum produk diserahkankepada pemesan.

4. Aktivitas kegagalan eksternal (external failure), merupakan aktivitas yangdilakukan sebagai


akibat dari terjadinya kegagalan produk dalam memenuhispesifikasinya di mana hal ini baru
terdekteksi setelah produk diserahkankepada pemesan.

Berbagai aktivitas dalam menghasilkan produk sesuai dengan kualitas yang telahditetapkan,
haru dirumuskan secara seimbangan dalam kebijakan kualitasperusahaan. Aktivitas pencegahan
dan penilaian yang merupakan aktivitas persiapanuntuk mencegah terjadinya kegagalan produk
dalam memenuhi spesifikasinya, harusdikelola dengan lebih baik karena pengelolaan yang tepat
terhadap aktivitas-aktivitasini dapat secara signifikan menurunkan aktivitas sebagai akibat
produk gagalmemenuhi standar kualitas. Laporan biaya kualitas dapat memberikan
informasitentang bagaimana perussahaan mengelola aktivitas-aktivitas kualitasnya. Olehkarena
itu, laporan ini harus secara akurat menyajikan informasi tentang komposisibiaya kualitas.

e. Pengendalian Barang Jadi

Merupakan pengendalian yang dilakukan terhadap pengelolaan barang setelah selesai


diproduksi. Pengendalian ini bertujuan untuk memastikan bahwa penanganan barang setelah
produksi berjalan sesuai dengan prosedur, sehingga tidak terjadi kerusakan barang dalam proses,
penyimpanan, atau pendistribusiannya. Untuk memastikan bahwa barang dalam kondisi yang
sesuai dengan persyaratan pelanggan pada saat diserahkan, pengendalian ini melakukannya
melalui tahapan : (1) verifikasi penanganan, penyimpanan dan inspeksi, (2) pengujian dan
distribusi.

Verifikasi, penanganan, dan penyimpanan ditujukan untuk memastikan bahwa barang jadi
yang diterima dari proses produksi telah ditangani dengan baik termasuk penyimpanannya.
Berkaitan dengan hal ini perusahaan harus memiliki suatu prosedur tertulis meyangkut
bagaimana dan siapa yang memeriksa kemasan dari produk yang dihasilkan, penentuan bahwa
setiap produk harus mencantumkan tanggal kadaluwarsanya, adanya pemisahaan produk antara
yang telah diaudit dan belum diaudit oleh bagian pengendalian kualitas dan ketentuan suhu
penyimpaan yang tepat sesuai dengan krakteristik produk.
Inspeksi, pengujian, dan distribusi menyangkut penanganan produk untuk memastikan
bahwa produk yang diserahkan kepada pelanggan adalah sesuai dengan spesifikasinya.
Pengendalian ini menyangkut pengujian tentang kesesuaian produk dengan spesifikasinya,
pengelolaan persediaan untuk mendapatkan kepastian bahwa produk yang diproduksi pertama
didistribusikan terlebih dahulu, prosedur penanganan terhadap produk yang dikembalikan.
Berkaitan dengan hal ini, perusahaan harus memiliki prosedur tertulis tentang metode
pengambilan sampel dalam pengujian, ketentuan pemasangan label kedaluwarsa, pengelolaan
pesediaan, dan penanganan produk yang dikembalikan pelanggan.

BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi


untukmenentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif, dan
efisien).Audit ini tidak terbatas hanya pada unit produksi tetapi juga berlaku untuk
keseluruhanproses produksi dan
operasi.Adapunmanfaatauditproduksidanoperasiadalahsebagaiberikut:

- Dapat memberikangambaran kepadapihak yang berkepentingan tentang ketaatan dan


kemampuan fungsi produksidan operasi dalam menerapkan kebijakan serta strategi yang telah
ditetapkan.
- Dapatmemberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses produksi dan operasi yang
telahdilakukan perusahaan serta hambatan-hambatan yang dihadapi. • Dapat menentukan
areapermasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai tujuan produksi dan operasi serta
tujuanperusahan secara keseluruhan.

- Dapat menilai keuatan dan kelemahan strategi produksi danoperasi serta kebutuhan
perabaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi ini terhadappencapaian tujuan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai