Anda di halaman 1dari 9

PENGENDALIAN KOROSI PADA PLAT LAMBUNG KAPAL DENGAN

MENGGUNAKAN ANODA KORBAN


Ir. Edi Septe.,MT1) Iman Satria, ST.,MT2) Khairul Huda3)
Program Studi Teknik Mesin-Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta Padang 2015
Jln. Gajah Mada. No. 19 Olo Nanggalo Padang 25143
Telp. 0751-7054257 Fax. 0751-7051341
E-mail : errol.huda@yahoo.com

ABSTRAK
Terdapat dua jenis panduan anoda korban yang di gunakan untuk memproteksi struktur
baja karbon di lingkungan air laut, yaitu panduan alumunium dan panduan seng. Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari kinerja anoda korban tersebut dengan melakukan uji korosi
galvanic dalam lingkungan pengganti air laut , kinerja yang di ukur adalah potensial proteksi,
arus galvanic, kapasitas anoda, laju konsumsi anoda,waktu induksi,dan pola korosi anoda. Hasil
penelitian menunjukan anoda korban menghasilkan arus gelvanik dan kapasitas anoda yang lebih
besar. Dengan graphic, tampak bahwa pola korosi yang terjadi pada jenis panduan menunjukan
anoda korban tidak terjadi secara merata ,melainkan terjadinya korosi pitting pada permukaan
nya.

Kata kunci : proteksi katodik, anoda korban, lingkungan pengganti air laut.

ABSTRACT
There are two kinds of sacrificial anodes available to protect steel structure in the marine
environment, this research studies their performance by conducting galvanic corrosion test in
the substitute ocean water. The performance evaluated cover potential of protection, galvanic
current, capacity and efficiency, the rate of anode consumption, the induction time, and their
corrosion from. The result show that has galvanic current and anode capacity higher. from the
graphic, it is found that thess alloys corrode locally by pitting formation.

Keywords: cathodic protection, sacrificial anode, substitute ocean water.

1. PENDAHULUAN ekonomis. Berbagai metode pencegahan


korosi dilingkungan air laut terus
Wilayah Indonesia yang sebagian besar dikembangkan. Salah satunya adalah
berupa lautan memiliki banyak sekali pemakaian anoda korban yang bekerja
struktur atau konstruksi dari bahan logam berdasarkan prinsip proteksi katodik.
terutama baja karbon. Konstruksi tersebut Permukaan struktur logam di air laut di ubah
selalu berhubungan dengan air laut yang menjadi bersifat katodik melalui pemberi
merupakan elektrolit yang korosif. Hal ini anarus yang berasal dari anoda korban
mengandung konsekuensi terjadinya tersebut. Jenis anoda korban yang sesuai
serangan korosi terhadap struktur-struktur dipakai dilingkungan air laut adalah anoda
tersebut, yang dapat menimbulkan kerugian korban paduan seng dan paduan aluminium
yang besar baik darisegi teknis maupun Tersedianya dua jenis paduan ini
memberikan pilihan bagi para pemakai 1.3.Kerugian Proteksi Katodik Anoda
untuk menentukan jenis paduan yang sesuai Korban. (Juliana.A.1999.kinerja anoda
dengan kebutuhannya. korban)

1.1.Pengendalian Korosi, Proteksi 1. Arus yang tersedia terbatas,


Katodik Anoda Korban, Pencegahan bergantung pada luas permukaan
Korosi.(Juliana.A.1999.kinerja anoda anoda.
korban) 2. Biaya operasi relative mahal
Penghubung anoda yang digunakan
Pengendalian korosi atau proteksi korosi harus cukup besar, untuk
atau yang lebih umum pencegahan korosi mengurangi kehilangan energy
terhadap logam dapat dilakukan dengan akibat tahanan
mengubah potensial antar muka logam
dengan lingkungannya. Secara elektrokimia 1.4.Pengendalian Korosi Dengan Anoda
proteksi korosi dapat dikelompokkan Korban Pada plat Lambung
menjadi proteksi katodik dan anodik. Kapal.(Eko J.2010.Efektivitas
Pengendalian korosi metoda proteksi penggunaan anoda korban pada plat
katodik dapat dilakukan dengan merubah lambung kapal)
potensial antar muka logam dengan ionnya
ke daerah immun dengan memberikan arus Pemakaian pelat baja untuk bangunan
katodik. Penurunan potensial antar muka ke kapal memiliki resiko kerusakan yangtinggi,
arah immun atau ke daerah lebih katodik terutama terjadinya korosi pada pelat baja
dapat dilakukan dengan menghubungkan yang merupakan proses elektrokimia, akibat
benda kerja dengan anoda korban. lingkungan air laut yang memiliki
resistivitas sangat rendah +25 Ohm-cm,jika
dibandingkan dengan air tawar + 4.000
1.2. Keuntungan Proteksi Katodik Anoda
Ohm-cm, (Caridis, 1995)dan sesuai dengan
Korban(Juliana.A.1999.kinerja anoda
posisi pelat pada lambung kapal. Posisi pelat
korban)
baja lambung kapal terbagi dalam tiga
bagian yaitu :
1. Dapat digunakan tanpa
1. Selalu tercelup air yaitu pelat lajur
membutuhkan energy listrik dari
alas, pelat lajur bilga, dan pelat lajur
luar.
sisi sampai sarat minimal.
2. Hampir tidak di perlukan
2. Keluar masuk air yaitu pelat lajur
pengawasan, biaya menjadi relative
sisi kapal dari sarat air minimal
murah
sampaisarat air maksimal.
3. Arus proteksi yang dihasilkan tidak
3. Tidak tercelup air yaitu pelat lajur
pernah salah arah, tidak memerlukan
sisi mulai dari sarat maksimal
keahlian khusus.
sampai dek utama kapal
4. Instalasi relative sederhana, sehingga
tidak di perlukan keahlian khusus.
5. Penghubung anoda telah terlindungi Korosi kapal baja dapat dibedakan
secara katodik. menjadi menjadi 5 jenis yaitu korosi merata,
pelobangan, korosi tegangan, korosi erosi
dan korosi celah.
1. Korosi Merata atau uniform 2. METODOLOGI
corrosion adalah seluruh permukaan
pelat terserang korosi biasanya pada 2.1 .Alat-alat pendukung
bagian pelat yang berada diatas garis
air. 2.1.1 .Neraca Analitik
2. Korosi Pelobangan (pitting Neraca analitik adalah suatu alat
corrosion), pada permukaan pelat timbangan yang berguna untuk mengukur
terjadi lobang yang semakin lama berat pada specimen, sebelum di uji dan
akan bertambah dalam dan akhirnya setelah di uji. Timbangan digital berfungsi
dapat menembus pelat kapal. untuk menimbang jumlah yang sangat kecil
3. Korosi Tegangan (stress corrosion), dan keakuratan yang sangat tinggi. Disini
korosi pada bagian pelat yang timbangan digital dapat digunakan untuk
memikul beban besar. menimbang suatu speciment yang akan di
4. Korosi Erosi (errosion corrosion), uji.
korosi yang terjadi pada material Spesifikasi :
yang menerima tumbukan partikel
cairan yang mengalir dengan  Merk MATRIX
kecepatan tinggi.  Type Esj 210-4B
5. Korosi Celah (crevice corrosion),  Kapasitas 210 Gr x 0.0001 Gr ( 0,1
korosi yang terjadi pada celah, Mg )
daerah jepitan, sambungan dan  Pan size 9 cm
daerah yang ditutupi binatang dan  Power Listrik Langsung
tumbuhan kecil.
Korosi kapal baja ini dapat dikurangi
seminimum mungkin sehingga nilai laju
korosi kapal baja semakin kecil, korosi tidak
dapat di hentikan 100% karena kapal baja
sama halnya dengan manusia walau kita
sangat jago menjaga kesehatan ujung-ujung
is dead juga. begitu juga dengan korosi
kapal baja kita hanya dapat menekan nilai
laju korosi seminimum mungkin sehingga Gambar 1. Neraca Analitik
umur kapal dapat sesuaidengan rencana
awal agar dapat menekan nilai kerugian
yang di akibatkan olehkorosi kapal baja. 2.1.2 .Gelas Ukur 250 ml
Gelas ukur di gunakan untuk
Data-data yang diperlukan dalam
menampung larutan air laut yang di
perhitungan proteksi lambung kapal dengan
campurkan cairan NaCl Teknis.
menggunakananoda korban yaitu :
 Ukuran luas pelat lambung kapal
yang akan di proteksi
 Coating kapal
 Jenis anoda
 Resistivitas air laut.
- Mengukur Range: pH: -2,00 ~
18.00pH; mV: -1999 ~ +
1999mV; Temp:. 0 ~ 99,9 ℃
- Akurasi: pH: ± 0.01pH ± 1bit;
mV: ± 1mV ± 1bit; Temp:. ± 0,3
℃ ± 1bit
- Stabilitas: ± 0.01pH ± 1bit / 3 jam
- Temp. Kisaran kompensasi: 0 ~
99,9 ℃
Gambar 2. Gelas Ukur 250 ml - Suhu larutan diukur: 0 ~ 60 ℃

2.1.3 .Kabel Penghubung Arus


Berfungsi untuk penjepit specimen
baik katoda maupun anoda di dalam larutan
air laut + Nacl Teknis,selain menjepit kabel
penghubung tersebut juga berfungsi untuk
mengantar kan arus searah dari katoda
menuju anoda yang di korbankan.

Gambar 4. PH Meter

2.2 .Alat

2.2.1. Alat yang digunakan

Gelas ukur 250 Ml, digunakan untuk


menampung 100,200,300 ml air laut dan
Gambar 3. Kabel Arus Penghubung larutan NaCl, sebanyak 9 buah, untuk
pengujian 8 jam, 16 jam, 24 jam.

2.1.4 .PH Meter

Guna PH meter merupakan alat


elektronik yang berfungsi untuk mengukur
pH larutan air laut + NaCl teknis. Sebuah
alat elektronik yang berfungsi untuk
mengukur pH (derajat keasaman atau
kebasaan) suatu cairan, dan terdiri dari Gambar 5. Alat Pengujian Pencelupan
elektroda khusus yang terhubung ke sebuah
alat elektronik yang mengukur dan 2.2.2. Persiapan Benda Uji
menampilkan nilai pH. Dengan spesifikasi : Benda uji yang di pilih dalam penelitian
ini adalah plat baja kapal dengan dimensi 2
Nama : pH Meter Professional PHS-3E x1 cm. Sebelum dilakukan pengujian benda
Spesifikasi : uji terlebih dahulu di amplas sampai
permukaan benda uji menjadi rata,benda uji
yang telah di amplas dan bersih . Benda uji
yang digunakan berupa potongan plat baja
lambung kapal dengan ukuran 2 x 1 cm.
Kandungan dalam tiap lembar plat adalah
92%-97% merupakan besi. Sisanya terdapat
kandungan karbon, silikon, belerang, dan
fosfor. Tipe plat yang digunakan ASTM A
36. (http//www.onealsteel.com/carbon-steel-
plate-a36.html).

Gambar 8. Larutan Air laut + NaCl Teknis

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL
3.1.1 Hasil pengujian 100 ml air aut + 100
gr NaCl teknis
Gambar 6. Benda Uji

2.2.3. Dimensi Benda Uji


Bentuk benda uji di buat beberapa
batangan dengan ukuran sebagai berikut:

2 cm

1 cm

2 cm
3.1.2 Hasil pengujian 100 ml air aut + 200
Gambar 7. Dimensi Benda Uji gr NaCl teknis

2.2.4. Larutan Korosif


Jenis larutan korosif yang di gunakan
pada pengujian ini adalah air laut yang di
campur dengan NaCl Teknis.
3.1.4 Grafik Hasil Pengujian dengan
Anoda Korban Menggunakan
Larutan Air Laut 100 ml + NaCl
Teknis 100 gr Serta Variasi waktu
dan Larutan.

Perbandingan Waktu(Jam) dengan


Perubahan Berat (gr)

0,32

Perubahan Berat (gr)


0,29
0,26
0,23
0,2
0,17
0,14
0,11
0,08
0,05
8 16 24
Waktu(Jam)

katoda anoda

3.1.3 Hasil pengujian 100 ml air aut + 300


gr NaCl teknis 3.1.5 Grafik Hasil Pengujian dengan
Anoda Korban Menggunakan
Larutan Air Laut 100 ml + NaCl
Teknis 200 gr Serta Variasi waktu
dan Larutan

Perbandingan Waktu(Jam) dengan Perubahan


Berat (gr)

0,42
0,37
Perubahan Berat (gr)

0,32
0,27
0,22
0,17
0,12
8 16 24
Waktu (Jam)

katoda anoda

3.1.6 Grafik Hasil Pengujian dengan


Anoda Korban Menggunakan
Larutan Air Laut 100 ml + NaCl
Teknis 300 gr Serta Variasi waktu
dan Larutan.
Perbandingan Waktu (Jam) dengan Perubahan
Berat (gr) 3.1.9 Tabel hasil pengujian katoda(baja) tanpa
0,42 menggunakan anoda Dengan larutan air
0,4 laut 100 ml + NaCl Teknis 300 gr.
0,38
perubahan Berat (gr)

0,36
0,34
0,32
0,3
0,28
0,26
0,24
0,22
0,2
8 16 24
Waktu(jam)

katoda anoda
3.2.PEMBAHASAN

3.1.7 Tabel hasil pengujian katoda(baja) tanpa Pencegahan terjadinya korosi pada baja
menggunakan anoda Dengan larutan air lambung kapal ini adalah di lakukan dengan
laut 100 ml + NaCl Teknis 100 gr. cara menghubungkan plat baja lambung
kapal tersebut dengan seng yang mempunyai
potensial electrode sangat rendah yaitu
seng, sehingga terjadi oksidasi pada baja
lambung kapal dan akan segera menarik
electron dari seng dan oksidasi akan
berlangsung pada anoda seng tersebut.
Untuk mendapatkan hasil pengujian maka di
peroleh data pengurangan berat serta
pengamatan selama pengujian pada
specimen yang telah terkorosi.
Dalam hal ini didapat hasi pengujian plat
baja dengan menggunakan katoda(baja) dan
3.1.8 Tabel hasil pengujian katoda(baja) tanpa anoda(seng) dalam waktu 8 jam sebesar 0,1
menggunakan anoda Dengan larutan air gr untuk katoda(baja) dan 0,2 gr(seng).
laut 100 ml + NaCl Teknis 200 gr.
Dalam variasi larutan 100 ml air laut dan
100 gr Nacl Teknis.
Selanjut nya hasi pengujian plat baja
dengan menggunakan katoda(baja) dan
anoda(seng) dalam waktu 16 jam sebesar 0,2
gr untuk katoda(baja) dan 0,33 gr(seng).
Dalam variasi larutan 100 ml air laut dan
200 gr Nacl Teknis.
Sedangkan pengujian plat baja dengan
menggunakan katoda(baja) dan anoda(seng)
dalam waktu 24 jam sebesar 0,3 gr untuk
katoda(baja) dan 0,4 gr(seng). Dalam variasi
larutan 100 ml air laut dan 300 gr Nacl Teknis pada pengujian 8 jam sebesar
Teknis. 215,32 Mpy pada katoda(baja) dan 43,06
Sedangkan pengujian anoda korban Mpy pada anoda(seng), sedangkan pada
menggunakan anoda (Alumunium) di waktu 16 jam laju korosi sebesar 10,76
Pengujian yang di lakukan oleh Rio Mpy pada katoda(baja) dan 17,76 Mpy
frensisko dengan judul pengendalin korosi pada anoda(seng), dan dalam pengujian
menggunakan metoda anoda korban dengan 24 jam di dapat laju korosi sebesar 71,77
anoda Alumunium pada tahun 2015,dapat Mpy pada katoda (baja) dan 9,569 Mpy
hasil sebagai berikut ; pada anoda(seng).
Dalam waktu 8 jam pengurangan berat  Proses korosi air laut merupakan proses
dari laju korosi sebesar 0,133 katoda (baja) elektrokimia ,salah satu yang mendorong
dan 0,333 anoda(Alumunium). menuju terjadi korosi pada plat baja,sedang kan
waktu 16 jam telah mencapai pengurangan anoda korban (seng) melindungi katoda
berat sebesar 0,333 katoda(baja) dan 0,533 (baja) dengan cara memberikan arusnya
anoda(Alumunium) dan menuju waktu 24 ke katoda yang di sebut dengan arus
jam semakin meningkat yaitu sebesar 0,566 gelvanik.Anoda yang berpotensial lebih
katoda(baja) dan 0,833 anoda(alumunium). negative dapat melindungi spesiment
Maka dapat di lihat diantara dua yang lebih positif dengan melakukan
pengujian mengunakan anoda (seng) dan pertukaran ion , anoda dan katoda saling
anoda(alumunium) dapat di simpulkan melepaskan ion nya, petukaran ion yang
bahwa laju korosi menggunakan terjadi pada spesiment dapat membentuk
Alumunium lebih efektif untuk melakukan lapisan yang akan mengganggu proses
perlindungan laju korosi terhadap masuk nya oksigen ke permukaan katoda
katodik(baja), dapat di lihat dalam laju sehingga dapat memperlambat proses
korosi pada anoda (alumunium) lebih besar korosi.
di bandingkan menggunakan anoda (seng)
,sehingga katoda dapat terlindungi dengan
baik. DAFTAR PUSTAKA

4. KESIMPULAN 1) Afriani. F. Komalasari Proteksi Katodik


Metoda Anoda Tumbal untuk
Dari hasil pengujian laju korosi dan Mengendalikan
analisis plat baja lambung kapal dengan 2) Anggono. J. Rizal. F. Studi
larutan air laut +NaCl Teknis dapat di Perbandingan Kinerja Anoda Korban
simpulkan bahwa: dengan Panduan Alumnium dengan
 Laju korosi plat baja lambung kapal Panduan Seng dalam Lingkungan Air
dapat di kendaikan menggunakan anoda Laut. Universitas Kristen Petra. 2000
korban dan sangat efektif dalam 3) Azwar. Korosi Logam dan
penggunaan nya.hal ini dapat di lihat Pengendaliannya. Jurusan Teknik Mesin
daricara pengujiannya yang relative politeknik Negeri Lhokseumawe,
sederhana sehingga tidak di perlukan Lhokseumawe 2010.
keahlian kusus, hamper tidak di perlukan 4) Bubun. B. pelarutan besi pada korosi
pengawasan dan dapat di gunakan tanpa baja karbon dalam larutan buffer aseat.
membutuhkan energi listrik dari luar. ITB. 2005.
 Berdasarkan pengujian dapat di lihat 5) Julianto. E. Efektivitas Penggunaan
laju korosi dalam larutan air laut + NaCl Anoda Korban pada Plat Baja Kapal.
Universitas Diponogoro. Semarang.
2010.
6) Kurniawan. Y. Analisa laju korosi pada
plat baja karbon dengan variasi
ketebalan coating. ITS. 2012
7) Laju Korosi. Lab Elektro Kimia.
Universitas Riau. 2014.
8) Permatasari. K. pengaruh perlakuan
panas pada anoda korban alumunium
terhadap laju korosi pada plat baja
karbon. ITS. 2012.
9) Rio. F. pengendalian korosi
menggunakan arus tanding
menggunakan panduan alumunium.
UBH. 2015
10) Utomo. b. Teknik perkapalan.
Universitas Diponogoro. Semarang.
2009.

Anda mungkin juga menyukai