POMPA KELOMPOK 8 Hal 60, 63, 67 PDF
POMPA KELOMPOK 8 Hal 60, 63, 67 PDF
BAB I
PENDAHULUAN
43
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan :
𝑃
: Head tekanan (m)
𝛾
𝑃𝑑
: Head tekanan fluida pada sisi tekan (m)
𝛾
44
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
𝑃𝑠
: Head tekanan fluida pada sisi isap (m)
𝛾
b. Head kecepatan
Adalah perbedaan antarahead kecepatan zat cair pada sisi tekan dengan
head kecepatan zat cair pada sisi isap. Head kecepatan dituliskan dengan rumus
sebagai berikut:
𝑉𝑑2 𝑠𝑉2
ℎ𝑘 = − 2𝑔 .............................................................................................(2-2)
2𝑔
Keterangan :
ℎ𝑘 : Head kecepatan (m)
𝑉𝑑2
: Head kecepatan zat cair pada sisi tekan (m)
2𝑔
𝑉𝑠2
: Head kecepatanzat cair pada sisi isap (m)
2𝑔
45
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
a. Kapasitas (Q)
Merupakan volume fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu. Dalam
pengujian ini pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan
venturimeter. Satuan dari kapasitas (Q) yang digunakan dalam pengujian ini
adalah m3/s.
b. Putaran (n)
Yang dimaksud dengan putaran disini adalah putaran poros (impeler) pompa,
dinyatakan dalam satuan rpm. Putaran diukur dengan menggunakan tachometer.
c. Torsi (T)
Torsi didapatkan dari pengukuran gaya dengan menggunakandinamometer,
kemudian hasilnya dikalikan dengan lengan pengukur momen (L). Satuan dari
torsi adalah Nm.
d. Daya (P)
Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang merupakan daya dari
motor listrik, serta daya air yang dihasilkan oleh pompa. Satuan daya adalah Watt.
e. Efisiensi ( )
Merupakan perbandingan antara daya air yang dihasilkan dari pompa, dengan
daya poros dari motor listrik.
46
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
berkecepatan tinggi di dalam aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Pada
pompa misalnya, bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah sisi isapnya.
Kavitasi akan timbul jika tekanan isapnya terlalu rendah. Kavitasi di dalam pompa
dapat mengakibatkan:
a. Suara yang berisik dan getaran dari pompa.
b. Performasi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak dapat
bekerja dengan baik.
c. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus menerus dalam jangka
lama, maka permukaan dinding akan termakan sehingga menjadi berlubang-
lubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai akibat dari tumbukan
gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
Karena kavitasi mengakibatkan banyak sekali kerugian pada pompa, maka
kavitasi perlu dihindari. Adapun cara-cara untuk mencegah kavitasi antara lain:
a) Tekanan gas diperbesar di dalam pipa-pipa dimana fluida yang mengalir
dipompakan.
b) Sebuah pompa booster dipasang pada ujung pipa isap.
c) Sebuah axial wheel atau helical wheel dipasang tepat di depan impeler pada poros
yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk membuat pusaran (whirl) terhadap aliran.
Cara ini merupakan pilihan yang paling baik. Akan tetapi, apabila kecepatan
putaran (n) dan debitnya (Q) sama dengan kecepatan putaran dan debit dari
impeler, maka kavitasi justru akan terjadi pada runner pembantu itu sendiri. Oleh
karena itu, dalam pemasangan runner pembantu ini diperlukan pertimbangan yang
sungguh-sungguh sebelum pemasangannya.
Macam - macam tipe kavitasi pada pompa sentrifugal berdasarkan penyebabnya
yaitu:
1. Suction cavitation (kavitasi pada suction)
Kavitasi jenis ini terjadi akibat kekurangan NPSHA (NPSH aktual). Aturan
umumnya adalah NPSHA minimal harus sama atau lebih besar dari NPSHR
(NPSH yang dibutuhkan) untuk menghindari suction cavitation. Perbedaan yang
besar antara NPSHA dengan NPSHR dapat menyebabkan resiko kerusakan pada
pompa terutama pada air yang relatif panas.
47
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
2. Recirculation Cavitation
Recirculation cavitation diakibatkan oleh laju aliran (flow rate) yang rendah
pada pompa. Ada dua tipe dari recirculation cavitation yaitu suction side dan
discharge side dimana bisa terjadi pada saat yang bersamaan ataupun terpisah.
Keduanya terjadi akibat fenomena yang sama yaitu aliran balik pada jarak yang
berdekatan satu sama lain.
Dalam perencanaan instalasi pompa, hal- hal berikut ini harus diperhitungkan
untuk menghindari kavitasi :
1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang diisap harus dibuat
serendah mungkin agar head isap statis menjadi rendah pula.
2. Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Jika terpaksa memakai pipa panjang
gunakan pipa yang berdiameter besar untuk mengurangi kerugian gesek.
3. Sama sekali tidak dibenarkan memperkecil laju aliran dengan menghambat aliran
sisi isap.
4. Head total pompa harus diatur seperti yang dibutuhkan karena head yang
berlebihan akan membuat kapasitas yang berlebihan pula sehingga akan membuat
kemuungkinan terjadinya kavitasi akan semakin besar.
48
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
Gambar 2.1 NPSH bila tekanan atmosfer bekerja pada permukan air yang dihisap.
Sumber: Sularso (2000,p.44)
Keterangan:
ℎ𝑠𝑣 = NPSH yang tersedia (m)
𝑃𝑎 = Tekanan atmosfer (N/m2)
𝑃𝑣 = Tekanan uap jenuh pada temperatur fluida (N/m2)
𝛾 = Berat jenis cairan (N/m3)
ℎ𝑠 = Head isap statis (m)
ℎ𝑙 =Headlosses (m)
dengan hs bertanda positif (+) jika pompa terletak di atas permukaan zat cair yang
dihisap dan negatif (-) jika pompa terletak di bawah permukaan zat cair yang
dihisap.
Dari persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa NPSH yang tersedia
merupakan head tekanan absolut yang masih tersisa pada sisi isap pompa setelah
49
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
dikurangi headtekanan uap, head isap statis dan head loss. Besarnya tergantung
pada kondisi luar pompa dimana pompa tersebut dipasang.
Gambar 2.2 NPSH bila tekanan uap bekerja di dalam tangki air hisap yang tertutup.
Sumber: Sularso (2000,p.44)
Jika zat cair dihisap dari tangki tertutup seperti pada gambar 2.2, maka Pa
menyatakan tekanan absolut yang bekerja pada permukaan zat cair di dalam
tangki tertutup tersebut. Jika tekanan di atas permukan zat cair sama dengan
tekanan uap jenuhnya, maka Pa = Pv, sehingga :
ℎ𝑠𝑣 = − ℎ𝑠 − ℎ𝑙 .........................................................................................(2-5)
Harga hs adalah negatif (-) karena permukaan zat cair dalam tangki lebih
tinggi daripada sisi isap pompa. Pemasangan pompa semacam ini diperlukan
untuk mendapatkan harga ℎ𝑠𝑣 atau NPSH yang positif (+).
b. NPSH yang Diperlukan
Tekanan terendah di dalam pompa besarnya terdapat di suatu titik didekat
(setelah) sisi masuk sudu impeler. Di tempat tersebut, tekanannya lebih rendah
daripada tekanan pada sisi isap pompa. Hal ini disebabkan kerugian head di nosel
isap, kenaikan kecepatan aliran karena luas penampang yang menyempit, dan
kenaikan kecepatan aliran karena tebal sudu.
Jadi, agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang masuk
pompa dikurangi penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih tinggi daripada
tekanan uap zat cair. Head tekanan yang besarnya sama dengan penurunan
50
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
tekanan ini disebut NPSH yang diperlukan.Agar pompa dapat bekerja tanpa
mengalami kavitasi, maka harus dipenuhi persyaratan sebagai berikut :
NPSH yang tersedia > NPSH yang diperlukan
Harga dari NPSH yang diperlukan, diperoleh dari pabrik pompa yang
bersangkutan.
𝐻1 𝑛12 𝐷12
= ……….........................................................................................(2-7)
𝐻2 𝑛22 𝐷22
𝑃1 𝑛13 𝐷15
= ………..........................................................................................(2-8)
𝑃2 𝑛23 𝐷25
Keterangan:
D: Diameter impeler (m)
Q:Kapasitas aliran (m3/s)
H:Head total pompa (m)
P:Daya poros pompa (kW)
N:Putaran pompa (rpm)
Dan indeks 1 dan 2 menyatakan berturut- turut pompa nomor satu dan pompa
nomor 2. Hubungan yang dinyatakan di atas disebut Hukum Kesebangunan Pompa.
Hukum ini sangat penting untuk menaksir perubahan performansi pompa bila
putaran pompa diubah. Hukum ini juga berguna untuk memperkirakan performansi
pompa yang direncanakan apabila pompa tersebut geometris sebangun dengan
pompa yang sudah diketahui performansinya.
51
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
kecepatan spesifik suatu pompa adalah sama tiap- tiap pompa yang sebangun.
Kecepatan spesifik suatu pompa dapat dicari dengan rumus :
𝑄 1/2
𝑛𝑠 = 𝑛 𝐻 3/4………........................................................................................(2-9)
Keterangan:
Q : Kapasitas aliran (m3/s)
H : Head total pompa (m)
n : Putaran pompa (rpm)
2.1.7 Performansi
Bentuk pompa pada umumnya tergantung pada kecepatan spesifik. Jadi dapat
dimengerti bila karakterisiknya juga akan tergantung pada kecepatan spesifik.
Karakteristik sebuah pompa dapat digambarkan dalam kurva- kurva karakteristik
yang menyatakan besarnya head total pompa, daya poros, dan efisiensi pompa,
terhadap kapasitas. Kurva performansi tersebut, pada umumnya digambarkan pada
putaran yang tetap.
Gambar 2.3 sampai dengan Gambar 2.5 memperlihatkan contoh kurva
performansi untuk tiga jenis pompa dengan harga kecepatan spesifik yang jauh
berbeda beda. Di sini semua besaran kurva karakteristik dinyatakan dalam persen.
Titik 100% untuk harga kapasitas, head total pompa, dan daya pompa, diambila
dalam keadaan efisiensi maksimum.
Dari gambar terlihat bahwa kurva head- kapasitas menjadi semakin curam pada
pompa dengan harga kecepatan spesifik yang semakin besar.
Disini head pada kapasitas nol(shut-off head) semakin tinggi pada kecepatan
spesifik yang semakin besar. Dalam hal pompa aliran aksial, kurva karakteristiknya
memperlihatkan kondisi tak stabil pada head total di sekitar 140 – 160%.
Kurva daya terhadap kapasitas mempunyai harga minimum bila kapasitas aliran
sama dengan nol pada pompa sentrifugal dengan kecepatan spesifik kecil.
52
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
Sebaliknya, pada pompa aliran campur dan pompa aliran aksial dengan kecepatan
spesifik besar, harga daya mencapai maksimum pada kapasitas aliran sama dengan
nol.
53
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
54
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
2. Rotary Pump
Tekanan yang dihasilkan dari pompa ini adalah akibat gerak putar dari
elemen-elemennya atau gerak gabungan berputar. Bagian utama dari pompa
jenis ini adalah :
rumah pompa yang stasioner
rotor, yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang berputar dalam
rumah pompa
Prinsip kerjanya adalah fluida yang masuk ditekan oleh elemen-elemen
yang memindahkannya ke sisi buang kemudian menekannya ke pipa tekan.
55
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
Karena tidak memiliki katup-katup, maka pompa ini dapat bekerja terbalik,
sebagai pompa maupun sebagai motor. Pompa ini bekerja pada putaran yang
tinggi sampai dengan 5000 rpm atau lebih. Karena keuntungan tersebut,
pompa inibanyak dipakai untuk pompa pelumas dan pada hydraulic power
transmission. Yang termasuk jenis pompa ini adalah:
a. Gear Pump (Pompa Roda Gigi)
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya dua buah roda gigi
berpasangan yang terletak dalam rumah pompa akan menghisap dan
menekan fluida yang dipompakan. Fluida yang mengisi ruang antar gigi
ditekan ke sisi buang. Akibat diisinya ruang antar sisi tersebut maka
pompa ini dapat beroperasi. Aplikasi dari pompa ini adalah pada sistem
pelumasan, karena pompa ini menghasilkan head yang tinggi dan debit
yang rendah. Contoh pompa roda gigi terdapat pada gambar 2.4.
B. Dynamic Pump
Merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama pompa
bekerja. Untuk merubah kenaikan tekanan, tidak harus mengubah volume aliran
fluida. Dalam pompa ini terjadi perubahan energi, dari energi mekanik menjadi
energi kinetik, kemudian menjadi energi tekanan. Pompa ini memiliki elemen
utama sebuah rotor dengan suatu impeler yang berputar dengan kecepatan tinggi.
Yang termasuk di dalam jenis pompa ini adalah pompa aksial dan pompa
sentrifugal.
56
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
1. Pompa Aksial
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya impeler akan menghisap
fluida yang dipompakan dan menekannya ke sisi tekan dalam arah aksial.
Pompa ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan head rendah dan
kapasitas tinggi, seperti pada sistem pengairan. Contoh pompa aksial terdapat
pada gambar 2.5.
2. Pompa Sentrifugal
Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu
yang berputar pada kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat oleh
impeler yang menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan melempar fluida
keluar melalui volute atau rumah siput. Pompa ini digunakan untuk
memenuhi kebutuhan head medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran
medium. Dalam aplikasinya, pompa sentrifugal banyak digunakan untuk
proses pengisian air pada ketel dan pompa rumah tangga. Bagian-bagian dari
pompa sentrifugal adalah stuffling box, packing, shaft, shaft sleeve, vane,
casing, eye of impeller, impeller, casing wear ring dan discharge nozzle.
57
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
58
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
Impeler dipasang pada satu ujung poros dan pada ujung yang lain dipasang
kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros ditumpu oleh dua buah
bantalan. Sebuah paking atau perapat dipasang pada bagian rumah yang ditembus
poros, untuk mencegah air bocor keluar atau udara masuk dalam pompa.
a. Impeler
Merupakan bagian yang berputar dari pompa dan memberikan daya pada
air, sehingga air akan mendapatkan energi spesifik berupa kecepatan dan
tekanan. Di dalam rumah siput, kecepatan air secara berangsur-angsur diubah
menjadi tekanan statis. Jenis-jenis impeler ditunjukkan pada gambar 2.8. Jenis-
jenis impeler yaitu:
• Impeler Tertutup
Disebut sebagai impeler tertutup karena baling-baling pada impeler
tetutupi oleh mantel di kedua sisi. Jenis impeler ini banyak digunakan pada
pompa air dengan tujuan mengurung air agar tidak berpindah dari sisi
pengiriman ke sisi penghisapan. Impeler jenis ini memiliki kelemahan pada
kesulitan yang akan didapat jika terdapat rintangan atau sumbatan.
• Impeler Terbuka dan Semi Terbuka
Dengan kondisinya yang terbuka atau semi terbuka, maka kemungkinan
adanya sumbatan pun jauh berkurang. Hal ini memungkinkan adanya
pemeriksaan impeler dengan mudah. Namun, jenis impeler ini hanya dapat
diatur secara manual untuk mendapatkan setelan terbaik.
• Impeler Pompa Berpusar/Vortex
Pompa yang digunakan untuk memompa bahan-bahan yang lebih padat
ataupun berserabut dari fluida cair, impeler vortex dapat menjadi pilihan yang
baik. Pompa jenis ini 50% kurang efisien dari rancangan konvensionalnya.
59
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
b. Rumah Pompa
Desain rumah pompa ditunjukkan oleh gambar 2.9.Rumah pompa memiliki
beberapa fungsi, antara lain:
1. Berfungsi sebagai pengarah fluida yang dilemparkan impeler. Akibat gaya
sentrifugal yang menuju sisi tekan, sebagian energi kinetik fluida diubah
menjadi tekanan.
2. Menutupimpeler pada sisi penghisapan dan pengiriman pada ujung pompa
sehingga berbentuk tangki tekanan.
3. Memberikan media pendukung dan bantalan poros untuk batang torak dan
impeler.
60
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
c. Poros Pompa
Sebagai penerus putaran pengerak kepada impeler dan pompa. Poros pompa
dibedakan menjadi dua, yaitu :
Poros pompa datar atau horizontal
Poros pompa tegak atau vertikal
d. Cincin Penahan Keausan atau Cincin Perapat (Waring Ring)
Untuk mencegah keausan rumah pompa dan impeler pada sambungan yang
bergerak (running joint), maka dipasang cincin penahan keausan (waring ring)
yang disebut juga cincin rumah pompa atau cincin perapat.
e. Bantalan Poros
Bantalan yang banyak dipakai pada pompa sentrifugal adalah bantalan anti
gesek, selongsong, rol bola, dan bantalan kingsbury. Bantalan anti gesek dapat
berupa baris tungal atau ganda. Bantalan rol banyak dipakai untuk poros pompa
berukuran besar. Skema bantalan poros ditunjukkan oleh gambar 2.10.
(a) (c)
(b) (d)
Gambar 2.13 Bantalan praktis untuk pompa (a) rol,(b) horizontal, (c) vertikal dan
(d) kingsbury
Sumber: Edward (1996, p.22)
61
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
f. Selongsong Poros
Berfungsi utuk mencegah kebocoran udara ke dalam pompa bila beroperasi
dengan tinggi isap (suction lift) dan untuk mendistribusikan cairan perapat secara
merata di sekeliling ruang cincin (anular space) antara lubang peti dan
permukaan selongsong poros. Selongsong poros disebut juga sangkar perapat
atau cincin lantern. Skema selongsong poros pompa ditunjukkan oleh gambar
2.14.
Selongsong poros ini menerima cairan yang bertekanan dari pompa atau
sumber tersendiri lainnya. Kadang-kadang digunakan minyak gemuk sebagai
medium perapat apabila cairan yang bersih tidak tersedia atau tidak dapat dipakai
(pompa air kotor).
g. Peti Gasket
Berfungsi untuk mencegah udara bocor ke dalam rumah pompa bila tekanan
di dalamnya berada di bawah tekanan atmosfer.
h. Perapat Poros (Perapat Mekanis)
Digunakan untuk mencegah kebocoran di sekeliling poros. Perapat poros ini
juga dipakai apabila peti gasket tidak dapat mencegah kebocoran secara
maksimal. Permukaan perapat tegak lurus terhadap poros pompa dan biasanya
terdiri dari dua bagian yang dihaluskan dan dilumasi. Perapat poros dibedakan
menjadi dua, yaitu jenis dalam dan jenis luar. Jenis luar dipakai apabila cairan
yang dipompa berpasir dan tidak diinginka adanya kebocoran pada peti gasket.
Jenis dalam digunakan untuk cairan yang mudah menguap. Skema perapat
mekanis dapat dilihat pada gambar 2.12.
62
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
63
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
Suatu aliran fluida incompressible yang memiliki tekanan (P), kecepatan (v), dan
beda ketinggian (z) mempunyai energi aliran fluida sebesar :
Persamaan energi :
𝑚𝑣 2
𝑚. 𝑔. 𝑧 + 𝑃. ∀ + = 𝑐 .................................................................................. (2-10)
2
𝑚 𝑚𝑣 2
𝑚. 𝑔. 𝑧 + 𝑃. 𝜌 + = 𝑐 ................................................................................. (2-11)
2
64
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
dengan perbedaan antara jumlah massa yang masuk dan laju massa yang keluar ke
dan dari elemen fluida yang ditinjau.
Terdapat aliran fluida pada satu saluran dengan perubahan luas penampang
seperti terlihat pada gambar 2.13. Pada fluida tak termampatkan, massa jenis fluida
selalu sama di setiap titik yang dilaluinya. Massa fluida yang mengalir dalam pipa
dengan luas penampang A1 selama selang waktu tertentu:
𝑚
𝜌= .................................................................................................................. (2-15)
𝑉
𝑚 = 𝜌𝑉 ............................................................................................................... (2-16)
𝑚1 = 𝜌𝑉1 ............................................................................................................ (2-17)
𝑉1 = 𝐴1 𝐿1 = 𝐴1 𝑣1 ∆𝑡 ......................................................................................... (2-18)
𝑚̇1 = 𝜌 𝐴1 𝑣1 ....................................................................................................... (2-19)
Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan
massa fluida yang keluar, maka:
𝑚̇1 = 𝑚̇2 .............................................................................................................. (2-20)
𝜌 𝐴1 𝑣1 = 𝜌 𝐴2 𝑣2 ................................................................................................ (2-21)
𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2 ....................................................................................................... (2-22)
Keterangan:
𝐴1 =Luas penampang 1
𝐴2 =Luas penampang2
𝑣1 = Kecepatan aliran fluida pada penampang 1
𝑣2 = Kecepatan aliran fluida pada penampang 2
𝐴𝑣 = Laju aliran volume V/t atau debit
65
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
66
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
b. Pompa Paralel
Instalasi pompa yang disusun paralel bertujuan untuk memperoleh fluida
dengan kapasitas yang tinggi namun head tekanan yang diperoleh rendah. Pada
gambar 2.17 didapatkan kapasitas (Q) aliran yang tinggi diperoleh dengan cara
67
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
Keterangan:
𝑃𝑑 : Tekanan buang (N/m2)
𝑃𝑠 : Tekanan buang (N/m2)
: berat jenis air = water . g (N)
2. Kapasitas (Q)
0,189 ................................................................................ (2-26)
Q h (m 3 / s )
1000
Keterangan:
h = beda ketinggian fluida pada manometer (mmHg)
3. Putaran (n)
Satuan : rpm
68
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
4. Torsi (T)
T F L ................................................................................................... (2-27)
Keterangan:
F = Gaya / beban (N)
L = Panjang lengan momen = 0,179 m
5. Daya (W)
Daya Poros (W1) :
n
W1 F (Watt)
k ................................................................................ (2-28)
Keterangan:
k = konstanta brake = 53,35
n = putaran (rpm)
Daya Air (W2) :
𝑊2 = (𝑃𝑑 − 𝑃𝑠 ). 𝑄 (Watt) .............................................................. (2-29)
6. Efisiensi ( )
W2
100 % ......................................................................................... (2-30)
W1
69
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
3. Torsi (T)
Berdasarkan persamaan (2-27):
T1 F1 L ( N.m)
T2 F2 L ( N.m)
TTotal T1 T2
4. Daya (W)
Daya Poros (W1) :
Berdasarkan persamaan (2-28):
n1
W1,1 F1 (Watt)
k
n
W1, 2 F2 2 (Watt)
k
W1, Total W1,1 W1, 2 (Watt)
5. Efisiensi ( ) :
Berdasarkan persamaan (2-30):
W2 ,Total
100%
W1, Total
70
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
2. Kapasitas (Q)
Berdasarkan persamaan (2-26):
0,189
Q h (m 3 / s )
1000
3. Torsi (T)
Berdasarkan persamaan (2-27):
T1 F1 L ( N.m)
T2 F2 L ( N.m)
TTotal T1 T2
4. Daya (W)
Daya Poros (W1) :
Berdasarkan persamaan (2-28):
n1
W1,1 F1 (Watt)
k
n
W1, 2 F2 2 (Watt)
k
W1, Total W1,1 W1, 2 (Watt)
71
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
5. Efisiensi ( )
Berdasarkan persamaan (2-30):
W2, Total
100%
W1, Total
72
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
BAB III
METODOLOGI PENGUJIAN
73
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
Tabel 3.1
Spesifikasi Pompa Sentrifugal
1st Stage 2nd Stage
Driving motor type Neco Shunt Neco Shunt
Serial no. C 166415.C C 166415.B
Speed Variable 0 to 3000 Variable 0 to 3000
rev/min rev/min
Power 0,75 KW (1 HP) 0,75 KW (1 HP)
Electrical control Neco electrical 2AF Neco electrical 2AF
type ISO ISO
Pump type Stuart no 25/2 Stuart no 25/2
Maxhead 13 m 13 m
Max flow 130 L/minute 130 L/minute
74
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
Instalasi percobaan ini terdiri dari 2 pompa sentrifugal, yaitu pompa I (P1) dan
pompa II (P2) yang masing-masing digerakkan oleh sebuah motor listrik (M) yang
dihubungkan dengan neraca pegas. Sebuah panel pengaturan dan alat ukur
(manometer raksa dan manometer bourdon). Jaringan pipa dilengkapi dengan dua
katup isap yaitu katup pompa I (A) dan katup pompa II (B). Instalasi percobaan juga
dilengkapi dengan sebuah katup pengatur aliran tunggal, seri dan paralel (C), sebuah
katup pengatur keluaran (D) dan sebuah venturi (V).
75
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
76
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Kapasitas (Q)
0,189 0,189
Q h = 1 = 0.00019
1000 1000
3. Torsi (T)
T F L = 1.8 . 0.179 = 0.322
4. Daya Poros (W1)
n 2200
W1 F = 1.8 = 74.227
k 53.35
5. Daya air (W2)
𝑊2 = (𝑃𝑑 − 𝑃𝑠 ). 𝑄 = (65000-(-1000)). (0.00019)= 12.474
6. Efisiensi ( )
W2 12.474
100% = 100% = 16.805 %
W1 74.227
b. Pompa Seri
1. Head (H)
𝑃𝑑 − 𝑃𝑠 65000−0
H1 = = = 6.6259
𝛾 9810
𝑃𝑑 − 𝑃𝑠 120000−(−65000)
H2 = = = 18.858
𝛾 9810
77
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
2. Kapasitas (Q)
0,189 0,189
Q h= 2 = 0.000267
1000 1000
3. Torsi (T)
T1 = F1 . L = 1.7 . 0.179 = 0.3043 Nm
T2 = F2 . L = 1.5 . 0.179 = 0.27 Nm
Ttotal = T1 + T2 = 0.3043 + 0.27 = 0.5728 Nm
4. Daya Poros (W1)
n1 2200
W1,1 F1 = 1.7 = 70.103 Watt
k 53.35
n2 2100
W1, 2 F2 = 1.5 = 59.044 Watt
k 53.35
Wtotal = W1,1 + W1,2 = 70.103 + 59.044 = 129.1471 Wattt
5. Daya air (W2)
W2,1 ( Pd1 Ps1 ) Q = (65000 0) (0.000267 ) = 17.374 Watt
6. Efisiensi ( )
W2 ,Total 66.822
100% 100% = 51.741%
W1, Total 129.1471
c. Pompa Paralel
1. Head (H)
𝑃𝑑 − 𝑃𝑠 65000−0
H1 = = = 6.6259 m
𝛾 9810
𝑃𝑑 − 𝑃𝑠 6000−0
H2 = = = 6.1162 m
𝛾 9810
𝐻1 + 𝐻2 6.6259 + 6.1162
HTotal = = = 6.3710 m
2 2
2. Kapasitas (Q)
0,189 0,189
Q h= 1 = 0.000189 m3/s
1000 1000
78
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
3. Torsi (T)
T1 = F1 . L = 1.6 . 0.179 = 0.2864 Nm
T2 = F2 . L = 1.45 . 0.179 = 0.2596 Nm
Ttotal = T1 + T2 =0.2864 + 0.2596 = 0.5460 Nm
4. Daya Poros (W1)
n1 2200
W1,1 F1 = 1.6 = 65.97 Watt
k 53.35
n2 2100
W1, 2 F2 = 1.45 = 59.79 Watt
k 53.35
Wtotal = W1,1 + W1,2 = 65.97 + 59.79 = 125. 77Watt
5. Daya air (W2)
W2,1 ( Pd1 Ps1 ) Q = (65000 0) 0.000267 = 6.143 Watt
6. Efisiensi ( )
W2 ,Total 11.813
100% 100% = 9.392 %
W1, Total 125.77
79
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
80
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
Dari gambar 4.1 merupakan Grafik Hubungan Kapasitas dan Head Pompa
Tunggal, dimana sumbu x adalah kapasitas dari pompa tunggal, dan sumbu y adalah
Head Pompa Tunggal.
Dapat dilihat bahwa grafik mengalami penurunan. Semakin
bertambahnya kapasitas fluida maka head akan mengalami penurunan dapat dilihat
persamaan:
𝑃𝑑 − 𝑃𝑠
𝐻= (m) ............................................................................................. (2-25)
𝛾
0,189
Q= 1000
√ℎ ................................................................................................... (2-26)
Dari rumus diatas dapat kita simpulkan bahwa menurunnya nilai head
dikarenakan menurunnya beda tekanan ( Pd – Ps). Menurunnya nilai Pd dipengaruhi
oleh semakin besar bukaan katup buang sedangkan menurunnya nilai Ps karena
semakin cepatnya aliran fluida. Menurunnya nilai head secara cepat dikarenakan
turunnya nilai Pd tidak sebanding dengan turunnya nilai Ps dan semakin besar bukaan
katup buang menyebabkan bertambahnya kapasitas fluida yang mengalir masuk ke
venturi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya kapasitas fluida
maka nilai head yang dimiliki fluida akan semakin menurun.
81
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
82
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
Dari gambar 4.2 merupakan Grafik Hubungan Kapasitas dan Head Pompa Seri,
dimana sumbu x adalah kapasitas dari pompa tunggal, dan sumbu y adalah Head
Pompa Seri.
Dapat dilihat bahwa grafik mengalami penurunan. Semakin
bertambahnya kapasitas fluida maka head akan mengalami penurunan dapat dilihat
persamaan:
𝑃𝑑 − 𝑃𝑠
𝐻= (m) ............................................................................................. (2-25)
𝛾
0,189
Q= 1000
√ℎ ................................................................................................... (2-26)
Penurunan head (H) disebabkan oleh berkurangnya beda tekanan ( Pd – Ps ).
Penurunan Pd terjadi karena semakin besar bukaan katup buang. Penurunan Ps
terjadi karena aliran fluida semakin cepat. Beda tekanan ( Pd – Ps) semakin kecil
karena penurunan Ps tidak sebanding dengan penurunan Pd. Penurunan beda tekanan
( Pd –Ps) juga disebabkan oleh volume yang bertambah. Pada pompa seri, jumlah
Head total adalah penjumlahan head dari pompa I dan
head dari pompa II. Sehingga, head yang dihasilkan adalah 2 kali lebih besar
dibandingkan dengan instalasi pompa tunggal, seperti pada persamaan berikut yang
berdasarkan persamaan (2-25) :
H total = H1 + H2 (m)
83
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
84
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
Dari gambar 4.3 merupakan Grafik Hubungan Kapasitas dan Head Pompa
Paralel, dimana sumbu x adalah kapasitas dari pompa tunggal, dan sumbu y adalah
Head Pompa Paralel.
Dapat dilihat bahwa grafik mengalami penurunan. Semakin
bertambahnya kapasitas fluida maka head akan mengalami penurunan dapat dilihat
persamaan:
𝑃𝑑 − 𝑃𝑠
𝐻= (m) ............................................................................................. (2-25)
𝛾
0,189
Q= 1000
√ℎ ................................................................................................... (2-26)
Penurunan head (H) disebabkan oleh berkurangnya beda tekanan ( Pd – Ps).
Penurunan Pd terjadi karena semakin besar bukaan katup buang. Penurunan Ps terjadi
karena aliran fluida semakin cepat. Beda tekanan ( Pd – Ps) semakin kecil karena
penurunan Ps tidak sebanding dengan penurunan Pd. Penurunan beda tekanan (Pd –
Ps) juga disebabkan oleh volume yang bertambah besar pada persamaan. Pada pompa
paralel, jumlah kapasitas total adalah penjumlahan kapasitas dari
pompa I dan kapasitas dari pompa II. Sehingga, kapasitas yang dihasilkan adalah 2
kali lebih besar dibandingkan dengan instalasi pompa tunggal, seperti pada
persamaan:
Q = Q1 + Q2
85
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
4.2.2.4 Hubungan Kapasitas dan Daya Poros (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)
86
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
Dari gambar 4.4 adalah Grafik Hubungan Kapasitas dan Daya Poros di mana
sumbu x adalah kapasitas dan sumbu y adalah daya poros dari pompa tunggal, seri,
dan Paralel.
Dapat dilihat bahwa polinomial grafik mengalami kenaikan
pada setiap jenis pompa hingga mencapai titik optimum tertentu kemudian grafik
akan mengalami penurunan, dapat dilihat pada persamaan:
0,189
Q=
1000
√ℎ ................................................................................................(2-26)
𝑛
𝑊 = 𝐹. 𝐾 (𝑊𝑎𝑡𝑡)........................................................................................(2-28)
Semakin besar kapasitas (Q) maka gaya yang dibebankan pada pompa juga
akan semakin meningkat, sehingga daya poros (W1) juga akan mengalami
peningkatan seiring dengan bertambahnya nilai kapasitas (Q). Daya poros (W1)
pompa seri lebih besar dari pompa tunggal karena menggunakan F total dari 2
pompa, sedangkan pada pompa parallel memiliki daya poros (W1) yang paling tinggi
disebabkan oleh kapasitas (Q) yang dijumlahkan. Penurunan kurva
disebabkan oleh sifat kelembaman yang dimiliki poros. Kelembaman ini terjadi
karena kecepatan yang dicapai sudah sangat tinggi sehingga gaya yang diperlukan
untuk menggerakan poros tidaklah perlu penambahan.
87
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
4.2.2.5 Hubungan Kapasitas dan Daya Air (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)
88
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
Dari grafik 4.5 adalah Grafik Hubungan Kapasitas dan Daya Air, di mana sumbu
x menunjukkan kapasitas dan sumbu y menunjukkan daya air dari pompa tunggal,
seri, dan Paralel.
Dari grafik hubungan antara kapasitas (Q) dan daya air (W2) dapat dilihat bahwa
kurva grafik dari masing-masing pompa (pompa tunggal, paralel, seri) mengalami
kenaikan sampai pada titik tertentu, lalu kemudian grafik untuk semua daya air (W2)
pompa mengalami penurunan. Apabila dihubungkan dengan rumus adalah sebagai
berikut :
𝑊2 = (𝑃𝑑 − 𝑃𝑠 ). 𝑄 (Watt) ......................................................................... (2-29)
Pada persamaan tersebut dapat diketahui bahwa antara beda tekanan pompa ( Pd-
Ps) dan kapasitas (Q) berbanding lurus dengan daya air. Sehingga seiring
bertambahnya kapasitas maka daya air akan mengalami peningkatan pula. Penurunan
daya air setelah mencapai titik optimum tertentu karena beda tekanan mengalami
penurunan yang signifikan dari pada kenaikan debit (Q), sehingga nilai dari daya air
mengalamai penurunan. dapat dilihat dalam persamaan:
0,189
Q= 1000
√ℎ (m3/s) ......................................................................................(2-26)
Pada pompa seri, seharusnya memiliki daya air (W2) yang lebih kecil daripada
parallel. Akan tetapi, pada titik ke 4 dan 5, pompa seri memiliki daya air (W2) yang
lebih tinggi dari pada pompa parallel. Hal ini disebabkan oleh kenaikan head yang
lebih tinggi daripada kenaikan debit pada pompa seri. Sehingga, kenaikan head tidak
sebanding dengan kenaikan debit.
89
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
4.2.2.6 Hubungan Kapasitas dan Efisiensi (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)
90
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
Dari gambar 4.6 merupakan Grafik Hubungan Kapasitas dan Efisiensi di mana
sumbu x merupakan kapasitas dan sumbu y merupakan efisiensi dari pompa tunggal,
seri, dan Paralel.
91
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
Dari rumus diatas dapat kita lihat bahwa nilai efisiensi adalah perbandingan
antara daya air dengan daya poros. Alasannya mengapa ketika nilai kapasitas
bertambah maka nilai efisiensi juga bertambah karena beda selisih antara daya poros
dan daya air adalah kecil dan juga hampir sebanding 1 nilai daya air mendekati nilai
daya poros. Dalam grafik juga terlihat adanya penurunan, hal ini disebabkan karena
nilai daya poros selalu meningkat seiring bertambahnya kapasitas. Sedangkan tidak
pada daya air. Daya air hanya meningkat sampai dengan kapasitas tertentu sehingga
menyebabkan selisih antara daya air dan daya poros semakin besar sehingga efisiensi
menurun. Hal lain yang menyebabkan turunnya efisiensi adalah karena adanya
kerugian gesek pada pompa sentrifugal.
92
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEMESTER GENAP
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL 2018/2019
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian pompa sentrifugal dengan instalasi tunggal, seri dan
pararel didapatkan kesimpulan :
1. Semakin bertambahnya kapasitas, maka head akan mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena hubungan antara head dan kapasitas pompa adalah berbanding
terbalik
2. Pompa seri dan pompa pararel dimana semakin tinggi kapasitas (Q) maka semakin
tinggi pula nilai daya porosnya (W1). Hal ini disebabkan karena nilai kapasitas
(Q) berbanding lurus dengan daya poros (W1)
3. Semakin meningkatnya nilai kapasitas (Q), maka torsi (Nm) akan ikut meningkat.
Hal ini disebabkan karena nilai kapasitas (Q) yang berbanding lurus dengan nilai
torsi (Nm).
4. Seiring dengan bertambahnya kapasitas (Q) maka efisiensi (η) juga akan
meningkat pula sampai pada titik tertentu lalu kemudian grafik untuk efisiensi (η)
pompa mengalami penurunan.
5.2 Saran
1. Agar praktikan hendaknya memahami materi sehingga memperlancar proses
asistensi.
2. Untuk asisten diharapkan untuk terus mengingkatkan penguasaan materi.
3. Untuk laboratorium agar lebih dijaga kualitas dan kesiapan alat – alat pada mesin
fluida.
93
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA