Makalah Askep Endokrin-1
Makalah Askep Endokrin-1
“Diabetes Melitus
”Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Endokrin dengan dosen
Di Susun Oleh :
1. AMANAH SHOLIKHATUN
2. AMELIA APRIANI
3. ANIS DASELA
4. DEWI SRI HARTINI
5. DESIH
6. EKA RIZKI SETIAWAN
7. SITI NUR HAJIJAH
2017
KATA PENGANTAR
Bismillahhirohmanirrohim,
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Diabetes Melitus” dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, diperlukan kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Makalah ini, tidak lepas dari dorongan
dan bantuan berbagai pihak.Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Drs. H. Turmin, B.Sc, selaku Ketua Pengurus Yayasan Indra Husada Indramayu.
2. Heri Sugianto, S.KM,.M.Kes selaku Ketua STIKes Indramayu.
3. M. Saefulloh, S.Kep.,Ns..M.Kep selaku Ketua Prodi Ilmu Kesehatan STIkes
Indramayu.
4. Seluruh dosen dan staf karyawan STIKes Indramayu.
5. Rekan – rekan seperjuangan.
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah system Endokrin
semester IV dengan harapan dapat menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca sehingga
Insya Allah dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………..
B. TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………
C. KASUS …………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………..
DAFTAR KATA SULIT……………………………………………………………………..
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………….
A. KESIMPULAN
B. SARAN………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus adalah penyakit kronis progesif yang ditandai dengan
ketidakmampuan tubuh untk melakukan metabolism karbohidrat,lemak,protein
mengarah ke hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi). Diabetes mellitus
terkadang dirujuk sebagai gula tinggi baik oleh klien maupun penyedia layanan
kesehatan. Pemikiran dari hubungan gula dengan DM adalah sesuai karena
lolosnya sejumlah besar urin yang mengandung gula ciri dari DM yang tidak
terkontrol. Walaupun,hiperglikemia memainkan peran penting dalam
perkembangan komplikasi terkait DM,kadar yang tinggi dari glukosa darah hanya
1 komponen dari proses patologis dan menifestasi klinis yang berubungan dengan
DM. Proses patologis dan factor resiko lain adalah penting dan terkadang
merupakan factor –faktor independen . Diabete mellitus dapat berhubungan
dengan komplikasi serius namun orang dengan DM dapat mengambil cara-cara
pencegahan untuk mengurangi kemungkinan kejadian tersebut.
Diabetes mellitus diklasifikasikan sebagai salah satu dari empat status
klinis berbeda meliputi tipe 1,tipe 2,gestasional,atau tipe DM spesifik lainnya.
Diabetes mellitus tipe 1 merupakan hasil destruksi autoimun sel beta,mengarah
pada defisiensi insulin absolut. DM tipe 2 adalah akibat dari defek sekresi insulin
progresif diikuti dengan resiistensi insulin,umumnya berhubungan dengan
obesitas.
4. HB
Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah
merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media
transport oksigen dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida
dari jaringan tubuh ke paru-paru.
5. HT
Hematokrit adalah proporsi volume darah yang terdiri dari sel darah merah. Tingkat
hematokrit (HCT) dinyatakan dalam persentase. Misalnya, hematokrit 25% berarti ada 25
mililiter sel darah merah dalam 100 mililiter darah.
Ht adalah jumlah sel darah merah dlam darah sehingga dengan melakukan pemeriksaan
hematokrit maka aliran mendapatkan hasil perbandingan jumlah sel darah merah terhadap
volume darah dalam satuan persen.
6. LED
Laju endap darah (LED) (bahasa Inggris: Erythrocyte sedimentation rate (ESR)) adalah
kecepatan sel - sel darah merah mengendap di dalam tabung uji dengan satuan mm/jam
7. Nilai normal (ADS) adalah sebelum makan 70-130 mg/dl dua jam setelah makan kurang
dari 180 mg/dl setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya 8 jam kurang dari 100
mg/dl.
8. Overweight adalah jumlah cadangan lemak dalam tubuh berlebih.
9. Trombosit adalah sel kecil yang beredar melalui aliran darah.
10. Infus Rl adalah cairan infus yang biasa digunakan pada pasien dewasa dan anak-anak
sebagai sumber elektrosit dan air untuk dehidrasi.
11. Ranitidin adalah obat untuk mengurangi asam lambung dalam perut.
12. Glibeokamid adalah obat yang digunakan utuk pasien dan tipe-tipe mengendalikan kadar
gula.
13. Neurosanbe adalah gabungan vitamin B1 (tiamin), B6 (piridoksin), dan B12 (kabolamin).
14. Antasid syrup adalah salah satu obat yang banyak dipakai dan cukup populer dikalangan
masyarakat, pada umumnya obat ini digunakan ketika menderita sakit maag.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.W DENGAN
GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN
“DIABETES MELITUS”
Tanda Tangan :-
A. Biodata
1. Identitas Kliien
Nama :Ny.W
Umur : 47 Tahun
Pendidikan :-
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Suku Bangsa :-
Perkawinan :-
Gol. Darah :-
Nama :-
Umur :-
Agama :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Alamat : -
Hubungan Keluarga :-
5. Struktur Keluarga
-
6. Riwayat Sosial
7. Data Biologis
1. Pola fungsi kesehatan kehidupan sehari-hari ( ADL)
Pemeriksaan Fisik
1. Status Kesehatan
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Penampilan :-
c. Kesadaran :-
GCS : -
d. Orientasi :-
e. Vital sign : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
Nafas : 22 x/ menit
Suhu : 36 °C
f. BB sebelum sakit : - kg
g. BB sesudah sakit : 68 kg
h. Tinggi Badan : 157 cm
2. Sistem Perkemihan dan Genetalia : pasien mengeluh buang air kecil sering terutama pada
malam hari kurang lebih 5 kali.
3. Sistem Muskuloskeletal: pasien mengatakan sering merasa kesemutan pada kedua kakinya
yang dirasakan hilang timbul, terpasang infus RL 20 tetes/menit
8. Data Psikologis
1. Pola kognisi dan persepsi sensori
a. Status Mental : Compos mentis
b. Orientasi : Baik
c. Keadaan emosional :-
d. Bicara : Sesuai
e. Bahasa yng di gunakan : Indonesia
f. Kemampuan membaca :-
g. Kemampuan Interaksi :-
h. Pengetahuan tentang penyakitnya :-
i. Respon klien terhadap penyakitnya :-
2. Pola konsep diri
a. Gambaran diri :-
b. Ideal Diri :-
c. Harga diri :-
d. Peran diri :-
e. Identitas diri :-
3. Pola peran –berhubungan
4. Pola seksual dan seksualitas
5. Pola mekanisme koping
6. Pola nilai Kepercayaan
9. Pemeriksaan Penunjang
LED :
50 mm/jam LED :
L : < 15 mm/jam
P : < 20 mm/jam
Leukosit :
8400/mm³ N
Leukosit
Trombosit : 3500-10000 /µl
137.000/Ul
Trobosit :
150000-390000 /µl
J. INFORMASI TAMBAHAN
Hiperglikemi
Sel kelaparan
Kelelahan,lemas
Do : Hiperglikemi
Glukosuri
Diuretic osmotic
Poliuri
Dehidrasi
Resiko ketidakseimbangan
volume dan elektrolit
DO:- Gluconeogenesis
Lemak
Ketogenesis
Ketonemia
Penurunan pH
Mual
DS : Pasien mengatakan Gaya hidup Kurangnya pengetahuan
banyak makan dan
minum,pasien sebulan
sekali selalu control Sel beta pancreas terganggu
kerumah sakit,pasien
sering mencuri-curi Produksi insulit
makanan tanpa
sepengetahuan Glukogen
keluarganya.
DO : - Hiperglikemi
Hiperosmomalitas
Kalori keluar
Rasa lapar
Polifagia
Kurang pengetahuan
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kami masih banyak kekurangannya,kami berharap
pembaca mampu memberikan masukan kepada kami untuk pembenaran makalah
ini. Seseorang dengan diabetes mellitus harus mampu mnegontrol diri untuk
kestabilan glukosa darahnya.
DAFTAR PUSTAKA