Anda di halaman 1dari 7

MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.

id

Tinjauan Pustaka

PERANAN TROMBOSIT DALAM PATOGENESIS MALARIA

Diana Natalia

Abstrak
Malaria merupakan penyakit endemik di Indonesia dan mempengaruhi hampir seluruh
komponen darah. Anemia dan trombositopenia merupakan komplikasi malaria terkait
hematologi yang paling sering, dan mendapat banyak perhatian pada literatur ilmiah karena
berhubungan dengan mortalitas. Penurunan jumlah trombosit berkaitan dengan berbagai
penyebab diantaranya lisis dimediasi imun, sekuestrasi pada limpa, gangguan pada sumsum
tulang dan fagositosis oleh makrofag. Infeksi malaria menyebabkan abnormalitas pada
struktur dan fungsi trombosit. Kejadian trombositopenia dapat dijadikan petunjuk penting
malaria akut.

Kata kunci: anemia, malaria, trombositopenia

Abstract
Malaria are endemic infection in Indonesia and are commonly associated with
hematological abnormalities. Anemia and thrombocytopenia are the most common complication
of malaria, and has been reported because its mortality. Thrombocytopenia is caused by immune
lysis mechanism, spleen’s sequestration, defect in bone marrow and macrophage phagocytosis.
Malaria infection causes the abnormality in the structure and function of platelets. The presence
of thrombocytopenia is important as an indicator of acute malaria.

Keywords: anemia, malaria, thrombocytopenia

Afiliasi Penulis : Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan
Barat, Korespondensi : Diana Natalia, email : dnat_2005@yahoo.com, Telp \ HP : 081382311690

219
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

PENDAHULUAN Indonesia masih menilai kadar hemog-


lobin sebagai indikator malaria berat,
Malaria adalah penyakit infeksi padahal infeksi Plasmodium juga mem-
parasit yang disebabkan oleh Plasmo- pengaruhi kadar trombosit dalam darah
dium di dalam darah.1 Malaria tepi, dan berhubungan dengan patoge-
merupakan penyakit endemik di lebih nesis malaria berat.
dari 100 negara di Afrika, Asia, Oceania
dan Amerika Selatan dan Tengah serta METODE
di beberapa kepulauan Karibia.2 Malaria
juga merupakan salah satu masalah Artikel ini ditulis berdasarkan hasil
kesehatan masyarakat di Indonesia. pene-lusuran dan review kepustakaan
Pemerintah memandang masalah mengenai peran trombosit dalam
malaria masih sebagai ancaman patogenesis malaria.
terhadap status kesehatan masyarakat
terutama pada rakyat miskin yang hidup HASIL DAN PEMBAHASAN
di daerah terpencil.3 Malaria mem-
pengaruhi angka kesakitan bayi, balita Malaria adalah penyakit infeksi
dan ibu melahirkan, serta menimbulkan parasit yang disebabkan oleh spesies
Plasmodium yang menyerang dan
kejadian luar biasa (KLB). Besarnya
angka kasus baru malaria tahun berkembang biak dalam eritrosit dengan
vektor nyamuk Anopheles betina, yang
2009/2010 di seluruh Indonesia adalah
22,9 ‰. Kalimantan Barat termasuk menularkan bentuk sporozoit malaria
dalam 10 besar kasus baru malaria melalui gigitan nyamuk. Infeksinya dapat
dengan nilai 53,1 ‰.4 bersifat akut ataupun kronis, tergantung
Infeksi kronis Plasmodium dari jenis spesies Plasmodium yang
falciparum dapat menyebabkan kompli- menginfeksi. 1,3,8
kasi malaria berat, seperti malaria
serebral, malaria algid, anemia berat, Epidemiologi Malaria
gagal ginjal, edema paru hingga Acute Malaria ditemukan di daerah-
Respiratory Distress Syndrome, hipogli- daerah yang terletak pada posisi 64o
kemia, syok, Disseminated Intravascular Lintang Utara sampai 32o Lintang Sela-
Coagulation, dan kelainan hati.2,5 tan. Penyebaran malaria pada ketinggian
Penelitian di Bangkok menunjuk- 400 meter di bawah permukaan laut dan
kan kadar trombosit secara signifikan 2600 meter di atas permukaan laut.5
lebih rendah pada kasus malaria berat Malaria merupakan penyakit endemik di
dibanding malaria tanpa komplikasi.6 lebih dari 100 negara di Afrika, Asia,
Sedangkan penelitian di Nigeria terha- Oceania dan Amerika Selatan dan
dap malaria pada anak menyebutkan Tengah serta di beberapa kepulauan
bahwa derajat trombositopenia dapat Karibia.2
menjadi alat yang berguna untuk menen- Data WHO menyebutkan tahun
tukan derajat keparahan malaria dimana 2008 terdapat 544.470 kasus malaria po-
rerata jumlah trombosit menurun secara sitif di Indonesia, sedangkan pada tahun
signifikan sesuai dengan peningkatan 2009 terdapat 1,1 juta kasus malaria
derajat parasitemia pada malaria.7 Di klinis, dan pada tahun 2010 meningkat

220
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

lagi menjadi 1,8 juta kasus malaria klinis eritrosit. Pembiakan seksual terjadi pada
dan telah mendapatkan pengobatan.9 tubuh nyamuk yaitu Anopheles betina.1
Sebagian besar daerah di Indo-
nesia masih merupakan daerah endemik Patogenesis Malaria
infeksi malaria, Indonesia bagian timur Patogenesis malaria berat sangat
seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara, kompleks, melibatkan faktor parasit, fak-
Sulawesi, Kalimantan dan bahkan bebe- tor pejamu, dan faktor sosial lingkungan.
rapa daerah di Sumatra seperti Ketiga faktor tersebut saling terkait satu
Lampung, Bengkulu, Riau. Di daerah Ja- sama lain, dan menentukan manifestasi
wa dan Bali walaupun endemisitas klinis malaria yang bervariasi mulai dari
sudah sangat rendah, masih sering di- yang paling ringan (asimptomatik)
jumpai letupan kasus malaria, dan tentu hingga yang paling berat yakni malaria
saja hal ini disebabkan mudahnya dengan komplikasi gagal organ.4
transportasi untuk mobilisasi penduduk, Perhatian utama dalam patoge-
sehingga sering menyebabkan timbulnya nesis malaria berat adalah sekuestrasi
malaria impor.10 eritrosit berisi parasit stadium matang ke
dalam mikrovaskular organ-organ vital.
Etiologi Malaria Faktor lain seperti induksi sitokin TNF-α
Parasit penyebab malaria adalah dan sitokin-sitokin lainnya oleh toksin
spesies Plasmodium. Plasmodium ada- parasit malaria dan produksi nitrit oxide
lah parasit yang termasuk filum (NO) juga diduga mempunyai peranan
Protozoa, kelas sporozoa.11 Terdapat penting dalam patogenesis malaria
lima spesies Plasmodium pada manusia berat.1 Perkembangan malaria berat
yaitu: Plasmodium vivax menimbulkan merupakan hasil dari kombinasi faktor-
malaria vivax (malaria tertiana benigna). faktor spesifik parasit seperti adhesi dan
Plasmodium falciparum menimbulkan sekuestrasi dalam pembuluh darah dan
malaria falciparum (malaria tropika, dilepaskannya molekul-molekul bioaktif
malaria tersiana maligna). Plasmodium bersamaan dengan respon peradangan
malariae menimbulkan malaria kuartana, pejamu.12 Interaksi sel dalam patoge-
dan Plasmodium ovale menimbulkan nesis malaria disajikan dalam gambar 1.
malaria ovale.6,8 Plasmodium knowlesi
merupakan spesies parasit malaria yang
ditemukan pada kera, yang menyerupai
Plasmodium falciparum dan Plasmodium
malariae, yang pada tahun 1965 di
Malaysia dilaporkan spesies ini dapat
menginfeksi manusia dan menyebabkan
gejala klinis.6 Di Indonesia, jenis ini telah
ditemukan di daerah Kalimantan Sela-
tan.
Plasmodium pada manusia meng-
infeksi sel darah merah dan mengalami Gambar 1. Interaksi sel dalam patogenesis
pembiakan aseksual di jaringan hati dan malaria13

221
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

Peran Trombosit dalam Patogenesis endotel vaksular dianggap sebagai suatu


Malaria ciri infeksi malaria yang umum terjadi
Parasit malaria berada dalam da- dan memainkan peranan penting dalam
rah pada sebagian besar siklus hidupnya patogenesis malaria dengan mening-
sehingga menginduksi perubahan dalam katkan sekuestrasi dari eritrosit terinfeksi
darah. Malaria mempengaruhi hampir parasit ke pembuluh darah perifer.
seluruh komponen darah. Abnormalitas Trombosit dan produk aktivasinya terlibat
darah yang telah dilaporkan sehubungan dalam sekuestrasi dari eritrosit terinfeksi
dengan infeksi malaria antara lain pada endotel kapiler dan venula, yang
anemia, trombositopenia, splenomegali, merupakan kunci dari proses patologis
limfositosis ringan hingga berat serta malaria berat.15 Beberapa studi mengait-
(dalam kasus yang jarang) Disseminated kan derajat trombositopenia dengan
Intravascular Coagulation (DIC). Anemia tingkat keparahan malaria.6
dan trombositopenia merupakan kom- Terdapat beberapa mekanisme
plikasi malaria terkait hematologi yang yang dipostulasikan sebagai penyebab
paling sering, dan mendapat banyak terjadinya trombositopenia, diantaranya
perhatian pada literatur ilmiah karena destruksi dimediasi imun, abnormalitas
berhubungan dengan mortalitas. 14 pada struktur trombosit yang diinvasi
Perubahan jumlah leukosit total parasit, apoptosis platelet, DIC (Dissemi-
tidak signifikan pada malaria. Gambaran nated Intravascular Coagulation), seku-
leukosit pada penderita malaria bera- estrasi pada limpa (splenomegali), gang-
gam, tergantung dari berbagai faktor guan koagulasi, dan stress oksidatif.
seperti lamanya infeksi (akut atau 4,16,17

kronis), derajat parasitemia, keparahan Plasmodium falciparum dapat me-


penyakit, status imunitas pejamu dan modifikasi permukaan eritrosit sehingga
infeksi campuran.5 Kadar leukosit total terdapat tonjolan-tonjolan, yang disebut
biasanya normal pada malaria akut, atau knob, sehingga eritrosit terinfeksi parasit
terjadi leukopenia pada malaria akan bersifat mudah melekat, terutama
falciparum akut. Pada kasus anak-anak pada eritrosit sekitarnya yang tidak
dan dewasa dengan malaria berat dan terinfeksi, trombosit dan endotel kapiler.4
komplikasi, dapat terjadi leukositosis. 15 Hal tersebut akan menyebabkan pem-
Semua jenis parasit penyebab bentukan roset dan gumpalan dalam
malaria pada manusia menginfeksi eri- pembuluh darah yang dapat memper-
trosit.6 Eritrosit yang terinfeksi akan pe- lambat mikrosirkulasi. Akibatnya secara
cah saat melepaskan merozoit sehingga klinis dapat terjadi gangguan fungsi
menyebabkan hemolisis. Kejadian ini ginjal, otak dan syok.5
terjadi berulang kali dan menyebabkan Terdapat beberapa reseptor yang
anemia hemolitik hipokromik mikrositik dapat berikatan pada protein PfEMP
atau normokromik mikrositik.9 (Plasmodium falciparum Erythrocyte
Meskipun malaria merupakan infek- Membrane Protein) yang terdapat pada
si pada eritrosit, patofisiologi utama knob ertitrosit terinfeksi parasit. Salah
dalam perkembangan malaria berat satunya adalah reseptor CD36 yang
adalah interaksi antara sel terinfeksi dan terdapat pada trombosit dan endotel
endotelium mikrovaskular.15 Aktivasi sel pembuluh darah. Penggumpalan dari eri-
222
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

trosit terinfeksi parasit, yang berhubu- Antibodi IgG yang ditemukan pada mem-
ngan dengan keparahan penyakit, bran trombosit juga menyebabkan gang-
terutama dimediasi oleh reseptor CD36 guan agregasi trombosit dan mening-
yang diekspresikan oleh trombosit.12 katnya penghancuran trombosit oleh
Penempelan dan agregasi trombosit makrofag.19
dapat menyebabkan kegagalan perfusi Makrofag diduga berperan dalam
organ dan hipoksia jaringan.16 Aktivasi destruksi trombosit, dimana peningkatan
platelet pada malaria falciparum diilus- macrophage-colony stimulating factor
trasikan pada gambar 2. (M-CSF) berhubungan dengan trombosi-
topenia. Trombosit difagosit oleh makro-
fag teraktivasi pada hati dan limpa.
Malaria berat berhubungan dengan ka-
dar M-CSF plasma yang lebih tinggi dari
normal. Kadar M-CSF plasma yang me-
ningkat pada malaria, meningkatkan akti-
vitas makrofag dapat memediasi des-
truksi trombosit.17
Masa hidup trombosit pada infeksi
malaria berkurang akibat dari ikatan ant-
igen malaria pada trombosit yang diikuti
fagositosis yang dimediasi antibodi, atau
Gambar 2. Aktivasi platelet pada malaria aktivasi trombosit in vivo. Masa hidup
falciparum18 trombosit berkurang menjadi 2-3 hari
(normalnya 7-10 hari).7
Limpa memainkan peranan penting Infeksi malaria menginduksi penge-
dalam respon imun terhadap parasit ma- luaran radikal hydroxyl (OH) dari hepar
laria. Terdapat studi yang menyebutkan yang mana bertanggung jawab dalam
terjadi sekuestrasi trombosit dalam limpa induksi stress oksidatif dan apoptosis.
selama infeksi akut.4 Limpa secara Parasit malaria sendiri dapat menge-
normal menyimpan sepertiga trombosit luarkan sejumlah besar H2O2 dan O2.20
yang dihasilkan, tetapi pada keadaan Stress oksidatif, melalui lipid peroxi-
splenomegali, sumber ini dapat mening- dation, menyebabkan kematian trombo-
kat hingga 80%, dan mengurangi jumlah sit prematur, dan menimbulkan trombosi-
trombosit yang beredar pada sirkulasi.19 topenia.15 Membran trombosit kurang
Pada malaria, IgG yang berhu- tahan terhadap stress oksidatif, diper-
bungan dengan trombosit (platelet- kirakan peningkatan stress oksidatif da-
associated IgG, PAIgG) meningkat dan pat meningkatkan lisis trombosit.20
berhubungan dengan trombositopenia. Penempelan dan agregasi trombo-
Peningkatan PAIgG juga dapat diartikan sit pada malaria berhubungan dengan
sebagai aktivasi platelet. Antibodi anti- peningkatan kadar faktor von Willebrand
platelet tersebut dapat mengaktivasi (vWF) dan defisiensi ADAMTS13. Pada
membran trombosit, menyebabkan pem- saat terjadi jejas, endotel vaskular
buangan trombosit oleh sistem retikulo- menghasilkan vWF, yang akan mengak-
endotelial (RE), terutama pada limpa.15 tivasi sistem koagulasi dan mening-
223
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

katkan penggunaan trombosit. Selain itu, Penatalaksanaan


vWF yang berada di sirkulasi menjadi Pemberian tranfusi trombosit
hipereaktif, yang dikenal sebagai pada penderita malaria tidak diperlukan
konformasi aktif dari domain vWF A1 karena kadar trombosit dapat meningkat
yang dapat mengikat trombosit secara seiring dengan pemberian terapi anti-
spontan. ADAMTS13 merupakan me- malaria. Penelitian di Kamerun terhadap
talloprotease yang bertanggung jawab perubahan hematologis yang terjadi
untuk proteolisis dari multimer ultralarge setelah pengobatan menunjukkan pe-
and prothromnogenic vWF (UL-vWF). ningkatan kadar trombosit yang
Pada pasien malaria, terjadi penurunan signifikan setelah terapi kombinasi
aktivitas ADAMTS 13 yang mengaki- amodiakuin artesunat, dibandingkan
batkan peredaran UL-vWF, yang selan- sebelum terapi (p < 0,001).22
jutnya akan berikatan dengan trombosit,
dan mengakibatkan trombositopenia di
perifer.21 SIMPULAN
Eritrosit yang terinfeksi Plasmo- Penurunan jumlah trombosit ber-
dium falciparum memiliki kemampuan kaitan dengan berbagai penyebab
untuk menstimulasi sel endotel secara diantaranya lisis dimediasi imun,
langsung. Hemolisis eritrosit pada infeksi sekuestrasi pada limpa, gangguan pada
malaria menghasilkan faktor proagregasi sumsum tulang dan fagositosis oleh
seperti adenosine diphosphate (ADP), makrofag. Infeksi malaria menyebabkan
yang dapat menimbulkan respon aktivasi abnormalitas pada struktur dan fungsi
dan agregasi trombosit.15 trombosit. Kejadian trombositopenia da-
Abnormalitas pada struktur dan fungsi pat dijadikan petunjuk penting malaria
trombosit digambarkan sebagai akut. Namun, pemberian tranfusi trom-
konsekuensi infeksi malaria. Sebagian bosit pada penderita malaria tidak
besar pasien dengan malaria berat me- diperlukan karena kadar trombosit dapat
miliki gambaran darah tepi trombo- meningkat seiring dengan pemberian
sitopenia, namun tranfusi konsentrat terapi antimalaria.
trombosit hanya diindikasikan pada
pasien dengan perdarahan sistemik.20
Berkurangnya peredaran trombosit
di sirkulasi pada malaria juga diasum- DAFTAR RUJUKAN
sikan akibat mekanisme dimediasi anti-
bodi. Terjadi peningkatan antibodi 1. Harijanto., Malaria. Di dalam: Sudoyo. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed ke-4. Jakarta:
antiplatelet IgG pada penderita malaria
Interna Publisher; 2009.
(baik malaria falciparum maupun vivax) 2. Sandjaja, B. Protozoologi Kedokteran.
yang mengaktivasi membran trombosit, Jakarta: Prestasi Pustaka; 2007.
yang menyebabkan pembuangan trom- 3. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit
bosit oleh sistem retikuloendotelial, dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman
Penatalaksanaan Kasus Malaria di
khususnya pada limpa. Dalam limpa,
Indonesia, Departemen Kesehatan Republik
trombosit diduga difagosit oleh makrofag Indonesia; 2008.
teraktivasi.15 4. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan
224
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar; 15. Abdalla S, Pasvol G. Malaria : A


2010. Hematological Perspective. London:
5. Sutanto I. Pribadi W. Parasit Malaria. Di Imperial College Press; 2004.
dalam: Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, 16. de Mast Q, Groot E, Lenting PJ, de Groot
Ed ke-4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009 PG, McCall M, Saurerwein RW et al.
6. Leowattana, W, Tungpukdee N, Thar SK, Thrombocytopenia and Release of Activated
Nakarisi S, Srivilairit S, Kano S, et al. von Willebrand Factor during Early
Changes in Platelet Count in Uncomplicated Plasmodium Falciparum Malaria. JID.
and Severe Falciparum Malaria, Southeast 2007;196(15):622-628.
Asian J Trop Med Public Health. 17. Bhandary N, Vikram GS, Shetty H.
2010;41(5):1035-1041. Thrombocytopenia in Malaria: A Clinical
7. George I, Ewelike-Ezeani C. Haematological Study. Biomedical Research.
Changes in Children With Malaria Infection 2011;22(4):489-491.
in Nigeria. JMMS. 2011;2(4):768-771. 18. Greenbaum D, FitzGerald G. Platelets,
8. Soedarto. Buku Ajar Parasitologi Pyrexia, and Plasmodia. NEJM.
Kedokteran. Jakarta: Sagung Seto; 2011 2009;361(5):526-528.
9. Dinas Kesehatan Kalimantan Barat. Profil 19. Price S, Wilson L. Patofisiologi: Konsep
Kesehatan Kalimantan Barat 2010. Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed 6.
Pontianak; 2010. Jakarta: EGC; 2006.
10. Harijanto P. Tatalaksana Malaria untuk 20. Araujo CF, Lacerda MV, Abdalla DS, Lima
Indonesia. Di dalam: Sekretaris Jendral ES. The Role of Platelet and Plasma
Kemkes RI, Buletin Jendela Data dan Markers of Antioxidant Status and Oxidative
Informasi Kesehatan. 2011;1(1):23-28. Stress in Thrombocytopenia Among
11. Natadisastra D, Agoes R. Parasitologi Patients with Vivax Malaria. Mem Ist
Kedokteran: Ditinjau dari Organ Tubuh yang Oswaldo Cruz. 2008;103(6):517-521.
Diserang. Jakarta: EGC; 2009 21. Mast Q. Hematological Alterations In
12. World Health Organization (WHO). Malaria. Oisterwijk: Boxpress BV; 2011.
Guidelines for the Treatment of Malaria. 2 nd 22. Ngole SIU, Theresa N, Moses S, Thomas N,
ed. Jeneva: WHO; 2010 Manka NE, Titanji VPK. Haematological
13. Mackintosh C, Beeson J, Marsh K. Clinical changes and recovery associated with
Features and Pathogenesis of Severe treated and untreated Plasmodium
Malaria. TRENDS in Parasitology. falciparum infection in children in the Mount
2004;20(12):597-603. Cameroon Region. Journal of Clinical
14. Bashawri LAM, Mandil AA, Bahnassy AA, Medicine and Research. 2010; 2(9):143-
Ahmed AM. Malaria: Hematological aspect. 151.
Annals of Saudi Medicine. 2002;22:372-377.

225

Anda mungkin juga menyukai