Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KATERISASI JANTUNG

Oleh :

HADI ZULKARNAIN
(G2A016003)

S1 KEPERAWATAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016
A. Pengertian
Kateterisasi jantung adalah suatu tindakan untuk menegakkan diagnosis dan
mengobati beberapa kondisi jantung beserta pembuluh darah.Selama kateterisasi
jantung, pipa tipis berukuran panjang yang dinamakan kateter dimasukkan ke
dalam pembuluh vena atau arteri yang ada di lipat paha, leher, atau lengandan
kemudian diputar melalui pembuluh darah untuk sampai ke jantung.Dengan
menggunakan kateter ini, Dokter kemudian dapat melakukan pemeriksaan
diagnostik sebagai bagian dari kateterisasi jantung. Beberapa terapi penyakit
jantung seperti angioplasti koroner, juga dilakukan saat proses kateterisasi jantung.
Pada umumnya,akan tetap sadar selama kateterisasi jantung, akan tetapiakan
diberi obat untuk membuattetap rileks. Proses penyembuhan kateterisasi jantung
cukupcepat, dan memiliki risiko efek samping rendah.

Kateterisasi jantung adalah istilah umum yang digunakan untuk rangkaian


prosedur pencitraan untuk memasukkan kateter ke dalam bilik atau pembuluh
darah jantung.Pada saat kateter berada di posisi yang telah ditentukan, maka alat
tersebut dapat digunakan untuk melaksanakan sejumlah prosedur pemeriksaan
lebih lanjut dan terapi seperti angiografi koroner (coronary angiography),
angioplasti (angioplasty)dan pemasangan katup buatan (balloon valvuloplasty).

Istilah kateterisasi jantung mungkin masih terdengar asing bagi sebagian besar
masyarakat.Kateterisasi jantung atau arteriografi koroner merupakan suatu
prosedur medis yang dilaksanakan dengan tujuan mendeteksi, mencari atau
mengobati penyakit jantung.Sebuah selang yang panjang, tipis, dan fleksibel,
disebut juga kateter, dimasukkan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah besar
melalui lengan, paha bagian atas, atau leher.Secara perlahan kateter dimasukkan
menuju ke jantung. Seringkali prosedur ini juga menggunakan semacam zat
khusus, sehingga plak “karat” pembuluh darah dapat dilihat dengan jelas dengan
menggunakan bantuan sinar X. Dengan pemberian zat ini melalui kateter, dokter
dapat mengetahui struktur, fungsi jantung, dan kelainan koroner dari segi letak,
luas, serta berat atau derajat penyempitan pembuluh darah koroner. Selama
prosedur yang berlangsung 1 – 2 jam ini, pasien tetap sadar dan hanya sedikit rasa
sakit yang ditimbulkan.

Kenapa perlu dilakukan :


Kateterisasi jantung perlu dilakukan untuk melihat apakah ada masalah pada jantung,
atau merupakan bagian dari suatu tindakan untuk mengoreksi masalah jantung yang
telah diketahui oleh Dokter.

Apabilamelakukan kateterisasi jantung sebagai bagian dari pemeriksaan penyakit


jantung, Dokter dapat:

1. Menentukan lokasi penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah yang


dapat menyebabkan keluhan nyeri dada (angiogram)
2. Mengetahui jumlah oksigen di dalam jantung (penilaian hemodinamik).
3. Memeriksa tekanan di dalam jantung.
4. Mengambil sampel jaringan dari jantung (biopsi).
5. Mendiagnosis adanya kelainan/defek jantung yang ada sejak lahir (kelainan jantung
bawaan).
6. Melihat apakah ada masalah dengan katup jantung.

Kateterisasi jantung juga dapat digunakan sebagai bagian dari beberapa tindakan untuk
mengobati penyakit jantung, antara lain:

1. Angioplasti dengan atau tanpa pemasangan stent.


Angioplasti melibatkan pemasangan balon kecil sementara pada tempat
penyumbatan di jantung pasien untuk membantu membuka pembuluh darah yang
menyempit. Angioplasti biasanya dikombinasikan dengan pemasangan
gulungan (coil) metal kecil yang dinamakan stent pada arteri yang tersumbat untuk
membantu membuka dan menurunkan kemungkinan terjadinya penyempitan
kembali (restenosis).
2. Penutupan lubang pada jantung.
Beberapa kelainan jantung bawaan melibatkan lubang pada jantung yang dapat
ditutup dengan menjahit kateter pada lubang tersebut untuk menutupnya, daripada
melakukan operasi dada terbuka.
3. Memperbaiki atau mengganti katup jantung yang bocor.
Melalui kateterisasi jantung, Dokter dapat memperbaiki atau mengganti katup
jantung yang bocor ataupun sempit. Terkadang Dokterakan menggunakan
kateterisasi untuk memperbaiki katup pengganti yang bocor.
4. Balloon valvuloplasty.
Tindakan ini dapat membuka katup jantung yang sempit dengan menjahit
kateter dengan ujung berbalon pada bagian katup jantungyang sempit dan kemudian
memperluasnya.
5. Pengobatan aritmia jantung (ablasi).
Ablasi merupakan suatu tindakan yang membuat bekas luka pada jaringan
jantung untuk membalikkan jalur sinyal elektrik yang membuat
jantungberdetak.Energi radiofrekuensi (panas), laser atau oksida nitrat (sangat
dingin) dapat diberikan melalui ujung kateter pada jaringan yang tidak
normal. Energi ini menghancurkan (mengablasi) jaringan jantung yang tidak
normal, yang dapat menyebabkan gangguan ritme jantung.
6. Pengobatan sumbatan darah (trombektomi).
Dalam tindakan ini, Dokter akan memasukkan kateter ke dalam pembuluh arteri
dan membawanya ke sumbatan darah di dalam pembuluh darah. Kateter
ditempelkan untuk melepaskan sumbatan darah.
Persiapan
Kateterisasi jantung biasanya dilakukan di rumah sakit.Pemeriksaan ini memerlukan
beberapa persiapan. Untuk mempersiapkannya, berikut adalah hal-hal yang harus
dipersiapkan:

1. Jangan makan atau minum apapun selama 8-12 jam sebelum dilakukan
pemeriksaan, atau sesuai anjuran Dokter.
Makan dan minum dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi dari
anestesi/obat bius. Tanyakan Dokter atau perawat apabila perlu meminum obat
dengan air minum. Apabila menderita diabetes, tanyakan pada Dokter mengenai
obat diabetes dan insulin. Biasanyadapat langsung makan dan minum segera setelah
pemeriksaan.
2. Bawa semua obat dan suplemen yang diminum saat pemeriksaan.
Ada baiknya bila membawa kemasan/botol asli sehingga Dokter dapat
mengetahui dosis yang Anda minum dengan tepat.
3. Cobalah untuk rileks.
Merasa cemas atau gelisah merupakan hal yang umum bagi orang yang akan
menjalani kateterisasi jantung. Pasien akan diberikan obat supaya bisa rileks.
Sangat memungkinkan bahwa dalam pemeriksaan akan ditemukan bahwa pasien
memerlukan tindakan seperti angioplasti segera, atau pasien dapat menderita efek
samping obat yang diberikan saat kateterisasi berlangsung. Rasa cemas dapat
menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dari biasanya atau bahkan tidak teratur
yang dapat menimbulkan komplikasi.
4. Saat bersiap untuk kateterisasi, perawat akan mengukur tekanan darah dan nadi.
Pasien juga akan diminta untuk menggunakan toilet untuk mengosongkan
kandung kemih. Pasien akan diminta untuk melepaskan gigi palsu, perhiasan,
terutama kalung, yang dapat mengganggu pencitraan jantung. Pasien akan
menunggu di ruangan khusus sampai tiba waktunya dilakukan tindakan. Pasien
boleh meminta seseorang untuk menunggu bersama pada saat ini.
Apa yang dapat diharapkanselama tindakan berlangsung
Kateterisasi jantung dilakukan di dalam ruang operasi khusus yang dinamakan lab
kateterisasi.Lab kateterisasi ini memiliki sinar X dan mesin pencitraan khusus yang
tidak dimiliki oleh ruang operasi biasa.

Kateterisasi jantung biasanya dilakukan saat masih terjaga, namun dalam


pengaruh obat bius. Sebuah akses intravena akan dimasukkan ke dalam tangan atau
lengan, dan akan digunakan untuk memberikanobat tambahan yang diperlukan selama
tindakan berlangsung. Dadajuga akan ditempelkan sadapan/elektroda untuk memeriksa
detak jantung selama tindakan berlangsung.

Sesaat sebelum tindakan berlangsung, seorang perawat atau teknisi akan


mencukur rambut pada tempat dimana kateter akan dimasukkan. Sebelum kateter
dimasukkan ke dalam pembuluh arteri,akan diberikan suntikan obat bius agartidak
merasa sakit. Akan merasakan nyeri seperti digigit semut sesaat sebelum terasa baal.
Setelahmerasa baal, kateter akan dimasukkan. Akan dibuat suatu sayatan kecil,
biasanya di kaki, untuk akses arteri. Sebuah selubung plastik akan dimasukkan melalui
sayatan kecil tersebut agar Dokter agar dapat memasukkan kateter.

Apa yang terjadi selanjutnya tergantung dari kondisi yangdimiliki saat kateterisasi
jantung:

1. Angiogram koroner.
Apabilamelakukan tes ini untuk memeriksa sumbatan arteri jantung, zat warna
akan disuntikkan melalui kateter dan pencitraan arteri jantung akan diambil dengan
sinar X. Dalam angiogram koroner, kateter biasanya ditempatkan dalam arteri di
lipat paha atau pergelangan tangan.
2. Kateterisasi jantung kanan.
Tindakan ini memeriksa tekanan dan aliran darah bagian kanan dari
jantung.Untuk tindakan ini, kateter dimasukkan melalui arteri di leher atau lipat
paha.Kateter ini memiliki sensor khusus untuk mengukur tekanan dan aliran darah
di dalam jantung.
3. Biopsi jantung.
Apabila Dokteringin mengambil sampel jaringan dari jantung (biopsi), maka
kateter biasanya akanditempatkan di arteri leher. Kateter berukuran kecil, dengan
ujung seperti rahang (jaw-like tip) digunakan untuk memotong sampel kecil
jaringan dari jantung.Pasien akan merasakan tekanan saat kateter digunakan,
namun tidak akan merasakan jaringan tersebut dipotong.
4. Angioplasti Balloon dengan atau tanpa pemasangan stent.
Tindakan ini digunakan untuk membuka arteri yang sempit di dalam atau di
dekat jantung. Kateter akan dimasukkan melalui arteri pada lipat paha. Sebuah
kateter fleksibel, panjang akan dijahit melalui arteri ke arteri yang sempit.
Kemudian, sebuah kateter balon lebih kecil akan memandu melalui kateter yang
fleksibel dan mengembang pada area yang sempit untuk membukanya. Dalam
banyak kasus, Dokter akan menempatkan sebuah gulungan mesh (mesh coil) yang
dinamakan stent pada porsi yang sempit untuk membantu arteri tetap terbuka.
5. Memperbaiki kelainan jantung.
Apabila Doktermenutup lubang pada jantung, seperti kelainan septum atrium
atau patensi foramen ovale, katetermungkin akan dimasukkan ke dalam kedua
arteri dan vena pada lipat paha dan leher. Sebuah alat akan dimasukkan ke dalam
jantung untuk menutup lubang tersebut.
6. Balloon valvuloplasty.
Tindakan ini dilakukan untuk membuka katup jantung yang sempit.
Pemasangan kateterakan bergantung pada masalah katup yang punya. Sebuah
kateter akan dijahit sepanjang katup. Kemudian balon akan dikembangkan untuk
membuat katup terbuka dengan lebih mudah. Mungkin akan merasakan tekanan
saat kateter dimasukkan ke dalam tubuh, namun akan merasa nyaman dari
pengobatan balon ini.
7. Penggantian katup.
Tindakan ini hampir sama dengan ballon valvuloplasty, kecuali katup buatan
akan dipasang pada jantung untuk menggantikan katup yang sempit atau bocor.
Meskipun akan dibius, akan tetap terjaga selama tindakan agar dapat mengikuti
instruksi. Selama tindakan, mungkin akan diminta untuk mengambil napas dalam,
menahan napas, batuk atau menempatkan tangan pada berbagai posisi. Meja
pemeriksaan juga dapat dimiringkan sewaktu-waktu.
Penjahitan kateter seharusnya tidak memberikan rasa nyeri, dan pasien tidak akan
merasakannya bergerak di dalam tubuh. Beritahukan kepada tim medis apabila
merasakan ketidaknyamanan.

Persiapan Kateterisasi Jantung.


Secara umum persiapan sebelum pelaksanaan kateterisasi jantung adalah sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan laboratorium
2. pemeriksaan EKG
3. Uji latih beban (Treadmill)
4. Foto dada ( Rontgen Dada )
5. Puasa makan 4 - 6 jam sebelum tindakan, minum obat seperti biasa.
6. Mendapat penjelasan tentang prosedur tindakan
7. Diminta untuk menandatangi persetujuan tindakan (inform consent)
8. Dicukur pada daerah mana kateter akan dimasukkan
9. Dipasang infus di lengan / tungkai kiri

Prosedur Tindakan Katerisasi Jantung.


Tindakan kateterisasi jantung dilakukan dengan cara memasukkan kateter dengan
diameter 1,5 - 2,0 mm menuju jantung melalui tusukan pada arteri di daerah lengan
atau pangkal paha dengan menggunakan anestesi lokal dan memasukkan zat kontras
kedalamnya. Sepanjang tindakan ini dilakukan pasien dalam keadaan yang sadar
karena tidak menggunakan bius umum atau anastesi general.
Prosedur kateterisasi jantung biasanya dilaksanakan di Laboratorium Kateterisasi
Jantung oleh seorang dokter ahli jantung yang terlatih untuk mengevaluasi penyakit
klep jantung, penyakit arteri koroner, kelainan jantung bawaan atau penyakiit
aorta.Prosedur ini juga dapat dipergunakan untuk menentukan kebutuhan operasi
jantung.
Selama kateterisasi jantung, beberapa pemeriksaan lain mungkin dilakukan dan
pemeriksaan-pemeriksaan tersebut meliputi:
1. Mengukur tekanan darah di ruang jantung
2. Mengukur jumlah denyut jantung
3. Mengukur tingkat kejenuhan oksigen darah dalam bilik jantung
4. Mengevaluasi fungsi otot jantung
Angiografi Koroner atau Arteriografi Koroner merupakan prosedur kateterisasi
yang paling umum dilakukan di laboratorium kateterisasi jantung.Prosedur ini, yang
dilakukan dengan memberikan injeksi media kontras khusus (cairan) ke dalam
pembuluh arteri jantung dapat menunjukkan apakah pasien mempunyai penyakit arteri
koroner.

Salah satu prosedur non-bedah yang paling sering dilakukan adalah Percutanueous
Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA). Tindakan “peniupan” atau “balonisasi”
ini bertujuan untuk melebarkan penyempitan pembuluh koroner dengan menggunakan
kateter khusus yang ujungnya mempunyai balon.Balon dimasukkan dan dikembangkan
tepat ditempat penyempitan pembuluh darah jantung.Dengan demikian penyempitan
tersebut menjadi terbuka sehingga aliran darah koroner menjadi lancar kembali.
Untuk menyempurnakan hasil peniupan ini, kadang diperlukan tindakan lain
yang dilakukan dalam waktu yang sama, seperti pemasangan ring atau cincin
penyanggah (Stent) untuk menjaga patensi aliran darah koroner, pengeboran kerak di
dalam pembuluh darah (Directional Atherectomy). Biaya untuk pengobatan ini relatif
masih mahal yaitu bekisar antara 25 – 30 juta.

Risiko
Seperti sebagian besar tindakan yang dilakukan pada jantung dan pembuluh darah,
kateterisasi jantung memiliki beberapa risiko.Komplikasi mayor sangat jarang terjadi.

Risiko kateterisasi jantung antara lain:

1. Memar/kebiruan
2. Perdarahan
3. Serangan jantung
4. Stroke
a. Kerusakan pada arteri dimana kateter dimasukkan yang membutuhkan perhatian
medis khusus (pseudoaneurisma)
5. Ritme jantung yang tidak teratur (aritmia)
6. Reaksi alergi terhadap obat atau zat pewarna
7. Robekan jaringan jantung atau arteri
8. Kerusakan ginjal
9. Infeksi
10. Bekuan darah

Setelah tindakan
Biasanya tindakan ini memakan waktu beberapa jam untuk pemulihan. Setelah
tindakan selesai, pasien akan dibawa dengan brankard ke ruang pemulihan sambil
menunggu efek biusnya menghilang. Hal ini biasanya memakan waktu satu jam.
Lapisan plastik yang dimasukkan melalui lipat paha, leher atau lenganakan segera
dilepaskan segera setelah tindakan selesai, kecuali apabila pasien memerlukan terapi
pengencer darah.

Setelahmeninggalkan ruang pemulihan, pasien akan dibawa ke ruang


perawatan. Setelah kateter dilepas, teknisi atau perawat akan memberikan tekanan pada
tempat pemasangan lapisan plastik tadi. Paseien akan diminta berbaring lurus
terlentang selama 1-6 jam setelah tindakan untuk menghindari perdarahan serius dan
membantu pemulihan arteri.

Pasien dapat makan dan minum setelah tindakan selesai. Lamanya berada di
rumah sakit sangat bergantung pada kondisi pasien.Pasien dapat langsung pulang pada
hari yang sama, atau dirawat selama satu malam atau lebih lama. Rawat inap yang lebih
lama merupakan hal yang umum terutama apabila pasien mengalami kondisi serius
segera setelah tindakan, seperti angioplasti dan pemasangan stent.
Hasil
Apabilamelakukan kateterisasi jantung sebagai suatu pemeriksaan,
Dokterakanmenjelaskan hasilnya kepada pasien. Hasilakan menunjukkan apakah
pasien membutuhkan operasi atau pengobatan lain untuk mengoreksi masalah jantung.
Apabila pasien mendapat angiogram koroner, hasilnya dapat memberitahukan
apakah membutuhkan angioplasti atau stent, atau operasi yang lebih besar yang
dinamakan operasi bypass koroner.Pada beberapa kasus, angiogram dapat
menunjukkan apakah angioplasti dapat menjadi terapi efektif untuk membuka arteri
yang menyempit.Apabila Doktermenemukan hal ini, maka Dokterdapat melakukan
tindakan angioplasti dengan atau tanpa pemasangan stent secepatnya agar pasien tidak
perlu melakukan kateterisasi jantung lagi. Dokterakan mendiskusikan apakah ada
kemungkinan hal ini sebelum tindakan dimulai.
Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC.
Carpenito.(2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6,
Jakarta:EGC.
Doenges, Marilynn, dkk. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Muttaqin, A. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, S. C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 vol.2.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai