ABK Dental

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

Hal pertama yang harus dilakukan dalam perawatan pasien anak berkebutuhan khusus

ini adalah melakukan anamnesa dengan secermat mungkin. Riwayat kesehatan umum
maupun riwayat kesehatan gigi pasien harus benar-benar ditanyakan dengan teliti, jangan
sampai ada yang terlewat atau bahkan sengaja disembunyikan oleh pasien. Obat-obatan yang
dimakan, riwayat alergi semua harus ditanyakan dan ditulis dengan lengkap pada rekam
medis pasien. Dokter gigi harus teliti dalam melakukan pemeriksaan rongga mulut karena
terdapat hubungan yang erat antara kondisi rongga mulut dengan keadaan kesehatan secara
sistemik. Penyakit kronis maupun tertentu sering bermanifestasi dalam rongga mulut (oral
manifestations) seperti diabetes mellitus, penyakit karena gangguan hormonal, penyakit darah
dan sebagainya. Bila terdapat manifestasi oral maka dokter gigi wajib melakukan rujukan
agar pasien mendapatkan pemeriksaan medis (ke dokter / spesialis sesuai dengan penyakit
yang bersangkutan) (Darby, 2003).

Setelah diagnosa ditegakkan baru kemudian dibuat rencana perawatan yang sesuai
dengan penyakit dan kondisi pasien. Pada pasien dengan kebutuhan khusus ini dibutuhkan
kerjasama baik antara tim (dokter gigi dan perawat gigi) maupun dengan tenaga kesehatan
lainnya (dokter spesialis, anestetik, ahli gizi dsb) (Darby, 2003).

Inform Consent atau persetujuan dari pasien mutlak harus dilakukan sebelum
perawatan gigi dan mulut. Pasien harus diberi penjelasan mengenai penyakitnya juga
alternatif perawatan yang akan/dapat diberikan kepadanya. Pada pasien anak-anak atau
pasien yang karena penyakitnya tidak dapat membuat keputusan yang dapat
pertanggungjawabkan secara hukum (contohnya pada pasien dengan kelainan jiwa, pasien
yang pikun/demensia, pasien dengan keterbelakangan mental yang berat), inform consent
dilakukan oleh orang tua atau pengasuh (care givers) (Darby, 2003).

Darby, ML dan Walsh, MM. 2003. Dental Hygiene Theory and Practice 2nd ed.
Saunders:USA.

Anda mungkin juga menyukai