Anda di halaman 1dari 15

Nur, dkk.

, Faktor Dominan Konsumsi Buah dan … 18

OPEN ACCESS

Indonesian Journal of Human Nutrition


P-ISSN 2442-6636
E-ISSN 2355-3987
www.ijhn.ub.ac.id
Artikel Hasil Penelitian

Faktor Dominan Konsumsi Buah dan Sayur pada Remaja


di SMPN 98 Jakarta

Nur Asih Anggraeni1*, Trini Sudiarti1


1
Program Studi Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
*Alamat korespondensi: nurasih.nuraa@gmail.com Tlp.: +62 85643441022

Diterima: Maret 2018 Direview: April 2018 Dimuat: Juni 2018

Abstrak
Konsumsi buah dan sayur di Indonesia, khususnya di Jakarta Selatan, masih sangat rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi
buah dan sayur pada remaja di SMPN 98 Jakarta. Penelitian dilakukan dengan desain studi cross
sectional dan teknik sampling stratified random sampling menggunakan data primer yang
melibatkan 208 remaja kelas VII dan VIII SMPN 98 Jakarta dari bulan April sampai dengan Mei
2017. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden dan dilakukan
dua kali wawancara food recall 24-hour. Analisis statistik digunakan uji korelasi dan regresi, t-
independen, serta regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi
buah dan sayur remaja SMPN 98 Jakarta tahun 2017 adalah 85,1±26,58 g/hari. Sementara
rekomendasi WHO konsumsi buah dan sayur 400 g/hari. Analisis multivariat (nilai beta paling
tinggi = 0,204) menunjukkan tingkat pendidikan ibu sebagai faktor dominan yang berhubungan
dengan konsumsi buah dan sayur, setelah dikontrol oleh variabel self-efficacy, aktivitas fisik,
pengaruh orang tua, keterpaparan media massa, serta ketersediaan buah dan sayur. Oleh karena itu
perlu dilakukan pendidikan gizi melalui sekolah agar terjadi peningkatan konsumsi buah dan sayur
pada remaja.
Kata kunci: konsumsi buah dan sayur, remaja SMP, pendidikan ibu

Abstract
Consumption of fruits and vegetables in Indonesia, especially in South Jakarta, is still very low.
The aim of this study was to determine the dominant factor associated with fruit and vegetable
consumption among teenagers in Junior High School 98 Jakarta. A cross sectional study design
and stratified random sampling were used in this study with primary data among 208 respondents
grade VII and VIII in Junior High School 98 Jakarta from April until Mei 2017. Data were
collected through individual questionnaire and two time 24-hour food recall interviews. Statistical
analysis used were correlations and regression test, independent t-test, and multiple regression
linier. The result of this study showed the average of fruit and vegetable consumption among
student in Junior High School 98 Jakarta is 85.1±26.58 g/day. Meanwhile, according to WHO,
recommendation of fruit and vegetable consumption is 400 g/day. Multivariate analysis (the
highest beta value= 0.204) showed mother education level is the dominant factor associated with
fruit and vegetable consumption, once controlled by self-efficacy, physical activity, parents
influence, mass media exposure, and fruit and vegetable availability. Therefore, nutrition

18

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
Nur, dkk., Faktor Dominan Konsumsi Buah dan … 19

education is needed to be done among schools to increase fruit and vegetable consumption in
teenagers.
Keywords: fruit and vegetable consumption, Junior High School teenagers, mother’s education
level

PENDAHULUAN sebanyak 3,7 porsi/hari. Jika dibandingkan


Konsumsi buah dan sayur adalah dengan Indonesia, penduduk memiliki
salah satu pesan penting dalam pedoman rata-rata asupan buah dan sayur yang lebih
gizi seimbang agar menuju masyarakat rendah, yaitu 3,2 porsi/hari [7]. Selain itu,
hidup sehat. Untuk mengubah pola pikir rata-rata konsumsi buah dan sayur pen-
masyarakat agar memiliki paradigma duduk Indonesia sebanyak 108,8 g/hari
sehat, pemerintah Indonesia melakukan [8].
upaya melalui Gerakan Masyarakat Hi- Berdasarkan Laporan Hasil Riskes-
dup Sehat (GERMAS). Konsumsi buah das Provinsi DKI Jakarta tahun 2013,
dan sayur merupakan salah satu fokus dari hanya sekitar 1,4% penduduk di Jakarta
kegiatan ini [1]. Peringatan Hari Gizi Selatan yang mengonsumsi buah dan
Nasional tahun 2017 juga mengambil sayur sebanyak 5 porsi atau lebih per hari
tema konsumsi buah dan sayur. dalam seminggu. Angka tersebut menun-
Berbagai masalah kesehatan dapat jukkan nilai yang lebih rendah dibanding
disebabkan oleh kurangnya konsumsi angka provinsi (3,7%) dan nasional
buah dan sayur. Terdapat 10 besar faktor (6,5%). Jika dibandingkan dengan kota
yang diidentifikasi sebagai penyebab ke- lain di Provinsi DKI Jakarta, proporsi
matian global di dunia, salah satunya penduduk yang cukup mengonsumsi buah
adalah rendahnya asupan buah dan sayur. dan sayur juga lebih rendah daripada
Asupan buah dan sayur yang tidak men- Jakarta Utara (6,7%), Jakarta Pusat
cukupi menjadi penyebab 14% kasus (5,6%), Jakarta Timur (3,9%), dan Jakarta
kanker gastrointestinal, 11% penyakit Barat (3,2%). Selain itu, terdapat penurun-
jantung iskemik, dan 9% pada kasus an proporsi konsumsi cukup buah dan
stroke, diabetes, penyakit kardiovaskular sayur di Kota Jakarta Selatan, yaitu 6,6%
serta masalah kesehatan terkait defisiensi pada tahun 2007 menjadi 1,4% pada tahun
zat gizi mikro [2,3]. Sebaliknya, mengon- 2013 [9,10].
sumsi cukup buah dan sayur setiap hari Remaja usia 13-15 tahun memiliki
dapat menurunkan risiko penyakit tidak konsumsi buah dan sayur lebih rendah
menular dan membantu mencukupi kebu- dibanding anak usia 5-10 tahun dan usia
tuhan serat harian, menurunkan risiko 16 tahun ke atas [11]. Hal lain, remaja
kanker payudara, serta mencegah pemben- lebih cenderung memilih makanan yang
tukan katarak, penyakit paru obstruktif banyak mengandung lemak dan gula serta
kronis, divertikulosis, dan hipertensi [4,5]. sedikit serat, vitamin, dan mineral yang
Masyarakat di dunia belum mengon- berpengaruh buruk bagi kesehatan di masa
sumsi buah dan sayur sesuai yang di- selanjutnya [12].
rekomendasikan. Konsumsi buah dan Konsumsi buah dan sayur pada
sayur per kapita di seluruh dunia menun- remaja dapat dipengaruhi oleh berbagai
jukkan bahwa sebanyak 20-50% di bawah hal. Remaja laki-laki memiliki persentase
rekomendasi minimal WHO [3]. Menurut konsumsi buah dan sayur lebih rendah
laporan CDC pada tahun 2013, rata-rata dibandingkan dengan remaja perempuan
asupan buah pada remaja di Amerika [11,13,14]. Lain halnya dengan penelitian
sebanyak 1 kali/hari dan rata-rata asupan di Denmark, remaja laki-laki lebih suka
sayur sebanyak 1,3 kali/hari [6]. Thailand mengonsumsi buah dan sayur secara ter-
memiliki rata-rata asupan buah dan sayur atur [15]. Remaja dengan pengetahuan

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
20 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 18 - 32

baik mengenai buah dan sayur juga koran, lebih suka mengonsumsi buah dan
mengonsumsi buah dan sayur yang lebih sayur setiap hari [34]. Berbagai penelitian
tinggi [16–18]. telah dilakukan untuk mengetahui faktor
Kesempatan lebih tinggi dalam risiko konsumsi buah dan sayur. Namun,
mengonsumsi buah dan sayur dimiliki belum banyak penelitian terkait faktor
oleh individu dengan preferensi baik pada yang paling berpengaruh terhadap kon-
buah dan sayur [16,19]. Beberapa pene- sumsi buah dan sayur.
litian menunjukkan bahwa self-efficacy Peneliti melakukan survei penda-
dalam meningkatkan konsumsi buah dan huluan pada 33 remaja di SMPN 98
sayur berasosiasi positif dengan konsumsi Jakarta, terdapat 13% remaja dengan
buah [20,21]. Kemudian, rendahnya konsumsi buah dan sayur baik. Dengan
tingkat aktivitas fisik juga berhubungan demikian, peneliti ingin melakukan pe-
dengan rendahnya asupan buah dan sayur nelitian untuk mengetahui faktor yang
[7,22–24]. paling dominan berhubungan dengan
Tingkat pendidikan orang tua khu- konsumsi buah dan sayur pada remaja di
susnya ibu, berpengaruh terhadap kon- SMPN 98 Jakarta tahun 2017.
sumsi buah dan sayur. Frekuensi kon-
sumsi buah dan sayur tinggi pada remaja METODE PENELITIAN
yang memiliki ibu dengan tingkat pendi- Rancangan/Desain Penelitian
dikan tinggi [25,26]. Orang tua yang Desain penelitian yang digunakan
bekerja berperan dalam ketersediaan dan dalam penelitian ini yaitu desain cross
akses terhadap buah dan sayur. Penelitian sectional. Data primer untuk variabel
menunjukkan bahwa remaja dengan ibu independen dan variabel dependen di-
bekerja secara signifikan berhubungan kumpulkan pada waktu yang bersamaan.
dengan rendahnya konsumsi buah dan
sayur [13,27,28]. Remaja yang jarang Sumber Data
mengonsumsi buah dan sayur lebih Data primer didapatkan dari pengi-
banyak ditemukan pada remaja dari orang sian kuesioner variabel penelitian. Varia-
tua dengan contoh perilaku kurang baik bel yang diteliti meliputi konsumsi buah
[20,29–31]. dan sayur, jenis kelamin, pengetahuan
Pengaruh teman sebaya merupakan buah dan sayur, preferensi, self-efficacy,
faktor yang sangat kuat pada periode aktivitas fisik, tingkat pendidikan ibu,
remaja awal [12]. Pengaruh teman sebaya pekerjaan ibu, pengaruh orang tua, penga-
secara signifikan berasosiasi positif ruh teman sebaya, ketersediaan buah dan
dengan asupan buah dan sayur [20,32,33]. sayur di rumah, serta keterpaparan media
Ketersediaan buah dan sayur di rumah massa. Data sekunder yang diperoleh
juga berasosiasi dengan asupan buah dan meliputi jumlah remaja, nama, kelas, dan
sayur. Remaja yang memiliki ketersediaan gambaran umum SMPN 98 Jakarta.
buah dan sayur yang baik di rumah me-
nunjukkan konsumsi buah dan sayur lebih Sasaran Penelitian
baik [17,31]. Selain itu, konsumsi buah (Populasi/Sampel/Subjek Penelitian)
dan sayur berhubungan dengan keter- Semua remaja (siswa) SMPN 98
paparan media massa. Konsumsi buah dan Jakarta adalah populasi penelitian. Se-
sayur lebih baik pada individu yang dangkan remaja kelas VII dan VIII
pernah terpapar oleh media massa cetak merupakan sampel penelitian yang di-
maupun elektronik mengenai gizi dan peroleh dengan rumus uji hipotesis beda
kesehatan [17,33]. Remaja di beberapa dua proporsi. Teknik pemilihan sampel
sekolah di Austria yang terpapar informasi menggunakan teknik stratified random
gizi oleh artikel booklet, internet atau sampling. Masing-masing kelas terdiri

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
Nur, dkk., Faktor Dominan Konsumsi Buah dan … 21

dari 6 kelompok kelas VII dan 6 kelom- dikategorikan menjadi pernah dan tidak
pok kelas VIII. Keenam kelompok kelas pernah terpapar [34].
tersebut, masing-masing diacak untuk Kuesioner dan formulir food recall
diambil 3 kelas yang akan menjadi per- 2x24-hour dibagikan kepada responden
wakilan kelas VII dan VIII. Total kelom- pada kesempatan yang telah disepakati
pok kelas yang dijadikan sampel pene- dengan pihak sekolah. Setelah seluruh res-
litian sebanyak 6 kelas, dengan total ponden mendapatkan kuesioner dan for-
sampel 208 siswa. mulir, peneliti akan menjelaskan terlebih
dahulu prosedur pengisiannya. Selanjut-
Pengembangan Instrumen dan Teknik nya, responden dipersilakan untuk meng-
Pengumpulan Data isi kuesioner dan formulir tersebut. Waktu
Instrumen penelitian menggunakan yang diberikan kepada responden untuk
kuesioner yang diisi sendiri oleh respon- melengkapi kuesioner dan formulir sekitar
den untuk variabel jenis kelamin, penge- 20-30 menit. Kemudian, responden akan
tahuan buah dan sayur, preferensi, self- menemui peneliti untuk diwawancarai
efficacy, tingkat pendidikan ibu, peker- guna mengisi formulir food recall 24
jaan ibu, pengaruh orang tua, pengaruh hours. Wawancara dibantu menggunakan
teman sebaya, ketersediaan buah dan food model sebagai alat peraga untuk
sayur di rumah, keterpaparan media massa memperkirakan jumlah porsi yang dikon-
berdasarkan modifikasi dari penelitian- sumsi oleh responden.
penelitian sebelumnya [16,17,29,33–35];
Physical Activity Questionnaire for Older Teknik Analisis Data
Children (PAQ-C) untuk variabel aktivitas Analisis data meliputi analisis uni-
fisik, formulir food recall 2x24-hour variat, bivariat, dan multivariat. Gambar-
untuk variabel konsumsi buah dan sayur an distribusi frekuensi dari variabel pe-
serta food model. nelitian diperoleh dari analisis univariat.
Preferensi [19], self-efficacy [20], Perbedaan rata-rata variabel dependen me-
pengaruh orang tua [29], dan ketersediaan nurut variabel independen diperoleh dari
buah dan sayur [16] dikategorikan men- analisis bivariat. Konsumsi buah dan sa-
jadi baik jika skor jawaban ≥ mean dan yur merupakan variabel numerik dan me-
kurang baik jika skor jawaban < mean. miliki distribusi normal. Uji yang dipakai
Pengaruh teman sebaya baik terhadap untuk variabel konsumsi buah dan sayur
buah dan sayur jika skor jawaban dengan variabel pengetahuan adalah uji
≥ median dan kurang baik jika skor korelasi dan regresi linier sederhana (va-
jawaban < median [29]. Pengategorian riabel numerik-numerik). Uji t-independen
tersebut berdasarkan distribusi data. Dis- digunakan untuk variabel konsumsi buah
tribusi data normal menggunakan mean dan sayur dengan variabel lain selain pe-
sebagai cut-off. Sedangkan distribusi data ngetahuan (variabel numerik-kategori).
tidak normal menggunakan median. Analisis multivariat dengan uji regresi
Aktivitas fisik dikategorikan cukup linier ganda digunakan untuk menganali-
jika skor jawaban ≥ 3 poin dan rendah jika sis variabel numerik (dependen) - numerik
skor jawaban < 3 poin [36]. Tingkat pen- (independen) dengan minimal 1 variabel
didikan ibu dikategorikan tinggi jika tamat independen numerik. Uji ini digunakan
SMA/sederajat atau tamat akademi/pergu- untuk mengetahui variabel independen
ruan tinggi dan rendah jika tidak tamat yang paling besar memengaruhi variabel
SD, tamat SD/sederajat, tamat SMP atau dependen.
sederajat [37]. Selain itu, keterpaparan Penelitian telah mendapatkan per-
media massa terhadap buah dan sayur setujuan etik, dengan bukti nomor ethical
clearance 96/UN2.F10/PPM.00.02/2017

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
22 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 18 - 32

yang disetujui oleh Komisi Etik Riset dan skor pengetahuan tentang buah dan sayur
Pengabdian Kesehatan Masyarakat Fakul- dari keseluruhan responden. Selain itu,
tas Kesehatan Masyarakat Universitas Tabel 1 juga menunjukkan jumlah dan
Indonesia. persentase responden dari masing-masing
variabel kategori. Berdasarkan tingkat
HASIL PENELITIAN kecukupan buah dan sayur, hanya terdapat
Gambaran Konsumsi Buah dan Sayur 4,3% responden yang cukup mengonumsi
serta Faktor yang Berhubungan buah dan sayur (≥ 400 g/hari).
Tabel 1 menunjukkan rata-rata
konsumsi buah dan sayur serta rata-rata

Tabel 1. Distribusi Data Seluruh Variabel pada Remaja SMPN 98 Jakarta


Tahun 2017
Variabel Numerik Mean (gram) SD (gram)
Konsumsi Buah dan Sayur 85,1 26,58
Pengetahuan Buah dan Sayur 73,8 10,57
Variabel Kategori n %
Jenis Kelamin
 Laki-laki 74 35,6
 Perempuan 134 64,4
Preferensi
 Baik 118 56,7
 Kurang 90 43,3
Self-efficacy
 Baik 97 46,6
 Kurang 111 53,4
Aktivitas Fisik
 Cukup 5 2,4
 Rendah 203 97,6
Tingkat Pendidikan Ibu
 Tinggi 181 87
 Rendah 27 13
Pekerjaan Ibu
 Bekerja 70 33,7
 Tidak Bekerja 138 66,3
Pengaruh Orang Tua
 Baik 114 54,8
 Kurang Baik 94 45,2
Pengaruh Teman Sebaya
 Baik 128 61,5
 Kurang Baik 80 38,5
Ketersediaan Buah dan Sayur
 Baik 100 48,1
 Kurang Baik 108 5,19
Keterpaparan Media Massa
 Pernah 204 98,1
 Tidak Pernah 4 1,9

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
Nur, dkk., Faktor Dominan Konsumsi Buah dan … 23

Perbedaan Rata-rata Konsumsi Buah sumsi buah dan sayur menurut preferensi,
dan Sayur self-efficacy, tingkat pendidikan ibu,
Tabel 2 menunjukkan hasil analisis pengaruh orang tua, dan keterpaparan
bivariat. Pengetahuan buah dan sayur media massa. Namun tidak terdapat
merupakan variabel numerik, sedangkan perbedaan konsumsi buah dan sayur me-
variabel lainnya merupakan variabel kate- nurut jenis kelamin, pengetahuan buah
gori. Hal ini dilakukan agar dapat di- dan sayur, aktivitas fisik, pekerjaan ibu,
lakukan analisis multivariat. pengaruh teman sebaya, dan ketersediaan
Hasil analisis bivariat pada Tabel 2. buah dan sayur di rumah.
menunjukkan adanya perbedaan kon-

Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat Variabel Independen dengan


Konsumsi Buah dan Sayur pada Remaja di SMPN 98 Jakarta Tahun 2017
Variabel Numerik r r2 p value*
Pengetahuan buah dan sayur 0,076 0,006 0,276

Variabel Kategori Mean SD p value**


Jenis Kelamin
 Laki-laki 78,32 22,99 0,435
 Perempuan 89,01 28,62
Preferensi
 Baik 98,46 27,03 0,025
 Kurang 69,12 24,80
Self-Efficacy
 Baik 107,70 26,62 0,002
 Kurang 67,57 24,59
Aktivitas Fisik
 Cukup 42,04 53,68 0,230
 Rendah 86,38 25,98
Tingkat Pendidikan Ibu
 Tinggi 72,40 25,08 0,010
 Rendah 93,96 27,20
Pekerjaan Ibu
 Bekerja 86,06 26,73 0,920
 Tidak Bekerja 84,66 26,69
Pengaruh Orang Tua
 Baik 98,04 29,05 0,037
 Kurang Baik 70,69 22,63
Pengaruh Teman Sebaya
 Baik 87,74 27,48 0,621
 Kurang Baik 81,04 25,39
Ketersediaan Buah dan Sayur
 Baik 98,62 27,18 0,058
 Kurang Baik 73,52 25,38
Keterpaparan Media Massa
 Pernah 87,43 26,10 0,013
 Tidak Pernah 8,43 13,75
*Uji korelasi dan regresi linier sederhana **Uji t-independen

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
24 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 18 - 32

Faktor Dominan Konsumsi Buah dan besar memiliki pengaruh terhadap variabel
Sayur dependen. Hal ini dapat diketahui dengan
Analisis pada uji multivariat terdiri melihat nilai pada kolom beta. Semakin
dari 3 tahap, yaitu seleksi bivariat, pe- besar nilai beta, maka pengaruh terhadap
modelan multivariat, dan uji asumsi variabel dependen juga semakin besar.
dengan hasil akhir dapat diketahui dari Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor
Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan nilai dominan terhadap konsumsi buah dan
koefisien determinasi (r square) yang sayur pada siswa SMPN 98 Jakarta tahun
menyatakan bahwa pemodelan multi- 2017 adalah tingkat pendidikan ibu, sete-
variat yang dihasilkan dapat menjelaskan lah dikontrol oleh self-efficacy, aktivitas
13,4% variasi variabel dependen yaitu fisik, pengaruh orang tua, keterpaparan
konsumsi buah dan sayur. Faktor domi- media massa dan ketersediaan buah dan
nan dilihat dari variabel mana yang paling sayur di rumah.

Tabel 3. Koefisien Model Analisis Regresi Linier Ganda Konsumsi Buah dan
Sayur pada Remaja SMPN 98 Jakarta Tahun 2017
Pemodelan Koefisien B R Square Beta P value*
Konstanta 155,02
Self-efficacy -1,564 -0,152 0,32
Aktivitas fisik 2,815 0,084 0,206
Tingkat pendidikan ibu 3,116 0,134 0,204 0,003
Pengaruh orang tua -1,075 -0,104 0,141
Keterpaparan media massa -6,792 -0,181 0,007
Ketersediaan buah dan sayur -0,939 -0,091 0,224
*Uji regresi linier ganda

PEMBAHASAN karenakan penelitian dilakukan pada


Konsumsi Buah dan Sayur tempat, waktu, jumlah sampel, serta
Berdasarkan hasil penelitian, rata- metode yang digunakan berbeda. Peneli-
rata konsumsi buah dan sayur sebanyak tian ini menggunakan metode food recall
85,1±26,58 g/hari. Penelitian di SMPN 8 24-hour, sedangkan penelitian sebelum-
Depok menunjukkan bahwa rata-rata kon- nya menggunakan metode semi food
sumsi buah dan sayur sebanyak 512,4 frequency questionnaire (SFFQ).
g/hari [17]. Menurut survei SDKI, kon-
sumsi buah dan sayur masyarakat Perbedaan Rata-Rata Konsumsi Buah
Indonesia usia 13-18 tahun sebanyak dan Sayur menurut Jenis Kelamin
88,9±95,0 g/hari [8]. Penelitian lain me- Tidak ada perbedaan konsumsi buah
nyebutkan bahwa rata-rata konsumsi buah dan sayur yang signifikan antara res-
dan sayur di SMPN 3 Surakarta sebanyak ponden laki-laki dengan perempuan pada
270,3 g/hari [38]. Remaja laki-laki di remaja di SMPN 98 Jakarta. Tidak adanya
Filipina memiliki rata-rata konsumsi buah hubungan bermakna antara jenis kelamin
284 g/hari dan sayur 95 g/hari. Sedangkan dengan konsumsi buah dan sayur juga
remaja perempuan memiliki rata-rata ditunjukkan oleh penelitian Granner dan
konsumsi buah 319 g/hari dan sayur 52 Evans (2011) serta Cornelia (2015)
g/hari [39]. Selain itu, konsumsi buah dan [37,41]. Namun, berbeda dengan Fibrihir-
sayur pada remaja di Spanyol memiliki zani (2012) dan Kusumaningrum (2014)
rata-rata 234 g/hari [40]. Dibandingkan yang menunjukkan adanya hubungan
dengan penelitian sebelumnya, rata-rata bermakna antara jenis kelamin dengan
konsumsi buah dan sayur di SMPN 98 konsumsi buah dan sayur [35,42].
Jakarta lebih sedikit. Perbedaan ini di-

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
Nur, dkk., Faktor Dominan Konsumsi Buah dan … 25

Meskipun demikian, konsumsi buah banyak. Beberapa hal yang memengaruhi


dan sayur cenderung lebih banyak pada tingkat kesukaan di antaranya rasa, aroma,
responden perempuan dibandingkan tekstur, dan kebiasaan makan [46]. Hasil
dengan laki-laki. Penelitian lain juga uji statistik menunjukkan bahwa terdapat
menunjukkan konsumsi buah dan sayur perbedaan rata-rata konsumsi buah dan
remaja perempuan yang lebih banyak di- sayur yang signifikan antara responden
bandingkan dengan laki-laki [13,15,43]. yang memiliki preferensi baik dengan res-
Remaja laki-laki lebih memiliki otono- ponden yang memiliki preferensi kurang
mi/hak daripada perempuan dalam pilih- baik. Hasil yang sama oleh Annur (2014)
an makanan dan makan jauh dari rumah dan Fibrihirzani (2012) menunjukkan
yang diketahui sebagai faktor risiko ter- bahwa preferensi kesukaan terhadap buah
hadap makanan tidak sehat. Di sisi lain, dan sayur memiliki hubungan bermakna
remaja perempuan memiliki kebiasaan dengan konsumsi buah dan sayur [16,42].
diet yang buruk dibandingkan laki-laki Konsumsi buah dan sayur remaja SMPN
[13]. 98 Jakarta dengan preferensi baik memi-
liki rata-rata lebih tinggi (98,46 ± 27,03
Hubungan Pengetahuan Buah dan g/hari) dibandingkan responden dengan
Sayur dengan Konsumsi Buah dan preferensi kurang baik (69,12 ± 24,80
Sayur g/hari).
Tidak terdapat hubungan yang ber-
makna antara pengetahuan buah dan sayur Perbedaan Rata-Rata Konsumsi Buah
dengan konsumsi buah dan sayur. Tidak dan Sayur menurut Self-Efficacy
adanya hubungan yang bermakna juga Self-efficacy berperan besar dalam
sejalan dengan Cornelia (2015), Kusuma- mekanisme yang memfasilitasi perubah-
ningrum (2014), dan Nurhasanah (2013) an diet, khususnya konsumsi buah dan
[33,35,37]. Namun, tidak sejalan dengan sayur. Self-efficacy memfasilitasi pen-
penelitian Annur (2014), Farisa (2012), capaian tujuan karena menjadi langkah
dan Fibrihirzani (2012) yang menunjuk- awal dalam perencanaan dan perilaku
kan adanya hubungan bermakna antara seseorang. Selain itu, seseorang yang
pengetahuan dengan konsumsi buah dan memiliki self-efficacy yang baik merasa
sayur [16,17,42]. Pengetahuan gizi meru- lebih percaya diri untuk mencoba sebuah
pakan faktor yang diperlukan tetapi tidak perilaku yang baru maupun sulit [47].
cukup untuk mengubah kebiasaan. Ketika Hasil uji statistik menunjukkan adanya
mendapatkan pengetahuan, mereka akan perbedaan rata-rata konsumsi buah dan
menerjemahkan pengetahuan itu dan sayur yang signifikan antara responden
hanya melakukan apa yang disukai, yang memiliki self-efficacy baik dengan
seringnya bertahun-tahun kemudian [44]. responden yang memiliki self-efficacy
kurang baik. Hasil yang sama oleh
Perbedaan Rata-Rata Konsumsi Buah Granner dan Evans (2012) serta Pearson,
dan Sayur menurut Preferensi et al. (2012) menunjukkan bahwa buah
Preferensi makanan merupakan de- dan sayur secara signifikan berkorelasi
terminan untuk asupan makanan, terma- positif dengan self-efficacy [20,21].
suk buah dan sayur. Pada anak, preferensi
makanan sering dipengaruhi hanya me- Perbedaan Rata-Rata Konsumsi Buah
lalui rasa dan meningkat ketika anak dan Sayur menurut Aktivitas Fisik
memiliki kesempatan untuk memakan Hasil analisis menunjukkan bahwa
makanan tersebut [45]. Pengaruh terha- tidak ada perbedaan konsumsi buah dan
dap rasa secara positif juga membuat re- sayur yang signifikan antara responden
maja mengonsumsi buah dan sayur lebih yang memiliki aktivitas fisik cukup

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
26 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 18 - 32

dengan responden yang memiliki aktivi- antara pekerjaan ibu dengan ketersediaan
tas fisik rendah. Hal yang sama juga di- buah dan sayur di rumah (p value =
hasilkan oleh penelitian Melinda (2013) 0,004). Ibu yang beker-ja mempunyai
yang menyatakan bahwa tidak terdapat peluang 2,47 kali tersedianya buah dan
hubungan bermakna antara aktivitas fisik sayur di rumah dibanding ibu yang tidak
dengan konsumsi buah dan sayur [29]. bekerja. Sehingga dapat disimpulkan bah-
Namun, hasil ini berbeda dengan peneli- wa ibu yang bekerja ternyata akan
tian Peltzer dan Pengpid (2012) yang menyediakan buah dan sayur di rumah
menyatakan bahwa remaja dengan ak- dengan baik.
tivitas fisik tidak aktif dan berperilaku
sedenter, konsumsi buah dan sayurnya Perbedaan Rata-Rata Konsumsi Buah
tidak adekuat [7]. Selain itu, rata-rata dan Sayur menurut Pengaruh Orang
konsumsi buah dan sayur pada responden Tua
dengan aktivitas fisik cukup lebih rendah Ada perbedaan rata-rata konsumsi
dibandingkan responden dengan aktivitas buah dan sayur yang signifikan antara
fisik rendah. Hal tersebut dapat disebab- responden yang memiliki pengaruh orang
kan oleh karena remaja yang cenderung tua baik dengan responden yang memiliki
memilih melakukan aktivitas fisik di- pengaruh orang tua kurang baik. Res-
bandingkan memilih makanan yang sehat ponden dengan pengaruh orang tua baik
untuk membuat hidup mereka menjadi memiliki rata-rata konsumsi buah dan
lebih sehat. Jika memilih makanan yang sayur lebih tinggi dibandingkan responden
sehat, mereka juga akan melakukan dengan pengaruh orang tua kurang baik.
aktivitas fisik [48]. Hal yang sama ditunjukkan oleh Watts et
al. (2016) dan Melinda (2013) yang me-
Perbedaan Rata-Rata Konsumsi Buah nyebutkan contoh dan dukungan orang tua
dan Sayur menurut Pekerjaan Ibu untuk makan makanan sehat berasosiasi
Tidak ada perbedaan konsumsi buah dengan tingginya asupan buah dan sayur
dan sayur yang signifikan antara res- [29,31]. Berdasarkan analisis lebih lanjut
ponden yang memiliki ibu bekerja dengan antara pengaruh orang tua dengan keter-
responden yang memiliki ibu tidak sediaan buah dan sayur di rumah di-
bekerja. Hal tersebut sejalan dengan pene- dapatkan hubungan bermakna antara pe-
litian Cornelia (2015), namun berbeda kerjaan ibu dengan ketersediaan buah dan
dengan Shokrvash, et al. (2013) yang sayur di rumah (p value = 0,000). Respon-
menyebutkan remaja dengan ibu yang den dengan pengaruh orang tua yang baik
bekerja secara signifikan berhubungan mempunyai peluang 4,04 kali tersedianya
dengan rendahnya konsumsi buah dan buah dan sayur di rumah dibanding
sayur [13,37]. Namun, rata-rata konsumsi responden dengan pengaruh orang tua
buah dan sayur pada responden dengan yang kurang baik. Sehingga dapat di-
ibu bekerja cenderung lebih tinggi di- simpulkan bahwa orang tua yang ber-
bandingkan responden dengan ibu tidak pengaruh baik akan menyediakan buah
bekerja. Ibu yang bekerja dapat mengubah dan sayur di rumah dengan baik pula.
atau ikut campur dalam dukungan
terhadap makanan sehat anaknya atau Perbedaan Rata-Rata Konsumsi Buah
dalam mempersiapkan buah dan sayur, dan Sayur menurut Pengaruh Teman
ketersediaan di rumah, pengawasan orang Sebaya
tua, dan contoh yang positif [13]. Analisis Antara responden dengan pengaruh
lebih lanjut antara pekerjaan ibu dengan teman sebaya baik dan responden dengan
ketersediaan buah dan sayur di rumah pengaruh teman sebaya kurang baik, tidak
menunjukkan adanya hubungan bermakna memiliki perbedaan konsumsi buah dan

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
Nur, dkk., Faktor Dominan Konsumsi Buah dan … 27

sayur yang signifikan. Hal tersebut ber- menunjukkan bahwa ada hubungan ber-
beda dengan Granner dan Evans (2012) makna [17,35,42]. Nago et al. (2012)
yang menyatakan bahwa pengaruh teman menyebutkan bahwa remaja yang seko-lah
sebaya secara signifikan berkorelasi posi- di sekolah negeri melaporkan bahwa lebih
tif dengan asupan buah dan sayur [20]. sedikit dari mereka yang memiliki buah di
Namun hasil yang sama juga ditunjukkan rumah setiap harinya diban-dingkan
dari penelitian Farisa (2012) dan Mandira remaja di sekolah swasta [30].
(2013) [17,49]. Konsumsi buah dan sayur Responden dengan ketersediaan
tidak dipengaruhi oleh teman sebaya. Hal buah dan sayur baik memiliki rata-rata
ini lebih disebabkan oleh adanya dorong- konsumsi buah dan sayur lebih tinggi
an kuat dari teman untuk mengonsumsi dibandingkan responden dengan keterse-
makanan yang tidak sehat [50]. diaan buah dan sayur kurang baik. Hasil
Hasil analisis lebih lanjut juga me- yang sama juga disebutkan oleh pene-
nunjukkan tidak adanya hubungan ber- litian lain bahwa remaja dengan keter-
makna antara self-efficacy dengan pe- sediaan buah dan sayur di rumah rendah,
ngaruh teman sebaya (p value = 0,097). lebih rendah juga dalam mengonsumsi
Sehingga dapat dikatakan bahwa pada buah dan sayur [31]. Hasil analisis lebih
responden yang memiliki pengaruh teman lanjut menunjukkan adanya hubungan
sebaya baik maupun kurang baik tidak bermakna antara pengaruh orang tua
memiliki perbedaan self-efficacy terhadap dengan ketersediaan buah dan sayur (p
buah dan sayur. Responden dengan value = 0,000). Responden dengan pe-
pengaruh teman sebaya baik cenderung ngaruh orang tua baik mempunyai pe-
memiliki rata-rata konsumsi buah dan luang 4,04 kali dalam tersedianya buah
sayur lebih tinggi dibanding responden dan sayur di rumah dibandingkan res-
dengan pengaruh teman sebaya kurang ponden dengan pengaruh orang tua kurang
baik. Penelitian Nurhasanah (2013) me- baik.
nyebutkan bahwa responden dengan
pengaruh teman kurang memiliki risiko Perbedaan Rata-Rata Konsumsi Buah
6,31 kali untuk kurang mengonsumsi buah dan Sayur menurut Keterpaparan Media
dan sayur dibanding siswa dengan Massa
pengaruh teman baik [33]. Sumber utama informasi mengenai
makanan dan zat gizi bagi kebanyakan
Perbedaan Rata-Rata Konsumsi Buah orang adalah media. Sehingga media
dan Sayur menurut Ketersediaan Buah tersebut dijadikan sebagai sumber pen-
dan Sayur didikan gizi secara informal [51].
Antara responden dengan keterse- Rasmussen et al. (2011) mengatakan bah-
diaan buah dan sayur di rumah baik dan wa sebagian besar anak tidak melihat
responden dengan ketersediaan buah dan iklan untuk buah dan sayuran sehingga
sayur di rumah kurang baik, tidak ter- pengaruh media hanya dibahas dalam
dapat perbedaan yang signifikan. Hasil kaitannya dengan pilihan makanan yang
penelitian ini sejalan dengan penelitian tidak sehat [50]. Hasil uji statistik me-
Annur (2014), Nurhasanah (2013), dan nunjukkan adanya perbedaan rata-rata
Mandira (2013) yang menyebutkan tidak konsumsi buah dan sayur yang signifikan
adanya perbedaan bermakna antara ke- antara responden pernah terpapar media
tersediaan buah dan sayur di rumah massa dengan responden tidak pernah
dengan konsumsi buah dan sayur terpapar media massa. Responden yang
[16,33,49]. Namun bertentangan dengan pernah terpapar media massa memiliki
penelitian Kusumaningrum (2014), Farisa rata-rata konsumsi buah dan sayur jauh
(2012) dan Fibrihirzani (2012) yang lebih tinggi dibandingkan responden yang

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
28 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 18 - 32

tidak pernah terpapar media massa. Hal jukkan bahwa remaja dengan ibu ber-
tersebut sama dengan penelitian Farisa pendidikan tinggi, buah selalu tersedia di
(2012) dan Nurhasanah (2013) yang rumah dan sayur selalu tersedia saat
menunjukkan bahwa secara signifikan makan malam [25]. Pengetahuan yang
konsumsi buah dan sayur berhubungan baik, dukungan keluarga dan teman serta
dengan keterpaparan media massa [17,33]. kesadaran terhadap kesehatan pada orang
tua dengan pendidikan tinggi mampu
Pendidikan Ibu sebagai Faktor Dominan mendorong anaknya dalam mempriori-
yang Berhubungan dengan Konsumsi taskan buah dan sayur dibandingkan
Buah dan Sayur makanan lain yang tidak sehat. Mening-
Berdasarkan hasil bivariat, antara katnya pendapatan dan tingkat pendidikan
responden dengan ibu berpendidikan pada wanita dewasa menunjukkan kon-
tinggi dan responden dengan ibu ber- sumsi buah dan sayur juga meningkat
pendidikan rendah memiliki perbedaan [52]. Menurut penelitian lainnya remaja
konsumsi buah dan sayur yang signi- yang memiliki ibu dengan pendidikan
fikan. Ramezankhani et al. (2016) me- SMA ke atas, memiliki pengetahuan dan
nyatakan bahwa terdapat asosiasi yang konsumsi buah dan sayur yang lebih baik
signifikan antara tingkat pendidikan ibu [26].
dan kemampuan mengonsumsi buah dan
sayur remaja. Frekuensi konsumsi buah SIMPULAN
dan sayur tinggi pada ibu yang memiliki Rata-rata konsumsi buah dan sayur
tingkat pendidikan tinggi [26]. Analisis pada remaja di SMPN 98 Jakarta adalah
lebih lanjut antara pendidikan ibu dengan 85,1 ± 26,58 g/hari, dengan rata-rata kon-
ketersediaan buah dan sayur di rumah sumsi buah sebanyak 29,6 ± 37,49 g/hari
menunjukkan adanya hubungan bermakna (1/3 porsi/hari) dan rata-rata konsumsi
antara pendidikan ibu dengan ketersediaan sayur sebanyak 34,2 ± 10,58 g/hari (1/3
buah dan sayur di rumah (p value = porsi/hari). Terdapat perbedaan yang sig-
0,007). Ibu yang berpendidikan tinggi nifikan (p value < 0,05) antara preferensi,
berpeluang 3,78 kali memiliki keterse- self-efficacy, tingkat pendidikan ibu, pe-
diaan buah dan sayur di rumah baik ngaruh orang tua, dan keterpaparan media
dibandingkan ibu berpendidikan rendah. massa dengan konsumsi buah dan sayur
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu pada remaja di SMPN 98 Jakarta. Se-
berpendidikan tinggi akan menyediakan baliknya, tidak ditemukan perbedaan yang
buah dan sayur di rumah dengan baik. signifikan antara jenis kelamin, penge-
Hasil analisis multivariat diperoleh tahuan buah dan sayur, aktivitas fisik,
tingkat pendidikan ibu sebagai faktor do- pekerjaan ibu, pengaruh teman sebaya,
minan yang memengaruhi konsumsi buah dan ketersediaan buah dan sayur di rumah
dan sayur pada remaja di SMPN 98 dengan konsumsi buah dan sayur pada
Jakarta. Menurut Ansem et al. (2014), siswa di SMPN 98 Jakarta. Tingkat
dalam indikator sosial ekonomi, tingkat pendidikan ibu merupakan faktor dominan
pendidikan (khususnya ibu) diketahui terhadap konsumsi buah dan sayur setelah
sebagai faktor paling kuat dan paling dikontrol oleh self-efficacy, aktivitas fisik,
konsisten dalam memprediksi perilaku pengaruh orang tua, keterpaparan media
sehat. Selain karena ibu berperan dalam massa serta ketersediaan buah dan sayur
menyediakan makanan dalam keluarga, di rumah pada remaja di SMPN 98
tingkat pendidikan ibu juga berdampak Jakarta.
pada perilaku diet anggota keluarga lain
dan berdampak pada ketersediaan makan- DAFTAR RUJUKAN
an di rumah. Penelitian ini juga menun- 1. Kemenkes. Pemerintah Canangkan

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
Nur, dkk., Faktor Dominan Konsumsi Buah dan … 29

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Kesehatan; 2013.


(GERMAS) [Internet]. Jakarta: 10. Kemenkes. Laporan Hasil Riset
Kemenkes RI; 2016 [cited 2017 Jul Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi
5]. Available from: http: DKI Jakarta Tahun 2007. Jakarta:
//www.depkes.go.id/article/v Lembaga Penerbitan Badan Penelitian
iew/16111600003/pemerintah- dan Pengembangan Kesehatan; 2009.
canangkan-gerakan-masyarakat- 11. Roberts C. Fruit and Vegetable
hidup-sehat-germas-.html. Consumption. Heal Soc Care Inf
2. WHO. Fruits and Vegetables Cent. 2013; 1: 1–24.
Importance for Public Health UN 12. Brown JE. Nutrition Through the Life
High Level Meeting on Non- Cycle. 4th ed. Wadsworth: Cengage
Communicable Diseases. Arusha: Learning; 2011. 356-384.
WHO; 2011. 13. Shokrvash B, Majlessi F, Montazeri
3. FAO. Promotion of Fruit and A, Nedjat S, Shojaeezadeh D, Abbas
Vegetables for Health. Report of the R, et al. Fruit and Vegetables
Pacific Regional Workshop. Rome: Consumption Among Adolescents : A
FAO; 2015. Study from a Developing Country.
4. WHO. Healthy Diet [Internet]. World Appl Sci J. 2013; 21 (10):
Geneva: WHO; 2015 [cited 2017 Feb 1502–11.
6]. Available from: 14. Pearson N, Timperio A, Salmon J,
http://www.who.int/mediacentre/ Crawford D, Biddle SJH. Family
facsheets/fs394/en/ Influences on Children’s Physical
5. Farvid MS, Chen WY, Michels KB, Activity and Fruit and Vegetable
Cho E, Willett WC, Eliassen AH. Consumption. Int J Behav Nutr Phys
Fruit and Vegetable Consumption in Act. 2009; 7: 1–7.
Adolescence and Early Adulthood 15. Svastisalee CM, Holstein BE, Due P.
and Risk of Breast Cancer : Fruit and Vegetable Intake in
Population Based Cohort Study. Adolescents : Association with
BMJ; 2016; 353: 1–12. Socioeconomic Status and Exposure
6. CDC. State Indicator Report on Fruits to Supermarkets and Fast Food
and Vegetables 2013. Atlanta: CDC; Outlets. J Nutr Metab. 2012; 2012: 1-
2013. 9.
7. Peltzer K, Pengpid S. Fruits and 16. Annur DR. Hubungan Faktor
Vegetables Consumption and Individu dan Lingkungan dengan
Associated Factors Among In-School Konsumsi Buah dan Sayur pada
Adolescents in Five Southeast Asian Siswa SMPN 19 Jakarta Tahun 2014.
Countries. Int J Environ Res Public [Skripsi]. Depok: Universitas
Health. 2012; 9: 3575–87. Indonesia; 2014.
8. Hermina, Prihatini S. Gambaran 17. Farisa S. Hubungan Sikap,
Konsumsi Sayur dan Buah Penduduk Pengetahuan, Ketersediaan dan
Indonesia dalam Konteks Gizi Keterpaparan Media Massa dengan
Seimbang : Analisis Lanjut Survei Konsumsi Buah dan Sayur pada
Konsumsi Makanan Individu (SKMI) Siswa SMPN 8 Depok Tahun 2012.
2014. Bul Penelit Kesehat. 2016; 44 [Skripsi]. Depok: Universitas
(3): 205–18. Indonesia; 2012.
9. Kemenkes. Riskesdas dalam Angka 18. Susantya CD. Gambaran Tentang
Provinsi DKI Jakarta 2013. 1st ed. Pengetahuan, Sikap, dan Praktik
Jakarta: Lembaga Penerbitan Badan dalam Konsumsi Buah dan Sayur
Penelitian dan Pengembangan pada Siswa Kelas 4 Di SDN 04

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
30 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 18 - 32

Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun Investigation of the Knowledge and


2012. [Skripsi]. Depok: Universitas Skill of Proper Consumption of Fruit
Indonesia; 2013. and Vegetables Among Shahrekord
19. Chu YL, Farmer A, Fung C, Kuhle S, Adolescent Girls. Int J Pediatr. 2016;
Veugelers P. Fruit and Vegetable 4 (10): 3699–707.
Preferences and Intake: Among 27. Dave JM, Evans AE, Pfeiffer KA,
Children in Alberta. Can J Diet Pract Watkins KW, Saunders RP.
Res. 2013; 74 (1): 21–7. Correlates of Availability and
20. Granner ML, Evans AE. Accessibility of Fruits and Vegetables
Measurement Properties of in Homes of Low-Income Hispanic
Psychosocial and Environmental Families. Health Educ Res. 2010; 25
Measures Associated with Fruit and (1): 97–108.
Vegetable Intake among Middle 28. Zarnowiecki D, Ball K, Parletta N,
School Adolescents. J Nutr Educ Dollman J. Describing
Behav. 2012; 44 (1): 2–11. Socioeconomic Gradients in
21. Pearson N, Ball K, Crawford D. Children’s Diets – Does the
Parental Influences on Adolescent Socioeconomic Indicator Used
Fruit Consumption : The Role of Matter? Int J Behav Nutr Phys Act.
Adolescent Self-Efficacy. 2012; 27 2014; 11 (44): 1–12.
(1): 14–23. 29. Melinda K. Faktor-Faktor Yang
22. Silva FM, Smith-Menezes A, Duarte Berhubungan dengan Konsumsi Buah
M. Consumption of Fruits and dan Sayur pada Remaja di SMP
Vegetables Associated with Other Negeri 28 Jakarta dan SMP Negeri 1
Risk Behaviors Among Adolescents Jakarta Tahun 2013. [Skripsi]. Depok:
in Northeast Brazil. Rev Paul Pediatr. Universitas Indonesia; 2013.
2016; 34 (3): 309–15. 30. Nago ES, Verstraeten R, Lachat CK,
23. Berg CJ, Daley CM, Nazir N, Dossa RA, Kolsteren PW. Food
Kinlacheeny JB, Ashley A, Ahluwalia Safety Is a Key Determinant of Fruit
JS, et al. Physical Activity and Fruit and Vegetable Consumption in Urban
and Vegetable Intake Among Beninese Adolescents. J Nutr Educ
American Indians. J Community Behav. 2012; 44 (6): 548–55.
Heal. 2012; 37 (1): 65–71. 31. Watts AW, Loth K, Berge JM, Larson
24. Silva DAS, Silva RJ. Association N, Neumark-sztainer D. No Time for
Between Physical Activity Level and Family Meals? Parenting Practices
Consumption of Fruit and Vegetables Associated with Adolescent Fruit and
Among Adolescents in Northeast Vegetable Intake When Family Meals
Brazil. Rev Paul Pediatr. 2015; 33 Are Not an Option. J Acad Nutr Diet.
(2): 167–73. 2016; 117 (5): 707-714.
25. Ansem WJC Van, Schrijvers CTM, 32. Bruening M, Eisenberg M,
Rodenburg G, Mheen D Van De. MacLehose R, Nanney MS, Story M,
Maternal Educational Level and Neumark-sztainer D. Relationship
Children ’ s Healthy Eating Between Adolescents’ and Their
Behaviour : Role of the Home Food Friends’ Eating Behaviors: Breakfast,
Environment ( Cross-Sectional Fruit, Vegetable, Whole-Grain, and
Results from the INPACT Study ). Int Dairy Intake. J Acad Nutr Diet. 2012;
J Behav Nutr Phys Act. 2014; 11 112 (10): 1608–13.
(113): 1–12. 33. Nurhasanah. Perbedaan Proporsi
26. Ramezankhani A, Tavassoli E, Konsumsi Buah dan Sayur menurut
Heydarabadi AB, Alidosti M. Faktor Individu, Lingkungan Sosial,

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
Nur, dkk., Faktor Dominan Konsumsi Buah dan … 31

dan Lingkungan Fisik pada Siswa – The Pro Children Study. Int J Behav
SDIT Ummu’l Quro Depok Tahun Nutr Phys Act. 2008; 5 (48): 1–10.
2013. [Skripsi]. Depok: Universitas 41. Granner ML, Evans AE. Variables
Indonesia; 2013. Associated with Fruit and Vegetable
34. Freisling H, Haas K, Elmadfa I. Mass Intake in Adolescents. Am J Heal
Media Nutrition Information Sources Behav. 2011; 35: 591–602.
and Associations with Fruit and 42. Fibrihirzani H. Hubungan antara
Vegetable Consumption Among Karakteristik Individu, Orang Tua
Adolescents. Public Health Nutr. dan Lingkungan dengan Konsumsi
2017; 13 (2): 269–75. Buah dan Sayur pada Siswa SDN Beji
35. Kusumaningrum MD. Perbedaan 5 dan 7 Depok Tahun 2012. [Skripsi].
Proporsi Ketersediaan Buah dan Depok: Universitas Indonesia; 2012.
Sayur di Rumah dan Faktor Lainnya 43. Pedersen TP, Meilstrup C, Holstein
Terhadap Konsumsi Buah dan Sayur BE, Rasmussen M. Fruit and
Siswa SDN Jatirahayu VIII Bekasi Vegetable Intake is Associated with
Tahun 2014. [Skripsi]. Depok: Frequency of Breakfast, Lunch and
Universitas Indonesia; 2014. Evening Meal: Cross-Sectional Study
36. Kowalski KC, Crocker PRE, Donen of 11-, 13-, and 15-year-olds. Int J
RM. The Physical Activity Behav Nutr Phys Act. 2012; 9 (9): 1–
Questionnaire for Older Children 10.
(PAQ-C) and Adolescents (PAQ-A) 44. Worsley A. Nutrition Knowledge and
Manual. Canada: University of Food Consumption: Can Nutrition
Saskatchewan; 2004. 8–10. Knowledge Change Food Behaviour?
37. Cornelia J. Faktor-Faktor yang Asia Pacific J Clin Nutr. 2002; 11:
Berhubungan dengan Konsumsi Buah 579–85.
dan Sayur pada Mahasiswa Ikatan 45. Bere E, Klepp K. Changes in
Mahasiswa Riau Universitas Accessibility and Preferences Predict
Indonesia, Depok Tahun 2015. Children’s Future Fruit and Vegetable
[Skripsi]. Depok: Universitas Intake. Int J Behav Nutr Phys Act.
Indonesia; 2015. 2005; 2 (15): 1–8.
38. Ramadhani DT, Hidayati L. Faktor- 46. Widyawati I. Analisis Preferensi
faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan Masyarakat dan Daya
Sayur dan Buah pada Remaja Putri Dukung Gizi Menuju Pencapaian
SMPN 3 Surakarta. Seminar Nasional Diversifikasi Pangan Kabupaten
Gizi 2017 Program Studi Ilmu Gizi Bogor. [Skripsi]. Bogor: IPB; 2009.
UMS “Strategi Optimasi Tumbuh 47. Kreausukon P, Gellert P, Lippke S,
Kembang Anak.” 2017; 45–58. Schwarzer R. Planning and Self-
39. Gonzales JT, Raaij JV, Narciso ZV. Efficacy can Increase Fruit and
Consumption Pattern for Fruits and Vegetable Consumption: A
Vegetables of Some Filipino Randomized Controlled Trial. J
Adolescents in Selected Public Behav Med. 2012; 35 (4): 443–51.
Schools in the City of Manila. J Nutr 48. Lowry R, Lee SM, McKenna ML,
Disorders Ther. 2016; 6 (4): 1-7. Galuska DA, Kann LK. Weight
40. Velde SJ, Wind M, Perez-rodrigo C, Management and Fruit and Vegetable
Klepp I, Brug J. Mothers’ Intake Among US High School
Involvement in A School-Based Fruit Students. J Sch Health. 2008; 78 (8):
and Vegetable Promotion 417–24.
Intervention is Associated with 49. Mandira F. Konsumsi Buah dan
Increased Fruit and Vegetable Intakes Sayur Menurut Karakteristik

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
32 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 18 - 32

Responden, Pengaruh Teman Sebaya, Studies. Int J Behav Nutr Phys Act.
Ketersediaan, dan Keterpaparan 2011; 8 (112): 1-38.
Media Massa pada Siswa di SMA 51. Contento I. Nutrition Education:
Negeri 115 Jakarta Tahun 2013. Linking Research, Theory, and
[Skripsi]. Depok: Universitas Practice. Massachusetts: Jones and
Indonesia; 2013. Bartlett Publishers.; 2011. 26-42.
50. Krølner R, Rasmussen M, Brug J, 52. Bere E, Lenthe F Van, Klepp K, Brug
Klepp K, Wind M, Due P. J. Why Do Parents’ Education Level
Determinants of fruit and Vegetable and Income Affect the Amount of
Consumption Among Children and Fruits and Vegetables Adolescents
Adolescents : A Review of the Eat ? Eur J Public Health. 2008; 18
Literature . Part II : Qualitative (6): 611-5.

DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3

Anda mungkin juga menyukai