221 766 1 PB
221 766 1 PB
OPEN ACCESS
Abstrak
Konsumsi buah dan sayur di Indonesia, khususnya di Jakarta Selatan, masih sangat rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi
buah dan sayur pada remaja di SMPN 98 Jakarta. Penelitian dilakukan dengan desain studi cross
sectional dan teknik sampling stratified random sampling menggunakan data primer yang
melibatkan 208 remaja kelas VII dan VIII SMPN 98 Jakarta dari bulan April sampai dengan Mei
2017. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden dan dilakukan
dua kali wawancara food recall 24-hour. Analisis statistik digunakan uji korelasi dan regresi, t-
independen, serta regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi
buah dan sayur remaja SMPN 98 Jakarta tahun 2017 adalah 85,1±26,58 g/hari. Sementara
rekomendasi WHO konsumsi buah dan sayur 400 g/hari. Analisis multivariat (nilai beta paling
tinggi = 0,204) menunjukkan tingkat pendidikan ibu sebagai faktor dominan yang berhubungan
dengan konsumsi buah dan sayur, setelah dikontrol oleh variabel self-efficacy, aktivitas fisik,
pengaruh orang tua, keterpaparan media massa, serta ketersediaan buah dan sayur. Oleh karena itu
perlu dilakukan pendidikan gizi melalui sekolah agar terjadi peningkatan konsumsi buah dan sayur
pada remaja.
Kata kunci: konsumsi buah dan sayur, remaja SMP, pendidikan ibu
Abstract
Consumption of fruits and vegetables in Indonesia, especially in South Jakarta, is still very low.
The aim of this study was to determine the dominant factor associated with fruit and vegetable
consumption among teenagers in Junior High School 98 Jakarta. A cross sectional study design
and stratified random sampling were used in this study with primary data among 208 respondents
grade VII and VIII in Junior High School 98 Jakarta from April until Mei 2017. Data were
collected through individual questionnaire and two time 24-hour food recall interviews. Statistical
analysis used were correlations and regression test, independent t-test, and multiple regression
linier. The result of this study showed the average of fruit and vegetable consumption among
student in Junior High School 98 Jakarta is 85.1±26.58 g/day. Meanwhile, according to WHO,
recommendation of fruit and vegetable consumption is 400 g/day. Multivariate analysis (the
highest beta value= 0.204) showed mother education level is the dominant factor associated with
fruit and vegetable consumption, once controlled by self-efficacy, physical activity, parents
influence, mass media exposure, and fruit and vegetable availability. Therefore, nutrition
18
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
Nur, dkk., Faktor Dominan Konsumsi Buah dan … 19
education is needed to be done among schools to increase fruit and vegetable consumption in
teenagers.
Keywords: fruit and vegetable consumption, Junior High School teenagers, mother’s education
level
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
20 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 18 - 32
baik mengenai buah dan sayur juga koran, lebih suka mengonsumsi buah dan
mengonsumsi buah dan sayur yang lebih sayur setiap hari [34]. Berbagai penelitian
tinggi [16–18]. telah dilakukan untuk mengetahui faktor
Kesempatan lebih tinggi dalam risiko konsumsi buah dan sayur. Namun,
mengonsumsi buah dan sayur dimiliki belum banyak penelitian terkait faktor
oleh individu dengan preferensi baik pada yang paling berpengaruh terhadap kon-
buah dan sayur [16,19]. Beberapa pene- sumsi buah dan sayur.
litian menunjukkan bahwa self-efficacy Peneliti melakukan survei penda-
dalam meningkatkan konsumsi buah dan huluan pada 33 remaja di SMPN 98
sayur berasosiasi positif dengan konsumsi Jakarta, terdapat 13% remaja dengan
buah [20,21]. Kemudian, rendahnya konsumsi buah dan sayur baik. Dengan
tingkat aktivitas fisik juga berhubungan demikian, peneliti ingin melakukan pe-
dengan rendahnya asupan buah dan sayur nelitian untuk mengetahui faktor yang
[7,22–24]. paling dominan berhubungan dengan
Tingkat pendidikan orang tua khu- konsumsi buah dan sayur pada remaja di
susnya ibu, berpengaruh terhadap kon- SMPN 98 Jakarta tahun 2017.
sumsi buah dan sayur. Frekuensi kon-
sumsi buah dan sayur tinggi pada remaja METODE PENELITIAN
yang memiliki ibu dengan tingkat pendi- Rancangan/Desain Penelitian
dikan tinggi [25,26]. Orang tua yang Desain penelitian yang digunakan
bekerja berperan dalam ketersediaan dan dalam penelitian ini yaitu desain cross
akses terhadap buah dan sayur. Penelitian sectional. Data primer untuk variabel
menunjukkan bahwa remaja dengan ibu independen dan variabel dependen di-
bekerja secara signifikan berhubungan kumpulkan pada waktu yang bersamaan.
dengan rendahnya konsumsi buah dan
sayur [13,27,28]. Remaja yang jarang Sumber Data
mengonsumsi buah dan sayur lebih Data primer didapatkan dari pengi-
banyak ditemukan pada remaja dari orang sian kuesioner variabel penelitian. Varia-
tua dengan contoh perilaku kurang baik bel yang diteliti meliputi konsumsi buah
[20,29–31]. dan sayur, jenis kelamin, pengetahuan
Pengaruh teman sebaya merupakan buah dan sayur, preferensi, self-efficacy,
faktor yang sangat kuat pada periode aktivitas fisik, tingkat pendidikan ibu,
remaja awal [12]. Pengaruh teman sebaya pekerjaan ibu, pengaruh orang tua, penga-
secara signifikan berasosiasi positif ruh teman sebaya, ketersediaan buah dan
dengan asupan buah dan sayur [20,32,33]. sayur di rumah, serta keterpaparan media
Ketersediaan buah dan sayur di rumah massa. Data sekunder yang diperoleh
juga berasosiasi dengan asupan buah dan meliputi jumlah remaja, nama, kelas, dan
sayur. Remaja yang memiliki ketersediaan gambaran umum SMPN 98 Jakarta.
buah dan sayur yang baik di rumah me-
nunjukkan konsumsi buah dan sayur lebih Sasaran Penelitian
baik [17,31]. Selain itu, konsumsi buah (Populasi/Sampel/Subjek Penelitian)
dan sayur berhubungan dengan keter- Semua remaja (siswa) SMPN 98
paparan media massa. Konsumsi buah dan Jakarta adalah populasi penelitian. Se-
sayur lebih baik pada individu yang dangkan remaja kelas VII dan VIII
pernah terpapar oleh media massa cetak merupakan sampel penelitian yang di-
maupun elektronik mengenai gizi dan peroleh dengan rumus uji hipotesis beda
kesehatan [17,33]. Remaja di beberapa dua proporsi. Teknik pemilihan sampel
sekolah di Austria yang terpapar informasi menggunakan teknik stratified random
gizi oleh artikel booklet, internet atau sampling. Masing-masing kelas terdiri
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
Nur, dkk., Faktor Dominan Konsumsi Buah dan … 21
dari 6 kelompok kelas VII dan 6 kelom- dikategorikan menjadi pernah dan tidak
pok kelas VIII. Keenam kelompok kelas pernah terpapar [34].
tersebut, masing-masing diacak untuk Kuesioner dan formulir food recall
diambil 3 kelas yang akan menjadi per- 2x24-hour dibagikan kepada responden
wakilan kelas VII dan VIII. Total kelom- pada kesempatan yang telah disepakati
pok kelas yang dijadikan sampel pene- dengan pihak sekolah. Setelah seluruh res-
litian sebanyak 6 kelas, dengan total ponden mendapatkan kuesioner dan for-
sampel 208 siswa. mulir, peneliti akan menjelaskan terlebih
dahulu prosedur pengisiannya. Selanjut-
Pengembangan Instrumen dan Teknik nya, responden dipersilakan untuk meng-
Pengumpulan Data isi kuesioner dan formulir tersebut. Waktu
Instrumen penelitian menggunakan yang diberikan kepada responden untuk
kuesioner yang diisi sendiri oleh respon- melengkapi kuesioner dan formulir sekitar
den untuk variabel jenis kelamin, penge- 20-30 menit. Kemudian, responden akan
tahuan buah dan sayur, preferensi, self- menemui peneliti untuk diwawancarai
efficacy, tingkat pendidikan ibu, peker- guna mengisi formulir food recall 24
jaan ibu, pengaruh orang tua, pengaruh hours. Wawancara dibantu menggunakan
teman sebaya, ketersediaan buah dan food model sebagai alat peraga untuk
sayur di rumah, keterpaparan media massa memperkirakan jumlah porsi yang dikon-
berdasarkan modifikasi dari penelitian- sumsi oleh responden.
penelitian sebelumnya [16,17,29,33–35];
Physical Activity Questionnaire for Older Teknik Analisis Data
Children (PAQ-C) untuk variabel aktivitas Analisis data meliputi analisis uni-
fisik, formulir food recall 2x24-hour variat, bivariat, dan multivariat. Gambar-
untuk variabel konsumsi buah dan sayur an distribusi frekuensi dari variabel pe-
serta food model. nelitian diperoleh dari analisis univariat.
Preferensi [19], self-efficacy [20], Perbedaan rata-rata variabel dependen me-
pengaruh orang tua [29], dan ketersediaan nurut variabel independen diperoleh dari
buah dan sayur [16] dikategorikan men- analisis bivariat. Konsumsi buah dan sa-
jadi baik jika skor jawaban ≥ mean dan yur merupakan variabel numerik dan me-
kurang baik jika skor jawaban < mean. miliki distribusi normal. Uji yang dipakai
Pengaruh teman sebaya baik terhadap untuk variabel konsumsi buah dan sayur
buah dan sayur jika skor jawaban dengan variabel pengetahuan adalah uji
≥ median dan kurang baik jika skor korelasi dan regresi linier sederhana (va-
jawaban < median [29]. Pengategorian riabel numerik-numerik). Uji t-independen
tersebut berdasarkan distribusi data. Dis- digunakan untuk variabel konsumsi buah
tribusi data normal menggunakan mean dan sayur dengan variabel lain selain pe-
sebagai cut-off. Sedangkan distribusi data ngetahuan (variabel numerik-kategori).
tidak normal menggunakan median. Analisis multivariat dengan uji regresi
Aktivitas fisik dikategorikan cukup linier ganda digunakan untuk menganali-
jika skor jawaban ≥ 3 poin dan rendah jika sis variabel numerik (dependen) - numerik
skor jawaban < 3 poin [36]. Tingkat pen- (independen) dengan minimal 1 variabel
didikan ibu dikategorikan tinggi jika tamat independen numerik. Uji ini digunakan
SMA/sederajat atau tamat akademi/pergu- untuk mengetahui variabel independen
ruan tinggi dan rendah jika tidak tamat yang paling besar memengaruhi variabel
SD, tamat SD/sederajat, tamat SMP atau dependen.
sederajat [37]. Selain itu, keterpaparan Penelitian telah mendapatkan per-
media massa terhadap buah dan sayur setujuan etik, dengan bukti nomor ethical
clearance 96/UN2.F10/PPM.00.02/2017
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
22 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 18 - 32
yang disetujui oleh Komisi Etik Riset dan skor pengetahuan tentang buah dan sayur
Pengabdian Kesehatan Masyarakat Fakul- dari keseluruhan responden. Selain itu,
tas Kesehatan Masyarakat Universitas Tabel 1 juga menunjukkan jumlah dan
Indonesia. persentase responden dari masing-masing
variabel kategori. Berdasarkan tingkat
HASIL PENELITIAN kecukupan buah dan sayur, hanya terdapat
Gambaran Konsumsi Buah dan Sayur 4,3% responden yang cukup mengonumsi
serta Faktor yang Berhubungan buah dan sayur (≥ 400 g/hari).
Tabel 1 menunjukkan rata-rata
konsumsi buah dan sayur serta rata-rata
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
Nur, dkk., Faktor Dominan Konsumsi Buah dan … 23
Perbedaan Rata-rata Konsumsi Buah sumsi buah dan sayur menurut preferensi,
dan Sayur self-efficacy, tingkat pendidikan ibu,
Tabel 2 menunjukkan hasil analisis pengaruh orang tua, dan keterpaparan
bivariat. Pengetahuan buah dan sayur media massa. Namun tidak terdapat
merupakan variabel numerik, sedangkan perbedaan konsumsi buah dan sayur me-
variabel lainnya merupakan variabel kate- nurut jenis kelamin, pengetahuan buah
gori. Hal ini dilakukan agar dapat di- dan sayur, aktivitas fisik, pekerjaan ibu,
lakukan analisis multivariat. pengaruh teman sebaya, dan ketersediaan
Hasil analisis bivariat pada Tabel 2. buah dan sayur di rumah.
menunjukkan adanya perbedaan kon-
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
24 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 18 - 32
Faktor Dominan Konsumsi Buah dan besar memiliki pengaruh terhadap variabel
Sayur dependen. Hal ini dapat diketahui dengan
Analisis pada uji multivariat terdiri melihat nilai pada kolom beta. Semakin
dari 3 tahap, yaitu seleksi bivariat, pe- besar nilai beta, maka pengaruh terhadap
modelan multivariat, dan uji asumsi variabel dependen juga semakin besar.
dengan hasil akhir dapat diketahui dari Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor
Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan nilai dominan terhadap konsumsi buah dan
koefisien determinasi (r square) yang sayur pada siswa SMPN 98 Jakarta tahun
menyatakan bahwa pemodelan multi- 2017 adalah tingkat pendidikan ibu, sete-
variat yang dihasilkan dapat menjelaskan lah dikontrol oleh self-efficacy, aktivitas
13,4% variasi variabel dependen yaitu fisik, pengaruh orang tua, keterpaparan
konsumsi buah dan sayur. Faktor domi- media massa dan ketersediaan buah dan
nan dilihat dari variabel mana yang paling sayur di rumah.
Tabel 3. Koefisien Model Analisis Regresi Linier Ganda Konsumsi Buah dan
Sayur pada Remaja SMPN 98 Jakarta Tahun 2017
Pemodelan Koefisien B R Square Beta P value*
Konstanta 155,02
Self-efficacy -1,564 -0,152 0,32
Aktivitas fisik 2,815 0,084 0,206
Tingkat pendidikan ibu 3,116 0,134 0,204 0,003
Pengaruh orang tua -1,075 -0,104 0,141
Keterpaparan media massa -6,792 -0,181 0,007
Ketersediaan buah dan sayur -0,939 -0,091 0,224
*Uji regresi linier ganda
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
Nur, dkk., Faktor Dominan Konsumsi Buah dan … 25
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
26 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 18 - 32
dengan responden yang memiliki aktivi- antara pekerjaan ibu dengan ketersediaan
tas fisik rendah. Hal yang sama juga di- buah dan sayur di rumah (p value =
hasilkan oleh penelitian Melinda (2013) 0,004). Ibu yang beker-ja mempunyai
yang menyatakan bahwa tidak terdapat peluang 2,47 kali tersedianya buah dan
hubungan bermakna antara aktivitas fisik sayur di rumah dibanding ibu yang tidak
dengan konsumsi buah dan sayur [29]. bekerja. Sehingga dapat disimpulkan bah-
Namun, hasil ini berbeda dengan peneli- wa ibu yang bekerja ternyata akan
tian Peltzer dan Pengpid (2012) yang menyediakan buah dan sayur di rumah
menyatakan bahwa remaja dengan ak- dengan baik.
tivitas fisik tidak aktif dan berperilaku
sedenter, konsumsi buah dan sayurnya Perbedaan Rata-Rata Konsumsi Buah
tidak adekuat [7]. Selain itu, rata-rata dan Sayur menurut Pengaruh Orang
konsumsi buah dan sayur pada responden Tua
dengan aktivitas fisik cukup lebih rendah Ada perbedaan rata-rata konsumsi
dibandingkan responden dengan aktivitas buah dan sayur yang signifikan antara
fisik rendah. Hal tersebut dapat disebab- responden yang memiliki pengaruh orang
kan oleh karena remaja yang cenderung tua baik dengan responden yang memiliki
memilih melakukan aktivitas fisik di- pengaruh orang tua kurang baik. Res-
bandingkan memilih makanan yang sehat ponden dengan pengaruh orang tua baik
untuk membuat hidup mereka menjadi memiliki rata-rata konsumsi buah dan
lebih sehat. Jika memilih makanan yang sayur lebih tinggi dibandingkan responden
sehat, mereka juga akan melakukan dengan pengaruh orang tua kurang baik.
aktivitas fisik [48]. Hal yang sama ditunjukkan oleh Watts et
al. (2016) dan Melinda (2013) yang me-
Perbedaan Rata-Rata Konsumsi Buah nyebutkan contoh dan dukungan orang tua
dan Sayur menurut Pekerjaan Ibu untuk makan makanan sehat berasosiasi
Tidak ada perbedaan konsumsi buah dengan tingginya asupan buah dan sayur
dan sayur yang signifikan antara res- [29,31]. Berdasarkan analisis lebih lanjut
ponden yang memiliki ibu bekerja dengan antara pengaruh orang tua dengan keter-
responden yang memiliki ibu tidak sediaan buah dan sayur di rumah di-
bekerja. Hal tersebut sejalan dengan pene- dapatkan hubungan bermakna antara pe-
litian Cornelia (2015), namun berbeda kerjaan ibu dengan ketersediaan buah dan
dengan Shokrvash, et al. (2013) yang sayur di rumah (p value = 0,000). Respon-
menyebutkan remaja dengan ibu yang den dengan pengaruh orang tua yang baik
bekerja secara signifikan berhubungan mempunyai peluang 4,04 kali tersedianya
dengan rendahnya konsumsi buah dan buah dan sayur di rumah dibanding
sayur [13,37]. Namun, rata-rata konsumsi responden dengan pengaruh orang tua
buah dan sayur pada responden dengan yang kurang baik. Sehingga dapat di-
ibu bekerja cenderung lebih tinggi di- simpulkan bahwa orang tua yang ber-
bandingkan responden dengan ibu tidak pengaruh baik akan menyediakan buah
bekerja. Ibu yang bekerja dapat mengubah dan sayur di rumah dengan baik pula.
atau ikut campur dalam dukungan
terhadap makanan sehat anaknya atau Perbedaan Rata-Rata Konsumsi Buah
dalam mempersiapkan buah dan sayur, dan Sayur menurut Pengaruh Teman
ketersediaan di rumah, pengawasan orang Sebaya
tua, dan contoh yang positif [13]. Analisis Antara responden dengan pengaruh
lebih lanjut antara pekerjaan ibu dengan teman sebaya baik dan responden dengan
ketersediaan buah dan sayur di rumah pengaruh teman sebaya kurang baik, tidak
menunjukkan adanya hubungan bermakna memiliki perbedaan konsumsi buah dan
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
Nur, dkk., Faktor Dominan Konsumsi Buah dan … 27
sayur yang signifikan. Hal tersebut ber- menunjukkan bahwa ada hubungan ber-
beda dengan Granner dan Evans (2012) makna [17,35,42]. Nago et al. (2012)
yang menyatakan bahwa pengaruh teman menyebutkan bahwa remaja yang seko-lah
sebaya secara signifikan berkorelasi posi- di sekolah negeri melaporkan bahwa lebih
tif dengan asupan buah dan sayur [20]. sedikit dari mereka yang memiliki buah di
Namun hasil yang sama juga ditunjukkan rumah setiap harinya diban-dingkan
dari penelitian Farisa (2012) dan Mandira remaja di sekolah swasta [30].
(2013) [17,49]. Konsumsi buah dan sayur Responden dengan ketersediaan
tidak dipengaruhi oleh teman sebaya. Hal buah dan sayur baik memiliki rata-rata
ini lebih disebabkan oleh adanya dorong- konsumsi buah dan sayur lebih tinggi
an kuat dari teman untuk mengonsumsi dibandingkan responden dengan keterse-
makanan yang tidak sehat [50]. diaan buah dan sayur kurang baik. Hasil
Hasil analisis lebih lanjut juga me- yang sama juga disebutkan oleh pene-
nunjukkan tidak adanya hubungan ber- litian lain bahwa remaja dengan keter-
makna antara self-efficacy dengan pe- sediaan buah dan sayur di rumah rendah,
ngaruh teman sebaya (p value = 0,097). lebih rendah juga dalam mengonsumsi
Sehingga dapat dikatakan bahwa pada buah dan sayur [31]. Hasil analisis lebih
responden yang memiliki pengaruh teman lanjut menunjukkan adanya hubungan
sebaya baik maupun kurang baik tidak bermakna antara pengaruh orang tua
memiliki perbedaan self-efficacy terhadap dengan ketersediaan buah dan sayur (p
buah dan sayur. Responden dengan value = 0,000). Responden dengan pe-
pengaruh teman sebaya baik cenderung ngaruh orang tua baik mempunyai pe-
memiliki rata-rata konsumsi buah dan luang 4,04 kali dalam tersedianya buah
sayur lebih tinggi dibanding responden dan sayur di rumah dibandingkan res-
dengan pengaruh teman sebaya kurang ponden dengan pengaruh orang tua kurang
baik. Penelitian Nurhasanah (2013) me- baik.
nyebutkan bahwa responden dengan
pengaruh teman kurang memiliki risiko Perbedaan Rata-Rata Konsumsi Buah
6,31 kali untuk kurang mengonsumsi buah dan Sayur menurut Keterpaparan Media
dan sayur dibanding siswa dengan Massa
pengaruh teman baik [33]. Sumber utama informasi mengenai
makanan dan zat gizi bagi kebanyakan
Perbedaan Rata-Rata Konsumsi Buah orang adalah media. Sehingga media
dan Sayur menurut Ketersediaan Buah tersebut dijadikan sebagai sumber pen-
dan Sayur didikan gizi secara informal [51].
Antara responden dengan keterse- Rasmussen et al. (2011) mengatakan bah-
diaan buah dan sayur di rumah baik dan wa sebagian besar anak tidak melihat
responden dengan ketersediaan buah dan iklan untuk buah dan sayuran sehingga
sayur di rumah kurang baik, tidak ter- pengaruh media hanya dibahas dalam
dapat perbedaan yang signifikan. Hasil kaitannya dengan pilihan makanan yang
penelitian ini sejalan dengan penelitian tidak sehat [50]. Hasil uji statistik me-
Annur (2014), Nurhasanah (2013), dan nunjukkan adanya perbedaan rata-rata
Mandira (2013) yang menyebutkan tidak konsumsi buah dan sayur yang signifikan
adanya perbedaan bermakna antara ke- antara responden pernah terpapar media
tersediaan buah dan sayur di rumah massa dengan responden tidak pernah
dengan konsumsi buah dan sayur terpapar media massa. Responden yang
[16,33,49]. Namun bertentangan dengan pernah terpapar media massa memiliki
penelitian Kusumaningrum (2014), Farisa rata-rata konsumsi buah dan sayur jauh
(2012) dan Fibrihirzani (2012) yang lebih tinggi dibandingkan responden yang
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
28 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 18 - 32
tidak pernah terpapar media massa. Hal jukkan bahwa remaja dengan ibu ber-
tersebut sama dengan penelitian Farisa pendidikan tinggi, buah selalu tersedia di
(2012) dan Nurhasanah (2013) yang rumah dan sayur selalu tersedia saat
menunjukkan bahwa secara signifikan makan malam [25]. Pengetahuan yang
konsumsi buah dan sayur berhubungan baik, dukungan keluarga dan teman serta
dengan keterpaparan media massa [17,33]. kesadaran terhadap kesehatan pada orang
tua dengan pendidikan tinggi mampu
Pendidikan Ibu sebagai Faktor Dominan mendorong anaknya dalam mempriori-
yang Berhubungan dengan Konsumsi taskan buah dan sayur dibandingkan
Buah dan Sayur makanan lain yang tidak sehat. Mening-
Berdasarkan hasil bivariat, antara katnya pendapatan dan tingkat pendidikan
responden dengan ibu berpendidikan pada wanita dewasa menunjukkan kon-
tinggi dan responden dengan ibu ber- sumsi buah dan sayur juga meningkat
pendidikan rendah memiliki perbedaan [52]. Menurut penelitian lainnya remaja
konsumsi buah dan sayur yang signi- yang memiliki ibu dengan pendidikan
fikan. Ramezankhani et al. (2016) me- SMA ke atas, memiliki pengetahuan dan
nyatakan bahwa terdapat asosiasi yang konsumsi buah dan sayur yang lebih baik
signifikan antara tingkat pendidikan ibu [26].
dan kemampuan mengonsumsi buah dan
sayur remaja. Frekuensi konsumsi buah SIMPULAN
dan sayur tinggi pada ibu yang memiliki Rata-rata konsumsi buah dan sayur
tingkat pendidikan tinggi [26]. Analisis pada remaja di SMPN 98 Jakarta adalah
lebih lanjut antara pendidikan ibu dengan 85,1 ± 26,58 g/hari, dengan rata-rata kon-
ketersediaan buah dan sayur di rumah sumsi buah sebanyak 29,6 ± 37,49 g/hari
menunjukkan adanya hubungan bermakna (1/3 porsi/hari) dan rata-rata konsumsi
antara pendidikan ibu dengan ketersediaan sayur sebanyak 34,2 ± 10,58 g/hari (1/3
buah dan sayur di rumah (p value = porsi/hari). Terdapat perbedaan yang sig-
0,007). Ibu yang berpendidikan tinggi nifikan (p value < 0,05) antara preferensi,
berpeluang 3,78 kali memiliki keterse- self-efficacy, tingkat pendidikan ibu, pe-
diaan buah dan sayur di rumah baik ngaruh orang tua, dan keterpaparan media
dibandingkan ibu berpendidikan rendah. massa dengan konsumsi buah dan sayur
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu pada remaja di SMPN 98 Jakarta. Se-
berpendidikan tinggi akan menyediakan baliknya, tidak ditemukan perbedaan yang
buah dan sayur di rumah dengan baik. signifikan antara jenis kelamin, penge-
Hasil analisis multivariat diperoleh tahuan buah dan sayur, aktivitas fisik,
tingkat pendidikan ibu sebagai faktor do- pekerjaan ibu, pengaruh teman sebaya,
minan yang memengaruhi konsumsi buah dan ketersediaan buah dan sayur di rumah
dan sayur pada remaja di SMPN 98 dengan konsumsi buah dan sayur pada
Jakarta. Menurut Ansem et al. (2014), siswa di SMPN 98 Jakarta. Tingkat
dalam indikator sosial ekonomi, tingkat pendidikan ibu merupakan faktor dominan
pendidikan (khususnya ibu) diketahui terhadap konsumsi buah dan sayur setelah
sebagai faktor paling kuat dan paling dikontrol oleh self-efficacy, aktivitas fisik,
konsisten dalam memprediksi perilaku pengaruh orang tua, keterpaparan media
sehat. Selain karena ibu berperan dalam massa serta ketersediaan buah dan sayur
menyediakan makanan dalam keluarga, di rumah pada remaja di SMPN 98
tingkat pendidikan ibu juga berdampak Jakarta.
pada perilaku diet anggota keluarga lain
dan berdampak pada ketersediaan makan- DAFTAR RUJUKAN
an di rumah. Penelitian ini juga menun- 1. Kemenkes. Pemerintah Canangkan
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
Nur, dkk., Faktor Dominan Konsumsi Buah dan … 29
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
30 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 18 - 32
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
Nur, dkk., Faktor Dominan Konsumsi Buah dan … 31
dan Lingkungan Fisik pada Siswa – The Pro Children Study. Int J Behav
SDIT Ummu’l Quro Depok Tahun Nutr Phys Act. 2008; 5 (48): 1–10.
2013. [Skripsi]. Depok: Universitas 41. Granner ML, Evans AE. Variables
Indonesia; 2013. Associated with Fruit and Vegetable
34. Freisling H, Haas K, Elmadfa I. Mass Intake in Adolescents. Am J Heal
Media Nutrition Information Sources Behav. 2011; 35: 591–602.
and Associations with Fruit and 42. Fibrihirzani H. Hubungan antara
Vegetable Consumption Among Karakteristik Individu, Orang Tua
Adolescents. Public Health Nutr. dan Lingkungan dengan Konsumsi
2017; 13 (2): 269–75. Buah dan Sayur pada Siswa SDN Beji
35. Kusumaningrum MD. Perbedaan 5 dan 7 Depok Tahun 2012. [Skripsi].
Proporsi Ketersediaan Buah dan Depok: Universitas Indonesia; 2012.
Sayur di Rumah dan Faktor Lainnya 43. Pedersen TP, Meilstrup C, Holstein
Terhadap Konsumsi Buah dan Sayur BE, Rasmussen M. Fruit and
Siswa SDN Jatirahayu VIII Bekasi Vegetable Intake is Associated with
Tahun 2014. [Skripsi]. Depok: Frequency of Breakfast, Lunch and
Universitas Indonesia; 2014. Evening Meal: Cross-Sectional Study
36. Kowalski KC, Crocker PRE, Donen of 11-, 13-, and 15-year-olds. Int J
RM. The Physical Activity Behav Nutr Phys Act. 2012; 9 (9): 1–
Questionnaire for Older Children 10.
(PAQ-C) and Adolescents (PAQ-A) 44. Worsley A. Nutrition Knowledge and
Manual. Canada: University of Food Consumption: Can Nutrition
Saskatchewan; 2004. 8–10. Knowledge Change Food Behaviour?
37. Cornelia J. Faktor-Faktor yang Asia Pacific J Clin Nutr. 2002; 11:
Berhubungan dengan Konsumsi Buah 579–85.
dan Sayur pada Mahasiswa Ikatan 45. Bere E, Klepp K. Changes in
Mahasiswa Riau Universitas Accessibility and Preferences Predict
Indonesia, Depok Tahun 2015. Children’s Future Fruit and Vegetable
[Skripsi]. Depok: Universitas Intake. Int J Behav Nutr Phys Act.
Indonesia; 2015. 2005; 2 (15): 1–8.
38. Ramadhani DT, Hidayati L. Faktor- 46. Widyawati I. Analisis Preferensi
faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan Masyarakat dan Daya
Sayur dan Buah pada Remaja Putri Dukung Gizi Menuju Pencapaian
SMPN 3 Surakarta. Seminar Nasional Diversifikasi Pangan Kabupaten
Gizi 2017 Program Studi Ilmu Gizi Bogor. [Skripsi]. Bogor: IPB; 2009.
UMS “Strategi Optimasi Tumbuh 47. Kreausukon P, Gellert P, Lippke S,
Kembang Anak.” 2017; 45–58. Schwarzer R. Planning and Self-
39. Gonzales JT, Raaij JV, Narciso ZV. Efficacy can Increase Fruit and
Consumption Pattern for Fruits and Vegetable Consumption: A
Vegetables of Some Filipino Randomized Controlled Trial. J
Adolescents in Selected Public Behav Med. 2012; 35 (4): 443–51.
Schools in the City of Manila. J Nutr 48. Lowry R, Lee SM, McKenna ML,
Disorders Ther. 2016; 6 (4): 1-7. Galuska DA, Kann LK. Weight
40. Velde SJ, Wind M, Perez-rodrigo C, Management and Fruit and Vegetable
Klepp I, Brug J. Mothers’ Intake Among US High School
Involvement in A School-Based Fruit Students. J Sch Health. 2008; 78 (8):
and Vegetable Promotion 417–24.
Intervention is Associated with 49. Mandira F. Konsumsi Buah dan
Increased Fruit and Vegetable Intakes Sayur Menurut Karakteristik
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3
32 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 18 - 32
Responden, Pengaruh Teman Sebaya, Studies. Int J Behav Nutr Phys Act.
Ketersediaan, dan Keterpaparan 2011; 8 (112): 1-38.
Media Massa pada Siswa di SMA 51. Contento I. Nutrition Education:
Negeri 115 Jakarta Tahun 2013. Linking Research, Theory, and
[Skripsi]. Depok: Universitas Practice. Massachusetts: Jones and
Indonesia; 2013. Bartlett Publishers.; 2011. 26-42.
50. Krølner R, Rasmussen M, Brug J, 52. Bere E, Lenthe F Van, Klepp K, Brug
Klepp K, Wind M, Due P. J. Why Do Parents’ Education Level
Determinants of fruit and Vegetable and Income Affect the Amount of
Consumption Among Children and Fruits and Vegetables Adolescents
Adolescents : A Review of the Eat ? Eur J Public Health. 2008; 18
Literature . Part II : Qualitative (6): 611-5.
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.3