Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PENDAHULUAN

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 1

“ EKSTRAKSI ”

Dosen Pembimbing : Ir. Herawati Budiastuti, M.Eng., Sc.


Oleh : Kelompok V
1. Hana Selvyana (171411013)
2. Mar’atus Sholikhah (171411019)
3. Saeful Hidayat (171411024)
4. Vera Amelia P (171411030)

Kelas 1A / D3 Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
1. Pendahuluan
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan
pelarut yang sesuai. Istilah istilah yang sering digunakan dalam ekstraksi antara lain sebagai
berikut :
a. Material ekstraksi : bahan yang akan di ekstraksi
b. Solven (media ekstraksi) : suatu zat cair yang dapat melakukan ekstraksi.
c. Ekstrak : material yang dipisahkan dari zat pembawanya.
d. Rafinat (residu) : material yang sudah di ekstraksi.
e. Diluen : cairan pembawa.
f. Ekstraktor : alat ekstraksi.
g. Estraksi padat-cair : ekstraksi dari bahan padat.
h. Ektraksi cair-cair (ekstraksi pelarut) : ekstraksi dari bahan cair

Berdsarkan prinsip dari ekstraksi dapat diketahui bahwa salah satu komponen penting dari
proses ekstraksi adalah pelarut, berikut merupakan sifat sifat pelarut secara umum yang dapat
digunakan untuk proses ekstraksi :

a. Selektif, hanya dapat melarutkan konstituen yang kita inginkan.


b. Sulubilitas, mampu melarutkan atau mengekstraksi dalam jumlah yang banyak.
c. kemampuan memisahkan.
d. Densitas yang berbeda.
e. Reaktifitas, pelarut tudak boleh bereaksi dengan zat yang diambil .
f. Titik didih dapat bereaksi dengan bahan yang diekstraksi.
g. Murah.
h. Tidak beracun, eksplosif dan korosif.

Proses ekstraksi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut merupakan faktor utama yang
memengaruhi proses ekstraksi :

a. Ukuran partikel
b. Jenis pelarut
c. Temperatur
d. Pencampuran
2. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dimana komponen mengalami
perpindahan massa dari suatu padatan ke cairan atau dari cairan ke cairan lain yang bertindak
sebagai pelarut. Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, ekstrasi dibedakan menjadi
2 macam yaitu:
a. Ekstraksi padat-cair
Ekstraksi padat cair, yang sering disebut ​leaching,​ adalah proses pemisahan
zat yang dapat melarut (solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak
dapat larut (innert) dengan menggunakan pelarut cair. Operasi ini sering dijumpai di
dalam industri metalurgi dan farmasi, misalnya pada pemisahan biji emas, tembaga
dari biji-bijian logam, produk-produk farmasi dari akar atau daun tumbuhan tertentu.
Menurut McCabe,dkk (1982:88) Zat yang mempunyai titik didih berdekatan atau zat
yang tidak dapat menahan suhu distilasi walaupun dalam vakum maka akan dilakukan
ektrasi. Dalam ekstraksi, kondisi operasi seperti jenis, suhu, dan jenis pelarut dapat
diubah ubah. Ekstraksi dapat digunakan untuk memisahkan lebih dari dua komponen.
b. Ekstraksi cair-cair
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran
dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair dilakukan bila pemisahan
campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan. Ekstraksi cair-cair terdiri
dari sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran bahan ekstraksi dengan pelarut dan
pemisahan kedua fase cair.
Berdasarkan proses pelaksanaannya ekstraksi dapat dibedakan :
a. Ekstraksi yang berkesinambungan​ (​Continous Extraction​)
Dalam ekstraksi ini pelarut yang sama dipakai berulang-ulang sampai proses
ekstraksi selesai.
b. ​Ekstraksi bertahap​ (​Bath Extraction​)
Dalam ekstraksi ini pada tiap tahap selalu dipakai pelarut yang baru sampai proses
ekstraksi selesai.

1.1 Jenis-jenis metode ekstraksi


1. Maserasi
Maserasi merupakan metode sederhana yang paling banyak digunakan. Cara
ini sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri (Agoes,2007). Maserasi
adalah suatu contoh metode ekstraksi padat-cair bertahap yang dilakukan dengan jalan
membiarkan padatan terendam dalam suatu pelarut. Proses perendaman dalam usaha
mengekstraksi suatu substansi dari bahan alam ini bisa dilakukan tanpa pemanasan
(pada temperatur kamar), dengan pemanasan atau bahkan pada suhu pendidihan.
Sesudah disaring, residu dapat diekstraksi kembali menggunakan pelarut yang baru.
Pelarut yang baru dalam hal ini bukan mesti berarti berbeda zat dengan pelarut yang
terdahulu tetapi bisa pelarut dari zat yang sama. Proses ini bisa diulang beberapa kali
menurut kebutuhan.
Jika maserasi dilakukan dengan pelarut air, maka diperlukan proses ekstraksi
lebih lanjut, yaitu ekstraksi fasa air yang diperoleh dengan pelarut organik. Jika
maserasi langsung dilakukan dengan pelarut organik maka filtrat hasil ekstraksi
dikumpulkan menjadi satu, kemudian dievaporasi atau didestilasi. Selanjutnya dapat
dilakukan proses pemisahan dengan kromatografi atau rekristalisasi
langsung.Kerugian utama dari metode maserasi ini adalah memakan banyak waktu,
pelarut yang digunakan cukup banyak, dan besar kemungkinan beberapa senyawa
hilang. Selain itu, beberapa senyawa mungkin saja sulit diekstraksi pada suhu kamar.
Namun di sisi lain, metode maserasi dapat menghindari rusaknya senyawa-senyawa
yang bersifat termolabil.
2. Perkolasi
Perkolasi adalah suatu metode yang dilakukan dengan jalan melewatkan
pelarut secara perlahan-lahan sehingga pelarut tersebut bisa menembus sampel bahan
yang biasanya ditampung dalam suatu bahan kertas yang agak tebal dan berpori dan
berbentuk seperti kantong atau sampel ditampung dalam kantong yang terbuat dari
kertas saring.
Gambar Rangkaian Alat Perkolasi
Di atas kolom diletakkan sebuah pendingin. Dengan cara ini perkolasi menjadi
lebih sempurna karena proses ekstraksi dilakukan dengan pemanasan/pendidihan.
Sejumlah pelarut (5-10 kali jumlah sampel) dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan
dipanaskan sampai mendidih. Pendingin akan mengkondensasi uap pelarut yang
selanjutnya akan jatuh dan melewati sampel. Saat pelarut kontak dengan sampel inilah
proses ekstraksi senyawa dalam sampel terjadi. Pelarut yang telah mengadakan
kontak dengan sampel dan telah mengekstrak sampel akan jatuh kembali ke dalam
labu alas bulat. Demikian proses berlangsung berulang-ulang sampai proses ekstraksi
selesai.
Kelebihan dari metode ini adalah sampel senantiasa dialiri oleh pelarut baru.
Sedangkan kerugiannya adalah jika sampel dalam perkolator tidak homogen maka
pelarut akan sulit menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini juga membutuhkan
banyak pelarut dan memakan banyak waktu.
3. Soxhlet
Metode ini dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel dalam sarung
selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di atas
labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan
suhu penangas diatur di bawah suhu reflux. Keuntungan dari metode ini adalah proses
ektraksi yang kontinyu, sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi
sehingga tidak membutuhkan banyak pelarut dan tidak memakan banyak waktu.
Kerugiannya adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi karena
ekstrak yang diperoleh terus-menerus berada pada titik didih.
Gambar Rangkaian Alat Soxhlet
3. Reflux dan Destilasi Uap
Pada metode reflux, sampel dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu yang
dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik didih. Uap
terkondensasi dan kembali ke dalam labu. Destilasi uap memiliki proses yang sama
dan biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial (campuran berbagai
senyawa menguap). Selama pemanasan, uap terkondensasi dan destilat (terpisah
sebagai 2 bagian yang tidak saling bercampur) ditampung dalam wadah yang
terhubung dengan kondensor. Kerugian dari kedua metode ini adalah senyawa yang
bersifat termolabil dapat terdegradasi (Seidel V, 2006).

Gambar rangkaian alat reflux


1.2 Pemisahan Senyawa
1. Kromatografi Lapis Tipis (Thin Layer Chromatography)
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan kromatograsi kolom pada prinsipnya
sama. Apabila suatu cuplikan yang merupakan campuran dari beberapa komponen
yang diserap lemah oleh adsorben akan keluar lebih cepat bersama eluen, sedangkan
komponen yang diserap kuat akan keluar lebih lama (Hostettman,1995). KLT
merupakan suatu teknik pemisahan dengan menggunakan adsorben (fase stasioner)
berupa lapisan tipis seragam yang disalutkan pada permukaan bidang datar berupa
lempeng kaca, pelat aluminium, atau pelat plastik. Pengembangan kromatografi
terjadi ketika fase gerak tertapis melewati adsorben (Deinstrop, Elke H,2007 ). KLT
dapat digunakan jika :
a. Senyawa tidak menguap atau tingkat penguapannya rendah.
b. Senyawa bersifat polar, semi polar, non polar, atau ionik.
c. Sampel dalam jumlah banyak harus dianalisis secara simultan, hemat biaya,
dan dalam jangka waktu tertentu.
d. Sampel yang akan dianalisis akan merusak kolom pada Kromatografi Cair
(KC) ataupun Kromatografi Gas (KG).
e. Pelarut yang digunakan akan mengganggu penjerap dalam kolom
Kromatografi Cair.
f. Senyawa dalam sampel yang akan dianalisis tidak dapat dideteksi dengan
metode KC ataupun KG atau memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
g. Setelah proses kromatografi, semua komponen dalam sampel perlu dideteksi
(berkaitan dengan nilai Rf).
h. Komponen dari suatu campuran dari suatu senyawa akan dideteksi terpisah
setelah pemisahan atau akan dideteksi dengan berbagai metode secara
bergantian (misalnya pada drug screening).
i. Tidak ada sumber listrik. KLT digunakan secara luas untuk analisis
solute-solute organic terutama dalam bidang biokimia, farmasi, klinis,
forensic, baik untuk analisis kualitatif dengan cara membandingkan nilai Rf
solut dengan nilai Rf senyawa baku atau untuk analisis kualitatif (Gandjar IG.,
2008). Penggunaan umum KLT adalah untuk menentukan banyaknya
komponen dalam campuran, identifikasi senyawa, memantau berjalannya
suatu reaksi, menentukan efektifitas pemurnian, menentukan kondisi yang
sesuai untuk kromatografi kolom, serta untuk memantau kromatografi kolom,
melakukan screening sampel untuk obat (Gandjar IG, 2008).
2. Flash Chromatography Column (Sepacore)
Flash Chromatography Column dipopulerkan oleh Clark W. Still dari
Universitas Columbia pada tahun 1978, sebagai alternatif lain dari kromatografi
gravitasi yang lambat dan sering tidak efisien. Flash chromatography berbeda dari
teknik konvensional, yaitu partikel silika gel yang digunakan sedikit lebih kecil yaitu
silica gel 60, 70-230 mesh (63- 200 µm), aliran pelarut terbatas yang disebabkan oleh
partikel silika gel kecil, dan menggunakan tekanan gas nitrogen (ca. 10-15 psi) untuk
mendorong pelarut melalui kolom dari fase diam. Hasil akhirnya cepat dengan
kromatografi yang beresolusi tinggi. Sepacore® flash chromatography menjawab
keterbatasan dalam flash chromatography column dengan meningkatkan tekanan
sampai dengan 10 bar/145 psi atau 50 bar/725 psi. Sistem kromatografi ini
sepenuhnya otomatis termasuk deteksi UV, kolektor fraksi dan perangkat lunak di
antara banyak fitur dapat diatur sesuai dengan kebutuhan spesifik pemisahan. Flash
chromatography merupakan sistem pemisahan yang sangat populer sekarang ini,
karena sangat mudah untuk dilakukan, fleksibel, dan dapat dikerjakan secara universal
(Talamona, 2005).
3. Fraksinasi
Ekstrak awal merupakan campuran dari berbagai senyawa. Ekstrak awal sulit
dipisahkan melalui teknik pemisahan tunggal untuk mengisolasi senyawa tunggal.
Oleh karena itu, ekstrak awal perlu dipisahkan ke dalam fraksi yang memiliki
polaritas dan ukuran molekul yang sama. Fraksinasi dapat dilakukan dengan metode
ektraksi cair-cair atau dengan kromatografi cair vakum (KCV), kromatografi kolom
(KK), size-exclution chromatography (SEC), solid-phase extraction (SPE) ( Sarker
SD, dkk., 2006).
2. Peralatan dan Pengoperasian Ektraksi
1. Mixer Setler (Pencampur-pengendap)
Untuk ekstraksi sistem tumpak, pencampuran dan pengendap itu mungkin satu unit
jua. Yang paling umum ialah tangki dengan agitator (pengaduk) turbin atau propeler.
Pada akhir siklus pencampuran, agitator dimatikan, dan lapisan bagian zat cair
dibiarkan memisah dengan gravitasi. Ekstrak dan rafinat lalu dikeluarkan ke dalam
dua penampung terpisah melalui saluran pembuang dari dasar tangki; saluran itu
diperlengkapi dengan gelas pengamatan. Waktu pencampuran dan pengendapan yang
diperlukan untuk suatu ekstraksi tertentu hanya dapat ditentukan dengan percobaan;
biasanya di sekitar 5 menit untuk pencampuran, dan 10 menit untuk pengendapan
tetapi waktu yang lebih pendek maupun yang lebih panjang pun sering ditemukan.

Tabel 19-2 Unjuk Peralatan ekstraksi komersial

Untuk aliran kontinu, pencampur dan pengendap harus merupakan alat-alat yang
terpisah. Pencampur mungkin berupa tangki aduk kecil yang mempunyai saluran
pemasuk dan pembuang, dengan sekat-sekat untuk mencegah allran pintas; atau
mungkin pula berupa pompa sentrifugal atau pencampur alih lainnya. Pengendap
biasanya ialah suatu pengendap-tuang (decanter) kontinu sederhana yang bekerja atas
dasar gravitasi. Dengan zat cair yang mudah membentuk emulsi dan yang mempunyai
densitas hampir sama satu sama lain, kadang-kadang buangan dari pencampur itu
harus dilewatkan melalui lembaran atau bantalan serat gelas penyaring untuk
mengkoalesensikan tetesan-tetesan fase terdispersi sebelum pengendapan gravitasi
dapat dilakukan. Untuk operasi yang lebih sulit lagi, digunakan pemisah sentrifugal
jenis tabung atau jenis piring. Jika, sebagaimana biasanya, dipertukan beberapa tahap
kontak, rentet pencampuran pengendap itu dioperasikan dengan aliran lawan-arah,
seperti pada Gambar 19-5. Rafinat dari masing-masing pengendap diumpankan pada
pencampur berikutnya, di mana umpan itu bertemu dengan ekstrak antara atau pelarut
segar. Prinsip ini identik dengan sistem pengurasan bertahap arus lawan-arah kontinu.

Sumber: unit operations of chemical engineering mccabe smith 7th edition


2. Menara Ekstraksi Semprot (Spray Tower) dan Menara Ekstraksi Isian Curah

Sumber: unit operations of chemical engineering mccabe smith 7th edition


Dalam menara ekstraksi berlangsung kontak diferensial, bukan kontak tahap;
pencampuran dan pengendapan berlangsung secara serentak dan sinambung.
Dalam menara semprot atau menara sembur (spray tower) yang terlihat pada
Gambar 19-6, zat cair yang lebih ringan dimasukkan di bawah dan disebarkan dalam
bentuk tetesan-tetesan kecil dengan bantuan nosel A. Tetesan-tetesan zat cair
ringan itu naik melalui massa zat cair berat yang mengalir ke bawah sebagai suatu
arus kontinu. Tetesan-tetesan itu lalu mengumpul di atas dan men- jadi arus zat cair
ringan yang keluar dari puncak menara. Zat cair berat keluar dari dasar menara.
Pada Gambar 19-6 fase ringan terdispersi sedang fase berat kontinu. Keadaan ini
bisa terbalik, di mana fase berat disemprotkan ke dalam fase ringan di puncak kolom,
dan jatuh sebagai fase terdispersi di dalam fase ringan yang kontinu. Pilihan
mengenai fase mana yang didispersikan bergantung pada laju aliran, viskositas, dan
karakteristik pembasahan kedua fase, dan biasanya didasarkan atas pengalaman.
Fase yang mempunyai laju aliran tinggi dapet didispersikan untuk memberikan luas
antarmuka yang lebih luas, tetapi jika terdapat perbedaan viskositas yang cukup
besar, fase yang lebih viskos didispersikan untuk mendapatkan laju pengendapan
yang lebih tinggi. Ada yang mengatakan bahwa fase kontinu harus membasahi isian,
tetapi hal ini bukanlah syarat untuk memberikan unjuk kerja yang baik. Fase yang
mana pun yang terdispersi, gerakan tetesan mełalui kolom itu akan selalu membawa
zat cair di dalam fase yang terdispersi ke dalam kontak baru dengan fase yang satu
lagi sehingga menghasilkan sesuatu yang ekivalen dengan sederetan
pencampur-pengendap.
Antara kedua fase itu terdapat perpindahan massa secara kontinu, dan komposisi
masing-masing fase berubah pada waktu mengalir di dałam menara itu.
Keseimbangan tentu tidak tercapai pada setiap ketinggian, bahkan penyimpangan
dari keseimbangan inilah yang menjadi gaya-dorong bagi perpindahan massa. Laju
perpindahan massa relatif kecil dibandingkan dengan distilasi atau absorpsi,
sehingga kolom yang tinggi sekali pun hanyalah ekivalen dengan beberapa tahap
sempurna. Dalam keadaan sebenarnya di dalam menara semprot, kontak antara
tetesan-tetesan dengan fase kontinu sering tampak sangat efektif pada daerah di
mana tetesan itu dibentuk. Hal ini mungkin disebabkan oleh laju perpindahan massa
yang lebih tinggi pada tetesan yang baru terbentuk, atau karena pencampuran-balik
dari fase kontinu. Namun penambahan tinggi menara tidak akan menambah jumlah
tahap secara proporsional; jauh lebih efektif bila kita mendispersikan tetesan itu pada
beberapa interval di sepan jang menara itu. Hal ini dilakukan dengan mengisi
menara dengan isian (packing) seperti cincin atau pelana isian. Isian itu yang
menyebabkan tetesan-tetesan mengandung dan membentuk tetesan baru seperti
terlihat pada Tabel 19.2, dapat menyebabkan bertambahnya jumlah tahap di dalam
kolom yang tingginya tertentu. Menara isian mendekati menara semprot dari segi
kesederhanaannya dan dapat dibuat untuk menangani hamper semua masalah
korosi atau tekanan, dengan biaya yang tidak terlalu tinggi, kelemahannya terutama
ialah bahwa zat padat cenderung mengumpul pada isian dan menyebabkan
terjadinya pengkanalan (channelling).

3. Menara piring-perforasi (Perforated-Plate Tower)

Sumber: unit operations of chemical engineering mccabe smith 7th edition

Pendispersian ulang tetesan-tetesan zat cair dapat pula dilaku-kan dengan


piring-piring berperforasi (lubang-lubang) transversal yang serupa dengan yang digunakan
dalam menara distilasi piring-tapis. Perforasi pada menara ekstraksi biasanya memiliki
diameter 1,5 sampai 4,5 mm. Jarak antara piring adalah 6 sampai 24 inc dalam (150 sampai
600 mm). Biasanya zat cair ringan merupakan fase yang terdispersi, dan saluran limpah
membawa fase berat yang kontinu dari piring yang satu ke piring berikutnya. Seperti yang
terlihat pada Gambar 19-8a, zat cair ringan mengumpul dalam suatu lapisan tipis di bawah
setiap piring dan mengalir sebagai jet ke dalam lapisan zat cair berat yang tebal yang
terdapat di atas piring itu. Modifikasi rancang itu terlihat pada Gambar 19-8b, di mana
perforasinya hanya ada pada satu sisi piring saja, yang ditempatkan berganti-ganti di
sebelah kiri piring yang satu dan di sebelah kanan piring berikutnya. Hampir keseluruhan
ekstraksi berlangsung pada zona pencampuran yang berada di atas perforasi. Zat cair
ringan (minyak) lalu naik dan mengumpul di dalam ruang di bawah piring berikutnya,
kemudian mengalir menyeberang melewati tanggul ke perangkat perforasi berikutnya. Zat
cair berat (pelarut) fase kontinu mengalir secara horizontal dari zona pencampuran ke zona
pengendapan di mana tetesan-tetesan halus zat cair ringan mendapat kesempatan untuk
memisah dan naik ke piring berikutnya. Rancang ini biasanya berhasil mengurangi jumlah
minyak yang terbawa ke bawah bersama pelarut dan meningkatkan efektifitas ekstraktor.

4. Ekstraktor Menara-Aduk

gambar : Unit Piring Putar


gambar : ekstraktor York-Scheibei

Pada pencampur-pengendap, energi mekanik diberikan dari luar untuk


mencampurkan dua fase zat cair, tetapi menara ekstraksi yang kita uraikan di atas tidak ada
yang demikian. Semuanya hanya bergantung pada aliran gravitasi baik untuk pencampuran
maupun untuk pemisahan. Tetapi, pada beberapa ekstarktor menara tertentu, energi
mekanik itu diberikan melaluí turbin atau agitator di dalam menara itu, yang dipasang pada
suatu poros putar pada sumbu menara. Pada kontaktor piring-putar (rotating disk contactor)
yang terlihat pada Gambar 19-9a, zat cair itu didispersikan oleh piring-piring datar yang
melemparkannya ke luar ke arah dinding menara, karena adanya cincin-cincin stator (diam)
terdapat zona-zona tenang yang memungkinkan kedua fase itu memisah. Dalam rancang
yang lain, perangkat impelernya dipisah-pisah oleh bagian penenang sehingga seakan-akan
merupakan seperangkat pencampur-pengendap yang tersusun vertikal. Pada ekstraktor
York-Scheibel, daerah di sekeliling agitator diisi dengan kawat ayak yang membantu
berlangsungnya koalesensi dan pemisahan fase. Sebagian besar ekstraksi berlangsung
pada bagian pencampuran tetapi ada juga yang terjadi pada bagian penenangan, sehingga
efisiensi setiap unit pencampur-pengendap kadang-kadang lebih dari 100 persen. Biasa nya
tinggi pencampur-pengendap itu adalah 1 sampai 2 ft, yang berarti bahwa pada kolom yang
relatif pendek kita bisa mendapat beberapa kontak teoritis. Masalah pemeliharaan
bagian-bagian dalam yang berputar, dilain pihak, merupakan kelemahannya yang serius,
lebih-lebih bila zat cairnya korosif.
4. Pulse Columns (Kolom Denyut)

sumber: kochmodular.com
https://kochmodular.com/liquid-liquid-extraction/extraction-column-types/other-colu
mns/
Pengadukan dapat pula dílakukan dari luar, seperti pada kolom denyut
(pulse column). Seluruh isi kolom itu "didenyutkan" oleh pompa bolak-balik
(reciprocating pump) pada interval yang rapat, sehingga terdapat gerakan
bolak-balik cepat dengan amplitudo yang relatif kecil, yang berimpitan dengan
aliran biasa fase cair. Menara itu mungkin diperlengkapi dengan isian biasa atau
piring-piring tapis khusus. Dalam menara isian, denyutan itu mendispersikan zat
cair dan mencegah pengkanalan, sehingga kontak antara fase jauh bertambah
baik. Dalam menara-denyut piring-tapis, lubang-lubang piring biasanya lebih kecil
daripada menara tanpa denyut; diameter lubang berkisar antara 1,5 sampai 3 mm,
dengan luas terbuka total pada setiap piring 6 sampai 23 persen dari luas
penampang menara. Menara ini, hampir semuanya digunakan untuk mengolah zat
cair radioaktif yang sangat korosif. Menara ini tidak mempunyai saluran limpah.
Secara ideal, denyutan itu menyebabkan zat cair ringan terdis-persi ke dalam fase
berat pada langkah denyut naik dan fase berat memancar ke fase ringan pada
langkah turun. Pada kondisi ini efisiensi tahap bisa mencapai 70 persen. Tetapi, hal
ini hanya mungkin apabila volume kedua fase itu hampir sama, dan bila tidak
terdapat perubahan volume selama ekstraksi. Dalam keadaan biasa, pendispersian
berurutan ini tidak seefektif itu, dan terdapat pula pencampuran-balik dari satu fase
ke satu arah tertentu. Akibatnya efisiensi piring turun hingga 30 persen. Namun
demikian, pada kolom denyut isian maupun kolom denyut piring tapis, tinggi yang
diperlukan untuk sejumlah kontak teoritis tertentu biasanya tidak sampai sepertiga
dari yang diperlukan pada kolom tanpa denyut.

5. Ekstraktor Sentrifugasi
sumber: Hiitachi.com
http://www.hitachi.com/businesses/infrastructure/product_site/supply/products/ultrex
/index.html

Dispersi dan separasi fase dapat sangat dipercepat dengan gaya sentrifugal,
sehingga beberapa ekstraktor komersial ada yang memanfaatkan gaya itu. Pada
ekstraktor Podbielniak, pita spiral berperforasi yang ditempatkan di dalam rumahan
logam berat dililitkan pada suatu poros bolong horizontal. Kedua zat cair masuk
melalui poros ini dan keluar dari situ. Zat cair ringan dipompakan di luar spiral pada
tekanan 3 sampai 12 atm untuk melawan gaya sentrifugal. Zat cair berat
dipompakan ke pusat. Kedua zat cair itu mengalir berlawanan arah melalui jalur
yang terbentuk oleh pita dan dinding rumahan. Zat cair berat bergerak ke arah luar
di sepanjang permukaan luar spiral; zat cair ringan didorongnya ke dalam dan
mengalir di sepanjang permukaan dalam. Perpindahan massa berlangsung dengan
cepat karena adanya geser yang kuat pada antarmuka kedua zat. Di samping itu,
sebagian zat cair menyemprot melalui perforasi pada pita sehingga menambah
keturbulenan aliran. Jumlah kontak teoritis yang didapatkan dengan mesin ini bisa
mencapai 20, walaupun yang lazim hanyalah 3 sampai 10 kontak saja. Ekstraktor
sentrifugal merupakan alat yang mahal, sehingga penggunaan nya relatif terbatas.
Tetapi keunggulannya adalah dalam mengadakan kontak teoritis yang banyak
dalam ruang terbatas dan dengan waktu perangkap (hold-up time) yang sangat
pendek yaitu kira-kira 4 detik. Jadi, alat ini sangat bermanfaat untuk ekstraksi
bahan-bahan peka seperti vitamin dan antibiotika. (​McCabe,dkk 1982:89-96)
Daftar Pustaka

Mukhriani. (2014). Ekstraksi, Pemisahan Senyawa dan Identifikasi Senyawa Aktif.


Jurnal Kesehatan​ , 361-365.
McCabe, W. L., Smith, J. C., & Harriot, P. (1982). ​Oprasi Teknik Kimia Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
https://kochmodular.com/liquid-liquid-extraction/extraction-column-types/other-columns/
(diakses pada 11 September 2018 : 16.30)
http://www.hitachi.com/businesses/infrastructure/product_site/supply/products/ultrex/index.ht
ml​ ​(diakses pada 11 September 2018 : 16.40)

Anda mungkin juga menyukai