Anda di halaman 1dari 15

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH PERANCANGAN KAPAL DAN PEMODELAN


DIBANTU KOMPUTER

DISUSUN OLEH:
NAMA : RIZKI AZIZ RADYANTAMA
NIM : 21090116120011
KELAS :A

DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur terhadap Allah swt., Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan kelancaran kepada penulis dalam menyelsaikan tugas laporan ini.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah
Perancangan Kapal dan Pemodelan Dibantu Komputer.
Penulis mengaharapkan semoga nantinya laporan ini dapat berguna bagi
ketuntasan nilai penulis dalam mata kuliah Perancangan Kapal dan Pemodelan
Dibantu Komputer, serta penulis juga berharap semoga laporan ini bermanfaat
untuk semua pembaca dan dapat dimengerti dengan mudah.
Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan demi sempurnanya
laporan ini dan juga penulisan laporan-laporan yang akan dibuat dikemudian hari,
penulis ucapkan terima kasih.

Semarang, 17 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….1
1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………….…….1
1.2. Perumusan Masalah……………………………………………….1
1.3. Tujuan Penulisan………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………2
2.1. Aspek Penentuan Ukuran Utama Kapal…………………………2
2.2. Perhitungan Ukuran Utama Kapal………………………………2
2.2.1. Data Kapal Pembanding…………………………………..9
2.2.2. Perbandingan Ukuran Utama Kapal ……………………...7
2.2.3. Perhitungan Panjang Kapal (LPP & LWL)……………….7
2.2.4. Perhitungan Lebar Kapal (B) ..…………..…………….…8
2.2.5. Perhitungan Tinggi (H)…………………………….….….8
2.2.6. Perhitungan Sarat Kapal (T)……………………….…......8
2.2.7. Perhitungan Coefficient Block (Cb)..…………………..…8
2.2.8. Perhitungan Kecepatan Dinas (Vs)……………………...10
2.3. Ukuran Utama Kapal Baru…... ……..………………………….10
BAB III PENUTUP……………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan konsumsi manusia tidak dapat dilepaskan dari peran kapal
sebagai moda transportasi untuk mengirimkan barang dari satu tempat ke tempat
lainnya. Hal itu menjadi sebuah peluang bagi para pengusaha untuk menjalankan
atau mengoperasikan sebuah kapal kargo yang dapat memuat barang-barang
konsumsi maupun makanan.
Sebuah perusahaan besar di bidang logistik yaitu PT Rezeki Utama
Nusantara (RUN) hendak memesan kapal untuk memenuhi kebutuhan distribusi
barang. Lalu PT Rezeki Utama Nusantara (RUN) memesan kapal bertipe general
cargo ke galangan PT Perkasa Bahari Solusindo dengan spesifikasi sebagai berikut:
Jenis Muatan : Cargo
Jenis Kapal : General Cargo
Jumlah muatan : 19.700 DWT
Kecepatan Dinas : 15.16 knots
Rute : Jakarta – Malaysia – Shanghai

1.2 Perumusan Masalah


Dengan memperhatikan pokok permasalahan yang telah diuraikan pada
latar belakang, maka diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara memperoleh ukuran utama kapal yang akan dibuat?


2. Metode apa yang digunakan?
3. Bagaimana analisis ukuran utama tersebut berdasarkan aspek-aspek
seperti ship owner, ship builder, ataupun biro klasifikasi?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah, maka tujuan
penelitian ini adalah:

1
1. Mengetahui perhitungan ukuran utama kapal dan metode yang
digunakan.
2. Mengetahui analisis ukuran utama kapal berdasarkan aspek-aspek
sseperti ship owner, ship builder, ataupun biro klasifikasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aspek Penentuan Ukuran Utama Kapal


Dalam menentukan ukuran utama kapal ini digunakan metode form data
dengan satu kapal pembanding, adapun perhitungan pencarian ukuran utamanya
dengan membandingkan ukuran utama kapal pembanding.
Aspek yang diperhatikan dalam pencarian ukuran utama kapal ini adalah
sebagai berikut:
1. Jenis muatan
Karena muatan yang akan digunakan adalah general cargo, maka jenis kapal
yang akan dibangun adalah kapal kargo/cargo vessel.
Kapal kargo ini digunakan secara komersial dan untuk pendistribusian logistik
ke seluruh daerah Indonesia ataupun negara-negara ASEAN.
2. Jumlah berat muatan
Kapal ini akan bermuatan 19.700 DWT. Kapal ini merupakan kapal barang
besar, karena diharapkan oleh pemesan kapal ini akan menjadi kapal yang
sangat produktif dalam mendistribusikan muatannya.
3. Spesifik Volume
Spesifik Volume merupakan perbandingan ruangan dalam m 3 yang diperlukan
dalam menyimpan suatu jenis barang. SV yang dipakai adalah 1,7 ton/m3.
Perhitungan ini berdasarkan pertimbangan muatannya berupa kargo yang
merupakan muatan yang besar tentunya memerlukan ruuang muat yan besar
pula.
4. Rute Pelayaran
Trayek ini berhubungan dengan jauh dekatnya jarak pelayaran, kedalaman
jalur pelayaran, terutama pelabuhan yang disinggahi harus sesuai dengan sarat
kapal yang didesain.
• Kapal yang akan dibangun memiliki jalur pelayaran yang meliputi
Jakarta – Malaysia – Shanghai.

3
• Berdasarkan jalur pelayaran tersebut, maka pelabuhan yang disinggahi
harus memiliki kedalaman yang sesuai dengan sarat kapal, karena
kapal yang akan singgah memiliki dimensi yang cukup besar.
• Iklim dan karakteristik lautan di daerah jalur pelayaran ini cukup
stabil, kecuali di Laut China Selatan memiliki gelombang yang cukup
tinggi dan cuaca cepat berubah. Berdasarkan analisa iklim, kapal harus
memiliki stabilitas dan kekuatan yang baik.
• Kecepatan kapal akan disesuaikan dengan pihak pemesan dan
frekuensi pelayaran, pemesan menghendaki arus distribusi barang
yang cepat agar bongkar muat/dwelling time juga efektif.
5. Nilai Ekonomis
• Harga kapal, pemesan menghendaki agar kapal yang dibuat memiliki
harga seekonomis mungkin dan disesuaikan dengan teknologi modern
untuk menunjang operasional kapal. Pemesan juga menghendaki agar
kapal dibuat dengan konstruksi yang ringan namun kuat, hal ini agar
muatan juga dapat lebih besar namun juga tetap aman dan juga harus
memenuhi standarisasi sesuai kelas kapal.
• Max Earning Capacity, Karena kapal ini merpakan kapal pengangkut
barang besar, pemesan kapal menghendaki agar kapal dapat
mengangkut muatan yang banyak, tentunya agar keuntungan yang
diperoleh juga semakin besar.
6. Ship Builder
Pemesan kapal yaitu PT Rezeki Utama Nusantara (RUN) menghendaki
pembangunan kapal dilakukan oleh galangan PT Perkasa Bahari Solusindo.
• Perencanaan oleh galangan akan disesuaikan untuk memenuhi
permintaan dari pihak pemesan, tentunya memenuhi persyaratan dari
segi teknis dan ekonomis.
• Pihak galangan akan memenuhi permintaan pemesan dengan
mempertimbangkan dan memperhatikan aspek keamanan dan
keselamatan yang telah diatur IMO dan Biro Klasifikasi.

4
• Dalam hal ini ada MoU antara galangan dan pemesan dalam proses
pembangunan kapal agar dapat menguntngkan kedua belah pihak.
7. Biro Klasifikasi.
Biro Klasifikasi adalah sebuah institusi dalam bidang jasa yang bekerja dalam
bidang klasifikasi kapal – kapal yang akan dibangun, sedang dibangun, sudah
dibangun atau yang sedang beroperasi dalam hal yang berkaitan dengan
konstruksi badan kapal, mesin kapal, termasuk permesinan bantu (auxiliary
engine).
➢ Kegiatan Biro Klasifikasi:
• Pengetesan peralatan maupun perlengkapan kapal yang ada sangkut
pautnya dengan kelas kapal, baik lambung maupun mesin.
• Pengadaan survei – survei pada waktu tertentu atau pada waktu yang
diminta seperti survey tahunan, survei kerusakan, dsb.
• Pemberian sertifikat – sertifikat kelas maupun sertifikat statutoria yang
sangat berguna untuk kepentingan charter kapal, jual beli dan asuransi
kapal, dsb.
➢ BIRO KLASIFIKASI INDONESIA
Suatu institusi yang dimodali oleh pemerintah dengan bentuk Perusahaan
Umum yang dikelola oleh manajemen tersendiri.
Sesuai dengan SK Menhubla RI no. Th. 1/17/1 tertanggal 26 September 1964,
tugas BKI adalah :
• Mengklasifikasikan kapal – kapal yang dibangun di bawah
pengawasan BKI baik selama pembuatannya maupun setelah
beroperasi.
• Berwenang untuk menetapkan dan memberikan tanda – tanda lambung
timbul pada kapal – kapal tersebut.
• Mengeluarkan sertifikat garis muat pada kapal – kapal berbendera
Nasional yang dikeluarkan pada BKI.
Pihak pemesan yaitu PT Rezeki Utama Nusantara (RUN) dan galangan PT
Perkasa Bahari Solusindo melakukan kesepakatan untuk mengkelaskan kapal
yang dibuat pada Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). BKI akan bertugas

5
mengawasi pembangunan kapal, mengkelaskan kapal, dan menilai kapal yang
telah dibangun memenuhi standar BKI atau tidak. Pengkelasan kapal ini
dimulai dari gambar-gambar rencana pembangunan seperti general
arrangement, engine room layout, profile construction, dll.

2.2 Perhitungan Ukuran Utama Kapal


Setelah memperhtikan aspek-aspek yang perlu diperhatikan baik dari segi
teknis, ekonomis, keamanan, keselamatan, dan sebagainya. Maka dapat dilakukan
perhitungan ukuran utama kapal sebagai berikut.

2.2.1 Data Kapal Pembanding.


Pihak desainer mencari data-data kapal pembanding yang nantinya akan
digunakan sebagai acuan pembuatan kapal baru, data kapalnya sebagai berikut:
Nama Kapal : Han Ren
IMO : 9651955
Loa : 145,5 m
Lpp : 136,0 m
B : 25,00 m
H : 16,00 m
T : 9,76 m
Vs : 16,30 Knot
DWT : 20.107 ton
Lwl : Lpp + ( 3 – 5 ) % Lpp
: 136,0 + (5% x 136,0)
: 142,8 m
Ukuran utama kapal ini didapat dari website Nippon Kaiji Kyokai.

6
2.2.2 Perbandingan Ukuran Utama Kapal

Lwl 142,8
= = 5,71
B 25,00

T 9,76
= = 0,39
B 25,00

B 25,00
= = 2,56
T 9,76

T 9,76
= = 0,61
H 16,00

Lwl 142,8
= = 8,92
H 16,00

2.2.3 Perhitungan Panjang Kapal (LPP & LWL)


DWT .(L/B)2.(B/T) 1/3
Lpp = ( )
ρ air laut. Cb .Cd

19700 .(5,71)^2.(2,56) 1/3


= ( 1,025.0,75.0,78
)

1646390.36 1/3
= ( )
0,61

= (2717154.11 )1/3

= 139.54 m

Maka didapatkan LPP kapal sepanjang 139,54 meter.

Lwl = Lpp + (3%-5% x Lpp)

= 139.54 + (5% x 139.54)

= 146,52 m

Maka didapatkan LWL kapal sepanjang 146,52 meter.

7
2.2.4 Perhitungan Lebar (Breadth) Kapal Baru
Lwl 146.52
= 5,71 → B = = 25,66 m
B 5,71
Dari perhitungan diatas kita mendapatkan lebar kapal sebesar 25,66 meter.

2.2.5 Perhitungan Tinggi (Height/Depth) Kapal Baru


B 25 25.66
= 2,56 → H = = = 16.42 m
T 16 𝑥

Dari perhitungan diatas kita mendapatkan tinggi kapal hingga main deck
sebesar 16,42 meter.

2.2.6 Perhitungan Sarat (Draught) Kapal Baru


T
= 0,61 → T = 0,61 x 16.42 = 10.01 m
B

Dari perhitungan diatas kita mendapatkan tinggi sarat sebesar 10,01 meter.

2.2.7 Perhitungan CB ( Coefficient Block )


CB adalah perbandingan isi karene dengan balok dengan panjang L, lebar
B dan tinggi T. Hal ini juga berlaku untuk tiap-tiap water line. Dengan demikian
CB dapat dirumuskan sebagai berikut :

8
Berat mati kapal baru : 19.700 ton

a. Perhitungan Koefisien Block ( Cb )


• Metode Van Lammeren
Cb = 1,137 – 0,6 x Vd / √Lwl
Vd = kecepatan dinas ( m/s)
= 16,30 x 0,5144

= 8,38 m/s

Cb = 1,137 – 0,6 x 8,38 / √142,8

= 1,137 – 0,42

= 0,717 (Tidak memenuhi)

• Metode Pendekatan F.H. Alexander


V
Cb = 1,04 −
2x L
Dengan : V = kecepatan dinas (m/s)
= 16,2 Knot = 8,38 m/s
L = Lwl = 142,8 m
Cb = 1,04 – Vd / 2 √Lwl
= 1,04 – 8,33 / 2 √142,8
= 1,04 – 0,37
= 0,67 (Tidak memenuhi)
• Metode Pendekatan Ayre
V
Cb = 1,045 −
2x L
Dengan : V = kecepatan dinas (m/s)
= 16,2 Knot = 8,33 m/s
L = Lwl = 209,53 m
Cb = 1,045 – Vd / 2 √Lwl
= 1,045 – 8,38 / 2 √142,8

9
= 1,045 – 0,37
= 0,69 (Tidak memenuhi)

Dari hasil perhitungan, semua nilai Cb dari ketiga metode tersebut tidak
memenuhi, maka diputuskan untuk mengambil nilai Cb berdasarkan range
kapal kargo, yaitu Cb = 0,75.

2.2.8 Perhitungan Kecepatan Dinas (Vs) Kapal Baru

Cb = 1,137 – (0,6 x Vd / √Lwl)


0,75 = 1,137 – (0,6 x Vd / √146,52)
0,6 x Vd / 12,10 = 1,137 – 0,75
0,6 x Vd / 12,10 = 0,387
0,6 x Vd = 0,387 x 12,10
Vd = 7,80 m/s
Vs = 7,80 / 0,5144 = 15,16 Knot

2.3 Ukuran Utama Kapal Baru

Tipe Kapal = General Cargo

LPP = 139,54 m

B = 25,66 m

T = 10,01 m

H = 16,42 m

Vs = 15.16 Knots atau 7,80 m/s

CB = 0.75

DWT = 19.700 Ton

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam perencanaan sebuah desain kapal tentunya perlu diperhatikan aspek-


aspek dalam perancangan, mulai dari ship owner, ship builder, maupun dari biro
klasifikasi yang mengkelaskan kapal. Setelah melalui analisis beberapa aspek
tersebut maka dapat dirancang sebuah kapal, khususnya pada laporan ini adalah
kapal cargo yang akan memenuhi kriteria keamanan,keselamatan, serta memiliki
nilai ekonomis yang tinggi. Pada pembuatan laporan ini dihasilkan ukuran utama
kapal yang nantinya dapat dikembangkan melalui perancangan lines plan, general
arrangement, dan seterusnya.

3.2 Saran

Laporan ini telah di sertai dengan gambar untuk memperjelas pembaca


dalam memahami bagian per bagian yang dihitung, harapanya kedepan tetap
dipertahankan dan mungkin dapat diberi warna keterangan perjelasan pada bagian
tabel atau grafik sehingga dapat mengetahui mana yang menjadi bagian
pengerjaannya mahasiswa dalam membuat laporan. Dalam penyusunan laporan
diharapkan kita dapat memperhatikan pemasukkan data laporan, sehingga data
yang dimasukkan benar dan tidak mengalami kekeliruan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Diktat Tugas Merancang I Lines Plan (Rencana Garis).

Teori Bangunan Kapal I dan II (Perhitungan Sheer, Chamber, Poop deck, Forecastle
deck, dan Penampang melintang).

Guldhammer, H. E., “FORMDATA: Some Systematically Varried Ship Forms and


their Hydrostatic Data”, Denmark: Danish Technical Press, 1962.

Santoso, I Gusti Made, Sudjono, Joswan Jusuf, “Teori Bangunan Kapal 1”,
Indonesia : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1983.

Sofi’i, Moch., Djaja, Indra Kusna, “Teknik Konstuksi Kapal Baja Jilid 1 untuk
SMK”, Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

12

Anda mungkin juga menyukai