Permodelan Kapal
Permodelan Kapal
DISUSUN OLEH:
NAMA : RIZKI AZIZ RADYANTAMA
NIM : 21090116120011
KELAS :A
Puji syukur terhadap Allah swt., Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan kelancaran kepada penulis dalam menyelsaikan tugas laporan ini.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah
Perancangan Kapal dan Pemodelan Dibantu Komputer.
Penulis mengaharapkan semoga nantinya laporan ini dapat berguna bagi
ketuntasan nilai penulis dalam mata kuliah Perancangan Kapal dan Pemodelan
Dibantu Komputer, serta penulis juga berharap semoga laporan ini bermanfaat
untuk semua pembaca dan dapat dimengerti dengan mudah.
Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan demi sempurnanya
laporan ini dan juga penulisan laporan-laporan yang akan dibuat dikemudian hari,
penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….1
1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………….…….1
1.2. Perumusan Masalah……………………………………………….1
1.3. Tujuan Penulisan………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………2
2.1. Aspek Penentuan Ukuran Utama Kapal…………………………2
2.2. Perhitungan Ukuran Utama Kapal………………………………2
2.2.1. Data Kapal Pembanding…………………………………..9
2.2.2. Perbandingan Ukuran Utama Kapal ……………………...7
2.2.3. Perhitungan Panjang Kapal (LPP & LWL)……………….7
2.2.4. Perhitungan Lebar Kapal (B) ..…………..…………….…8
2.2.5. Perhitungan Tinggi (H)…………………………….….….8
2.2.6. Perhitungan Sarat Kapal (T)……………………….…......8
2.2.7. Perhitungan Coefficient Block (Cb)..…………………..…8
2.2.8. Perhitungan Kecepatan Dinas (Vs)……………………...10
2.3. Ukuran Utama Kapal Baru…... ……..………………………….10
BAB III PENUTUP……………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Mengetahui perhitungan ukuran utama kapal dan metode yang
digunakan.
2. Mengetahui analisis ukuran utama kapal berdasarkan aspek-aspek
sseperti ship owner, ship builder, ataupun biro klasifikasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
• Berdasarkan jalur pelayaran tersebut, maka pelabuhan yang disinggahi
harus memiliki kedalaman yang sesuai dengan sarat kapal, karena
kapal yang akan singgah memiliki dimensi yang cukup besar.
• Iklim dan karakteristik lautan di daerah jalur pelayaran ini cukup
stabil, kecuali di Laut China Selatan memiliki gelombang yang cukup
tinggi dan cuaca cepat berubah. Berdasarkan analisa iklim, kapal harus
memiliki stabilitas dan kekuatan yang baik.
• Kecepatan kapal akan disesuaikan dengan pihak pemesan dan
frekuensi pelayaran, pemesan menghendaki arus distribusi barang
yang cepat agar bongkar muat/dwelling time juga efektif.
5. Nilai Ekonomis
• Harga kapal, pemesan menghendaki agar kapal yang dibuat memiliki
harga seekonomis mungkin dan disesuaikan dengan teknologi modern
untuk menunjang operasional kapal. Pemesan juga menghendaki agar
kapal dibuat dengan konstruksi yang ringan namun kuat, hal ini agar
muatan juga dapat lebih besar namun juga tetap aman dan juga harus
memenuhi standarisasi sesuai kelas kapal.
• Max Earning Capacity, Karena kapal ini merpakan kapal pengangkut
barang besar, pemesan kapal menghendaki agar kapal dapat
mengangkut muatan yang banyak, tentunya agar keuntungan yang
diperoleh juga semakin besar.
6. Ship Builder
Pemesan kapal yaitu PT Rezeki Utama Nusantara (RUN) menghendaki
pembangunan kapal dilakukan oleh galangan PT Perkasa Bahari Solusindo.
• Perencanaan oleh galangan akan disesuaikan untuk memenuhi
permintaan dari pihak pemesan, tentunya memenuhi persyaratan dari
segi teknis dan ekonomis.
• Pihak galangan akan memenuhi permintaan pemesan dengan
mempertimbangkan dan memperhatikan aspek keamanan dan
keselamatan yang telah diatur IMO dan Biro Klasifikasi.
4
• Dalam hal ini ada MoU antara galangan dan pemesan dalam proses
pembangunan kapal agar dapat menguntngkan kedua belah pihak.
7. Biro Klasifikasi.
Biro Klasifikasi adalah sebuah institusi dalam bidang jasa yang bekerja dalam
bidang klasifikasi kapal – kapal yang akan dibangun, sedang dibangun, sudah
dibangun atau yang sedang beroperasi dalam hal yang berkaitan dengan
konstruksi badan kapal, mesin kapal, termasuk permesinan bantu (auxiliary
engine).
➢ Kegiatan Biro Klasifikasi:
• Pengetesan peralatan maupun perlengkapan kapal yang ada sangkut
pautnya dengan kelas kapal, baik lambung maupun mesin.
• Pengadaan survei – survei pada waktu tertentu atau pada waktu yang
diminta seperti survey tahunan, survei kerusakan, dsb.
• Pemberian sertifikat – sertifikat kelas maupun sertifikat statutoria yang
sangat berguna untuk kepentingan charter kapal, jual beli dan asuransi
kapal, dsb.
➢ BIRO KLASIFIKASI INDONESIA
Suatu institusi yang dimodali oleh pemerintah dengan bentuk Perusahaan
Umum yang dikelola oleh manajemen tersendiri.
Sesuai dengan SK Menhubla RI no. Th. 1/17/1 tertanggal 26 September 1964,
tugas BKI adalah :
• Mengklasifikasikan kapal – kapal yang dibangun di bawah
pengawasan BKI baik selama pembuatannya maupun setelah
beroperasi.
• Berwenang untuk menetapkan dan memberikan tanda – tanda lambung
timbul pada kapal – kapal tersebut.
• Mengeluarkan sertifikat garis muat pada kapal – kapal berbendera
Nasional yang dikeluarkan pada BKI.
Pihak pemesan yaitu PT Rezeki Utama Nusantara (RUN) dan galangan PT
Perkasa Bahari Solusindo melakukan kesepakatan untuk mengkelaskan kapal
yang dibuat pada Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). BKI akan bertugas
5
mengawasi pembangunan kapal, mengkelaskan kapal, dan menilai kapal yang
telah dibangun memenuhi standar BKI atau tidak. Pengkelasan kapal ini
dimulai dari gambar-gambar rencana pembangunan seperti general
arrangement, engine room layout, profile construction, dll.
6
2.2.2 Perbandingan Ukuran Utama Kapal
Lwl 142,8
= = 5,71
B 25,00
T 9,76
= = 0,39
B 25,00
B 25,00
= = 2,56
T 9,76
T 9,76
= = 0,61
H 16,00
Lwl 142,8
= = 8,92
H 16,00
1646390.36 1/3
= ( )
0,61
= (2717154.11 )1/3
= 139.54 m
= 146,52 m
7
2.2.4 Perhitungan Lebar (Breadth) Kapal Baru
Lwl 146.52
= 5,71 → B = = 25,66 m
B 5,71
Dari perhitungan diatas kita mendapatkan lebar kapal sebesar 25,66 meter.
Dari perhitungan diatas kita mendapatkan tinggi kapal hingga main deck
sebesar 16,42 meter.
Dari perhitungan diatas kita mendapatkan tinggi sarat sebesar 10,01 meter.
8
Berat mati kapal baru : 19.700 ton
= 8,38 m/s
= 1,137 – 0,42
9
= 1,045 – 0,37
= 0,69 (Tidak memenuhi)
Dari hasil perhitungan, semua nilai Cb dari ketiga metode tersebut tidak
memenuhi, maka diputuskan untuk mengambil nilai Cb berdasarkan range
kapal kargo, yaitu Cb = 0,75.
LPP = 139,54 m
B = 25,66 m
T = 10,01 m
H = 16,42 m
CB = 0.75
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Teori Bangunan Kapal I dan II (Perhitungan Sheer, Chamber, Poop deck, Forecastle
deck, dan Penampang melintang).
Santoso, I Gusti Made, Sudjono, Joswan Jusuf, “Teori Bangunan Kapal 1”,
Indonesia : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1983.
Sofi’i, Moch., Djaja, Indra Kusna, “Teknik Konstuksi Kapal Baja Jilid 1 untuk
SMK”, Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
12