Anda di halaman 1dari 25

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Manajemen Sumber Daya Muhammad Yulian Ma’mun


Manusia

KONFLIK DAN STRES KERJA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
RABIATUL ADAWIYAH : 170103030050
DEWI RUSMINI : 170103030174
NYIMAS IQLIMA NABILAH : 170103030175

UNIVERSITA ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah ”Konflik dan Stres Kerja”. Makalah ini di
susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan
tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.
Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik
dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa penyusun mengharapkan
semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun pada khususnya dan pihak lain
yang berkepentingan pada umumnya.

Banjarmasin, 24 Februari 2019


Penulis/Penyusun

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... iii
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................... iv
C. TUJUAN PENULISAN ............................................................................. iv

BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI STRES DAN KONFLIK KERJA ........................................... 1
B. BENTUK – BENTUK DAN JENIS – JENIS KONFLIK KERJA ........... 3
C. PENYEBAB TIMBUL STRES DAN KONFLIK KERJA...................... 6
D. STRATEGI MENGATASI STRES DAN KONFLIK KERJA ............... 10
E. SOLUSI STRES DAN KONFLIK KERJA ............................................. 12
F. KONFLIK DAN MOTIVASI .................................................................. 14
G. PENGARUH MUSIK, PERSAHABATAN SEJATI DAN KELUARGA
DALAM MENGHILANGKAN STRES ................................................. 15

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN ..................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu masalah paling serius dan sering terjadi yang menimpa individu dan
anggota-anggota organisasi adalah masalah stress dan konflik. Tidak dapat kita
pungkiri bahwa seiring berkembangnya kebutuhan, seiring cepatnya mobilitas
kehidupan banyak kita jumpai orang-orang disekitar kita yang tidak sanggup
bertahan menghadapi kegagalan-kegagalan yang terjadi dalam kehidupannya,
bahkan tak luput mereka yang berhasil pun terkadang hanyut, takut kegagalan akan
menimpanya. Orang-orang yang gagal, tertimpa musibah, tak mampu bersabar
lantas keluh kesah pun menjadi semacam obat penawar kegelisahannya, walaupun
itu tak membuatnya merubah keadaan menjadi lebih baik. Namun sebaliknya,
membuat dia semakin tenggelam dalam kegagalan. Lalu timbulah penyakit dan
masalah baru dalam dirinya yang disebut stres. Stres kerap melanda dalam
kehidupan, terlebih di saat seperti ini, dimana kesibukan baik pada pekerjaan
maupun keluarga, seolah tak ada putusnya.Berbagai masalah yang sering terjadi di
dalam kehidupan terkadang membuat kita merasa terbebani dan menjadi stres. Stres
memang suatu hal yang sulit dihindari, tapi bukan berarti hal tersebut tidak bisa
diatasi. Stres menimbulkan pengaruh yang merusak dan berbahaya bagi kesehatan
jasmani dan rohani seseorang. Cara orang berkomunikasi bisa jadi menimbulkan
stress pada diri mereka dan orang lain, karena komunikasi menimbulkan stres dan
juga merupakan respons terhadap stres, strategi untuk mengurangi stres dapat
diperkenalkan dalam berbagai waktu.
Konflik merupakan kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih
menganggap ada perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan
tindakan salahsatu pihak menghalangi, atau mencampuri atau dalam beberapa hal
membuat tujuan pihak lain kurang berhasil. Tidak satu masyarakat pun yang tidak
pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu

iii
dalam suatu interaksi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan
dalam kehidupan. Bahkan sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan
dan bergelut dengan konflik. Demikian halnya dengan kehidupan organisasi.
Anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada konflik. Perubahan atau inovasi
baru sangat rentan menimbulkan konflik (destruktif), apalagi jika tidak disertai
pemahaman yang memadai terhadap ide-ide yang berkembang

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Definisi Stres dan Konflik Kerja?
2. Apa Saja Bentuk – Bentuk dan Jenis – Jenis Konflik Kerja?
3. Apa Penyebab Timbul Stres dan Konflik Kerja?
4. Bagaimana Strategi mengatasi Stres dan Konflik Kerja?
5. Apa Solusi Stres dan Konflik Kerja?
6. Bagaimana Konflik dan Motivasi?
7. Mengapa Pengaruh Musik, Persahabatan Sejati dan Keluarga dalam
Menghilangkan Stres?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Definisi Stres dan Konflik
Kerja
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Bentuk – Bentuk dan Jenis – Jenis Konflik
Kerja
3. Untuk Mengetahui Apa Penyebab Timbul Stres dan Konflik Kerja
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Strategi mengatasi Stres dan Konflik Kerja
5. Untuk Mengetahui Apa Solusi Stres dan Konflik Kerja
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Konflik dan Motivasi
7. Untuk Mengetahui Mengapa Pengaruh Musik, Persahabatan Sejati dan
Keluarga dalam Menghilangkan Stres

iv
BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI STRES DAN KONFLIK KERJA


a. Stres
Salah satu masalah yang pasti akan dihadapi oleh setiap orang dalam kehidupan
berkarya adalah stress yang harus diatasi, baik oleh karyawan sendiri tanpa bantuan
orang lain, maupun dengan bantuan pihak lain seperti para spesialis yang
disediakan oleh organisasi di mana karyawan bekerja. Berbagai gejala tersebut pada
umumnya menampakkan diri pada berbagai perilaku yang tidak “normal” seperti
gugup, tegang, selalu cemas, gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi. Pengaruh
gejala – gejala tersebut dapat terlihat pada kondisi mental tertentu seperti minum
minuman keras atau merokok secara berlebihan, sukar tidur, sikap tidak bersahabat,
putus asa, mudah marah, sukar mengendalikan emosi dan bersifat agresif.1
Stres telah didefinisikan dalam banyak cara, tetapi sebagian besar definisi
mengatakan bahwa stress disebabkan oleh rangsangan, dan rangsangan tersebut
dapat berupa fisik atau psikologis, dan bahwa individu merespons terhadap
rangsangan tersebut dengan sejumlah cara. Mendefinisikan stress sebagai respons
adaptif seseorang terhadap rangsangan yang menepatkan tuntutan psikologis atau
fisik secara berlebihan kepadanya. Kompleksitas yang mendasari definisi ini, kita
perlu memeriksa komponen-komponennya secara hati-hati. Pertama adalah
gagasan adaptasi. Seperti yang kita diskusikan sekarang, orang-orang dapat
beradaptasi dengan keadaan yang menimbulkan stress dengan beberapa cara.
Kedua adalah peran perangsang. Perangsang ini, yang biasanya disebut stressor,
adalah segala sesuatu yang memicu stress. Ketiga stressor dapat bersifat psikologi
atau fisik. 2

1
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksana, 2015), Hal. 300.
2
Moorhead dan Griffin, Perilaku Organisasi (Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi)
Ed. 9, (Jakarta: Selemba Empat, 2010), Hal.

1
Stres adalah suatu keadaan yang menekan diri dan jiwa seseorang diluar
batas kemampuannya, sehingga jika terus dibiarkan tanpa ada solusi maka ini akan
berdampak pada kesehatannya. Stres tidak timbul begitu namun sebab -sebab stres
timbul umumnya diikuti oleh faktor peristiwa yang mempengaruhi kejiwaan
seseorang dan peristiwa itu terjadi diluar dari kemampuannya sehingga kondisi
tersebut telah menekan jiwanya. Salah satu kondisi timbulnya stres disebabkan
ketika seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan hati nuraninya
namun hati nuraninya tidak sangup untuk menolaknya , sehngga di sini timbul
pertentangan diri yang kuat atau kontra dengan batinnya. Misalnya perintah
pimpinan yang menyuruh ia memalsukan sejumlah data-data keuangan,mencoret
nama seorang calon karyawan dan mengganti dengan nama calon karywan lain
yang sebenarnya tidak sesuai dengan hasil tes, mencampur bahan baku dengan
sejumlah bahan lain agar keuntungan lebih tinggi, dan berbagai perintah lainnya.

A B C

PERISTIWA INTERPRETASI KONSEKUENSI NEGATIF

Suatu kejadian nyata Suatu evaluasi mental atas Penderitaan jasmani,


atau dibayangkan suatu peristiwa dalam arti mental atau
bagaimana hal itu mengancam emosional
suatu aspek agenda pribadi
seseorang individu

Dalam kenyataan jika seseorang mampu melewati masa-masa stres dan


berhasil mencapai apa yang diinginkan maka artinya yang bersangkutan mampu
mengendalikan stres sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa stres pada
prinsipnya harus dikendalikan bukan membiarkan larut dalam stres itu sendiri dan
berbagai cita- cita dibiarkan berlalu atau dilupakan begitu saja.3

b. Konflik

3
Irham Fahmi, Pengatar Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep & Kinerja), (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2016), Hal. 277 - 278

2
Konflik adalah (1) pertentangan antara dua atau lebih terhadap satu hal atau
lebih dengan sesame anggota organisasi atau dengan organisasi lain, dan (2)
pertentangan dengan hati nurani sendiri.4 Ada beberapa yang mengatakan bahwa
setiap orang itu memiliki perbedaan atau secara istilah disebut “different thinking,
different opinion, different analysis, and too different action.” Dan perbedaan itu
terjadi karena dilatar belakangi oleh berbagai sebab, seperti latar belakang
experience,keluarga, pendidikan,organisasi dan lain sebagainya. Dimana berbedaan
ini secara langsung dan tidak langsung telah melahirkan konflik. Dan ilmu
manajeman berusaha keras memberikan kupasan konflik dari segi pendekatan
manajemen yaitu bagaimana ma-manage konflik tersebut. Adapun pengertian
konflik adalah sebuah presepsi yang berbeda dalam melihat suatu situasi dan
kondisi yang selanjutnya teraplikasi dalam bentuk aksi-aksi sehingga telah
menimbulkan pertentangan dengan pihak -pihak tertentu. Untuk lebih jelas tentang
pengertian konflik dapat kita lihat definisi dari konflik yang dikemukakan oleh para
ahli dibawah ini yaitu:
a. Stephen P. Robbins: “ kami mendefinisikan konflik sebagai sesuatu proses
dimana A melakukan usaha-usaha B dengan sebentuk usaha untuk
menghalangi sehingga mengakibatkan frustasi pada B dalam usaha untuk
mencapai tujuannya atau dalam meneruskan kepentingan-kepentingannya.“
b. Luthans,F.(1985:385) mengartikan konflik merupakan ketidaksesuaian nilai
atau tujuan antara anggota organisasi, sebagaimana dikemukakan
berikut,”conflict has been defined as the condition of objective incompatibility
between values or goal,as the behavior of deliberately interfering with
anather’s goal achievement, and emotionally in term of hostility.”5
2. BENTUK – BENTUK DAN JENIS - JENIS KONFLIK KERJA
a. Bentuk – Bentuk Konflik Kerja
Organisasi terdiri atas orang-orang. Orang-orang membentuk kelompok atau
tim-tim. Suatu orang-orang atau kelompok ini di dalam suatu organisasi akan saling

4
Ibid., Moorhead dan Griffin, Perilaku Organisasi (Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Organisasi) Ed. 9, Hal.
5
Ibid., Irham Fahmi, Pengatar Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep & Kinerja), Hal. 291 -
292

3
berkomunikasi atau bergaul. Konflik merupakan proses alamiah yang terjadi
didalam setiap organisasi sekaligus merupakan dinamika organisasi dan kehidupan
pribadi anggota organisasi. Konflik dapat terjadi dalam lima bentuk, yaitu (1)
konflik dengan diri sendiri ( konflik dengan hati nurani sendiri) atau (interpersonal),
(2) konflik diri sendiri dengan seseorang (antarpersonal), (3) konflik diri sendiri
dengan kelompok, (4) konflik kelompok dengan kelompok dalam suatu organisasi
(intergrup), dan (5) kelompok antarorganisasi (antargrup)6
Konflik dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu: (1) berdasarkan
pelakunya; (2) berdasarkan penyebabnya; dan (3) berdasarkan akibatnya.
Berdasarkan pelakunya, konflik bisa bersifat internal atau eksternal bagi individu
yang mengalaminya; sedangkan berdasarkan penyebab, konflik disebabkan karena
mereka yang bertikai ingin memperoleh keuntungan sendiri atau karena timbulnya
perbedaan pendapat, penilaian, dan norma. Sementara itu, berdasarkan akibatnya,
konflik dapat bersifat baik atau buruk. Konflik merupakan suasana batin yang berisi
kegeliasan dan pertentangan antara dua motif atau lebih, yang mendorong
seseorang untuk melakukan dua atau lebi kegiatan yang saling bertentangan. Bila
tidak dikendalikan secara baik akan menimbulkan dampak negative yang pada
akhirya dapat menimbulkan perpecahan di antara individu yang ada dalam
perusahaan.
Sebagaimana dijelaskan pembahasan sebelumnya tentang mengendalikan
konflik dalam kepemimpinan, ada beberapa cara mengatasi konflik di antaranya
dengan cara negoisasi sebagai berikut:
a. Konflik Fungsional adalah sebuah konfrontasi diantara kelompok yang
menambah keuntungan kinerja perusahaan
b. Konflik disfungsional adalah setiap atau interaksi diantara kelompok yang
merugikan perusahaan atau menghalang pencapaian tujuan perusahaan
c. Konflik dan kinerja perusahaan. Konflik dapat mempunyai dampat positif dan
negative terhadap kinerja perusahaan, tergantung pada sifat konflik dan
bagaimana konflik itu dikelola. Untuk setiap perusahaan, tingkat optimal

6
Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan) Ed. 4, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), Hal. 505

4
konflik yang terjadi dapat dianggap sangat berguna, membantu kinerja
keberhasilan yang positif. Di satu pihak, ketika tingkat konflik terlalu rendah,
kinerjanya bisa buruk. Di lain pihak, jika tingkat konflik menjadi terlalu tinggi
akan berakibat kekacauan yang dapat pula mengancam kelangsungan hidup
perusahaan. 7
b. Jenis – Jenis Konflik Kerja
Terdapat 6 jenis – jenis konflik:
(1) Konflik dalam diri seseorang
Seseorang dapat mengalami konflik internal dalam dirinya karena ia harus
memilih tujuan yang saling bertentangan. Ia merasa bimbang mana yang
harus dipilih atau dilakukan. Konflik dalam diri seseorang juga dapat
terjadi karena tuntunan tugas yang melebihi kemampuannya.
(2) Konflik antarindividu
Konflik ini seringkali disebabkan oleh adanya perbedaan tentang isu
tertentu, tindakan, dan tujuan dimana hasil bersama sangat menentukan
(3) Konflik antaranggota kelompok
Suatu kelompok dapat mengalami konflik substantive atau konflik afektif.
Konflik substantive adala konflik yang terjadi karena latar belakang
keahlian yang berbeda. Sedangkan konflik afektif adalah konflik yang
terjadi didasarkan atas tanggapan emosional terhadap suatu situasi
tertentu.
(4) Konflik antarkelompok
Kelompok ini terjadi karena masing – masing kelompok ingin mengejar
kepentingan atau tujuan kelompoknya masing – masing. Misalnya konflik
yang mungkin terjadi antara bagian produksi dengan bagian pemasaran.
Bagian produksi menginginkan adanya jadwal produksi yang tetap dan
standar sehingga pengawasan menginginkan adanya jadwal produksi yang
fleksibel, sehingga mampu mengikuti fluktuasi permintaan pasar.

7
CHR. Jimmy L. Gaol, A to Z Human Capital Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep, Teori,
dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik dan Bisnis), (Jakarta: Grasindo, 2014), Hal.
638 - 640

5
(5) Konflik intraperusahaan
Konflik ini meliputi empat subjenis, yaitu: Konflik Vertikal terjadi antara
manajer dengan bawahan yang tidak sependapat mengenai cara terbaik
untuk menyelesaikan suatu tugas. Konflik Horizontal terjadi antara
karyawan atau departemen yang memiliki hierarki yang sama dalam
organisasi. Konflik Lini-Staf yang sering terjadi karena adanya perbedaan
persepsi tentang keterlibatan staf (staf ahli) dalam proses pengambilan
keputusan ole manajer lini. Dan yang terakhir adalah Konflik peran yang
saling bertentangan. Misalnya saja seseorang disatu sisi ia menjabat
sebagai kepada subbagian proses produksi dan dipihak lain ia menjabat
sebagai kepala serikat pekerja. Suatu saat karyawan menurut adanya
kenaikan upah yang disebabkan kainakan biaya hidup yang semakin
meningkat, sementara itu di lain pihak kondisi perusahaan tidak
memungkinkan untuk memenuhi tuntutan tersebut, karena perusahaan
sedang dilanda kesulitan finansial. Kondisi seperti itu dapat menyebabkan
konflik yang dialami oleh kepala subbagian produksi, karena sebagai
kepala serikat pekerja ia merasa mempunyai kewajiban moral untuk
memperjuangkan kesejahteraan karyawan, tetapi sebagai unsur pimpinan
dalam perusahaan ia memiliki kewajiban menjaga kelangsungan hidup
perkembangan perusahaan.
(6) Konflik antarperusahaan
Konflik bisa terjadi antaranggota karena saling ketergantungan satu sama
lain antara pemasok, pelanggan, maupun distributor. Tindaka suatu
organisasi dapat menyebabkan adanya dampak negative terhadap
perusahaan yang lainnya.8
3. PENYEBAB TIMBULNYA STRES DAN KONFLIK KERJA
a. Penyebab Timbulnya Stres
Stres yang dialami oleh seseorang biasanya dibagi 2 (dua) faktor yang menjadi
penyebabnya, yaitu:

8
Ibid., CHR. Jimmy L. Gaol, A to Z Human Capital Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep,
Teori, dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik dan Bisnis), Hal. 640 - 647

6
a. Stres karena tekana dari dalam (internal faktor),dan
b. Stres karena tekanan dari luar (eksternal faktor).
Namun sering juga stres tersebut dialami oleh kedua faktor faktor tersebut
yaitu disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Kondisi seperti ini
biasanya membuat seseorang betul-betul berada dalam keadaan yang tidak nyaman.
Contoh ketika didalam keluarga ia merasa sangat tertekan dan tidak mampu
menjadi dirinya sendiri karena setiap hari ia harus melaksanakan rutinitas
kehidupan hasil perintah orang lain yang bersifat memaksa namun ia sendiri tidak
kuasa untuk menolak. Ini disebut sebagai stres yang disebabkan oleh faktor internal.
Untuk contoh kasus faktor eksternal dapat kita sebut sebagai kondisi tekanan
pekerjaan dari tempat dimana tempat ia bekerja. Sering perintah pimpinan yang
begitu memaksa agar bekerja sesuai target sementa kemampuan seorang karywan
tidak sesuai target walaupun sebenarnya ia telah memaksa dengan sekuat tenaga
namun itu tidak sanggup dilakukannya maka ini mampu menimbukan stres. Salah
satu bentuk stres yang diakibatkan oleh faktor eksternal adalah stabilitas sosial
politik yang tidak stabil yang menda suatu negara.9
Penyebab umum stress Stressor organisasi adalah berbagai faktor di tempat
kerja yang dapat menyebabkan stress. Empat rangkaian umum stressor organisasi
adalah tuntutan tugas, fisik,peran dan antarpersonal.
1. Tuntutan tugas adalah stressor yang berkaitan dengan tugas spesifik yang
dilakukan oleh seseorang. Beberapa pekerjaan mempunyai sifat lebih
menimbulkan stress dari pada yang lainnya.
2. Tuntutan fisik adalah persyaratan fisik pada pekerjaanya tuntutan ini
merupakan fungsi dari karakteristik fisik dari situasi dari situasi dan tugas fisik
yang dibutuhkan dalam pekerjaan.
3. Tuntutan peran juga dapat menimbulkan stres kepada orang-orang dalam
organisasi. Sebuah peran (role) adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sehubungan dengan posisi tertentu dalam sebuah kelompok atau organisasi.

9
Ibid., Irham Fahmi, Pengatar Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep & Kinerja), Hal. 278 -
279

7
4. Ambiguitas peran, muncul ketika suatu peran tidak jelas. Jika instruktur anda
menyuruh anda menulis sebuah makalah akhir, tetapi menolak untuk
memberikan informasi lebih, anda mungkin akan mengalami ambiguitas.
5. Konflik peran, terjadi ketika pesan dan petunjuk dari orang lain mengenai
peran tersebut jelas, tetapi berkontradiksi atau saling ekslusif. Satu bentuk yang
umum adalah konflik antar-peran-konflik antarperan. Sebagai contoh, jika
atasan seseorang mengatakan bahwa untuk dapat maju seseorang harus bekerja
lembur dan pada akhir minggu, sedangkan pasangan hidup dari orang yang
sama mengatakan bahwa lebih banyak waktu dibutuhkan di rumah denga
keluarga, konflik dapat muncul.
6. Tuntutan Antarpersonal, suatu rangkaian terakhir dari stressor organisasi terdiri
atas tiga tuntutan antarpersonal tekanan kelompok, kepemimpinan, dan konflik
antarpersonal10
b. Penyebab Timbulnya Konflik Kerja
Konflik dalam perusahaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti:
(1) Saling ketergantungan tugas
Masing-masing subunit atau kelompok dalam orgainsasi mengembangkan
suatu keinginan untuk memperoleh otonomi dan mulai mengejar tujuan dan
kepentingan masing-masing. Oleh karena adanya saling ketergantungan
aktivitas masing-masing subunit atau kelompok, dan masing-masing subunit
menginginkan adanya otonomi yang menyebabkan terjadinya konflik dalam
perusahaan. Ada tiga jenis ketergantungan yang didefinisikan, sebagai berikut:
a. Ketergantungan yang dikelompokan (pooled interdependence)
Terjadi jika masing-masing kelompok dalam melakukan aktivitasnya tidak
tergantung antara kelompok yang satu dengan yang lannya, akan tetapi prestasi
yang dikelompokkan akan menentukan prestasi organisasi secara keseluruhan.
Potensi timbulnya konflik dengan adanya ketergantungan yang dikelompokkan
relatif rendah.
b. Ketergantungan berurutan (sequential interpendence)

10
Ibid., Moorhead dan Griffin, Perilaku Organisasi (Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Organisasi) Ed. 9, Hal.

8
Terjadi jika suatu kelompok baru dapat memulai tugasnya jika kelompok yang
lainnya telah menyelesaikan tugasnya. Dalam perusahaan karoseri misalnya,
bagian pengecatan baru dapat memulai tugas jika bagian pengelasan telah
menyelesaikan tugasnya.
c. Ketergantungan timbal balik (reciprocal interpendence)
Jika prestasi kelompok saling tergantung antara kelompok yang satu dengan
yang lainnya. Terjadi pada berbagai organisasi, seperti berbagai unit dalam
lembaga rumah sakit: bagian rontgen, bagian laboratorium, bagian kebidanan,
dan bagian anastesia semuanya tergantung pada keahlian satu sama lain dalam
menyembuhkan pasien.
(2) Perbedaan tujuan dan prioritas
Perbedaan orientasi dari masing-masing subunit atau kelompok mempengatuhi
cara dari masing-masing subunit atau kelompok tersebut dalam mengejar
tujuannya. Dan seringkali tujuan masing-masing subunit atau kelompok
tersebut saling bertentangan. Tujuan bagian produksi adalah memproduksi
barang dengan biaya yang rendah dengan proses jangka panjang, yang berarti
model, warna dan jenisnya sangat sedikit. Tujuan ini bertentangan dengan
tujuan bagian pemasaran yang mencoba untuk meningkatkan penjualan dengan
menjanjikan kepada konsumen barang dengan corak yang unik, warna yang
anggun dan dapat melayani konsumen dengan segera. Bagian pemasaran juga
menginginkan produk dijual dengan kredit dan pembayaran pertama dapat
ditunda tiga bulan. Akan tetapi bagian kredit menghendak pembayaran tunai.
(3) Faktor birokratik (lini-staf)
Bersifat klasik adalah konflik antara fungsi atau wewenang garis dan staf.
Fungsi atau wewenang garis adalah terlibat secara langsung dalam
menghasilkan output perusahaan. Manajer lini atau garis mempunyai
wewenang dalam proses pengambilan keputusan dalam lingkup bidang
fungsionalnya. Sedangkan fungsinya adalah memberikan rekomendasi atau
saran dan tidak berhak mengambil suatu keputusan.
(4) Kriteria penilaian prestasi yang saling bertentangan

9
Konflik terkadang bukan karena saling bertentangan tetapi karena penilaian
prestasi yang dikaitkan dengan perolehan imbalan membawanya ke dalam
konflik. Misalnya, konflik yang terjadi antara bagian produksi dan bagian
pemasaran. Bagian pemasaran memnta kepada bagian produksi agar bagian
produksi mampu berproduksi sesuai dengan permintaan pasar, dalam arti
produk yang dibuat bervariasi dan jadwal waktu proses produksi dibuat lancar
sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen yang mendadak dengan
cepat. Akibatnya biaya produksi menjadi meningkat. Jika sistem imbalan yang
diberikan perusahaan, akan lebih menguntungkan bagian pemasaran yang
memperoleh kenaikan bonus karena kenaikan penjualan, sedangkan bagian
produksi tidak mendapatkan bonus karena biaya produksi menigkat, maka
konflik atau segera muncul.
(5) Persaingan terhadap sumber daya yang langka
Persaingan ini tidak akan menimbulkan konflik yang manakala sumber daya
tersedia secara berlimpah sehingga masing-masing subunit dapat
memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhannya. Akan tetapi ketika sumber
daya yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dari masing-masing
subunit atau kelompok, maka masing-masing subunit atau kelompok berupaya
untuk mendapatkan porsi sumber daya yang langka tersebut lebih besar dari
pada yang lain, maka konflik dalam perusahaan adalah sumber daya keuangan
karena sumber daya tersebut pada sebagaian besar perusahaan merupakan
sumber daya yang langka.
(6) Sikap menang-kalah
Jika dua kelompok berinteraksi dalam persaingan menang-kalah, maka dengan
mudah bisa dipahami mengapa konflik itu terjadi.ada sejumlah kondisi yang
memungkinkan terjadinya sikap menang-kalah yaitu: (1) jika satu kelompok
hanya mengejar kepentingan saja; (2) jika kelompok tertentu mencoba untuk
meningkatkan kekuasaan posisinya; (3) jika kelompok tertentu menggunakan
ancaman untuk mencapai tujuannya; (4) jika kelompok tertentu selalu berusaha

10
untuk mengekspoitasi kelompok yang lain; dan (5) jika kelompok tertentu
berusaha mengisolasi kelompok yang lainnya.11

Secara umum konflik dapat terjadi karena (1) SARA (suku, agama, ras, dan
antargolongan), (2) salah satu atau kedua belah pihak menunjukkan permusuhan
dan menghalangi usaha masing-masing untuk mencapai tujuan; (3) persaingan tidak
sehat (4) perbedaan persepsi terutama dalam interprestasi dalam bahasa dan makna
hokum; (5) hambatan-hambatan komunikasi (6) ketidak sesuaian dengan visi,misi,
tujuan, sasaran, strategi, dan aksi yang telah disepakati atau terjadi
ketidakpercayaan atau kecurangan (7) kepribadian yang tidak cocok antara satu
dengan yang lainnya (8) orang-orang yang mempunyai tugas-tugas yang saling
bergantung satu sama lain yang membutuhkan kerja sama, namun sasarannya yang
berbeda atau terjadi konflik kepentingan (9) orang-orang yang dipaksa bekerja
keras dalam waktu yang lama (10) perbedaan dalam nilai dan keyakinan yang
meyebabkan curiga, salah pengertian, dan permusuhan.12

4. STRATEGI MENGATASI STRES DAN KONFLIK KERJA


a. Strategi Mengatasi Stres
Banyak strategi untuk membantu mengelola stress yang telah diajukan
diantaranya yaitu:
1. Berolahraga adalah salah satu metode untuk mengelola stres. Orang-orang
yang berolahraga secara teratur kecil kemungkinannya mengalami serangan
jantung dibandingkan dengan orang-orang yang tidak aktif. Secara langsung,
penelitian telah menyatakan bahwa orang-orang yang berolahraga secara
teratur merasakan stres dan ketegangan yang lebih sedikit, lebih percaya diri,
dan menunjukkan optimisme yang lebih besar.
2. Relaksasi sebuah metode terkait untuk mengelola stres adalah relaksasi.
Relaksasi yang benar adalah cara yang efektif untuk beradaptasi. Relaksasi

11
Ibid., CHR. Jimmy L. Gaol, A to Z Human Capital Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep,
Teori, dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik dan Bisnis), Hal. 642 - 647
12
Ibid., Moorhead dan Griffin, Perilaku Organisasi (Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Organisasi) Ed. 9, Hal.

11
dapat mengambil banyak bentuk. Salah satu cara untuk rileks adalah berlibur
secara teratur.
3. Manajemen waktu, manajemen waktu sering kali direkomendasikan untuk
mengelola stres. Gagasanya adalah bahwa banyak tekanan harian dapat
dikurangi atau dihilangkan jika seseorang dapat mengelola waktu dengan lebih
baik.
4. Manajemen peran satu gagasan yang sedikit berhubungan dengan manajemen
waktu adalah gagasan manajemen peran, dimana individu secara aktif bekerja
untuk menghindari kelebihan beban ambiguitas, dan konflik.
5. Kelompok Dukungan metode terakhir untuk mengelola stres adalah dengan
mengembangkan dan memelihara kelompok dukungan. Kelompok dukungan
hanyalah sekelompok anggota keluarga atau teman dengan siapa seseorang
dapat menghabiskan waktu bersama.13
b. Strategi Mengatasi Konflik Kerja
Frost dan Wilmot mengidentifikasikan empat strategi untuk mengatsi konflik,
yaitu (1) menghindar, (2) eskalasi, (3) reduksi, dan (4) pemeliharaan, menghindar
artinya menjauhkan diri agar tidak terjadi konflik. Eskalasi artinya meningkatkan
intensitas pertentangan. Reduksi artinya menurunkan intensitas pertentangan.
Pemeliharaan artinya menjaga keseimbangan perbedaan. Dunnete (1976)
memberikan lima strategi untuk mengatasi konflik dalam lima kemungkinan, yaitu
(1) jika bekerja sama rendah dan kepuasan diri sendiri tinggi maka gunakan
pemaksaan (forcing) atau competing, (2) jika kerja sama rendah dan kepuasan diri
sendiri rendah maka gunakan penghindaran (avoiding), (3) jika kerja sama dan
kepuasan diri sendiri seimbang (cukup) maka gunakan kompromi (4) jika kerja
sama tinggi dan kepuasan diri sendiri tinggi maka gunakan kolaboratif, dan (5) jika
kerja sama tinggi dan kepuasan diri sendiri rendah maka gunakan penghalusan 14

13
Ibid., Hal.
14
Ibid., Hal.

12
Tinggi

Pemaksaan Kolaboratif

Kepuasan diri
Kompromi
sendiri
Penghinaan Penghalusan

Rendah Tinggi

5. SOLUSI STRES DAN KONFLIK KERJA


a. Solusi Stres
Solusi bagaimana menghilangkan stres, memang untuk menghilangkan stres
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara namun cara yang paling efektif
adalah disesuaikan dengan kondisi reaitas orang yang bersangkutan artinya
pemecahan kasus harus dilihat secara lebih kasuistik dan bukan secara general
(umum). Sehingga solusinya adalah menganalisis secara spesifik , atau
menganalisis hingga keakar masalah. Sehingga salah satu ilmu yang harus
diajarkan oeh top dan midle managemnt kepada karywan adalah ilmu perencanaan.
Dengan tujuan agar mereka mampu fokus bekerja dengan mecapai target pekerjaan
sesuai yang di rencanakan. Dalam konteks ini pembuatan time schedule dianggap
dapat menjadi salah satu solusi alternatif dalam menurunkan stres. Time schedule
adalah jangka waktu yang dibuat untuk melaksanakan suatu rencana pekerjaan
secara sistematis dan terjadwal. Untuk mewujudkan suatu time schedule yang baik
dan terencana perlu dipahami tentang manajemen waktu. Karena dengan adanya
manajemen waktu maka diharapkan terbangunya sistem manajemen kinerja yang
fokus. Ada beberapa poin-poin dari manajemen waktu yang dikemukkan oleh
geoffery G. Meridith et.all.
 Identifkasi tujuan-tujuan khusus harian
 Motivasi dari dalam
 Tetapkan batas waktu
 Manfaatkan telpon

13
 Buatlah catatan
 Janganlah melakukan segala-galanya
 Tetapkan waktu
 Ajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum memulai pekerjaan15
b. Solusi Konflik Kerja
Ada beberapa solusi kiranya dapat dilaksanakan dalah usaha-usaha
menyelesaikan konflik yaitu:
a. Melakukan dan menerapkan konsep bekerja yang berkoloborasi dan menjauhi
sikap kerja yang bersaing secara negatif. Berkoloborasi adalah suatu situasi
dimana pihak-pihak pada suatu konflik masing-masing sangat beringinan
untuk memuaskan sepenuhnya kepentingan dari semua pihak.
b. Menerapkan konsep adaptasi terhadap dimana perushaan tersebut berada, jika
kantor induknya di Negara Amerika,maka ketika ia membuka kantor cabang
ke Negara lain seperti Negara mayoritas muslim maka ia harus menerapkan
menerapkan dan beradaptasi dengan konsep budaya muslim yang berlaku
disana misalnya dengan mempersilahkan karyawannya untuk memakai jilab
atau kerudung, menyediakan waktu dan tempat untuk shalat lima waktu,
mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, melaksanakan hari raya idul fitri, hari
raya idul adha dan ada hewan qurban yang harus dipikirkan dan lain
sebagainya. Ini sebagaimana dikatakan oleh Stephen P. Robins bahwa “ konflik
religius antara karyawan dan majikan semakin meningkat ketika lebih banyak
imigran memasuki angkatan kerja. Namun Pizza Hut memandang
keanekaragaman religius ini sebagai sesuatu yang baik untuk bisnis. Sebuah
restoran Pizza Hut di Aurora, Colorado, telah menarik lebih banyak pelanggan
muslim karena memperkerjakan pelayan Threase Mae Jacobs, yang
menjalankan agamanya dengan menggunakan jilbab. Para eksekutif Pizza
mengatakan perusahaan mereka menghargai tradisi-tradisi religius yang
berbeda, yang memperhatikakna bahwa para karyawannya mencakup kaum

15
Ibid., Irham Fahmi, Pengatar Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep & Kinerja), Hal. 281
- 282

14
Sikh yang mengenakan serban, wanita muslim yang berkerudung, dan orang
yahudi yang menggunakan yarmulke.”
c. Menerapkan metode penyelesain konflik. Menurut T. Hani Handoko ada tiga
metode penyelesaian konflik yang sering digunakan yaitu fdominasi atau
penekatan, kompromi dan pemecahan masalah integratif. Metode-metode ini
berbeda dalam hal efektivitas dan kreatifitas penyelesaian konflik serta
pencegahan situasi konflik dimasa mendatang.
d. Menerapkan konsep yang realistis yang sesuai dengan SWOT
perusahaan.SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), weaknesses
(kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT
ini dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis sesuatu organisasi yang
berorientasi profit dan non profit dengan tujuan utama untuk mengetahui
keadaan organisasi tersebut secara lebih konperhensif. Adapun tujua umum
diterapkan SWOT pada suatu perusahaan adalah bertujuan untuk memberikan
suaatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan
menempatkan analisa SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan bandingan pikr
dari berbagai sudut pandang,baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi dimas-masa yang akan
datang.16
6. KONFLIK DAN MOTIVASI

Bagi sebagian orang Konflik yang terjadi atau dialami akan mempengaruhi
pada menurunya produktivitas kerja, namun bagi sebagian orang lainnya konflik
memiliki pengaruh besar dalam menumbuhkan semangat motivasi. Artinya mereka
yang mengalami konflik akan mengarahkan konflik itu ke tempat positif,yaitu
berusaha memotivasi dirinya dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya. Konflik
dengan berbagai jenis itu telah membuat seseorang mengalami berbagaimacam
maah termasuk psikologi diri psikologis orang yang bersangkutan. Dampak konflik
pada psikologis adalah terjadinya sikap murung , mudah tersinggung, cepat marah,
dan tidak menginginkan orang lain pedulipada dirinya secara lebih dalam karena

16
Ibid., Hal. 297

15
dia mengangap setiap masalah mampu menyelesaikan.dan berbagai bentuk reaksi
psikologis lainnya. Namun kalau konflik yang di alami dalam bentuk tekanan pada
dirinya tersebut jika tidak mampu diatasinya maka akan menyebabkan dirinya terus
saja begitu. Oleh karena itu ada baik seseorang mengarahkan konflik itu sebagai
usahanya melepaskan konflik dengan menjadingan konflik itu sebagai masukan
berarti atau koreksi positif walaupun terlihat keras 17

7. PENGARUH MUSIK, PERSAHABATAN SEJATI DAN KELUARGA


DALAM MENGHILANGKAN STRESS
a. Pengaruh musik dalam menghilangkan stress
Dalam kehidupan serta berbagai rutinitas kerja yang tinggi sering music
dijadikan sebagai alat untuk menghilangkan stres, ini disebaban karena tubuh
manusia memiliki sifat adaptasi tinggi pada setiap apa yang dirasakan termasuk
merasakan irama musik. Seorang karyawan dalam menerima tugas dan pekerjaan
yang berat serta menumpuk menyebabkan ia sering kali mengalami kelelahan
dalam bekerja. Apalagi ditambah dengan jadwal deadline yang semakin dekat,
kejadian ini sering berakibat pada kurang nya jadwal tidur termasuk timbulnya
stres. Dalam konteks ini music dapat dijadikan sebagai alat untuk menghilangkan
stress. Denyut jantung manusia terutama disesuaikan dengan bunyi dan music.
Semakin cepat musiknya, semakin cepat detak jantung. Semuanya dalam suatu
kisaran yang moderat. Dan ketegangan fisik yang lebih rendah, menenangkan
pikiran, dan membantu tubuh untuk menghilangkan stres. Kehidupan di kota besar
yang cenderung hidup dengan penuh tekanan dan itu juga terjadi baik di kantor
hingga dijalan yang serba macet telah menyebabkan terbentuknya pola hidup yang
tidak sehat. Termasuk memungkinkan timbulnya berbagai penyakit seperti jantung
dan hipertensi. Dan salah satu faktor mudahnya terserang penyakit ini disebabkan
oleh kebiasaan hidup yang kurang olahraga, merokok yang dalam jumlah luar batas,
istirahat kurang, mengkonsumsi alkohol, serta mengkonsumsi makanan cepat saji
secara berlebihan. Akibatnya, sejak sepuluh tahun terakhir penyakit hipertensi
banyak menyerang masyarakat, terutama mereka yang berusia di atas 40 tahun,

17
Ibid., Hal. 296 - 297

16
bahkan ada yang tlah terserang mulai umur sekitas 30 tahun. Hipertensi atau yang
dikenal dengan penyakit tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (moralitas).
Sehingga akan sangat baik jika seseorang dalam rutinitas pekerjaanya
menyempatkan diri untuk mendengarkan music termasuk datang ke tempat karaoke
dan bernyanyi bersama teman-teman. Salah satu ini di anggap suatu alat terapi
untuk menghilangkan stres, disisi lain berkumpul bersama teman-teman dengan
tertawa dan bercerita diluar dari rutinitas pekerjaan bisa menyebabkan seseorang
mampu menghilangkan sejenak beban pekerjaan. 18
b. Pengaruh Persahabatan Sejati Dan Keluarga Dalam Menghilangkan Stres

Persahabtan sejati dapat dianggap sebagai media yang mampu menghilangkan


stres, sering ketika seseorang memiliki masalah maka ia mencari sahabat yang bisa
berbagi keluh dan kesah. Biasanya ketika seseorang menceritakan berbagai masalah
yang dihadapinya ia akan merasa lebih ringan dan beban yang terasa berat dalam
dirinya akan sirna. Memang persahabat diukur dari nilai ketika berada pada saat-
saat susah, karena sangat mudah menemukan teman untuk diajak berbagi pada
massa-massa senang namunsangat sulit untuk bersama-sama menghadapi masalah.
Konsep lain yang dianggap mampu menghilangkan stres juga dapat dilakukan
dengan memiliki keluarga yang harmonis. Kehidupan keluarga yang harmonis
dianggap sebagai salah satu sebab seseorang mengalami lebih kecil stres
dibandingkan mereka yang memiliki kehidupan rumah tangga yang banyak
pertengkaran. Sehingga ada pepatah yang mengatakan jika salah memilih ikan
maka terasa tidak enak makan sehari, jika salah memotong rambut maka terasa rugi
dalam sebulan, namun jika salah memilih pasangan hidup maka akan rugi seumur
hidup. Maka ketika pertengkaran terjadi dan kedua pasangan tidak ada yang mau
mengalah, tentunya perceraian akan terjadi. Kondisi pencarian kepada kebahagiaan
dan keharmonisan malah yang timbul stres. Kerugian yang lebih jauh bisa pada
anak. Dengan begitu pernikahan bukan untuk main-main namun ia harus

18
Ibid., Hal. 284 - 285

17
diputuskan dengan matang karena ia menyangkut dengan keputusan yang
mempengaruhi perjalanan hidup hingga hari tua.

Para ahli menemukan bahwa dukungan sosial adalah salah satu sumber terbesar
untuk melepaskan stres, keluarga yang akrab dan ikatan sosial yang tercipta oleh
komunikasi interpersonal yang akrab mempunyai pengaruh besar atas interprestasi
kita yang positif mengenai peristiwa-peristiwa 19

19
Ibid., Hal. 286

18
BAB III

PENUTUP

1. SIMPULAN
Dengan melihat beberapa pernyataan dalam pembahasan di atas maka penulis
dapat menarik beberapa kesimpulan antara lain:
Stres Kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam
menghadapi pekerjaan. Stress kerja ini tampak dari Simpton, antara lain emosi
tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang
berlebihan, tidak bisa relaks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan
mengalami gangguan pencernaan. Penyebab stres kerja antara lain beban kerja yang
dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja
yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat, otoritas kerja yang tidak memadai yang
berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan yang lain antara
karyawan dengan pemimpin yang prustasi dalam kerja.Konflik adalah suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya. Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya
masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki
pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan
pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat
menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial,
seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Serta jangan pernah
menyinggung perasaan seseorang atau menjatuhkan seseorang, agar dia tidak down
tetapi kita harus membari motivasi didalam masalah tersebut.
2. SARAN
Makalah tentang stress dan konflik kerja menyadarkan kita semua bahwa
didalam melakukan suatu pekerjaan harus lebih berhati-hati dan juga harus bisa
mengontrol emosi yang ada diri senditi sehingga tidak menimbulkan konflik yang
dapat membuat seseorang merasa stres atau down dalam pekerjaannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham. 2016. Pengatar Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep &
Kinerja). Jakarta: Mitra Wacana Media.

Gaol, CHR. Jimmy L. 2014. A to Z Human Capital Manajemen Sumber Daya


Manusia (Konsep, Teori, dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi
Publik dan Bisnis). Jakarta: Grasindo.

Moorhead dan Griffin. 2010. Perilaku Organisasi (Manajemen Sumber Daya


Manusia dan Organisasi). Jakarta: Selemba Empat.

Siagian, Sondang P. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi


Aksana.

Usman, Husaini. 2013. Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan) Ed. 4.
Jakarta: Bumi Aksara.

20

Anda mungkin juga menyukai