DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
RABIATUL ADAWIYAH : 170103030050
DEWI RUSMINI : 170103030174
NYIMAS IQLIMA NABILAH : 170103030175
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... iii
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................... iv
C. TUJUAN PENULISAN ............................................................................. iv
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI STRES DAN KONFLIK KERJA ........................................... 1
B. BENTUK – BENTUK DAN JENIS – JENIS KONFLIK KERJA ........... 3
C. PENYEBAB TIMBUL STRES DAN KONFLIK KERJA...................... 6
D. STRATEGI MENGATASI STRES DAN KONFLIK KERJA ............... 10
E. SOLUSI STRES DAN KONFLIK KERJA ............................................. 12
F. KONFLIK DAN MOTIVASI .................................................................. 14
G. PENGARUH MUSIK, PERSAHABATAN SEJATI DAN KELUARGA
DALAM MENGHILANGKAN STRES ................................................. 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah paling serius dan sering terjadi yang menimpa individu dan
anggota-anggota organisasi adalah masalah stress dan konflik. Tidak dapat kita
pungkiri bahwa seiring berkembangnya kebutuhan, seiring cepatnya mobilitas
kehidupan banyak kita jumpai orang-orang disekitar kita yang tidak sanggup
bertahan menghadapi kegagalan-kegagalan yang terjadi dalam kehidupannya,
bahkan tak luput mereka yang berhasil pun terkadang hanyut, takut kegagalan akan
menimpanya. Orang-orang yang gagal, tertimpa musibah, tak mampu bersabar
lantas keluh kesah pun menjadi semacam obat penawar kegelisahannya, walaupun
itu tak membuatnya merubah keadaan menjadi lebih baik. Namun sebaliknya,
membuat dia semakin tenggelam dalam kegagalan. Lalu timbulah penyakit dan
masalah baru dalam dirinya yang disebut stres. Stres kerap melanda dalam
kehidupan, terlebih di saat seperti ini, dimana kesibukan baik pada pekerjaan
maupun keluarga, seolah tak ada putusnya.Berbagai masalah yang sering terjadi di
dalam kehidupan terkadang membuat kita merasa terbebani dan menjadi stres. Stres
memang suatu hal yang sulit dihindari, tapi bukan berarti hal tersebut tidak bisa
diatasi. Stres menimbulkan pengaruh yang merusak dan berbahaya bagi kesehatan
jasmani dan rohani seseorang. Cara orang berkomunikasi bisa jadi menimbulkan
stress pada diri mereka dan orang lain, karena komunikasi menimbulkan stres dan
juga merupakan respons terhadap stres, strategi untuk mengurangi stres dapat
diperkenalkan dalam berbagai waktu.
Konflik merupakan kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih
menganggap ada perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan
tindakan salahsatu pihak menghalangi, atau mencampuri atau dalam beberapa hal
membuat tujuan pihak lain kurang berhasil. Tidak satu masyarakat pun yang tidak
pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
iii
dalam suatu interaksi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan
dalam kehidupan. Bahkan sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan
dan bergelut dengan konflik. Demikian halnya dengan kehidupan organisasi.
Anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada konflik. Perubahan atau inovasi
baru sangat rentan menimbulkan konflik (destruktif), apalagi jika tidak disertai
pemahaman yang memadai terhadap ide-ide yang berkembang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Definisi Stres dan Konflik Kerja?
2. Apa Saja Bentuk – Bentuk dan Jenis – Jenis Konflik Kerja?
3. Apa Penyebab Timbul Stres dan Konflik Kerja?
4. Bagaimana Strategi mengatasi Stres dan Konflik Kerja?
5. Apa Solusi Stres dan Konflik Kerja?
6. Bagaimana Konflik dan Motivasi?
7. Mengapa Pengaruh Musik, Persahabatan Sejati dan Keluarga dalam
Menghilangkan Stres?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Definisi Stres dan Konflik
Kerja
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Bentuk – Bentuk dan Jenis – Jenis Konflik
Kerja
3. Untuk Mengetahui Apa Penyebab Timbul Stres dan Konflik Kerja
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Strategi mengatasi Stres dan Konflik Kerja
5. Untuk Mengetahui Apa Solusi Stres dan Konflik Kerja
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Konflik dan Motivasi
7. Untuk Mengetahui Mengapa Pengaruh Musik, Persahabatan Sejati dan
Keluarga dalam Menghilangkan Stres
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksana, 2015), Hal. 300.
2
Moorhead dan Griffin, Perilaku Organisasi (Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi)
Ed. 9, (Jakarta: Selemba Empat, 2010), Hal.
1
Stres adalah suatu keadaan yang menekan diri dan jiwa seseorang diluar
batas kemampuannya, sehingga jika terus dibiarkan tanpa ada solusi maka ini akan
berdampak pada kesehatannya. Stres tidak timbul begitu namun sebab -sebab stres
timbul umumnya diikuti oleh faktor peristiwa yang mempengaruhi kejiwaan
seseorang dan peristiwa itu terjadi diluar dari kemampuannya sehingga kondisi
tersebut telah menekan jiwanya. Salah satu kondisi timbulnya stres disebabkan
ketika seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan hati nuraninya
namun hati nuraninya tidak sangup untuk menolaknya , sehngga di sini timbul
pertentangan diri yang kuat atau kontra dengan batinnya. Misalnya perintah
pimpinan yang menyuruh ia memalsukan sejumlah data-data keuangan,mencoret
nama seorang calon karyawan dan mengganti dengan nama calon karywan lain
yang sebenarnya tidak sesuai dengan hasil tes, mencampur bahan baku dengan
sejumlah bahan lain agar keuntungan lebih tinggi, dan berbagai perintah lainnya.
A B C
b. Konflik
3
Irham Fahmi, Pengatar Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep & Kinerja), (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2016), Hal. 277 - 278
2
Konflik adalah (1) pertentangan antara dua atau lebih terhadap satu hal atau
lebih dengan sesame anggota organisasi atau dengan organisasi lain, dan (2)
pertentangan dengan hati nurani sendiri.4 Ada beberapa yang mengatakan bahwa
setiap orang itu memiliki perbedaan atau secara istilah disebut “different thinking,
different opinion, different analysis, and too different action.” Dan perbedaan itu
terjadi karena dilatar belakangi oleh berbagai sebab, seperti latar belakang
experience,keluarga, pendidikan,organisasi dan lain sebagainya. Dimana berbedaan
ini secara langsung dan tidak langsung telah melahirkan konflik. Dan ilmu
manajeman berusaha keras memberikan kupasan konflik dari segi pendekatan
manajemen yaitu bagaimana ma-manage konflik tersebut. Adapun pengertian
konflik adalah sebuah presepsi yang berbeda dalam melihat suatu situasi dan
kondisi yang selanjutnya teraplikasi dalam bentuk aksi-aksi sehingga telah
menimbulkan pertentangan dengan pihak -pihak tertentu. Untuk lebih jelas tentang
pengertian konflik dapat kita lihat definisi dari konflik yang dikemukakan oleh para
ahli dibawah ini yaitu:
a. Stephen P. Robbins: “ kami mendefinisikan konflik sebagai sesuatu proses
dimana A melakukan usaha-usaha B dengan sebentuk usaha untuk
menghalangi sehingga mengakibatkan frustasi pada B dalam usaha untuk
mencapai tujuannya atau dalam meneruskan kepentingan-kepentingannya.“
b. Luthans,F.(1985:385) mengartikan konflik merupakan ketidaksesuaian nilai
atau tujuan antara anggota organisasi, sebagaimana dikemukakan
berikut,”conflict has been defined as the condition of objective incompatibility
between values or goal,as the behavior of deliberately interfering with
anather’s goal achievement, and emotionally in term of hostility.”5
2. BENTUK – BENTUK DAN JENIS - JENIS KONFLIK KERJA
a. Bentuk – Bentuk Konflik Kerja
Organisasi terdiri atas orang-orang. Orang-orang membentuk kelompok atau
tim-tim. Suatu orang-orang atau kelompok ini di dalam suatu organisasi akan saling
4
Ibid., Moorhead dan Griffin, Perilaku Organisasi (Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Organisasi) Ed. 9, Hal.
5
Ibid., Irham Fahmi, Pengatar Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep & Kinerja), Hal. 291 -
292
3
berkomunikasi atau bergaul. Konflik merupakan proses alamiah yang terjadi
didalam setiap organisasi sekaligus merupakan dinamika organisasi dan kehidupan
pribadi anggota organisasi. Konflik dapat terjadi dalam lima bentuk, yaitu (1)
konflik dengan diri sendiri ( konflik dengan hati nurani sendiri) atau (interpersonal),
(2) konflik diri sendiri dengan seseorang (antarpersonal), (3) konflik diri sendiri
dengan kelompok, (4) konflik kelompok dengan kelompok dalam suatu organisasi
(intergrup), dan (5) kelompok antarorganisasi (antargrup)6
Konflik dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu: (1) berdasarkan
pelakunya; (2) berdasarkan penyebabnya; dan (3) berdasarkan akibatnya.
Berdasarkan pelakunya, konflik bisa bersifat internal atau eksternal bagi individu
yang mengalaminya; sedangkan berdasarkan penyebab, konflik disebabkan karena
mereka yang bertikai ingin memperoleh keuntungan sendiri atau karena timbulnya
perbedaan pendapat, penilaian, dan norma. Sementara itu, berdasarkan akibatnya,
konflik dapat bersifat baik atau buruk. Konflik merupakan suasana batin yang berisi
kegeliasan dan pertentangan antara dua motif atau lebih, yang mendorong
seseorang untuk melakukan dua atau lebi kegiatan yang saling bertentangan. Bila
tidak dikendalikan secara baik akan menimbulkan dampak negative yang pada
akhirya dapat menimbulkan perpecahan di antara individu yang ada dalam
perusahaan.
Sebagaimana dijelaskan pembahasan sebelumnya tentang mengendalikan
konflik dalam kepemimpinan, ada beberapa cara mengatasi konflik di antaranya
dengan cara negoisasi sebagai berikut:
a. Konflik Fungsional adalah sebuah konfrontasi diantara kelompok yang
menambah keuntungan kinerja perusahaan
b. Konflik disfungsional adalah setiap atau interaksi diantara kelompok yang
merugikan perusahaan atau menghalang pencapaian tujuan perusahaan
c. Konflik dan kinerja perusahaan. Konflik dapat mempunyai dampat positif dan
negative terhadap kinerja perusahaan, tergantung pada sifat konflik dan
bagaimana konflik itu dikelola. Untuk setiap perusahaan, tingkat optimal
6
Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan) Ed. 4, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), Hal. 505
4
konflik yang terjadi dapat dianggap sangat berguna, membantu kinerja
keberhasilan yang positif. Di satu pihak, ketika tingkat konflik terlalu rendah,
kinerjanya bisa buruk. Di lain pihak, jika tingkat konflik menjadi terlalu tinggi
akan berakibat kekacauan yang dapat pula mengancam kelangsungan hidup
perusahaan. 7
b. Jenis – Jenis Konflik Kerja
Terdapat 6 jenis – jenis konflik:
(1) Konflik dalam diri seseorang
Seseorang dapat mengalami konflik internal dalam dirinya karena ia harus
memilih tujuan yang saling bertentangan. Ia merasa bimbang mana yang
harus dipilih atau dilakukan. Konflik dalam diri seseorang juga dapat
terjadi karena tuntunan tugas yang melebihi kemampuannya.
(2) Konflik antarindividu
Konflik ini seringkali disebabkan oleh adanya perbedaan tentang isu
tertentu, tindakan, dan tujuan dimana hasil bersama sangat menentukan
(3) Konflik antaranggota kelompok
Suatu kelompok dapat mengalami konflik substantive atau konflik afektif.
Konflik substantive adala konflik yang terjadi karena latar belakang
keahlian yang berbeda. Sedangkan konflik afektif adalah konflik yang
terjadi didasarkan atas tanggapan emosional terhadap suatu situasi
tertentu.
(4) Konflik antarkelompok
Kelompok ini terjadi karena masing – masing kelompok ingin mengejar
kepentingan atau tujuan kelompoknya masing – masing. Misalnya konflik
yang mungkin terjadi antara bagian produksi dengan bagian pemasaran.
Bagian produksi menginginkan adanya jadwal produksi yang tetap dan
standar sehingga pengawasan menginginkan adanya jadwal produksi yang
fleksibel, sehingga mampu mengikuti fluktuasi permintaan pasar.
7
CHR. Jimmy L. Gaol, A to Z Human Capital Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep, Teori,
dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik dan Bisnis), (Jakarta: Grasindo, 2014), Hal.
638 - 640
5
(5) Konflik intraperusahaan
Konflik ini meliputi empat subjenis, yaitu: Konflik Vertikal terjadi antara
manajer dengan bawahan yang tidak sependapat mengenai cara terbaik
untuk menyelesaikan suatu tugas. Konflik Horizontal terjadi antara
karyawan atau departemen yang memiliki hierarki yang sama dalam
organisasi. Konflik Lini-Staf yang sering terjadi karena adanya perbedaan
persepsi tentang keterlibatan staf (staf ahli) dalam proses pengambilan
keputusan ole manajer lini. Dan yang terakhir adalah Konflik peran yang
saling bertentangan. Misalnya saja seseorang disatu sisi ia menjabat
sebagai kepada subbagian proses produksi dan dipihak lain ia menjabat
sebagai kepala serikat pekerja. Suatu saat karyawan menurut adanya
kenaikan upah yang disebabkan kainakan biaya hidup yang semakin
meningkat, sementara itu di lain pihak kondisi perusahaan tidak
memungkinkan untuk memenuhi tuntutan tersebut, karena perusahaan
sedang dilanda kesulitan finansial. Kondisi seperti itu dapat menyebabkan
konflik yang dialami oleh kepala subbagian produksi, karena sebagai
kepala serikat pekerja ia merasa mempunyai kewajiban moral untuk
memperjuangkan kesejahteraan karyawan, tetapi sebagai unsur pimpinan
dalam perusahaan ia memiliki kewajiban menjaga kelangsungan hidup
perkembangan perusahaan.
(6) Konflik antarperusahaan
Konflik bisa terjadi antaranggota karena saling ketergantungan satu sama
lain antara pemasok, pelanggan, maupun distributor. Tindaka suatu
organisasi dapat menyebabkan adanya dampak negative terhadap
perusahaan yang lainnya.8
3. PENYEBAB TIMBULNYA STRES DAN KONFLIK KERJA
a. Penyebab Timbulnya Stres
Stres yang dialami oleh seseorang biasanya dibagi 2 (dua) faktor yang menjadi
penyebabnya, yaitu:
8
Ibid., CHR. Jimmy L. Gaol, A to Z Human Capital Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep,
Teori, dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik dan Bisnis), Hal. 640 - 647
6
a. Stres karena tekana dari dalam (internal faktor),dan
b. Stres karena tekanan dari luar (eksternal faktor).
Namun sering juga stres tersebut dialami oleh kedua faktor faktor tersebut
yaitu disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Kondisi seperti ini
biasanya membuat seseorang betul-betul berada dalam keadaan yang tidak nyaman.
Contoh ketika didalam keluarga ia merasa sangat tertekan dan tidak mampu
menjadi dirinya sendiri karena setiap hari ia harus melaksanakan rutinitas
kehidupan hasil perintah orang lain yang bersifat memaksa namun ia sendiri tidak
kuasa untuk menolak. Ini disebut sebagai stres yang disebabkan oleh faktor internal.
Untuk contoh kasus faktor eksternal dapat kita sebut sebagai kondisi tekanan
pekerjaan dari tempat dimana tempat ia bekerja. Sering perintah pimpinan yang
begitu memaksa agar bekerja sesuai target sementa kemampuan seorang karywan
tidak sesuai target walaupun sebenarnya ia telah memaksa dengan sekuat tenaga
namun itu tidak sanggup dilakukannya maka ini mampu menimbukan stres. Salah
satu bentuk stres yang diakibatkan oleh faktor eksternal adalah stabilitas sosial
politik yang tidak stabil yang menda suatu negara.9
Penyebab umum stress Stressor organisasi adalah berbagai faktor di tempat
kerja yang dapat menyebabkan stress. Empat rangkaian umum stressor organisasi
adalah tuntutan tugas, fisik,peran dan antarpersonal.
1. Tuntutan tugas adalah stressor yang berkaitan dengan tugas spesifik yang
dilakukan oleh seseorang. Beberapa pekerjaan mempunyai sifat lebih
menimbulkan stress dari pada yang lainnya.
2. Tuntutan fisik adalah persyaratan fisik pada pekerjaanya tuntutan ini
merupakan fungsi dari karakteristik fisik dari situasi dari situasi dan tugas fisik
yang dibutuhkan dalam pekerjaan.
3. Tuntutan peran juga dapat menimbulkan stres kepada orang-orang dalam
organisasi. Sebuah peran (role) adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sehubungan dengan posisi tertentu dalam sebuah kelompok atau organisasi.
9
Ibid., Irham Fahmi, Pengatar Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep & Kinerja), Hal. 278 -
279
7
4. Ambiguitas peran, muncul ketika suatu peran tidak jelas. Jika instruktur anda
menyuruh anda menulis sebuah makalah akhir, tetapi menolak untuk
memberikan informasi lebih, anda mungkin akan mengalami ambiguitas.
5. Konflik peran, terjadi ketika pesan dan petunjuk dari orang lain mengenai
peran tersebut jelas, tetapi berkontradiksi atau saling ekslusif. Satu bentuk yang
umum adalah konflik antar-peran-konflik antarperan. Sebagai contoh, jika
atasan seseorang mengatakan bahwa untuk dapat maju seseorang harus bekerja
lembur dan pada akhir minggu, sedangkan pasangan hidup dari orang yang
sama mengatakan bahwa lebih banyak waktu dibutuhkan di rumah denga
keluarga, konflik dapat muncul.
6. Tuntutan Antarpersonal, suatu rangkaian terakhir dari stressor organisasi terdiri
atas tiga tuntutan antarpersonal tekanan kelompok, kepemimpinan, dan konflik
antarpersonal10
b. Penyebab Timbulnya Konflik Kerja
Konflik dalam perusahaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti:
(1) Saling ketergantungan tugas
Masing-masing subunit atau kelompok dalam orgainsasi mengembangkan
suatu keinginan untuk memperoleh otonomi dan mulai mengejar tujuan dan
kepentingan masing-masing. Oleh karena adanya saling ketergantungan
aktivitas masing-masing subunit atau kelompok, dan masing-masing subunit
menginginkan adanya otonomi yang menyebabkan terjadinya konflik dalam
perusahaan. Ada tiga jenis ketergantungan yang didefinisikan, sebagai berikut:
a. Ketergantungan yang dikelompokan (pooled interdependence)
Terjadi jika masing-masing kelompok dalam melakukan aktivitasnya tidak
tergantung antara kelompok yang satu dengan yang lannya, akan tetapi prestasi
yang dikelompokkan akan menentukan prestasi organisasi secara keseluruhan.
Potensi timbulnya konflik dengan adanya ketergantungan yang dikelompokkan
relatif rendah.
b. Ketergantungan berurutan (sequential interpendence)
10
Ibid., Moorhead dan Griffin, Perilaku Organisasi (Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Organisasi) Ed. 9, Hal.
8
Terjadi jika suatu kelompok baru dapat memulai tugasnya jika kelompok yang
lainnya telah menyelesaikan tugasnya. Dalam perusahaan karoseri misalnya,
bagian pengecatan baru dapat memulai tugas jika bagian pengelasan telah
menyelesaikan tugasnya.
c. Ketergantungan timbal balik (reciprocal interpendence)
Jika prestasi kelompok saling tergantung antara kelompok yang satu dengan
yang lainnya. Terjadi pada berbagai organisasi, seperti berbagai unit dalam
lembaga rumah sakit: bagian rontgen, bagian laboratorium, bagian kebidanan,
dan bagian anastesia semuanya tergantung pada keahlian satu sama lain dalam
menyembuhkan pasien.
(2) Perbedaan tujuan dan prioritas
Perbedaan orientasi dari masing-masing subunit atau kelompok mempengatuhi
cara dari masing-masing subunit atau kelompok tersebut dalam mengejar
tujuannya. Dan seringkali tujuan masing-masing subunit atau kelompok
tersebut saling bertentangan. Tujuan bagian produksi adalah memproduksi
barang dengan biaya yang rendah dengan proses jangka panjang, yang berarti
model, warna dan jenisnya sangat sedikit. Tujuan ini bertentangan dengan
tujuan bagian pemasaran yang mencoba untuk meningkatkan penjualan dengan
menjanjikan kepada konsumen barang dengan corak yang unik, warna yang
anggun dan dapat melayani konsumen dengan segera. Bagian pemasaran juga
menginginkan produk dijual dengan kredit dan pembayaran pertama dapat
ditunda tiga bulan. Akan tetapi bagian kredit menghendak pembayaran tunai.
(3) Faktor birokratik (lini-staf)
Bersifat klasik adalah konflik antara fungsi atau wewenang garis dan staf.
Fungsi atau wewenang garis adalah terlibat secara langsung dalam
menghasilkan output perusahaan. Manajer lini atau garis mempunyai
wewenang dalam proses pengambilan keputusan dalam lingkup bidang
fungsionalnya. Sedangkan fungsinya adalah memberikan rekomendasi atau
saran dan tidak berhak mengambil suatu keputusan.
(4) Kriteria penilaian prestasi yang saling bertentangan
9
Konflik terkadang bukan karena saling bertentangan tetapi karena penilaian
prestasi yang dikaitkan dengan perolehan imbalan membawanya ke dalam
konflik. Misalnya, konflik yang terjadi antara bagian produksi dan bagian
pemasaran. Bagian pemasaran memnta kepada bagian produksi agar bagian
produksi mampu berproduksi sesuai dengan permintaan pasar, dalam arti
produk yang dibuat bervariasi dan jadwal waktu proses produksi dibuat lancar
sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen yang mendadak dengan
cepat. Akibatnya biaya produksi menjadi meningkat. Jika sistem imbalan yang
diberikan perusahaan, akan lebih menguntungkan bagian pemasaran yang
memperoleh kenaikan bonus karena kenaikan penjualan, sedangkan bagian
produksi tidak mendapatkan bonus karena biaya produksi menigkat, maka
konflik atau segera muncul.
(5) Persaingan terhadap sumber daya yang langka
Persaingan ini tidak akan menimbulkan konflik yang manakala sumber daya
tersedia secara berlimpah sehingga masing-masing subunit dapat
memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhannya. Akan tetapi ketika sumber
daya yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dari masing-masing
subunit atau kelompok, maka masing-masing subunit atau kelompok berupaya
untuk mendapatkan porsi sumber daya yang langka tersebut lebih besar dari
pada yang lain, maka konflik dalam perusahaan adalah sumber daya keuangan
karena sumber daya tersebut pada sebagaian besar perusahaan merupakan
sumber daya yang langka.
(6) Sikap menang-kalah
Jika dua kelompok berinteraksi dalam persaingan menang-kalah, maka dengan
mudah bisa dipahami mengapa konflik itu terjadi.ada sejumlah kondisi yang
memungkinkan terjadinya sikap menang-kalah yaitu: (1) jika satu kelompok
hanya mengejar kepentingan saja; (2) jika kelompok tertentu mencoba untuk
meningkatkan kekuasaan posisinya; (3) jika kelompok tertentu menggunakan
ancaman untuk mencapai tujuannya; (4) jika kelompok tertentu selalu berusaha
10
untuk mengekspoitasi kelompok yang lain; dan (5) jika kelompok tertentu
berusaha mengisolasi kelompok yang lainnya.11
Secara umum konflik dapat terjadi karena (1) SARA (suku, agama, ras, dan
antargolongan), (2) salah satu atau kedua belah pihak menunjukkan permusuhan
dan menghalangi usaha masing-masing untuk mencapai tujuan; (3) persaingan tidak
sehat (4) perbedaan persepsi terutama dalam interprestasi dalam bahasa dan makna
hokum; (5) hambatan-hambatan komunikasi (6) ketidak sesuaian dengan visi,misi,
tujuan, sasaran, strategi, dan aksi yang telah disepakati atau terjadi
ketidakpercayaan atau kecurangan (7) kepribadian yang tidak cocok antara satu
dengan yang lainnya (8) orang-orang yang mempunyai tugas-tugas yang saling
bergantung satu sama lain yang membutuhkan kerja sama, namun sasarannya yang
berbeda atau terjadi konflik kepentingan (9) orang-orang yang dipaksa bekerja
keras dalam waktu yang lama (10) perbedaan dalam nilai dan keyakinan yang
meyebabkan curiga, salah pengertian, dan permusuhan.12
11
Ibid., CHR. Jimmy L. Gaol, A to Z Human Capital Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep,
Teori, dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik dan Bisnis), Hal. 642 - 647
12
Ibid., Moorhead dan Griffin, Perilaku Organisasi (Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Organisasi) Ed. 9, Hal.
11
dapat mengambil banyak bentuk. Salah satu cara untuk rileks adalah berlibur
secara teratur.
3. Manajemen waktu, manajemen waktu sering kali direkomendasikan untuk
mengelola stres. Gagasanya adalah bahwa banyak tekanan harian dapat
dikurangi atau dihilangkan jika seseorang dapat mengelola waktu dengan lebih
baik.
4. Manajemen peran satu gagasan yang sedikit berhubungan dengan manajemen
waktu adalah gagasan manajemen peran, dimana individu secara aktif bekerja
untuk menghindari kelebihan beban ambiguitas, dan konflik.
5. Kelompok Dukungan metode terakhir untuk mengelola stres adalah dengan
mengembangkan dan memelihara kelompok dukungan. Kelompok dukungan
hanyalah sekelompok anggota keluarga atau teman dengan siapa seseorang
dapat menghabiskan waktu bersama.13
b. Strategi Mengatasi Konflik Kerja
Frost dan Wilmot mengidentifikasikan empat strategi untuk mengatsi konflik,
yaitu (1) menghindar, (2) eskalasi, (3) reduksi, dan (4) pemeliharaan, menghindar
artinya menjauhkan diri agar tidak terjadi konflik. Eskalasi artinya meningkatkan
intensitas pertentangan. Reduksi artinya menurunkan intensitas pertentangan.
Pemeliharaan artinya menjaga keseimbangan perbedaan. Dunnete (1976)
memberikan lima strategi untuk mengatasi konflik dalam lima kemungkinan, yaitu
(1) jika bekerja sama rendah dan kepuasan diri sendiri tinggi maka gunakan
pemaksaan (forcing) atau competing, (2) jika kerja sama rendah dan kepuasan diri
sendiri rendah maka gunakan penghindaran (avoiding), (3) jika kerja sama dan
kepuasan diri sendiri seimbang (cukup) maka gunakan kompromi (4) jika kerja
sama tinggi dan kepuasan diri sendiri tinggi maka gunakan kolaboratif, dan (5) jika
kerja sama tinggi dan kepuasan diri sendiri rendah maka gunakan penghalusan 14
13
Ibid., Hal.
14
Ibid., Hal.
12
Tinggi
Pemaksaan Kolaboratif
Kepuasan diri
Kompromi
sendiri
Penghinaan Penghalusan
Rendah Tinggi
13
Buatlah catatan
Janganlah melakukan segala-galanya
Tetapkan waktu
Ajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum memulai pekerjaan15
b. Solusi Konflik Kerja
Ada beberapa solusi kiranya dapat dilaksanakan dalah usaha-usaha
menyelesaikan konflik yaitu:
a. Melakukan dan menerapkan konsep bekerja yang berkoloborasi dan menjauhi
sikap kerja yang bersaing secara negatif. Berkoloborasi adalah suatu situasi
dimana pihak-pihak pada suatu konflik masing-masing sangat beringinan
untuk memuaskan sepenuhnya kepentingan dari semua pihak.
b. Menerapkan konsep adaptasi terhadap dimana perushaan tersebut berada, jika
kantor induknya di Negara Amerika,maka ketika ia membuka kantor cabang
ke Negara lain seperti Negara mayoritas muslim maka ia harus menerapkan
menerapkan dan beradaptasi dengan konsep budaya muslim yang berlaku
disana misalnya dengan mempersilahkan karyawannya untuk memakai jilab
atau kerudung, menyediakan waktu dan tempat untuk shalat lima waktu,
mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, melaksanakan hari raya idul fitri, hari
raya idul adha dan ada hewan qurban yang harus dipikirkan dan lain
sebagainya. Ini sebagaimana dikatakan oleh Stephen P. Robins bahwa “ konflik
religius antara karyawan dan majikan semakin meningkat ketika lebih banyak
imigran memasuki angkatan kerja. Namun Pizza Hut memandang
keanekaragaman religius ini sebagai sesuatu yang baik untuk bisnis. Sebuah
restoran Pizza Hut di Aurora, Colorado, telah menarik lebih banyak pelanggan
muslim karena memperkerjakan pelayan Threase Mae Jacobs, yang
menjalankan agamanya dengan menggunakan jilbab. Para eksekutif Pizza
mengatakan perusahaan mereka menghargai tradisi-tradisi religius yang
berbeda, yang memperhatikakna bahwa para karyawannya mencakup kaum
15
Ibid., Irham Fahmi, Pengatar Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep & Kinerja), Hal. 281
- 282
14
Sikh yang mengenakan serban, wanita muslim yang berkerudung, dan orang
yahudi yang menggunakan yarmulke.”
c. Menerapkan metode penyelesain konflik. Menurut T. Hani Handoko ada tiga
metode penyelesaian konflik yang sering digunakan yaitu fdominasi atau
penekatan, kompromi dan pemecahan masalah integratif. Metode-metode ini
berbeda dalam hal efektivitas dan kreatifitas penyelesaian konflik serta
pencegahan situasi konflik dimasa mendatang.
d. Menerapkan konsep yang realistis yang sesuai dengan SWOT
perusahaan.SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), weaknesses
(kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT
ini dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis sesuatu organisasi yang
berorientasi profit dan non profit dengan tujuan utama untuk mengetahui
keadaan organisasi tersebut secara lebih konperhensif. Adapun tujua umum
diterapkan SWOT pada suatu perusahaan adalah bertujuan untuk memberikan
suaatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan
menempatkan analisa SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan bandingan pikr
dari berbagai sudut pandang,baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi dimas-masa yang akan
datang.16
6. KONFLIK DAN MOTIVASI
Bagi sebagian orang Konflik yang terjadi atau dialami akan mempengaruhi
pada menurunya produktivitas kerja, namun bagi sebagian orang lainnya konflik
memiliki pengaruh besar dalam menumbuhkan semangat motivasi. Artinya mereka
yang mengalami konflik akan mengarahkan konflik itu ke tempat positif,yaitu
berusaha memotivasi dirinya dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya. Konflik
dengan berbagai jenis itu telah membuat seseorang mengalami berbagaimacam
maah termasuk psikologi diri psikologis orang yang bersangkutan. Dampak konflik
pada psikologis adalah terjadinya sikap murung , mudah tersinggung, cepat marah,
dan tidak menginginkan orang lain pedulipada dirinya secara lebih dalam karena
16
Ibid., Hal. 297
15
dia mengangap setiap masalah mampu menyelesaikan.dan berbagai bentuk reaksi
psikologis lainnya. Namun kalau konflik yang di alami dalam bentuk tekanan pada
dirinya tersebut jika tidak mampu diatasinya maka akan menyebabkan dirinya terus
saja begitu. Oleh karena itu ada baik seseorang mengarahkan konflik itu sebagai
usahanya melepaskan konflik dengan menjadingan konflik itu sebagai masukan
berarti atau koreksi positif walaupun terlihat keras 17
17
Ibid., Hal. 296 - 297
16
bahkan ada yang tlah terserang mulai umur sekitas 30 tahun. Hipertensi atau yang
dikenal dengan penyakit tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (moralitas).
Sehingga akan sangat baik jika seseorang dalam rutinitas pekerjaanya
menyempatkan diri untuk mendengarkan music termasuk datang ke tempat karaoke
dan bernyanyi bersama teman-teman. Salah satu ini di anggap suatu alat terapi
untuk menghilangkan stres, disisi lain berkumpul bersama teman-teman dengan
tertawa dan bercerita diluar dari rutinitas pekerjaan bisa menyebabkan seseorang
mampu menghilangkan sejenak beban pekerjaan. 18
b. Pengaruh Persahabatan Sejati Dan Keluarga Dalam Menghilangkan Stres
18
Ibid., Hal. 284 - 285
17
diputuskan dengan matang karena ia menyangkut dengan keputusan yang
mempengaruhi perjalanan hidup hingga hari tua.
Para ahli menemukan bahwa dukungan sosial adalah salah satu sumber terbesar
untuk melepaskan stres, keluarga yang akrab dan ikatan sosial yang tercipta oleh
komunikasi interpersonal yang akrab mempunyai pengaruh besar atas interprestasi
kita yang positif mengenai peristiwa-peristiwa 19
19
Ibid., Hal. 286
18
BAB III
PENUTUP
1. SIMPULAN
Dengan melihat beberapa pernyataan dalam pembahasan di atas maka penulis
dapat menarik beberapa kesimpulan antara lain:
Stres Kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam
menghadapi pekerjaan. Stress kerja ini tampak dari Simpton, antara lain emosi
tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang
berlebihan, tidak bisa relaks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan
mengalami gangguan pencernaan. Penyebab stres kerja antara lain beban kerja yang
dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja
yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat, otoritas kerja yang tidak memadai yang
berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan yang lain antara
karyawan dengan pemimpin yang prustasi dalam kerja.Konflik adalah suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya. Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya
masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki
pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan
pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat
menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial,
seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Serta jangan pernah
menyinggung perasaan seseorang atau menjatuhkan seseorang, agar dia tidak down
tetapi kita harus membari motivasi didalam masalah tersebut.
2. SARAN
Makalah tentang stress dan konflik kerja menyadarkan kita semua bahwa
didalam melakukan suatu pekerjaan harus lebih berhati-hati dan juga harus bisa
mengontrol emosi yang ada diri senditi sehingga tidak menimbulkan konflik yang
dapat membuat seseorang merasa stres atau down dalam pekerjaannya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham. 2016. Pengatar Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep &
Kinerja). Jakarta: Mitra Wacana Media.
Usman, Husaini. 2013. Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan) Ed. 4.
Jakarta: Bumi Aksara.
20