Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP DAN ACUAN PENILAIAN

Ditulis untuk memenuhi tugas pada matakuliah Evaluasi Hasil Belajar


Yang diampu oleh bapak Drs. Jongga Manullang, M.Pd.

Nama :Indah Sakinah Hasibuan (5173351015)

Kelas : P.Tik. C

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
kami tulis untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Evaluasi hasil belajar yang diampu oleh
Bapak Drs. Jongga Manullang, M.Pd. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dalam menambah pengetahuan.
Kami berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam mengerjakan
makalah ini. Dan kami tidak lupa juga berterimah kasih kepada dosen pengampu yang telah
membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini.
Kami minta maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam tulisan makalah ini,
karena pada dasarnya kami masih seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran. Kami harapkan adanya saran dan kiritikan pada makalah kami ini agar
makalah kami ini menjadi lebih baik. Atas perhatiannya kami ucapkan TERIMAKASIH.

Medan, 22 Maret 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................1

1
Daftar Isi .................................................................................................................................2

BAB I Pendahuluan.................................................................................................................3

A. Latar Belakang ……………........................................................................................3

B. Rumusan Masalah .........................................................................................................3

C. Tujuan ……..................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN …………….…..………………………………………………….4

A. Pengertian Penilaian …………………………………………………..………………4

B. Prinsip-prinsip Penilaian ……………….………………………………..……………5

C. Acuan Penilaian ……………………………………………………………...………..9

BAB III PENUTUP................................................................................................................12

A. Kesimpulan...................................................................................................................12

B. Saran ……....................................................................................................................12

Daftar Pustaka........................................................................................................................13

BAB I

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Evaluasi bukan lagi merupakan hal yang asing dalam kehidupan masa sekarang,
apalagi dalam dunia pendidikan. Istilah evaluasi mempunyai padangan kata dalam bahasa
Indonesia, yaitu penilaian. Salah satu cara untuk memperbaiki proses pendidikan yang paling
efektif ialah dengan mengadakan evaluasi tes hasil belajar. Hasil tes itu diolah sedemikian
rupa sehingga dari hasil pengolahan itu dapat diketahui komponen-komponen manakah dari
proses belajar-mengajar itu yang masih lemah.

Sekarang ini banyak orang yang melakukan kegiatan evaluasi, tetapi tidak
mempunyai pemahaman terhadap istilah evaluasi tersebut. Hal ini tentunya akan
menimbulkan masalah dalam proses pendidikan pada umumnya, dan proses pembelajaran
pada khususnya. Karena aktivitas evaluasi tidak mempunyai syarat evaluasi sebagai suatu
konsep pendidikan, dan banyak aktivitas evaluasi yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah
yang ada.

Oleh karena itu guru atau calon guru harus dibekali bagaimana cara mengevaluasi
pembelajaran yang baik dan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Karena evaluasi
bukan hanya suatu proses untuk mengklasifikasikan keberhasilan atau kegagalan dalam
belajar, tetapi juga sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengajaran.

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah makalah komunikasi data adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan apa pengertian Penilaian


2. Menjelaskan Prinsip-prinsip Penilaian
3. Menjelaskan Acuan Penilaian
C. Tujuan

1. Agar mahasiswa mengerti apa itu Penilaian

2. Mahasiswa mampu mengerti Prinsip-prinsip Penilaian


3. Mahasiswa mampu mengetahui Acuan Penilaian

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian
Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu
objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran
atau kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan baik, sedang, kurang, diperlukan adanya
ukuran yang jelas bagaimana yang baik, yang sedang, dan yang kurang. Ukuran itulah yang
dinamakan kriteria. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa ciri penilaian adalah
adanya objek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk
membandingkan antara apa yang dicapai dengan kriteria yang harus dicapai. Perbandingan
bisa bersifat mutlak, bisa pula bersifat relatif. Perbandingan bersifat mutlak artinya hasil
perbandingan tersebut menggambarkan posisi objek yang dinilai ditinjau dari kriteria yang
berlaku. Sedangkan perbandingan yang bersifat relatif artinya hasil perbandingan lebih
menggambarkan posisi suatu objek yang dinilai terhadap objek lainnya dengan bersumber
pada kriteria yang sama. Dengan demikian, inti penilaian adalah proses mementukan nilai
suatu objek tertentu berdasarkan kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung
dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi dan judgment
merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria
dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itu maka dalam kegiatan penilaian
selalu ada objek/program yang dinilai, ada kriteria, dan ada interpretasi/ judgment.
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang
dicapai siswa dengan kriteria tertentu.1[1] Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang
dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar
rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa (kompetensi) menjadi
unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses pebelajaran adalah upaya
memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam
mencapai tujuan-tujuan pengajaran.

4
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan;
c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran,
juga melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar dalam
bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas. Selanjutnya, penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a)
menilai pencapaian kompetensi peserta didik; (b) bahan penyusunan laporan kemajuan hasil
belajar; dan (c) memperbaiki proses pembelajaran.
Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat
dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah, proyek, pengamatan dan produk.
Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor semester
satu.Pada semester dua penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan kenaikan kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek,
pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk
mengisi nilai rapor pada semester dua.

B. Prinsip-prinsip Penilaian

Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik perlu memperhatikan prinsip-


prinsip penilaian sebagai berikut:
1. Mendidik
Hasil penilaian harus mampu memberikan sumbangan positif pada peningkatan
pencapaian hasil belajar peserta didik.
2. Valid
Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang
ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar

5
kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan
menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
3. Objektif
Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas
penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan
hubungan emosional.
4. Transparan/terbuka
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian,
kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat
diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.
5. Adil
Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
terkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial onomi, dan gender.
6. Terpadu
Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
Evaluasi merupakan komponen integral dalam program pengajaran disamping tujuan
intruksional, dan materi serta metode pengajaran.Tujuan instruksional, materi dan metode
pengajaran serta evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan. Oleh
karean itu perencanaan evaluasi harus sudah ditetapkan pada waktu menyusun satuan
pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara harmonis dengan tujuan instruksional dan
materi pengajaran yang hendak disajikan (Daryanto, 2001:19)
7. Keseluruhan dan berkesinambungan
Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.
Prinsip keseluruhan dikenal dengan istilah prinsip komprehensif yang artinya bahwa
evalusi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila evalusi tersebut
dilaksanakan secara bulat, utuh atau menyeluruh. Perlu diingat bahwa evaluasi hasil belajar
tidak boleh dilakukan secara terpisah-pisah atau secara parsial melainkan harus dilaksanakan
secar utuh. Dengan kata lain, evaluasi hasil belajar harus dapat mencakup berbagai aspek
yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada
diri peserta didik sebagai makhluk hidup. Dalam hubungan ini, evalusi hasil belajar

6
disamping dapat mengungkap aspek proses berfikir juga dapat mengungkap aspek kejiwaan
lainnya yaitu aspek nilai atau sikap dan aspek keterampilan yang melekat pada diri masing-
masing peserta didik. Dengan melakukan evalusi hasil belajar secara bulat, utuh menyeluruh
akan diperoleh bahan-bahan keterangan dan informasi yang lengkap mengenai keadaan dan
perkembangan subjek didik yang sedang dijadikan sasaran evalusi, (Anas Sudijono,
2009:31)2[4]
Sedangakan prinsip kesinambungan dikenal dengan istilah prinsip kontuinitas dengan
maksud bahwa evaluasi hasil belajar yang baik adalah evalusi hasil belajar yang dilaksanakan
secara teratur dan sambung menyambung dari waktu kewaktu. Dengan evaluasi hasil belajar
yang dilaksanakan secara teratur, terencana dan terjadwal itu, maka dimungkinkan bagi
evaluator untuk memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai
kemajuan dan perkembangan peserta didik, sejak dari awal mula mengikuti program
pendidikan sampai pada saat-saat mereka mengakhiri program pendidikan yang mereka
tempuh itu. (Anas Sudijono, 2009:32)
8. Bermakna
Penilaian hasil belajar oleh pendidik hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti,
bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru, peserta didik, dan
orangtua serta masyarakat
9. Sistematis
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
10. Akuntabel
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
Keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban (Acountability)
pihak-pihak yang dimaksud antara lain orang tua, masyarakat lingkungan pada umumnya dan
lembaga pendidikan itu sendiri. Pihak-pihak ini perlu mengetahui keadaan kemajuan belajar
siswa agar dapat dipertimbangkan pemanfaatannya (Daryanto, 2001: 21)
11. Beracuan kriteria
Penilaian hasil belajar oleh pendidik didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.Standar penilaian hasil belajar pada umumnya dibedakan kedalam dua
standar, yakni standar penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP).
2

7
a. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang menggunakan acuan pada rata-
rata kelompok. Dengan demikian dapat diketahui posisi kemampuan siswa dalam
kelompoknya. Untuk itu norma atau kriteria yang digunakan dalam menentukan derajat
prestasi seorang siswa selalu dibandingkan dengan nilai rata-rata kelasnya. Atas dasar itu
akan diperoleh tiga kategori 10 dari prestasi siswa, yakni prestai siswa di atas rata-rata kelas,
berkisar pada rata-rata kelas, dan prestasi siswa yang berada di bawah rata-rata kelas.
Dengan kata lain, prestasi yang dicapai seseorang posisinya sangat bergantung pada
prestasi kelompoknya. Keuntungan standar ini adalah dapat diketahui prestasi kelompok atau
kelas sekaligus dapat diketahui keberhasilan pembelajaran bagi semua siswa. Kelemahannya
adalah kurang meningkatkan kualitas hasil belajar. Jika nilai rata-rata kelompok atau kelasnya
rendah, misalnya skor 40 dari seratus, maka siswa yang memperoleh nilai 45 (di atas rata-
rata) sudah dikatakan baik, atau dinyatakan lulus, sebab berada di atas rata-rata kelas, padahal
skor 45 dari maksimum skor 100 termasuk rendah. Kelemahan yang lain ialah kurang praktis
sebab harus dihitung dahulu nilai rata-rata kelas, apalagi jika jumlah siswa cukup banyak.
Sistem ini kurang menggambarkan tercapainya tujuan pembelajaran sehingga tidak dapat
dijadikan ukuran dalam menilai keberhasilan mutu pendidikan. Demikian juga kriteria
keberhasilan tidak tetap dan tidak pasti, bergantung pada rata-rata kelas, makanya standar
penilaian ini disebut stándar relatif. Dalam konteks yang lebih luas penggunaan standar
penilaian ini tidak dapat digunakan untuk menarik generalisasi prestasi siswa sebab ratarata
kelompok untuk kelas yang satu berbeda dengan kelas yang lain, sekolah yang satu akan
berbeda dengan sekolah yang lain. Standar penilaian acuan norma tepat jika digunakan untuk
penilaian formatif.
b. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang menggunakan acuan pada
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dikuasai siswa. Derajat keberhasilan siswa
dibandingkan dengan tujuan atau kompetensi yang seharusnya dicapai atau dikuasai siswa
bukan dibandingkan dengan prestasi kelompoknya. Dalam penilaian ini ditetapkan kriteria
minimal harus dicapai atau dikuasai siswa. Kriteria minimal yang biasa digunakan adalah
80% dari tujuan atau kompetensi yang seharusnya dikuasai siswa. Makin tinggi kriterianya
makin baik mutu pendidikan yang dihasilkan. Standar penilaian acuan patokan berbasis pada
konsep belajar tuntas atau mastery learning. Artinya setiap siswa harus mencapai ketuntasan
belajar yang diindikasikan oleh penguasaan materi ajar minimal mencapai kriteria yang telah
ditetapkan. Jika siswa belum mencapai kriteria tersebut siswa belum dinyatakan berhasil dan

8
harus menempuh ujian kembali. Karena itu penilaian acuan patokan sering disebut stándar
mutlak. Dalam sistem ini guru tidak perlu menghitung nilai rata-rata kelas sebab prestasi
siswa tidak dibandingkan dengan prestasi kelompoknya. Melalui sistem penilaian acuan
patokan sudah dapat dipastikan prestasi belajar siswa secara bertahap akan lebih baik sebab
setiap siswa harus mencapai kriteria minimal yang telah ditentukan. Namun sistem ini
menuntut guru bekerja lebih keras sebab setiap guru harus menyediakan remedial bagi siswa
yang belum memenuhi stándar yang telah ditentukan. Sistem penilaian ini tepat digunakan
baik untuk penilaian formatif maupun penilaian sumatif.

C. Acuan Penilaian

Dalam melaksanakan penilaian pendidik harus mengacu pada standar umum


penilaian. Standar umum penilaian memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Teknik penilaian disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran
2) Informasi yang dihimpun mencakup semua ranah yang sesuai dengan Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan
3) Pendidik harus selalu mencatat perkembangan peserta didik baik positif atau negatif
dalam catatan buku perilaku
4) Melakukan sekurang-kurangnya tiga kali ulangan harian menjelang UTS dan tiga kali
ulangan menjelang UAS
5) Pendidik harus memberikan balikan kepada peserta didik sebelum memberika tugas
lanjutan
6) Pendidik harus melakukan tes yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Standar
Lulusan
7) Pendidik harus menjaga kerahasiaan hasil penilaian tanpa seiizin yang bersangkutan
maupun wali murid
Ada dua teknik evaluasi yaitu teknik non-tes dan teknik tes.
a. Teknik non-tes
Yang tergolong teknik non-tes adalah
1. Wawancara (Interview)
2. Pengamatan (observation)
b. Teknik Tes
Menurut Drs. Amir Daien Indra kusuma bahwa tes adalah suatu alat atau prosedur
yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang
diiginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat. Sementara
9
Mukhtar Buchori mengatakan bahwa tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk
mengetahui ada tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok
murid. Dari dua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tes merupakn suatu alat
penghimpun informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat
lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka tes dibedakan atas tiga
macam yaitu :
1. Tes diagnostik.
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan dapat dilakukan pemberian perlakuan
yang tepat.
2. Tes formatif.
Tes formatif adalah tes untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah
mengikuti sesuatu program tertetentu
3. Tes sumatif.
Tes sumatif adalah suatu tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian
sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar dalam pengalaman di sekolah
dapat disamakan dengan ulangan umum yang dilaksanakan pada setiap catur wulan atau akhir
semester.
Dalam mengajukan soal tes kepada para siswa ada beberapa model pertanyaan yang
dijadikan alat evaluasi diantaranya ada tes uraian dan tes objektif. Tes uraian terdiri dari
uraian bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur. Sedangkan tes objektif terdiri dari
beberapa bentuk, yaitu bentuk pilihan benar-salah, pilihan berganda dengan berbagai
variasinya, menjodohkan dan bentuk isian pendek atau melengkapi.
a. Tes Uraian
Tes uraian, yang dalam literatur disebut juga essay examination, merupakan alat
penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang
menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan
pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes
ini dituntut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan gagasan melalui bahasa tulisan.
Disinilah kakuatan atau kelebihan tes esai dari alat penilaian lainnya. Ada semacam
kecenderungan di kalangan para pendidik dan guru untuk menggunakan tes uraian sebagai
alat penilaian hasil belajar disebabkan oleh beberapa hal antara lain ialah (a) adanya gejala

10
menurunnya hasil belajar yang salah satu diantaranya berkenaan dengan penggunaan tes
objektif, (b) lemahnya para siswa dalam menyatakan gagasan sebagai akibat penggunaan tes
objektif yang berlebihan, (c) kurangnya daya analisis siswa karena terbiasa dengan tes
objektif yang memungkinkan mereka main tebak jawaban manakala menghadapi kesulitan
dalam menjawabnya. Kondisi seperti ini menyebabkan adanya keinginan untuk menggunakan
kembali tes uraian. Harus diakui bahwa tes uraian dalam banyak hal mempunyai kelebihan
daripada tes objektif terutama dalam hal meningkatkan kemampuan menalar para siswa. Hal
ini disebabkan karena melalui tes uraian dapat mengungkapkan aspek kognitif tingkat tinggi
seperti analisis-sintesis-evaluasi, baik secara lisan maupun tulisan.
b. Tes Objektif
Soal-soal bentuk objektif banyak digunakan guru dalam menilai hasil belajar. Hal ini
disebabkkan tes obyektif bisa mencakup bahan pelajaran yang lebih banyak dan mudahnya
memeriksa jawaban siswa. Soal-soal tes objektif dikenal ada beberapa bentuk, yakni jawaban
singkat, benar-salah, menjodohkan, dan pilihan berganda.

BAB III

PENUTUP

11
A. Kesimpulan

penilaian adalah proses mementukan nilai suatu objek tertentu berdasarkan kriteria
tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri
dengan judgment. Interpretasi dan judgment merupakan tema penilaian yang
mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam konteks
situasi tertentu. Atas dasar itu maka dalam kegiatan penilaian selalu ada objek/program yang
dinilai, ada kriteria, dan ada interpretasi/ judgment. Penilaian hasil belajar adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.
Prinsip-prinsip penilaian yaitu sebagai berikut yaitu: mendidik, valid, objektif,
transparan/terbuka, adil, terpadu, berkesinambungan, bermakna, sistematis, akuntabel, serta
beracuan criteria.
B. Saran

Demikianlah makalah ini kami buat dengan sedemikian rupa. Meskipun kami
merangkum semua yang telah kami cari dan kami ketahui, tapi tentunya kami juga memiliki
banyak kekurangan baik itu dari segi manapun, kami siap menerima segala kritik dan saran
guna memperbaiki makalah kami ini. Akhir kata, semoga makalah kami ini bermanfaat,
terutama bagi kami dan teman-teman semua. Terima Kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Anas, S. ( 2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

12
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007
Tentang Standar Penilaian Pendidikan

Scrib.2011.Pengertian, Tujuan, dan Prinsip Penilaian Hasil Belajar. (online)


(http://www.scribd.com/doc/27950433/Pengertian-Tujuan-Dan-Prinsip-Penilaian-Hasil-
Belajar di akses tanggal 4 Oktober 2016)

13

Anda mungkin juga menyukai