Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
1. Asnan Azwar Nugraha 1504011
2. Ervina Nur Asih 1504016
3. Yustina Dewi Mahardika 1504049
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
unsur yang harus terpenuhi karena merupakan salah satu kebutuhan pokok
khusus, praktek dokter baik dokter umum maupun dokter spesialis, toko obat,
1
1
2
Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan suatu bagian atau fasilitas di Rumah
secara teori dan praktek mengenai pengetahuan dan pengalaman kerja yang
nyata.
2
3
mampu bersaing dan lebih siap serta matang berperan sebagai tenaga
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
d. Pengemasan obat
f. Farmasi Klinik
h. Pergudangan
i. Distribusi
C. Manfaat PKL
dunia kerja.
BAB II
gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai
yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar,
2004).
pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik (Anonim, 2010).
kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan medik dan para
5
6
(Anonim, 2010).
Sakit, setiap rumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan
akuntabel. Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah
Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan,
medis.
a. Pelayanan medis
2. Berdasarkan Pengelolaannya
nirlaba.
Rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dapat dikelola oleh
tidur.
lokasi, bangunan, prasarana, SDM (tenaga medis & penunjang medis, tenaga
2009).
diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota, Rencana Tata
Ruang Kawasan Perkotaan dan/ atau Rencana Tata Bangunan & Lingkungan
(Anonim, 2009).
anak-anak dan orang usia lanjut. Bangunan rumah sakit harus dapat
dan petugas penunjang lain agar tercapai sasaran dan tujuan instalasi farmasi
meliputi obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. Alat kesehatan
adalah instrumen, aparatus, mesin dan/ atau implan yang tidak mengandung
Bahan Medis Habis Pakai (BMHB) adalah alat kesehatan yang ditujukan
untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur
Instalasi Farmasi Rumah Sakit yaitu :Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit,
3. Manajer garis depan terdiri atas personel pengawas yang secara langsung
Pelayanan Rumah
Sakit
Keterangan :
( ) = Koordinasi
( ) = Tugas kewenangan
( ) = Fungsi
Gambar 2.1. Struktur organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit (Suharsono, 2005).
14
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai guna memaksimalkan efek
kefarmasian.
yang berlaku.
memungkinkan).
dan bahan medis habis pakai yang sudah tidak dapat digunakan.
1. Pemilihan
2. Perencanaan
jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan
a. Kebutuhan
Lihat berapa jumlah stok sisa yang ada maka dari data tersebut
dapat dijadikan acuan jumlah yang akan dibeli untuk satu jenis
perbekalan farmasi.
c. Prioritas
d. Waktu Tunggu
e. Metode Perencanaan
1) Klasifikasi A
2) Klasifikasi B
3) Klasifikasi C
Esensial)
1) Obat vital
Untuk menyelamatkan kehidupan, bila tidak tersedia akan
meningkatkan resiko kematian.
2) Obat esensial
Obat yang sering digunakan dan sesuai epidemik penyakit
yang banyak terjadi.
Contoh: antibiotik, analgetik.
3) Obat non esensial
Obat yang jarang digunakan karena prevalensi penyakit
penyakit rendah.
Contoh: multivitamin dan mineral.
c) Analisa PUT (Prioritas, Utama, Tambahan)
1) Prioritas
2) Utama
Essensial C.
3) Tambahan
B, non essensial C.
a) Metode Konsumsi
berdasarkan data obat yang banyak dipakai pasien, data ini dapat
b) Metode Epidemiologi
c) Metode Kombinasi
3. Pengadaan
pesanan (SP) yang ditujukan kepada distributor atau PBF. Surat pesanan
a. Pembelian
yang lama.
23
dan pengemas kembali sediaan farmasi steril dan non steril untuk
4. Penerimaan
penerimaan saat barang datang dari gudang adalah barang yang diterima
pengendalian inventarisnya.
5. Penyimpanan
dikeluarkan.
e. Berdasarkan Alfabetis
A sampai Z. Keuntungan metode ini adalah obat atau alkes akan lebih
maksimal.
6. Pendistribusian
farmasi untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien serta
ini semua suplai obat disediakan pada setiap pos perawatan atau
Keuntungan sistem ini yaitu resep dapat dikaji lebih dahulu oleh
apoteker dan ada interaksi antara apoteker, dokter, perawat serta ada
dipersiapkan dalam bentuk dosis tunggal atau ganda yang berisi obat
dalam jumlah yang telah ditetapkan atau dalam jumlah yang cukup
26
untuk satu kali penggunaan dosis biasa. Keuntungan dari sistem ini
ruang rawat.
3) Kombinasi keduanya
berlangsung.
selesai operasi.
7. Pengendalian
pelayanan.
28
8. Pemusnahan
memenuhi standar.
a. Administrasi
komputer.
b. Pelaporan
perbekalan farmasi.
10. Evaluasi
J. Penggolongan Obat
terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat psikotropika, obat
terdiri dari:
1. Obat Bebas
Obat bebas yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, toko obat
2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas
terbatas.
Obat bebas terbatas atau yang masuk dalam daftar “W”, menurut
terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada konsumen tanpa
30
berikut:
a. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya
atau pembuatnya.
P.No.1.
P.No.2.
Hanya untuk
Contoh : Listerin, kumur.Jangan ditelan.
Albotil.
P.No.3.
Contoh : Insto, Betadine.
Awas! Obat keras! Hanya untuk bagian luar badan
P.No.4.
P.No.5.
P.No.6.
Obat keras disebut juga obat daftar “G” dalam bahasa Belanda “G”
adalah obat yang ada di apotek dan hanya dapat diberikan dengan
4. Obat Narkotika
dengan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
a. Narkotika Golongan I
kokain.
b. Narkotika Golongan II
II adalah petidin.
33
5. Obat Psikotropika
dimaksud psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis
penandaan obat keras yaitu lingkaran merah dengan garis tepi berwarna
a. Psikotropika Golongan I
meskalina.
b. Psikotropika Golongan II
d. Psikotropika Golongan IV
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
menyatakan bahwa:
Sakit harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan & bahan
bertujuan untuk:
36
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang meliputi:
b) Pengadaan
c) Penerimaan
d) Penyimpanan
e) Pendistribusian/ penyaluran
c) Rekonsiliasi obat
L. Pengelolaan Obat
obat yang berisiko tinggi menyebabkan reaksi obat yang tidak diinginkan
1. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan
lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, dan
3. Obat-obat sitostatika.
38
merupakan daftar obat yang disepakati staf medis, disusun oleh Tim Farmasi
& Terapi (TFT) yang ditetapkan oleh Pimpinan Rumah Sakit (Anonim,
2014).
(Anonim, 2014):
penderita
8. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence
yang terjangkau
dapat dilakukan terhadap kegiatan yang sedang berjalan maupun yang sudah
2014):
2. Pelaksanaan, yaitu:
BAB III
singkil dengan alasan di daerah singkil telah berdiri usaha kesehatan yang
didaerah singkil ini dari keluarga Bapak H. Jalal Sayuti dan PDA Boyolali
sepakat untuk mendirikan RB/BP yang baru yaitu di daerah Singkil ini,
tersebut diresmikan oleh Ibu ketua PWA Jawa tengah saat itu ( Ibu
Dra.Sujaryati Madastri )
41
40
42
diwujudkan.
Dengan modal iman dan taqwa kepada Allah swt, bahwa bekerja
bahwa :
karyawan
bersama
berlaku
1. Nilai – Nilai
a. Intregitas
DO DON’T
b. Profesional
secara tuntas
48
DO DON’T
c. Inovatif
DO DON’T
d. Budaya Organisasi
H. Struktur Organisasi
bawahnya ada dua ( 2 ) kepala seksi yaitu Kepala seksi Pelayanan medis
Strategis 5 tahun yang memuat sasaran dan tujuan yang hendak dicapai
pelayanan farmasi klinik dan managemen mutu, dan bersifat dinamis dapat
dari :
Direktur Utama
pengalaman yang cukup. Selain itu instalasi juga memiliki farmasis dalam
tenaga lainnya.
54
tugas serta koordinasi didalam IFRS. Pengelolaan sumber daya manusia yang
administrasi, dan 2 orang pramu instalasi. SDM yang ada di IFRS pada
yaitu:
Instalasi Farmasi.
55
1. Pemilihan
belum tersedia OGB, maka dipilih obat dengan nama dagang yang
2. Perencanaan
3. Pengadaan
pengadaan:
a. E-purchasing
b. Sesuai Peraturan Presiden No. 70 tahun 2012 untuk obat atau alkes
4. Penerimaan
Memisahkan obat, alkes, cairan, gas medis dan radiologi sesuai spesifikasi
obat.
5. Penyimpanan
stelling ada untuk setiap jenis barang dan dilakukan pengecekan setiap
bahan obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi lainnya, maka terdapat
6. Distribusi
yang ada di rumah sakit untuk pasien BPJS dan pasien umum.Resep
dilayani oleh instalasi Farmasi Rawat Jalan, apabila obat tidak tersedia
58
didepo rawat jalan maka akan dibuat copi resep. Sistem pelayanan
persediaan obat.
tersedia maka segera dilayani dan bila obat tidak ada maka Instalasi
persediaan di rumah sakit tidak ada maka diberikan copy resep dan
dimana obat boleh diorder untuk pasien terdiri dari satu atau beberapa
obat yang tidak boleh lebih dari 24 jam persediaan dosisnya langsung
Alur distribusi obat dimulai dari penyerahan bon kartu obat oleh
yang lain.
61
pasien umum, asuransi lain, dan keluarga Rumah Sakit dilayani oleh
obat yang dilayani Rumah Sakit baik diambilkan dari Rumah Sakit
pulang.
sedikit berbeda dengan depo farmasi rawat inap dan rawat jalan. Hal
administrasinya.
63
Bedah/Non bedah
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa Tindakan
DPPM/Daftar
Administrasi
Pengobatan Pasien
Mondok
Membayar ke kasir
Di beri Kartu Di beri resep
Permintaan Obat (KPO)
Pulang
Membayar ke kasir
Ke apotek IGD untuk
mengambil obat
Ke apotek IGD untuk
mengambil obat + KIE
Obat diambil perawat
per bangsal
Pulang
pengelolaan resep rawat jalan; rawat inap dan Instalasi Rawat Darurat.
waktu pasien akan pulang dibuat rekapitulasi biaya obat pasien pulang.
farmasi berisi:
satu bulan.
65
c. Pembukuan
Pembukuan meliputi:
2) Buku defecta
8. Pemusnahan
pemusnahan
acara pemusnahan dan harus ada saksi dari RS dan Dinas Kesehatan
terkait
pemusnahan yang memuat waktu dan tempat, jumlah resep dan berat resep
yaitu monitoring resep-resep yang masuk di IFRS dari resep rawat jalan;
penulisan resep oleh dokter meliputi: aturan pakai yang tidak jelas, nama
obat yang tidak jelas, kesalahan pelayanan resep meliputi: perhitungan harga,
Panitia Farmasi dan Terapi adalah tim yang beranggotakan para dokter
dan apoteker yang bekerja di rumah sakit. Yang berfungsi dalam membantu
fungsional yang ada. Sebaiknya ketua PFT adalah seorang dokter farmakologi
Panitia Farmasi dan Terapi mempunyai tugas dan tanggung jawab meliputi:
dan pedoman diagnosis dan terapi yang diajukan oleh staf medis
fungsional terkait.
sakit.
sakit.
9. Menjalin kerja sama dengan tim lain yang sejenis secara horisontal dan
membutuhkan.
disepakati staf medis, disusun oleh Tim Farmasi dan Terapi (TFT)yang
tersedia untuk semua penulis resep, pemberi obat, dan penyedia obat di
70
rumah sakit. Evaluasi terhadap formularium rumah sakit harus secara rutin
sakit merupakan proses yang berlangsung terus dimana staf medis yang
bertugas melalui panitia farmasi dan terapi mengevaluasi dan memilih produk
obat yang paling bermanfaat untuk perawatan pasien dar antara berbagai
sarana yang kuat untuk meningkatkan kualitas dan mengawasi biaya obat
pelaksanaan sistem pengadaan obat ini adalah adanya formulasi rumah sakit,
kumpulan produk obat yang secara terus menerus ditinjau ulang; obat-obatan
tersebut dipilih oleh panitia farmasi dan terapi, dengan adanya informasi
dipakai oleh rumah sakit yang dipilih secara rasio dan dilengkapi dengan
formularium nasional dan beberapa jenis obat yang sangat diperlukan oleh
rumah sakit serta dapat ditinjau kembali sesuai dengan perkembangan bidang
dari disusunnya formularium adalah untuk menyediakan bagi para staf rumah
rumah sakit; telah diseleksi oleh para ahli yang dipilih oleh PFT.
4. Informasi yang khusus seperti: peraturan tentang dosis obat, single atau
di terima atau disetujui oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) untuk di
dokter atau SMF dan masukan dari instalasi farmasi.Penggunaan obat di luar
dari anitia farmasi dan terapi. Formularium umah Sakit di tetapkan oleh
direktur utama dan di terbitkan oleh rumah sakit setiap 1 tahun sekali.
72
71
BAB IV
PEMBAHASAN
dengan baik yang dilihat dari sudut pandang segi farmasi klinisdan darifungsi
B. Pelayanan Resep
pintu yaitu pelayanan resep baik untuk obat maupun alat kesehatan pertama
kali dilayani oleh IFRS. Pelayanan perbekalan farmasi di Apotek rawat inap
RS PKU ‘Aisyiyah Boyolali melayani pasien rawat inap pasien BPJS dan
pasien umum. Pasien BPJS dan pasien umum dilayani langsung oleh Instalasi
Farmasi. Pelayanan di apotek rawat inap melalui satu pintu yaitu Instalasi
Farmasi. Pelayanan di IFRS rawat inap maupun rawat jalan sudah berjalan
dengan baik mulai dari resep masuk sampai penyerahan obat kepada pasien,
karena telah tersedia protap yang jelas serta didukung oleh sumber daya
72
73
informasi obat meliputi: nama obat, aturan pakai dan indikasi obat.
a. Pemilihan
yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis,
rumah sakit yang disusun oleh PFT (Panitia Farmasi dan Terapi).
b. Perencanaan
berdasarkan e-catalog.
73
74
c. Pengadaan
untuk obat dan alkes yang termasuk dalam e-katalog, untuk obat yang
d. Penerimaan
e. Penyimpanan
f. Distribusi
kebutuhan obat dan alkes di farmasi rawat jalan, rawat inap, bangsal, dan
terbagi menjadi 3 depo yaitu rawat jalan, rawat inap, rawat darurat.
pembukuan.
h. Pemusnahan
perbekalan farmasi yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak dan tidak
BAB V
A. Kesimpulan
epidemiologi.
76
77
Madya Farmasi.
B. Saran
tanggal kadaluarsanya.
lebih rapi.
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Charles J.P. 2003.Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. EGC.
Jakarta.
Siregar, Charles J.P. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. EGC.
Jakarta.
78