Anda di halaman 1dari 8

KARBONMONOKSIDA

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Toksikologi Lingkungan

Disusun oleh :
Hanifa Ramadhanti ( 1072171028 )
Tirena Putri Nurjani ( 1072171005 )
Uswahtun Hasanah ( 1072171030 )
Verlicia Febryani ( 1072171014 )

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-Nya
tugas ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam tugas ini, kami membahas
tentang “Karbonmonoksida“.

Tugas ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai


pengertian dari Karbonmonoksida dan pengaruhnya terhadap kesehatan..

Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan,
koreksi dan saran. Untuk itu kami berterima kasih kepada :

Materi yang kami paparkan dalam tugas ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik yang bersifat membangun sangat kami butuhkan untuk kesempurnaan
tugas ini. Demikianlah tugas ini kami buat, semoga bermanfaat.

Jakarta, 16 Mei 2019


Penyusun

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I – Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II – Pembahasan
A.
BAB III – Penutup
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Karbonmonoksida merupakan produk dari pembakaran hidrokarbon yang
tidak sempurna. Konsentrasi karbon monoksida di atmosfer biasanya kurang
dari 0,001 %. Tingkat yang lebih tinggi terdapat di daerah perkotaan
daripada di daerah pedesaan. Karbon monoksida endogen diproduksi dari
metabolisme hemoglobin adalah komponen proses biokimia normal.
Carboxyhemoglobin terdeteksi dalam setiap orang dalam jumlah rendah.
Asap tembakau merupakan sumber penting karbon monoksida.
Karboksihemoglobin darah umum mencapai tingkat 10%, pada perokok dan
bahkan dapat melebihi 15%, dibandingkan 1 - 3 % pada bukan perokok.

Sumber eksogen karbonmonoksida yang termasuk penyebab keracunan


antara lain asap kanlpot kendaraan bermotor, kurang berfungsi sistem
pemanas, dan menghirup asap rokok. Gas karbonmonoksida dalam asap
buang kendaraan bermotor menyumbang sebagian besar kematian akibat
keracunan karbonmonoksida.

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran tentang karbonmonoksida

BAB II
PEMBAHASAN

A. KARBONMONOKSIDA ( CO )
Sumber polusi yang utama berasal dari transportasi, dimana hampir 60% dari polutan
yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida dan sekitar 15% terdiri dari hidrokarbon.
Polutan yang utama adalah karbon monoksida yang mencapai hampir setengahnya dari
seluruh polutan udara yang ada ( Fardiaz, 2008 ).

Karbon monoksida ( CO ) adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa dan juga tidak
berwarna ( Wardhana, 2004 ). Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu di bawah -
129ºC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa
gas buangan. Di kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO
sehingga kadar CO dalam udara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan.

Selain itu, gas CO dapat pula berbentuk dari proses industri ( Saputra, 2009 ), karbon
monoksida ( CO ) adalah suatu gas tidak berwarna, tidak berbau yang dihasilkan oleh
pembakaran tidak sempurna material yang mengandung zat arang atau bahan organik,
baik dalam alur pengolahan hasil jadi industri, ataupun proses di alam lingkungan. Ia
terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen.
Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara
atom karbon dan oksigen ( Anggraeni 2009 )

Karbon monoksida dihasilkan pada pembakaran tidak sempurna. Contoh 4 - 7 % dari gas
buangan kendaraan bermotor dan gas dari cerobong asap merupakan CO. Senyawaoni
sangat lah beracun karena dapat berikatan kuat dengan hemoglobin dan menghambat
proses pengangkutan oksigen ke jaringan- jaringan tubuh. Karbon monoksida berikatan
20 kali lebih kuat dengan hemoglobin daripada oksigen dan oleh karenanya sangat sulit
untuk melepaskannya ketika telah berikatan dengan darah ( Soetrisno, 2003 ).

Berkaitan dengan karakteristik CO yang afinitasnya terhadap hemoglobin 250 - 300 kali
lebih kuat daripada afinitas oksigen. CO akan membentuk ikatan karboksihemoglobun,
sehingga menghambat distribusi oksigen ke jaringan tubuh, maka organ yang sangat
sensitif terhadap keracunan karbon monoksida adalah organ-organ dengan kebutuhan
oksigen paling banyak ( Anggraeni, 2009 ).

B. GEJALA-GEJELA PAJANAN GAS KARBON MONOKSIDA


Umumnya rute keterpajanan gas karbon monoksida adalah melalui jalan pernapasan atau
rute terhirup atau inhalasi. Gas ini dikelompokkan sebagai bahan kimia asfiksia. Ia
mengakibatkan racun dengan cara meracuni hemoglobin darah. Hb berfungsi mengikat
darah dalam bentuk HbO. Setelah CO mengikat hemoglobin darat terbentuk ikatan KbC,
maka otomatis oksigen akan terusir. Dengan mekanisme ini, tubuh mengalami
kekurangan oksigen dan gejala asfiksia atau kekurangan oksigen akan terjadi. Hal ini
disebabkan afinitas atau sifat pengikatan atau daya lengket karbon monoksida ke
hemoglobin darah dibandingkan dengan oksigen jauh lebih besar sebanyak 200 - 3000
kali lipat. Dalam jumlah sedikit pun gas karbon monoksida jika terhirup dalam waktu
tertentu dapat menyebabkan gejala racun terhadap tubuh ( Majid, 2011 ).

Gejala-gejala lain dari keracunan CO antara lain, pusing, rasa tidak enak pada mata,
telinga berdengung, mual, muntah, detak jantung meningkat, rasa tertekan di dada,
kesukaran bernafas, kelemahan otot-otot, tidak sadar, dan bisa meninggal dunia (Mukono,
2008).

C. SUMBER KARBONMONOKSIDA
Karbon monoksida yang terdapat di alam terbentuk dari salah satu proses sebagai
berikut :
a. Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon

Oksidasi tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon terjadi
jika jumlah oksigen yang tersedia kurang dari jumlah yang dibutuhkan untuk pembakaran
sempurna dimana dihasilkan karbon dioksida.Pembentukan karbon monoksida hanya
terjadi jika reaktan yang ada terdiri dari karbon dan oksigen murni.Jika yang terjadi
adalah pembakaran komponen yang mengandung karbon di udara, prosesnya lebih
kompleks dan terdiri dari beberapa tahap reaksi. Reaksi pertama berlangsung sepuluh kali
lebih cepat daripada reaksi kedua, oleh karena itu CO merupakan intermediet pada reaksi
pembakaran tersebut dan dapat merupakan produk akhir jika jumlah Oշ tidak cukup
untuk melangsungkan reaksi kedua. CO juga dapat merupakan produk akhir meskipun
jumlah oksigen di dalam campuran pembakaran cukup, tetapi antara minyak bakar dan
udara tidak tercampur rata. Pencampuran yang tidak rata antara minyak bakar dengan
udara menghasilkan beberapa tempat atau area yang kekurangan oksigen. Semakin
rendah perbandingan antara udara dengan minyak bakar, semakin tinggi jumlah karbon
monoksida yang dihasilkan.

b. Reaksi antara karbon dioksida dan komponen yang mengandung karbon pada suhu
tinggi
Reaksi antara karbon dioksida dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi
dapat menghasilkan karbon monoksida. Reaksi ini sering terjadi pada suhu tinggi yang
umum terdapat pada industri-industri, misalnya pada pembakaran di dalam furnish. CO
yang diproduksi dengan cara ini mempunyai keuntungan dan diperlukan pada beberapa
proses, misalnya pada furnish cepat, dimana CO bertindak sebagai komponen pereduksi
dalam produksi besi dari besi oksida.
D. TOKSISITAS GAS KARBON MONOKSIDA

Anda mungkin juga menyukai