Lap. Agregat Sekolah SD
Lap. Agregat Sekolah SD
Lap. Agregat Sekolah SD
PENDAHULUAN
1
Dengan harapan, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status
kesehatannya.
Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila di klasifikasikan
berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap kondisi kesehatan
terganggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah. Salah satu upaya yang
dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan
melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang
didalamnya terdapat kelompok khusus anak sekolah.
Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa sebagai sumber daya
manusia pada masa yang akan datang. Kualitas bangsa dimasa depan di tentukan
oleh kualitas anak-anak saat ini. Anak usia sekolah sering disebut sebagai periode
peralihan antara masa pra sekolah dengan masa remaja. Pada kondisi ini akan
terjadi banyak perubahan pada diri Anak Usia Sekolah (AUS), baik dari kondisi
fisik, mental, sosial serta terjadi peningkatan kemampuan dan keterampilan
motorik (AUS). Anak usia sekolah merupakan indivudu yang berusia antara 5-12
dan merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan masa remaja,
sedangkan anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-13 tahun yang
masih duduk dibangku sekolah dasar (Stanhope & Lancaster, 2003; Steward,
2003). Menanamkan kesadaran berperilaku sehat Paling efektif saat anak usia 7
sampai 12 tahun, karena secara psikologis anak pada usia tersebut sedang
memulai membentuk sikap terhadap sesuatu, oleh karena itu penanaman
berperilaku sehat hendaknya dimulai dari usia dini yaitu mulai tingkat pendidikan
(SD) (Suryani, 2008).
Sekolah Dasar Negeri Sawojajar 3 terletak di Kelurahan Sawojajar Kota
Malang. Sekolah ini di bangun oleh Pemerintah untuk menunjang pendidikan
dasar yang terletak dipinggiran Kota Malang. Berdiri pada tahun 1983 dengan
luas tanah 2500 m2, luas bangunan 467 m2, taman 50 m2, lapangan olah raga 789
m2, kebun 84 m2, dan lain-lain 524 m2. Memiliki ruang kepala sekolah dan guru, 6
kelas lokal, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang mushola, 1 ruang multimedia sekolah,
1 ruang kantin dan 1 rumah dinas. Sekolah ini semakin hari semakin berkembang
dengan meraih akreditasi sekolah peringkat A.
2
Sekolah ini memiliki ruang yang cukup dengan halaman luas dan ditanami
berbagai macam tanaman dan bunga sehingga membuat sekolah semakin sejuk,
asri dan nyaman. Kebersihan di SDN 3 Sawojajar Malang sangat diperhatikan hal
tersebut di tunjang dengan banyaknya tempat sampah yang ada di Sekolah
tersebut. Tempat sampah itu di tempatkan di depan kelas dan halaman.
Sekarang ini SDN 3 Sawojajar memiliki murid sebanyak 220 siswa yang di
didik oleh 10 guru kelas, 1 guru olah raga dan 5 tenaga honorer. Latar belakang
pekerjaan orang tua murid hampir 90% adalah karyawan swasta dengan
pendidikan rata-rata SLTA. Dengan dukungan berbagai pihak, baik kepala
sekolah, guru, orang tua dan masyarakat. Semoga sekolah ini dapat meningkatkan
mutu pendidikan dalam rangka mempersipkan generasi mendatang yang
berkualitas.
3
7. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut dari tiap masalah
keperawatan yang telah ditemukan.
1.3. METODE
1.3.1. Metode
Kegiatan praktek komunitas ini menggunakan pendekatan asuhan
keperawatan dengan community of partner.
1.3.2. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dari praktek komunitas ini adalah semua siswa siswi dari kelas I
sampai kelas V SDN 3 Sawojajar Malang.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam praktek komunitas ini digunakan teknik
Total Sampling dengan sample ditujukan pada semua siswa anak kelas I sampai
kelas 5 yang jumlah 176 siswa .
1.3.3. Tempat & Waktu
Kegiatan praktikum komunitas ini dilaksanakan di SDN 3 Sawojajar
Malang. Persiapan kegiatan ini dilakuakan sejak 15 April 2019 dan pelaksanaan
kegiatan dilakukan mulai tanggal 15 April – 27 Mei 2019.
Bahan Penyuluhan :
1. Poster
2. Pendidikan Tentang PHBS, Gosok Gigi, Cuci Tangan, dan Bulliying
3. Laptop dan LCD
4. Alat simulasi (pantum gigi, handwash, pasta gigi, sikat gigi, media cuci
tangan, kasa, NaCl, planter, gunting, betadine)
5. Materi penyuluhan
1.3.5. Prosedur pengumpulan data
Data didapatkan melalui pengkajian :
4
1. Observasi
2. Wawancara
3. Angket
4. Demografi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sekolah Dasar
2.1.1 Pengertian Sekolah Dasar
Pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diperoleh seseorang
disekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti
syarat-syarat yang jelas dan ketat, mulai dari taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi. Salah satu tingkat pendidikan sekolah adalah Sekolah
Dasar (Hasbullah,2005).
Sekolah Dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di
Indonesia, ditempuh dalam waktu enam tahun, mulai dari kelas satu
sampai kelas enam dan merupakan suatu lembaga dengan organisasi yang
tersusun rapi dan segala aktivitasnya direncanakan dengan sengaja yang
disebut kurikulum (Ahmadi, 2001).
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan
berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat
merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada
masyarakat dalam mendidik warga negara. Sekolah dikelola secara formal,
hierarkis dan kronologis yang berhaluan pada falsafah dan tujuan
pendidikan nasional (Purwoko,2001).
2.1.2 Fungsi dan Peranan Sekolah
Fungsi dan peranan sekolah diatur dalam UU No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 ayat 1 disebutkan
bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Peranan sekolah
sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah
bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus
tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Sebagian besar
pembentukan kecerdasan (pengertian), sikap dan minat sebagai bagian dari
pembentukan kepribadian, dilaksanakan oleh sekolah. Kenyataan ini
menunjukkan betapa penting dan besar pengaruh sekolah (Sarwono,1997).
6
Fungsi sekolah antara lain sebagai berikut (Hasbullah, 2005):
1. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan
pengetahuan.
2. Lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan
dan pengajaran.
3. Membantu perkembangan individu menjadi makhluk sosial,
makhluk yang beradaptasi dengan baik di masyarakat.
4. Memelihara warisan budaya yang hidup dalam masyarakat
dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan tersebut kepada
generasi muda, dalam hal ini tentunya adalah anak didik.
5. Melatih peserta didik untuk berdiri sendiri dan bertanggung jawab
sebagai persiapan sebelum ke masyarakat.
2.2 Usaha Kesehatan Sekolah
2.2.1 Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya pelayanan kesehatan
yang terdapat di sekolah yang bertujuan menangani anak didik yang
mengalami kecelakaan ringan (upaya pertolongan pertama pada
kecelakaan/P3K), melayani kesehatan dasar bagi anak didik selama
sekolah, memantau pertumbuhan dan status gizi anak didik. UKS sebagai
media yang diharapkan berperan dalam peningkatan kualitas sumberdaya
manusia ditingkat sekolah, secara umum UKS menerapkan program
pembinaan melalui sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai
pendidikan menengah, dan mencakup sekolah agama, Taman Kanak-kanak
dan Sekolah Luar Biasa (Effendy, 2009).
2.2.2 Tujuan, Sasaran dan Peran Usaha Kesehatan Sekolah
Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik
maupun warga belajar serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia indonesia seutuhnya (Tim
7
Pembina UKS Pusat, 2003). Tujuan khusus dari Usaha Kesehatan Sekolah
adalah memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat serta
meningkatkan derajat kesehatan murid yang mencakup:
1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup bersih dan sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha
peningkatan kesehatan di sekolah, di rumah tangga maupun di
lingkungan masyarakat.
2. Sehat baik dalam arti fisik, mental maupun sosial.
3. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk
penyalahgunaan narkotika, obat dan bahan berbahaya, alkohol, rokok
dan sebagainya.
Sasaran program Usaha Kesehatan Sekolah adalah peserta didik di
sekolah/satuan pendidikan luar sekolah, guru, pamong pelajar, pengelola
pendidikan lainnya, pengelola kesehatan dan masyarakat. Maka
pembinaan dan pengembangan UKS di sekolah/satuan pendidikan luar
sekolah dilaksanakan melalui tiga program pokok yang meliputi
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan kesehatan
lingkungan di sekolah. (Tim Pembina UKS Pusat, 2003).
Peranan UKS adalah sebagai salah satu modal dasar pembangunan
nasional adalah sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia
Indonesia yang sehat fisik, mental, dan sosial serta memiliki produktivitas
yang optimal dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan secara
terus menerus yang dimulai sejak dalam kandungan, balita, usia sekolah
sampai usia lanjut (Effendi,1998).
2.2.3 Ruang Lingkup Usaha Kesehatan Sekolah
Ruang lingkup kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah yang
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik dalam lingkungan yang sehat sehingga peserta didik dapat belajar,
tumbuh dan berkembang secara harmonis, optimal serta menjadi sumber
daya manusia yang berkualitas (Depkes, 2007).
Penekanan kegiatan UKS adalah pada upaya promotif dan preventif,
untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
8
didik, dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin
melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan istilah tiga program pokok
(trias) UKS (Sumijatun, 2005).Kegiatan UKS lebih dikenal dengan
sebutan Trias UKS, untuk tatanan Sekolah Dasar (SD) dimana kegiatannya
berupa pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat (Effendy, 2009)
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan seperti pemberian pengetahuan
mengenai cara memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi, diharapkan
peserta didik dapat meningkatkan derajat kesehatannya ke tingkat yang
lebih baik. Pemeliharaan kesehatan pribadi yang dapat dilakukan peserta
didik dengan mebiasakan hidup bersih dan sehat seperti menjaga
kebersihan kulit, memelihara kebersihan kuku, memelihara kebersihan
rambut, memelihara kebersihan dan kesehatan mata, memelihara
kebersihan mulut dan gigi serta memakai pakaian yang bersih dan serasi
(Depkes, 2007).
2.2.4 Hasil Program UKS yang Diharapkan
Program UKS diharapkan memberikan dampak terhadap peserta didik
maupun lingkungan sekolah, terhadap peserta didik diharapkan memiliki
pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan hidup sehat dan
mampu memecahkan masalah kesehatan sederhana dengan turut
berpartisipasi aktif dalam UKS dan lingkungan masyarakat, siswa sehat
fisik, mental maupun sosial dan siap untuk menjalani kehidupan
berkeluarga yang sehat sejahtera dan mandiri, siswa memiliki daya hayat
dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk pergaulan bebas,
penyalahgunaan napza, kenakalan remaja, siswa memiliki kemampuan
untuk mengambil keputusan yang benar untuk menghadapi permasalahan
dan tantangan kehidupan, siswa mempunyai kemampuan dan keterampilan
dalam pemeliharaan dan membina kebersihan, kelestarian lingkungan fisik
di rumah dan sekolah, siswa mempunyai status kesehatan dan kesegaran
jasmani yang baik, siswa bebas dari penyakit menular dan penyakit
9
seksual, siswa bebas dari kebiasaan merokok, minum alkohol dan
penyalagunaan napza (Depkes, 2007).
2.3 Sanitasi Dasar Sekolah
2.3.1 Pengertian Sanitasi Dasar di Sekolah
Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk
menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang
menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Azwar,1995).
2.3.2 Upaya Sanitasi Dasar di Sekolah
1. Penyediaan Air Bersih
Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan
oleh manusia sepanjang masa. Air mempunyai hubungan yang erat dengan
kesehatan. Apabila tidak diperhatikan maka air yang dipergunakan
masyarakat dapat mengganggu kesehatan manusia. Mendapatkan air yang
baik, sesuai dengan standar tertentu, menjadi barang yang mahal karena air
sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan
manusia, baik limbah dari kegiatan industri dan kegiatan lainnya
(Wardhana, 2004).
Sarana sanitasi air adalah bangunan beserta peralatan dan
perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan membagi-bagikan
air bersih untuk masyarakat. Jenis sarana air bersih ada beberapa macam
yaitu PAM, sumur gali, sumur pompa tangan dangkal dan sumur pompa
tangan dalam , tempat penampungan air hujan, penampungan mata air, dan
perpipaan. Sirkulasi air, pemanfaatan air, serta sifat-sifat air
memungkinkan terjadinya pengaruh air terhadap kesehatan. Secara khusus,
pengaruh air terhadap kesehatan dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung (Slamet, 2007).
Agar air bersih tidak menyebabkan penyakit bagi manusia maka air
tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan
kesehatan, sekurang-kurangnya diusahakan mendekati persyaratan yang
telah ditentukan. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai
berikut (Chandra, 2007)
10
a. Syarat fisik, persyaratan fisik air minum adalah bening (tidak
bewarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara luarnya.
b. Syarat biologis, air harus bebas dari segala bakteri terutama bakteri
patogen.
c. Syarat kimia, air yang sehat harus mengandung zat-zat teretntu
didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan satu
zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan kesehatan.
2. Pembuangan Kotoran Manusia (Jamban)
Penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi
yang cukup penting peranannya. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan
pembuangan kotoran yang tidak saniter akan mencemari lingkungan
terutama tanah dan sumber air (Chandra, 2007).
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam mendirikan bangunan
jamban adalah (Notoatmodjo,2007):
a) Harus tertutup, dalam arti bangunan tersebut terlindungi dari
pandangan orang lain, dan terlindung dari panas atau hujan serta
terjamin privasinya.
b) Bangunan jamban ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu
pandangan, tidak menimbulkan bau serta tidak menjadi tempat
hidupnya berbagai binatang.
c) Bangunan jamban mempunyai lantai yang kuat, memiliki tempat
berpijak yang kuat, terutama harus dipenuhi jika mendirikan kakus
model cemplung.
d) Mempunyai lubang kloset yang kemudian melalui saluran tertentu
dialirkan pada sumur penampung dan atau yang terutama diisyaratkan
jika mendirikan kakus model pemisahan bangunan kakus dengan
tempat penampungan dan atau rembesan.
3. Pengelolaan Sampah
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh
yang punya dan bersifat padat. Sampah ada yang bersifat mudah
membusuk dan ada yang bersifat tidak mudah membusuk. Kotoran
11
manusia sekalipun padat tidak termasuk kedalam definisi sampah,
demikian pula bangkai hewan yang cukup besar (Slamet, 2007).
Menurut definisi WHO, sampah adalah sesuatu yang digunakan,
tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari
kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra,2007).
Atas dasar definisi tersebut maka sampah dapat dibedakan atas dasar sifat-
sifat biologis dan kimianya, sehingga mempermudah pengelolaannya,
sebagai berikut:
a. Sampah yang dapat membusuk, seperti sisa makanan, daun, sampah,
kebun, pertanian, dan lainnya.
b. Sampah yang tidak dapat membusuk seperti kertas,plastic, karet,
gelas, logam dan lainnya.
c. Sampah yang berupa debu/abu.
d. Sampah yang berbahaya terhaddap terhadap kesehatan, seperti
sampah-sampah berasalkan industry yang mengandung zat-zat kimia
maupun zat fisis berbahaya
Pengolahan sampah meliputi tiga hal pokok yaitu:
a) Penyimpanan sampah adalah tempat sampah sementara sebelum
sampah tersebut dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang
(dimusnahkan) dan untuk itu perlu disediakan tempat yang berbeda
untuk macam dan jenis sampah tertentu. Maksud dari pemisahan dan
penyimpanan disini aalah untuk memudahkan pemusnahannya.
b) Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing
sekolah atau institusi yang menghasilkan sampah. oleh sebab itu setiap
sekolah atau institusi harus mengadakan tempat khusus untuk
mengumpulkan sampah, kemudian dari masing-masing tempat
pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke Tempat
Penampungan Sementara (TPS) dan selanjutnya ke Tempat
Penampungan Akhir (TPA).
c) Pemusnahan atau pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui
berbagai cara, antara lain: 1). Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan
sampah dengan membuat lubang diatas tanah kemudian sampah
12
dimasukan dan ditimbun dengan sampah, 2). Dibakar (incenarator)
yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di dalam tengku
pembakaran, 3). Dijadikan pupuk (composting) yaitu pengelolaan
sampah menjadikan pupuk, khususnya untuk sampah organik daun-
daunan, sisa makanan dan sampah lain yang dapat membusuk
4. Saluran Pembuangan Air Limbah
Pengertian air limbah adalah eksreta manusia, air kotor dari dapur,
kamar mandi dari WC perusahaan-perusahaan termasuk pula air kotor dari
permukaan tanah dan air hujan (Azwar, 1995). Air limbah dari sekolah
biasanya dibuang begitu saja tanpa diolah sebelumnya, maka beberapa
syarat yang harus dipenuhi yaitu:
a) Tidak sampai mengotori sumber air minum
b) Tidak menjadi tempat berkembang biaknya berbagai bibit penyakit
dan vektor.
c) Tidak mengganggu estetika, baik dari segi pemandangan maupun bau.
d) Tidak mencemarkan alam sekitarnya, misalnya merusak tempat untuk
rekreasi berenang dan sebagainya.
2.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2.4.1 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan
pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan
masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu
masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan
rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan (Notoadmodjo, 2007).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga
13
dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat (Albar, 2003).
2.4.2 Tujuan, Manfaat dan Sasaran PHBS
Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta
meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia
usaha, dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Sasaran
PHBS meliputi tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan
tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum dan tatanan institusi kesehatan
(Albar, 2003). Menurut Albar, manfaat PHBS di sekolah antara lain:
a) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah terlindung dari berbagai
gangguan dan ancaman penyakit.
b) Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak
pada prestasi belajar peserta didik.
c) Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat
sehingga mampu menarik minat orang tua (masyarakat).
d) Meningkatkan citra pemerintah daerah dibidang pendidikan.
e) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
2.4.3 Faktor yang Mempengaruhi PHBS
Terdapat hal-hal yang dapat mempengaruhi PHBS, sebagian terletak
di dalam diri individu itu sendiri, yang disebut faktor internal, dan
sebagian terletak di luar dirinya yang disebut faktor eksternal (Dachroni,
2002).
1) Faktor internal seperti keturunan. Seseorang berperilaku tertentu karena
memang sudah demikian diturunkan dari orangtuanya. Sifat-sifat yang
dimilikinya adalah sifat-sifat yang diperoleh dari orang tua atau neneknya
dan lain sebagainya. Faktor internal lainnya yakni motif. Manusia berbuat
sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu. Motif atau dorongan
ini timbul karena dilandasi oleh adanya kebutuhan, yang oleh Maslow
dikelompokkan menjadi kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, dan
kebutuhan rohani.
14
2) Faktor eksternal yaitu faktor- faktor yang ada di luar diri individu
bersangkutan. Faktor-faktor ini mempengaruhi individu sehingga di dalam
diri individu timbul unsur-unsur dan dorongan untuk berbuat sesuatu.
Faktor eksternal disebut juga faktor lingkungan.
2.4.4 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah
Indikator PHBS terdiri dari indikator perilaku dan indikator
lingkungan di lima tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan sekolah,
tatanan tempat umum, tatanan tempat kerja dan tatanan kesehatan.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah sangat diperlukan
seiring dengan banyaknya penyakit yang sering menyerang anak usia
sekolah yang umumnya berhubungan dengan PHBS. Indikator PHBS di
sekolah akan memberikan indikasi keberhasilan atau pencapaian kegiatan
PHBS di sekolah. Indikator yang dikembangkan tentunya meliputi
indikator yang terkait dengan perilaku siswa di sekolah dan indikator yang
berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan di
lingkungan sekolah sebagai bentuk dukungan kebijakan. Indikator PHBS
di sekolah dapat dirincikan menjadi dua bagian antara lain indikator
perilaku siswa dan indikator lingkungan sekolah. Agar indikator PHBS
memenuhi persyaratan tersebut, perlu dilakukan kajian dengan pemilihan
responden atau informan masyarakat sekolah terutama siswa sekolah.
Dengan diketahuinya perkembangan pelaksanaan PHBS di sekolah maka
dapat dilakukan upaya promosi kesehatan lebih lanjut sehingga dapat
meningkatkan jumlah sekolah sehat di indonesia (Ismoyowati, 2007).
Beberapa indikator PHBS di sekolah dasar (Depkes, 2011), meliputi:
1) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun ketika berada di sekolah
2) Menggunakan jamban jika buang air kecil dan buang air besar ketika
di sekolah
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Mengikuti kegiatan olahraga
5) Jajan di kantin sekolah
6) Memberantas jentik nyamuk
7) Mengukur berat badan dan tinggi badan setiap bulan
15
8) Tidak merokok disekolah
Jika murid SD memahami PHBS maka dapat menekan tingginya angka
kesakitan seperti penyakit diare, DBD dan penyakit ISPA yang kerap kali
datang pada musim panca roba (Slamet, 2007).
2.4.5 Masalah Kesehatan yang Dapat Dikurangi dengan PHBS di Sekolah
Masalah kesehatan pada anak usia sekolah yang dapat dicegah dan
dikurangi dengan melaksanakan PHBS di sekolah antara lain diare, karies
gigi, gizi buruk, penyakit kulit dan kecacingan. Masalah terbanyak yang
ditemui pada anak usia sekolah akibat memiliki Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat yang baik adalah diare, karies gigi serta kecacingan (Masita, 2011).
Pelaksanaan PHBS yang baik dapat meningkatkan derajat kesehatan
peserta didik sehingga diharapkan angka absensi dikarenakan sakit dapat
berkurang.
1) Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal
(meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair. Diare
biasanya disebabkan oleh racun bakteria tetapi dapat juga akibat dari
infeksi virus. Gejala umum diare antara lain tinja cair atau lembek,
muntah, biasanya menyertai diare pada gasteoentritis, demam, gejala
dehidrasi yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun serta apatis.
Penderita diare umumnya dapat sembuh dalam beberapa hari dan
paling lama satu minggu apabila hidup yang bersih, makan makanan
yang bergizi serta istirahat, namun untuk individu yang sakit atau
kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat
menyebabkan bila tanpa perawatan (Soegijanto,2005).
2) Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email,
dentil dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik
dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah
demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh
kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan
kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan peripeks yang
dapat mengakibatkan nyeri. Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi
yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang.
16
Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri,
penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya dan bahkan
kematian. (Dechal, 1991).
3) Kecacingan, Hampir 50-60% anak-anak di daerah rural menderita
penyakit cacing terutama penyakit cacing gelang, cacing kremi, cacing
perut, dan cacing tambang. Penyakit ini ditularkan ke anak-anak
secara langsung dengan menelan telur cacing yang mengkontaminasi
makanan mereka, sedangkan cacing tambang ditularkan dengan cara
menerobosnya larva pada kaki penderita yang tidak bersepatu
(Soegijanto, 2005)
2.5 Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Kesehatan
2.5.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalu
panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan mempunyai enam
tingkatan, yaitu:
1) Tahu, yaitu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Untuk
mengukur bahwa seseorang tahu dapat diukur dari kemampuan orang
tersebut menyebutkannya, menguraikan dan mendifinisikan.
2) Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menguraikan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham
terhadap suatu objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, memyimpulkan, meramalkan, terhadap objek
yang dipelajari.
17
3) Aplikasi, yaitu diartikan sebagai kemampuan untuk memperguankan
materi yang telah dipelajari pada kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini
dapat diartikan sebagai penggunakan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dalam konteks atau situasi lain.
4) Analisis, yaitu kemampuan untuk memjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur
organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis, yaitu menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formalisasi dari formulasi-formulasi
yang telah ada.
6) Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria
yang telah ada.
2.5.2 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007). Sikap
mempunyai beberapa karakteristik yaitu selalu ada objeknya, biasanya
bersifat evaluatif, relatif mantap, dapat dirubah. Sikap adalah reaksi atau
respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Sikap
secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu. Sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu
kepercayaan, kehidupan emosional serta kecendrungan untuk bertindak.
Ketiga komponen ini secara bersama membentuk sikap yang utuh. Dalam
penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berfikir, keyakinan dan emosi
memegang peranan penting. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni:
a. Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
18
b. Merespon, diartikan bahwa subjek memberikan jawaban apabila
ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah
suatu indicator dari sikap.
c. Menghargai, diartikan bahwa subjek mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu
masalah.
d. Bertanggung jawab, diartikan bahwa subjek bertanggung jawab atas
segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.
2.5.3 Tindakan
Tindakan adalah gerakkan atau perbuatan dari tubuh setelah mendapat
rangsangan ataupun adaptasi dari dalam maupun luar tubuh suatu
lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak
ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap
stimulus tersebut. secara biologis, sikap dapat dicerminkan dalam suatu
bentuk tindakan, namun tidak pula dapat dikatakan bahwa sikap dan
tindakan memiliki hubungan yang sistematis (Notoatmodjo, 2007).
Tindakan terdiri dari beberapa tindakan yaitu:
a. Persepsi, mengenal dan memilih sebagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil.
b. Respon terpimpin, melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang
benar.
c. Mekanisme, bila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis ssudah menjadi kebiasaan.
d. Adaptasi, suatu tindakan yang sudah dimodifikasi tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.
19
BAB III
20
buruh tani dan buruh pabrik dengan pendidikan rata-rata hanya taman
sekolah dasar. Melihat latar belakang pendidikan orang tua, tentunya
mempengaruhi perkembangan pendidikan siswa. Kurangnya perhatian dari
orang tua adalah salah satu penghambat kemajuan pendidikan di SDN 1
Wonokoyo.
Dengan dukungan berbagai pihak, baik kepala sekolah, guru, orang
tua dan masyarakat. Semoga sekolah ini dapat meningkatkan mutu
pendidikan dalam rangka mempersipkan generasi mendatang yang
berkualitas.
B. Demografi
a. Distribusi Siswa berdasarkan Kelas
Tabel distribusi jumlah siswa siswi SDN I Wonokoyo
jenis kelamin
laki - laki perempuan
46.35%
53.65%
21
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap 172 siswa di
dapatkan 96 siswa (56%) dengan jenis kelamin laki – laki dan 76 siswa dengan
jenis kelamin perempuan.
Umur Siswa
7 tahun 8 tahun 9 tahun 10 tahun 11 tahun 12 tahun
16.00% 19.00%
15.00%
21.00%
11.00%
18.00%
1. SUBSISTEM
a. Lingkungan
17.00%
45.00%
38.00%
22
Kepatuhan Membuang Sampah
di tempat sampah membuang sembarang
36.00%
64.00%
54.00%
23
Berat Badan Siswa Berdasarkan MBI
under weight Normal Over weight Obesitas
6.77% 35.94%
4.69%
52.60%
3 langkah; 33.00%
6 langkah; 67.00%
24
Intensitas Mencuci Tangan
23.00% 20.00%
57.00%
25
Caries Gigi
Ada; 67.00%
16.00%
4.00%
55.00%
25.00%
26
Pelayanan kesehatan di sekolah
istirahat di UKS ijin pulang
dibawa ke puskesmas/RS diam saja
11.00%
2.00% 40.00%
47.00%
Pendampingan ke sekolah
15.00%
27
Transportasi ke sekolah
19.00%
8.00% motor
sepeda
jalan kaki
73.00%
21.00%
tidak diberi sanksi
dipanggil ke kantor
79.00%
28
Sanksi tidak mengerjakan PR
13.00%
berdiri di depan kelas
membersihkan kelas
55.00% mengerjakan PR di sekolah
32.00%
29
f. Ekonomi
Karakteristik finansial individu
78.00%
g. Rekreasi
sepak bola
petak umpet
54.00% dakon
27.00%
30
Teman Bermain
25.00%
kakak/adik kelas
teman sekelas
75.00%
31
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
A. ANALISIS DATA
32
2. Ds : Kurangnya hygienitas diri Tingginya angka sakit Tingginya angka sakit
Siswa mengatakan mencuci dan lingkungan (PHBS) kelas I sampai kelas V kelas I sampai kelas V
tangan sebelum dan sesudah terutama pada sakit gigi terutama pada sakit gigi
makan dan diare dan diare b/d
Siswa mengatakan mencuci Kurangnya hygienitas
tangan dengan air mengalir dan diri dan lingkungan
tidak memakai sabun (PHBS)
Do :
Berdasarkan hasil analisis data
penyakit di dapatkan siswa sering
mengalami sakit gigi sebanyak
31%
Berdasarkan hasil analisis data
penyakit di dapatkan siswa sering
mengalami diare sebanyak 22%
Berdasarkan hasil analisis data
penyakit di dapatkan siswa sering
mengalami gatal – gatal sebanyak
13%
Berdasarkan hasil analisis data
penyakit lain-lain di dapatkan
sebanyak 23%
Berdasarkan hasil analisa data
penyakit didapatkan siswa sering
mengalami gangguan pernafasan
sebanyak 13%
Berdasarkan hasil observasi
didapatkan bahwa di toilet dan
ditempat cuci tangan tidak
terdapat sabun cuci tangan .
33
B. PRIORITAS DIAGNOSA
1. Tingginya prevalensi kelas I - V yang mengalami caries gigi b/d Kurangnya pengetahun dan informasi tentang cara yang benar
dalam menggosok gigi
2. Tingginya angka sakit kelas I sampai kelas V terutama pada sakit gigi dan diare b/d Kurangnya hygienitas diri dan lingkungan
(PHBS)
34
No Diagnosa Tujuan Intervensi Sasaran Tempat waktu Materi Dana Pj dan
keperawatan yang fasilitator
dibutuhkan
1 Tingginya Mahasiswa Sosialisasi Komunitas Ruang 5 Data hasil konsumsi -Ketua
prevalensi kelas I dan
hasil sekolah : kelas I novembe pengkajian Rp 5.000/ kelompok
sampai kelas VI komunitas
yang mengalami sekolah SDN pengumpula -kepala sampai r 2016 kotak agregat
caries gigi b/d I Wonokoyo
n data sekolah klas VI jam (5.000 x sekolah :
Kurangnya bersama –
pengetahun dan sama diforum SDN 1 SDN 1 09.00 – 50 kotak) Yuananda
informasi menentukan
MMS 1 Wonokoyo Wonokoyo 11.00 = Yudhi
tentang cara yang prioritas
2. benar dalam masalah -semua staf 250.000 -fasilitator:
menggosok gigi. kesehatan
SDN 1 Andika
dan
merumuskan Wonokoyo Fahrurozi
Tingginya angka rencana
-mahasiswa
sakit kelas i kengiatan
3. sampai kelas VI berdasarkan praktek
berhubungan prioritas
komunitas
dengan masalah.
4. kurangnya
higinitas diri dan
lingkungan
(PHBS)
Kurang
efektifnya peran
35
dan fungsi UKS
Resiko terjadinya
kecelakaan
36
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan umum Tujuan khusus Strategi Rencana Evaluasi kriteria Sumber Tempat Sasaran Waktu
intervensi kengiatan
1 Tingginya Setelah Setelah Melakukan -Memberikan Setelah Mahasisw Di semua Komunitas 11
prevalensi dilakukan dilakukan penyuluhan, pendidikan dilakukan a dan ruang sekolah : Novembe
kelas I sampai peyuluhan penyuluhan menonton kesehatan penyuluhan, Literatur kelas dan Siswa kelas r 2016
kelas VI yang dan diberikan tentang tata vidio langkah- tentang tata cara memberikan lapangan I dan VI jam 08.00
mengalami logbook cara langkah menggosok gigi logbook dan sekolah SDN 1 – 11.00
caries gigi b/d harian menggosok gigi mencuci yang benar. demonstrasi Wonokoyo
Kurangnya diharapkan yang benar tangan yang - tentang cara
pengetahun siswa dapat bagi siswa benar dan Mendemonstras menggosok gigi
dan informasi mengerti dan diharapkan : demontrasi ikan cara dan yang benar
tentang cara memahami -Mengetahui langsung langkah – siswa
yang benar tentang tata cara dengan siswa langkah diharapkan
dalam cara menggosok gigi SDN 1 menggosok gigi mampu
menggosok menggosok yang benar Wonokoyo dan yang benar menerapkan
gigi. gigi yang - Mengetahui memberikan - Memberikan dalam
benar dan dan langkah – logbook harian logbook harian kehidupan sehari
menggosok langkah cara untuk di isi - hari
gigi secara menggosok gigi setiap hari.
teratur. yang benar
- Mengetahui
jadwal atau
waktu gosok
gigi yang benar
- Mengetahui
apakah murid
rajin
menggosok gigi
37
atau tidak
38
efektifnya dilakukan dilakukan pelatiahan, pelatihan dilakukan a laksanaka sekolah: Novembe
fungsi dan pelatihan dan pelatihan dan mempraktikka tentang pelatihan dan n di siswa r 2016.
peran UKS pemilihan pemilihan kader n serta memilih bagaimana cara pemilihan mushola pilihan yang Jam:
kader UKS, UKS kader UKS pertolongan diharapkan UKS sekolah pintar dan 07.00 –
diharapkan diharapkan dengan siswa pertama pada bisa berfungsi bertanggun 10.00
UKS bisa siswa: pilihan yang siswa yang dengan baik dan g jawab Jum’at,
berfungsi -dapat dianggap mimisan, kader UKS sebagai 18
dengan baik. mengetahui bertanggung pingsan dan dapat menolong kader UKS Novembe
bagaimana cara jawab dari jatuh. teman nya yang r 2016.
pertolongan kelas III jatuh, mimisan Jam:
pertama pada sampai kelas V. -Melakukan maupun pingsan. 07.00 –
teman yang pemilihan kader 10.00.
sakit, mimisan, UKS agar UKS
jatuh dan bisa berfungsi
pingsan. dengan baik.
- Dengan
memilih kader
UKS
diharapkan
UKS bisa
berjalan,
berfungsi dan
siswa bisa
mempraktikkan
pertolongan
pertama pada
temannya.
4. Resiko terjadi Setelah Setelah Melakukan - Melakukan Setelah Mahasisw Di jalan Komunitas 11
kecelakaan dilakukan dilakukan pembuatan pembuatan dilakukan a raya depan sekolah: Novembe
pembuatan pembuatan zebra cross di zebra cross di pembuatan zebra SDN 1 Mahasiswa r 2016.
39
zebra cross zebra cross jalan depan jalan depan cross Wonokoyo profesi ners Jam:
diharapkan diharapkan: sekolah SDN 1 sekolah SDN 1 diharapkan: dan bapak 08.00 –
tidak terjadi - Warga sekolah Wonokoyo Wonokoyo - Warga sekolah guru 11.00.
kecelakaan di tidak tetabrak - Menjaga tidak tetabrak sekolah
depan kendaraan yang keamanan kendaraan yang SDN 1
sekolah. lewat atau warga sekolah lewat atau Wonokoyo
terjadi SDN 1 terjadi
kecelakaan. Wonokoyo. kecelakaan.
- Kendaraan - Kendaraan
yang lewat yang lewat
diharapkan diharapkan lebih
lebih hati-hati hati-hati dan
dan kecepatan kecepatan
pengendara pengendara
tidak tinggi. tidak tinggi.
- Semua warga - Semua warga
sekolah aman. sekolah aman.
40
E. IMPLEMENTASI KENGIATAN KOMUNITAS AGREGAT SEKOLAH DASAR
41
benar secara masal atau bersama-sama
dilapangan.
- Mahasiswa dan salah satu guru membuat
zebra cross di jalan depan sekolah.
42
08.00 - Mempraktekkan cara penanganan
pertolongan pertama dan siswa juga ikut
mempraktikkan yang sudah diajarkan atau
dilatih.
43
F. EVALUASI KEGIATAN KOMUNITAS AGREGAT SEKOLAH DASAR
O:
- Diambil dari 18 sample siswa masing – masing
kelas diambil 3 siswa kelas I sampai VI bahwa
mereka bisa mempraktekan cara menggosok gigi
yang benar, manfaat menggosok gigi dan resiko
tidak menggosok gigi dengan benar.
- Melihat dari hasil logbook harian yang diberikan
kesemua siswa-siswi SDN 1 Wonokoyo
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
44
- Memberi penguatan dan motivasi kepada Guru
untuk selalu memotivasi siswa agar selalu
mengingatkan untuk rajin menggosok gigi dengan
benar dan selalu memperhatikan logbook harian
setiap siswa.
- Menempel Poster tentang cara menggosok gigi
yang baik dan benar di rumah.
2 Jum’at, 11 Mengadakan lomba kebersihan kelas serta S :
November 2016 melakukan kerja bakti sekolah. - Hasil wawancara dari anak kelas I sampai kelas
VI SDN 1Wonokoyo Malang didapatkan hasil
bahwa mereka sekarang lebih sering
membersihkan kelas mereka, membuang sampah
pada tempatnya serta seing membersihkan
lingkungan karena adanya lomba kebersihan kelas
dan untuk kesehatan mereka.
- Guru wali kelas mengatakan bahwa semenjak
dilakukan lomba kebersihan kelas, murid-murid
menjadi lebih rajin membersihkan kelas ataupun
melaksanakan piket kelas dengan rajin. Siswa-
siswi ingin mendapatkan juara lomba kebersihan
dan mendapatkan piala.
O:
- Dilihat dari lingkungan sekolah serta setiap kelas
menjadi lebih bersih dan terawat semenjak
dilakukan lomba kebersihan kelas serta kerja
bakti sekolah.
A:
- Masalah teratasi sebagian
45
P:
- Memberi penguatan dan motivasi kepada Guru
untuk selalu memotivasi siswa agar selalu
menjaga kebersihan lingkungan sekitar sekolah
dan kelas agar selalu terlihat bersih dan sehat.
- Memberikan reward bagi kelas yang menjaga
kebersihan nya dengan baik.
46
berfungsi dan siswa banyak mendapatkan ilmu
dari pelatihan dokter kecil yang diberikan.
O:
- Pembina dan kader UKS terlihat senang dengan
adanya pelatihan dokter kecil, serta kader kecil
terlihat mampu melakukan apa yang diajarkan
saat pelatihan dokter kecil.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pembina UKS dapat meneruskan program dokter
kecil dan pemilihan kader UKS setiap tahun nya dan
UKS dapat ber fungsi dan berperan aktif di SDN 1
Wonokoyo Malang.
47
DAFTAR PUSTAKA
48
Lampiran 1
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS, KEPERAWATAN KOMUNITAS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIKES UMM
Jln. Bendungan Sutami No. 188 A Telp. 0341 551149 psw 109
49
a. Ya, dikantin sekolah b. Tidak dikantin sekolah, sebutkan alasan,
50
19. Apakah adik sarapan sebelum berangkat sekolah?
a. ya b. Tidak
K. Rekreasi
1. Apakah sekolah ada sarana rekreasi?
a. Ya
b. Tidak
2. Apa saja jenis rekreasi yang diadakan disekolah?
a. Taman bermain
b. Rekreasi terjadwal
c. Jalan-jalan diluar sekolah, dll
3. Berapa jenis rekreasi yang ada disekolah?
4. Apa sarana yang sering dilakukan atau digunakan oleh sekolah untuk
rekreasi?
a. Sebutkan,
L. Persepsi
1. Apakah mencuci tangan itu penting?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah mengosok gigi itu penting?
a. Ya b. Tidak
3. Apa yang dimaksud dengan pola hidup bersih dan sehat?
Jawaban,
4. Apakah kebersihan lingkungan itu penting? Misalnya menyapu kelas,
buang sampah pada tempatnya, kerja bakti, dll.
51
Lampiran 2
52
2016
PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN NERS
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
DI SDN 1 WONOKOYO MALANG
A. PENGANTAR
Topik : Kesehatan Gigi
Hari/ Tanggal : Jumat, 11 November 2016
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : SD Negeri Wonokoyo I
Sasaran : Murid SD
B. PENDAHULUAN
Gigi merupakan bagian terpenting dalam mulut yang dapat berfungsi
untuk makan dan berbicara. Kerusakan gigi merupakan salah satu
penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan gigi dan mulut.
Anak usia sekolah merupakan usia dimana mereka lebih cenderung untuk
memilih makanan yang manis seperti cokelat dan permen. Hal ini
menjadi faktir utama meningkatnya anak usia sekolah dengan masalah
kerusakan gigi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendidikan kesehatan
terhadap anak usia sekolah tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut.
C. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penjelasan kelompok Anak Usia Sekolah Dasar mampu
melakukan perawatan gigi dan mulut dengan baik dan benar.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 60 menit diharapkan anak usia
sekolah mampu :
53
a) Menjelaskan fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi
b) Menjelaskan cara perawatan gigi dan mulut
c) Memperagakan cara menyikat gigi dengan benar
d) Menyebutkan tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
D. ISI MATERI
TERLAMPIR
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. MEDIA
1. Phantom Gigi
2. Poster Menggosok gigi
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Uraian Kegiatan Kegiatan Kegiatan Murid
Penyuluhan
1 5 menit Pendahuluan Memperkenalkan Mendengarkan dan
diri dan memperhatikan
menjelaskan tujuan
Mendengarkan,
2 20 menit Penjelasan Menjelaskan materi Peserta bertanya
Materi Tanya jawab. mengenai masalah
yang belum
dipahami
H. EVALUASI
Metode evaluasi : Tanya jawab
Jenis pertanyaan : Lisan
Pertanyaan :
54
1. Apa pengertian menggosok gigi ?
2. Sebutkan cara menggosok gigi yang benar ?
Jawaban :
1. Menggosok gigi adalah membersihkan gigi dengan sikat gigi dan pasta
gigi.
2. Cara menggosok gigi yang benar, yaitu :
a. Cuci tangan
b. Ambil dan dekatkan peralatan
c. Keluarkan isi pasta gigi penuh dan merata pada permukaan sikat gigi
d. Tutup kembali pasta gigi dan kembalikan pada tempatnya
e. Mulailah berkumur dengan air
f. Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat
di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.
g. Gerakan sikat dengan lembut dan memutar.
h. Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan
gigi.
i. Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah.
j. Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi
tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.
k. Berkumur- kumur sampai mulut terasa bersih
l. Lap / keringkan mulut dengan handuk.
m. Rapikan alat – alat
55
I. LAMPIRAN MATERI
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI
1. Pengertian Gigi sehat
Gigi sehat yaitu gigi yang bersih tak ada plak apa lagi karang gigi, tak ada
keluhan sakit atau ngilu, tak ada ciri-ciri ada karies gigi.
2. Cara merawat gigi, gusi dan mulut agar tetap bersih dan sehat :
a. Makanlah panganan yang bergizi (Empat sehat lima sempurna).
b. Batasi makan dan minum panganan yang mengandung karbohidrat (gula)
seperti es krim, permen, coklat dsb. Kandungan gula inilah yang
menyebabkan gigi cepat keropos. Demikian juga dengan makanan-
makanan yang lengket, dan tak perlu proses pengunyahan yang cukup,
seperti fast food, yang membuat plak gigi mudah terbentuk.
c. Sikat gigi setiap hari pada pagi hari sehabis sarapan dan sesudah makan
malam dengan cara yang baik dan benar.
d. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluor, karena fluor terbukti bisa
menurunkan angka kejadian karies gigi.
e. Melakukan pemeriksaan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali,
supaya kalau ada gigi yang mulai bermasalah/berlubang dapat segera
ditangani sebelum terlanjur menjadi besar (deteksi dini). Hendaknya
dipahami bahwa sekali gigi mulai berlubang, karies ini tidak bisa mengecil
lagi tetapi secara pelan tapi pasti akan membesar terus.
3. Menggosok gigi
1. Pengertian menggosok gigi
Menggosok gigi adalah membersihkan gigi dengan sikat gigi dan pasta
gigi. Merawat gigi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga
agar gigi tetap dalam keadaan yang bersih dan sehat.
2. Fungsi Gigi primer atau gigi susu berjumlah 20 buah dimana setiap rahang
atas dan rahang bawah memiliki 10 buah gigi. Ada 3 jenis gigi yaitu :a)
Gigi seri yang berjumlah 4 buah fungsinya untuk memotong; b) Gigi
taring berjumlah 2 buah fungsinya untuk menahan dan merobek makanan;
c)Gigi gerahan berjumlah 4 buah fungsinya untuk menghaluskan.
56
3. Manfaat menggosok gigi yaitu: a).Gigi menjadi bersih dan sehat; b).
Mencegah timbulnyacaries atau karang gigi, lubang gigi dan penyakit
lainnya; c). Memberikan perasaan segar dalam mulut.
4. Cara menyikat gigi yang benar yaitu; a) Cuci tangan; b) Ambil dan
dekatkan peralatan; c) Keluarkan isi pasta gigi penuh dan merata pada
permukaan sikat gigi; d) Tutup kembali pasta gigi dan kembalikan pada
tempatnya; e) Mulailah berkumur dengan air; f) Sikat gigi dan gusi
dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat di daerah
perbatasan antara gigi dengan gusi; g) Gerakan sikat dengan lembut dan
memutar. Sikat bagian luar permukaan setiap gigi atas dan bawah dengan
posisi bulu sikat 45derajat berlawanan dengan garis gusi agar sisa
makanan yang mungkin masih menyelip dapat dibersihkan; h) Gunakan
gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi;
i) Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk
mengunyah. Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan
gigi dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak membengkok.
Biarkan bulu sikat membersihkan celah-celah gigi. Rubah posisi sikat gigi
sesering mungkin; j)Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok
gigi dengan posisi tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah
melewati garis gusi; k) Berkumur- kumur sampai mulut terasa bersih; l)
Lap / keringkan mulut dengan handuk.
57
Lampiran 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
UKS DI SDN WONOKOYO 1 MALANG
1. LatarBelakang
1.1 Fenomena
Uks merupakan wahana belajar mengajar untuk menghasilkan perubahan
dalam pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan dapat meningkatkan
keterampilan dalam melaksanakan hidup sehat (Notoatmojo, 2007).
Sekolah dasar merupakan upaya untuk mencerdaskan dan mencetak
kehidupan bangsa yang bertakwa, trampil, kreatif, berbudi pekerti yang santun
serta mampu menyelesaikan permasalahan di lingkungan. Seperti kita ketahui
lingkungan dan kesehatan merupakan hal yang harus diutamakan terutama bagi
anak-anak usia sekolah dasar, akan tetapi pengetahuan tentang kesehatan pada
siswa-siswi di SD Wonokoyo 1 Malang masih tergolong rendah, salah satu
penyebabnya dikarenakan usahan kesehatan sekolah tidak berjalan sebagaimana
mestinya. Di SD Wonokoyo 1 Malang sudah memiliki tempat Uks, akan tetapi
tidak dipergunakan secara maksimal serta ruangan yang tidak memadai.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan uraian pendahuluan diatas, maka didapatkan beberapa
permasalahan yaitu kurang efektif peran dan fungsi Uks.
1.3 Solusi
Melakukan penyuluhan pertolongan pertama saat di UKSkepadamahasiwa
SDN Wonokoyo 1 Malang
58
1.4 Tujuan
1.4.1 TujuanUmum
Memberikan wawasan kepada siswa SDN Wonokoyo 1 Malang
tengtang pertolongan pertama saat di UKS
1.4.2Tujuankhusus
1. Siswa mampu memahami pertolongsn pertama saat di UKS
2. Siswa mampu mempraktikan kembali tindakan sesuai materi yang
sudah dijelaskan
3. StrategiPelaksanaan
3.1 Metode : Presentasipenyuluhan
3.2 Media: Ppt dan Leaflet
3.3 Sasaran :siswa kelas 3,4 dan 5
4. Lokasi
SDN Wonokoyo 1 Malang
5. RancanganPelaksanaan
a. StrukturOrganisasidanPembagianTugas
1. Penyaji : Agustin Susilowati, Mien Hikari
2. Fasilitator :
a. Luka : Adelia G, Riski Ade
b. Mimisan : Resti, Ajeng
c. Pingsan : Sakinah, Nur Alfiyah F.
3. Dokumentasi : Novi Devita
4. Observer : Rahma, Benny
5. Bersih-bersih : Yuananda, Lukman, Andika, Bagus
b. AlokasiWaktu
(1 jam)
c. Strategi
No Kegiatan KegiatanPenyuluh KegiatanPeserta Waktu
1 Persiapan/ Penyaji : 5 menit
Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam
pembuka. - Menyatakan keadaan
- Menanyakan kabar. - Memperhatikan
- Menjelaskan kontrak waktu - Mendengarkan
59
2 Pelaksanaan - Menjelaskan topik yang - Mendenganrkan dan 40 menit
akan diberikan dengan ppt memperhatikan
- Mempraktekkan materi - Mempraktekan
kepada mahasiswa kembali materi yang
- Bersih-bersih sudah dijelaskan
- Melaksanakan bersih-
bersih
4 Terminasi Mengucapkan terima kasih - Memperhatikan 5 menit
atas waktu dan perhatian - Mengisi Jawaban
peserta pada lembar
- Salam penutup kuesioner
- Menjawab salam
LCD Proyektor
Meja
60
Lampiran 4
61