TINJAUAN PUSTAKA
A. Stroke
1. Definisi Stroke
24 jam. Stroke disebabkan oleh gangguan pada aliran darah ke otak baik karena
penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pem buluh darah
hemoragik). Sekitar 87% dari semua jenis stroke adalah stroke iskemik. Dan
2. Klasifikasi Stroke
Stroke non hemoragik atau stroke iskemik merupakan 88% dari seluruh kasus
stroke. Pada stroke iskemik terjadi iskemia akibat sumbatan atau penurunan
Pada TIA gejala neurologis timbul dan menghilang kurang dari 24 jam.
Gejala neurologis pada RIND menghilang lebih dari 24 jam namun kurang
dari 21 hari.
C. Stroke in Evolution
Stroke yang sedang berjalan dan semakin parah dari waktu ke waktu.
D. Completed Stroke
Pada tipe ini embolik tidak terjadi pada pembuluh darah otak, melainkan di
menghubungkan bagian kanan dengan bagian kiri atrium atau ventrikel. Penyakit
jantung rheumatoid akut atau menahun yang meninggalkan gangguan pada katup
mitralis, fibrilasi atrium, infark kordis akut dan embolus yang berasal dari vena
pulmonalis. Kelainan pada jantung ini menyebabkan curah jantung berkurang dan
berolahraga.
menjadi stroke pembuluh darah besar (termasuk sistem arteri karotis) merupakan
70% kasus stroke non hemoragik trombus dan stroke pembuluh darah kecil
kecil te rjadi ketika aliran darah terhalang, biasanya ini terkait dengan hipertensi
2. Stroke Hemoragik
interstitial otak sehingga memotong jalur aliran darah di distal arteri tersebut dan
Stroke Iskemik
- Penyebab Umum :
katup atrium
Stroke Perdarahan
- Penyebab umum:
antikoagulan
Stroke merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor risiko
atau disebut multikausal. Faktor risiko stroke dibagi menjadi dua kelompok yaitu
nonmodifiable risk factors (faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi) dan
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah faktor risiko yang tidak
1) Usia
Kejadian stroke umumnya terjadi pada orang dewasa tua dan risiko
termasuk pembuluh darah otak. Pembuluh darah menjadi tidak elastis terutama
2) Jenis kelamin
Namun, jenis kelamin laki-laki memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena stroke
karena, faktor risiko stroke yang lain seperti kebiasaan merokok dan riwayat
perempuan.30,31
3) Riwayat keluarga
Riwayat pada keluarga yang pernah mengalami serangan stroke atau penyakit
yang berhubungan dengan kejadian stroke dapat menjadi faktor risiko untuk
terserang stroke.32
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah faktor risiko yang dapat
dilakukan intervensi untuk mencegah terjadinya suatu penyakit. Faktor risiko ini
1) Tekanan darah
2) Diabetes melitus
membentuk bekuan darah yang disebut trombus. Pada proses ini akan terjadi
penurunan aliran darah lebih lanjut. Pada beberapa kasus trombus akan membesar
dan menutup lumen arteri, sedangkan trombus dapat terlepas dan membentuk
emboli.18
3) Kolesterol
Pasien dengan rasio kadar kolesterol total terhadap HDL yang tinggi
mempunyai risiko terkena stroke iskemik 2,676 kali lipat lebih besar
dibandingkan dengan pasien yang memiliki rasio kadar kolesterol total terhadap
4) Obesitas
yang kuat antara Body Mass Index (BMI) dengan peningkatan risiko terhadap
5) Merokok
semakin banyak. Keadaan ini terlihat dengan adanya peningkatan faktor risiko
yang tidak terlalu signifikan pada perokok dewasa muda, namun meningkat secara
drastis pada perokok dewasa tua. Gas CO pada rokok mengikat Hb lebih kuat
dibandingkan dengan O2. Sel tubuh yang menderita kekurangan O2 akan berusaha
aterosklerosis.36
akan meningkat.37
4. Epidemiologi
Survey yang dilakukan oleh American Stroke Association pada tahun 2007,
oleh stroke adalah 251 per 100.000 penduduk, dimana sekitar 2200 penderita
meninggal setiap harinya, dan 1 orang meninggal setiap 39 detik. Dari tahun
1997 hingga 2007, angka kematian ini meningkat sebesar 27,8%. Penyakit
kematian pada orang dewasa dan merupakan satu dari banyak penyebab disfungsi
penduduk per tahun. Penelitian lain yang dilakukan di Eropa pada tahun 2009,
didapatkan inisden stroke pada laki-laki adalah 239 per 100.000 penduduk dan 63
per 100.000 penduduk pada wanita, dimana 76%-nya adalah penderita hipertensi
pada laki-laki dan 67% pada wanita. Penelitian yang dilakukan di Pakistan pada
tahun 2007, didapatkan kesimpulan bahwa stroke didapatkan paling banyak pada
500.000 orang terkena serangan stroke. Sekitar 2,5% atau 125.000 orang
meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat. Jumlah penderita stroke
cenderung terus meningkat setiap tahun, bukan hanya menyerang penduduk usia
tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda dan produktif9
utama pada usia > 45 tahun (15,4% dari seluruh kematian). Prevalensi stroke
rata-rata adalah 0,8%, tertinggi 1,66% di Nangroe Aceh Darussalam dan terendah
Berdasarkan Info Datin yang diambil dari data Riskesdas tahun 2013, jumlah
5. Patofisiologi Stroke
1. Endotel
Endotel adalah lapisan sel epitelial yang berasal dari mesoderm yang
membatasi dinding pembuluh darah dan dinding pembuluh limfe. Endotel terletak
di antara sirkulasi darah dan pembuluh darah. Fungsi utama endotel adalah : 1.
EDRFs
Substansi yang tergolong EDRFs adalah : nitric oxide (NO), prostasiklin, dan
sehingga berperan pada pengaturan tekanan darah, selain itu pada sistem saraf pusat
sehingga dengan adanya kedua zat ini terjadilah penghambatan aktivasi trombosit
secara maksimal
EDCFs
Endotel juga menghasilkan faktor kontraksi yang disebut EDCFs seperti ET-1
II. Pembuluh darah intramiokard lebih sensitif terhadap efek vasokontriksi ET-1
aliran darah koroner. Hingga kini terdapat 3 isoform endotelin, yaitu : endotelin-1,
reseptor ETA dan ETB. Reseptor ETB berperan dalam pembentukan NO dan
sesaat.
rusaknya NO. Ketidakseimbangan antara faktor kontraksi dan relaksasi yang terjadi
pada endotel inilah yang disebut disfungsi endotel. Sumber lain menyebutkan
disfungsi endotel merupakan perubahan fungsi sel endotel yang berakibat pada
Apabila ditinjau secara sederhana maka tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor
penting yaitu :
b. Tahanan perifer.
dapat melekat pada reseptor di pembuluh darah (α1), ginjal(β1), jantung(β1). Pada
otomatis tekanan darah juga ikut meningkat. Hal tersebut menyebabkan hipertensi,
jika sel endotel ini terus terpapar oleh tekanan darah yang tinggi terus menerus
maka akan menyebabkan sel endotel menjadi disfungsi, NO ( nitrit oxite) yang
biasa diproduksi oleh sel endotel menjadi berkurang sehingga sel endotel tidak
dapat relaksasi dan akan terjadi terus vasokonstriksi, dan permeabelitasnya menjadi
lumen. Pada pembuluh darah yang hipertensi, interaksi antara endotel dengan
kerusakan NO adalah produksi stres oksidatif. Stres oksidatif yang berupa ROS
(Reactive Oxygen Species) terutama anion superoksida ini dapat bergabung dan
oleh penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Lesi awal dari atherosklerosis
terjadinya jejas arteri yang merupakan suatu respons non-spesifik yang disebabkan
oleh virus, toksin, kompleks imun, produk-produk yang dilepaskan oleh sel-sel
darah putih atau platelet-platelet yang teraktivasi, dan stress fisik yang tidak lazim.
Hal ini juga dapat disebabkan oleh adanya peninggian konsentrasi lipoprotein
kapiler, maka senyawa protein utama dari LDL dan VLDL (apolipoprotein B)
ditangkap oleh reseptor yang ada pada makrofag (scavenger cells). Selanjutnya,
akan masuk sampai ke dasar tunika intima dan kemudian berubah jadi makrofag.
(kemotaksis monosit dan penetrasi intima juga merupakan awal dari abnormalitas).
like colony stimulating factors, insulin like growth factor-1, TGF-ß, interleukin-1,
and tumor nekrosis factor. Semua ini bekerja menghasilkan suatu faktor yang
diketahui sebagai platelet derived growth factor (PDGF) yang menyebabkan sel-sel
otot polos terpisah, masuk ke dalam intima dan mengambil lipoprotein untuk
plak fibrosa. . Selain migrasi makrofag, terjadi migrasi SMCs (Smooth Muscle
Cells) dari tunica media vasa menuju tunica intima yang menimbulkan akumulasi
matriks. Adanya akumulasi matriks ekstra selular misalnya serabut serabut hialin,
kolagen, elastin, dan fibrosa yang diproduksi oleh SMCs akan menimbulkan
kalsifikasi dan fibrosis plak ateroma sehingga elastisitas dan diameter pembuluh
darah berkurang.1
(visual, motor, bahasa) dan menentukan penyebab, lokasi, dan luasnya stroke.
Serangan stroke jenis apa pun akan menimbulkan defisit neurologis yang bersifat
- Hemidefisit motorik
- Hemidefisit sensorik
- Penurunan kesadaran
- Kelumpuhan nervus fasialis (VII) dan hipoglossus (XII) yang bersifat sentral
- Gangguan fungsi luhur seperti kesulitan berbahasa (afasia) dan gangguan fungsi
intelektual (demensia)
Nyeri kepala ++ +, -
Muntah + -
Penurunan kesadaran + -
Kejang + -
Afasia ++ +, -
Hemiparesis ++ +,-
Rangsangan meningeal + -
2.Pemeriksaan laboratorium6
Tes darah (misalnya, hitung darah lengkap). Untuk sebagian besar, tes darah
a.Hiperkolestrol
b.Diabetes
3.Prosedur imaging3,4
Teknik ini biasanya merupakan tes pertama yang dilakukan ketika pasien datang
ke gawat darurat rumah sakit dengan gejala stroke, bukan hanya karena dapat
menampilkan gambar x-ray otak dan dapat menentukan apakah suatu stroke
dan lokasi infark. CT scan biasanya tidak dapat menghasilkan gambar yang
menunjukkan tanda-tanda stroke iskemik sampai 6-12 jam setelah onset, jadi
MRI dapat mendeteksi stroke dalam beberapa menit setelah onset. Gambaran otak
juga lebih bagus dibandingkan dengan gambar CT. Karena inilah, MRI adalah
uji preferensi dalam diagnosis stroke. Suatu jenis khusus yang disebut MRI
untuk mendeteksi perubahan halus dalam jaringan otak. MRI berguna ketika
c. Cerebral Angiography
dan otak. Selama pengujian ini pewarna khusus yang dapat dilihat menggunakan
sinar-X disuntikkan ke dalam arteri karotis, yang membawa darah ke otak. Pada
seseorang yang memiliki sebagian atau obstruksi total salah satu pembuluh darah,
atau dalam pembuluh darah lainnya di dalam otak, sedikit atau tidak ada pewarna
dinding pembuluh darah. Kondisi ini juga dapat didiagnosis dengan tes yang
aliran darah melalui pembuluh darah. Tergantung dari tingkat penyempitan dan
menghilangkan plak dari arteri yang terkena. Cerebral angiography juga dapat
d. Electrocardiogram
listrik jantung.. Normalnya, jantung berdetak dalam pola, teratur berirama yang
mempromosikan aliran darah lancar ke otak dan organ tubuh lainnya. Tetapi
ketika hati telah cacat dalam konduksi listrik, pemukulan berhenti berirama dan
dikatakan menderita aritmia, atau detak jantung yang tidak teratur. Beberapa
dalam bilik jantung. bekuan darah ini kadang-kadang bermigrasi ke otak dan
menyebabkan stroke.
Cek gula darah acak, jika rendah tangani dengan pemberian Dekstrose 50%
25gram intravena.
Jika Anda adalah dokter pada fasilitas kesehatan primer, monitor kondisi
pasien dan segera rujuk ke rumah sakit layanan sekunder yang memiliki
Semua pasien stroke yang sudah dilakukan penanganan pertama harus segera
dirujuk ke rumah sakit layanan sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf dan
fasilitas yang lebih lengkap. Hal ini tentu untuk mencegah terjadinya disabilitas
lebih lanjut dan mencegah terjadinya kematian demi tercapainya prognosis pasien
C. Terapi farmakologis
- Stroke Iskemik
Antitrombus:
Agen trombolitik
yang bermakna melalui efek reperfusi jaringannya. Syarat pemberian rt-PA adalah
tidak ada kriteria eksklusi. Dosis rTPA adalah 0,9 mg/KgBB (maksimum 90 mg)
melalui intravena, 10% dari dosis total diberikan secara bolus, dan sisanya
Penggunaan rtPA sebagai agen trombolitik menjadi target yang harus dicapai
yaitu sekitar 6%. Sehingga untuk mencegah hal itu terjadi perlu dilakukan
Antiplatelet
Aspirin dengan dosis awal 325mg pada saat 24-48 jam setelah gejala muncul.
Aspirin tidak bisa menggantikan pemberian rtPA dan aspirin tidak bisa diberikan
antiplatelet lain seperti klopidogrel, baik sendiri atau terkombinasi dengan aspirin,
tidak direkomendasikan.
Neuroprotektor
kuat pada tatalaksana stroke iskemik. Namun hal ini tetap dilakukan karena
terbukti memberi hasil yang positif pada pasien. Sitikolin dapat diberikan dengan
- Stroke Perdarahan
Agen osmotik
TIK. Idealnya, penggunaan manitol diberikan ketika TIK bisa dipantau dengan
monitor untuk menjaga referfusi otak tetap baik serta pemantauan serum elektrolit
dan balans cairan juga diperlukan. Sehingga saat ini pemakaian manitol di fasilitas
Agen vasospasme
Terapi suportif
(TDS), tekanan darah diastolic (TDS) dan Mean Arterial Pressure (MAP) sesuai
target.
selama 1-2 menit dan dapat diulang setiap 10-20 menit dengan dosis maksimum
300 mg atau bisa dengan memberikan dosis labetalol awal, kemudian mulai
dosis 5mg/jam infus sebagai dosis awal dan titrasi untuk efek yang diinginkan
15mg/jam. Nikardipin memiliki keunggulan onset cepat (1-5 menit) dan tidak
Anti-stress ulcer
Jika gula darah tak menurun maka dipertimbangkan diberikan drip insulin.
Standart drip insulin 100 U/100 ml 0,9% NaCl via infus (IU/1ml) dengan target
glukosa darah = 80-180 mg/dl (90-110 untuk intensive care unit/ICU). Periksa
gula darah kapiler tiap 1 jam sampai mencapai target. Bila gula darah tetap stabil
dan perlahan menurun, drip insulin dapat diturunkan perlahan tiap 4 jam dan terus
Hipoglikemia
Berikan dekstrose 50% dalam secara intravena. Bila penderita sadar berikan
sebanyak 25 ml (1/2 amp) dan bila pasien tak sadar berikan 50 ml (1 amp).
Evaluasi gula darah gula darah tiap 20 menit dan beri ulang 25 ml D50W
B. Tekanan Darah
1. Definisi
pembuluh darah yang menampungnya. Terdiri atas satu periode relaksasi yang
disebut diastolik, yaitu periode pengisian jantung dengan darah, yang diikuti oleh
penurunan dan peningkatan. Hipotensi adalah ketika tekanan darah berkisar 90/60
mmHg atau lebih rendah. Hipertensi adalah ketika tekanan darah lebih dari 140/90
sedang seperti pusing, mudah lelah, bahkan pingsan, namun tidak sedikit juga
VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok
Tekanan darah merupakan faktor yang penting dalam sistem sirkulasi tubuh,
oleh karena itu peningkatan atau penurunan tekanan darah dapat mempengaruhi
darah dapat mengalir di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga
terbentuklah suatu aliran darah yang menetap. Tekanan darah dipengaruhi oleh
Aliran darah pada sirkulasi total orang dewasa mencapai 5.000 ml/menit
dalam keadaan istirahat. Aliran darah ini disebut juga curah jantung karena
merupakan jumlah darah yang dipompa ke aorta oleh jantung setiap menitnya.
Sehingga, adanya hubungan antara aliran darah, tekanan darah, dan tahanan aliran
darah, yang dikenal melalui hemodinamika sirkulasi melalui hukum ohm. Tekanan
arteri rata-rata merupakan gaya utama yang mendorong aliran darah ke jaringan
Aliran darah otak disuplai oleh empat arteri besar, yang terdiri dari 2 arteri
karotis interna dan 2 arteri vertebralis yang keduanya akan membentuk sirkulus
willisi di dasar otak. Arteri-arteri hasil percabangan dari sirkulus willisi akan
berjalan di sepanjang permukaan otak dan membentuk arteri pial yang bercabang
Aliran darah normal yang melalui otak rata-rata sekitar 50 sampai 65 ml/100
ml/menit. Jadi, otak yang terdiri hanya 2 persen dari berat badan tubuh tetapi
stabilitas fungsi otak. Tidak seperti jaringan tubuh lain yang dapat bertahan pada
keadaan tanpa oksigen sampai 30 menit karena adanya metabolisme anaerob, otak
oksigen dalam darah. Terhentinya sirkulasi darah atau kehilangan oksigen yang
tiba-tiba dalam darah hingga 5-10 detik bisa menghilangkan kesadaran. Bahkan
yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali seperti semula) dalam beberapa
menit.49
Dalam kondisi normal, aliran darah otak (cerebral blood flow/ CBF)
ditentukan oleh tekanan perfusi serebral (cerebral perfusion pressure/ CPP) dan
oleh diameter arteri intrakranial dan viskositas darah. CPP dapat dihitung dari
perbedaan antara tekanan arteri sistemik dan tekanan balik vena. Dalam kondisi
CPP yang konstan, setiap perubahan CBF berasal dari perubahan CVR, hasil
langsung antara CBF dan volume darah otak (cerebral blood volume/ CBV), yang
akan meningkat dengan dilatasi pembuluh darah dan menurun dengan konstriksi
pembuluh darah. Hubungan ini dapat terganggu pada keadaan patologis seperti
iskemia serebral.12,13
mempertahankan suatu aliran darah otak yang relatif konstan walaupun terjadi
variasi tekanan darah. Respons fisiologis ini berfungsi untuk melindungi otak dari
efek yang merugikan seperti iskemia atau hiperemi, karena perbedaan tekanan
perfusi yang besar. Autoregulasi serebral akan terganggu pada berbagai kondisi
mengakibatkan otak yang sudah rusak menjadi lebih sensitif yang mengakibatkan
rendah dan risiko edema otak pada tekanan arteri yang tinggi.12,13
walaupun terdapat fluktuasi pada mean arterial pressure (MAP) antara 60-150
mmHg. Diluar kedua nilai ambang batas ini, aliran darah otak akan disesuaikan
berdilatasi maksimal dan aliran secara pasif mengikuti MAP. Diatas nilai ambang
batas, pembuluh darah otak akan berkontriksi dan aliran darah menjadi konstan
mengubah regangan pada sel otot halus vaskuler dan sel ini secara intrinsik
c. Teori neurogenik yaitu teori yang menyatakan bahwa pusat otak yang
walaupun terjadi perubahan pada CPP dan regulasi ini terganggu seiring dengan
pembuluh darah akibat emboli maupun trombotik. Akibat dari keadaan ini CPP
mempertahankan CBF agar tetap stabil dan akan meningkatkan CBV. Ketika
terjadi peningkatan CBV, pengiriman oksigen pun akan berlebih ke otak dan
autoregulasi serebral sudah berada pada titik puncak ambang batas dari
regulasinya yang akan mengakibatkan penurunan CPP yang lebih ekstrim dan
akan menyebabkan penurunan dari CBF. Pada keadaan ini, aliran darah tidak
neuron berhenti saat CBF di bawah 16-18 ml/100 gr/menit yang akan
hilangnya homeostasis ion seluler (kegagalan membran) pada ambang batas yang
lebih rendah (10-12 ml/100 gr/menit) yang akan menimbulkan infark.12 Ketika
terjadi iskemia maupun infark, maka autoregulasi terganggu terutama pada fase
Aliran darah otak (ADO) adalah jumlah darah yang menuju ke otak. Otak
orang dewasa menggunakan 20% darah yang di pompa oleh jantung pada saat
keadaan istirahat, dan darah dalam keadaan normal mengisi 10% dari ruang
intracranial. ADO secara ketat meregulasi kebutuhan dari metabolik otak, rata-rata
aliran ADO dipertahankan 50 ml per 100 gram jaringan otak per menit pada
manusia dewasa.2
menyebabkan suplai darah yang tidak adekuat. Iskemik akan terjadi jika aliran
darah ke otak di bawah 18-20 ml per 100 gram otak permenit dan kematian
jaringan otak terjadi bila ADO turun di bawah 8-10 ml per 100 gram jaringan otak
per menit. Di dalam jaringan otak terdapat biochemical cascade atau yang disebut
sebagai iskemik cascade yang menyebabkan jaringan otak menjadi iskemik, yang
pembuluh darah dalam berdilatasi, tekanan perfusi serebral yang ditentukan oleh
kemampuan untuk mengubah aliran darah dengan cara mengubah diameter lumen
darah akan terjadi bila tekanan darah meningkat dan akan berdilatasi bila tekanan
darah menurun.11
pembuluh darah sedang dan pembuluh darah kecil otak. Berdasarkan ini stroke
yang timbul akibat hipertensi dapat dibedakan atas dua golongan yang gambaran
patologi dan kliniknya berbeda13. Pada pembuluh darah sedang, seperti a. karotis,
hipertensi hanyalah sebagai salah satu faktor risiko di samping faktor-faktor lain
darah jenis ini adalah spasme dan lipohialinosis; spasme terjadi pada hipertensi
akut seperti hipertensi maligna, dan manifestasi kliniknya adalah Infark lakunar.
lipohialinosis ini dapat mengalami mikro aneurisma yang dapat pecah dan terjadi
bahwa terdapat variasi pada tekanan darah yang bisa dilihat dalam periode jangka
pendek (hitungan menit dan jam) dan periode jangka panjang (hitungan hari dan
bulan).9,10 Variabilitas tekanan darah dapat diartikan sebagai variasi tekanan darah
dalam periode waktu dengan atau tanpa penyesuaian terhadap tekanan darah
pengukuran yang berulang setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan oleh dokter, perawat, atau melalui
periodik antara pengukuran tekanan darah jangka panjang telah menjadi subjek di
berbagai penelitian. Awalnya variasi ini secara klinis tidak relevan, namun Munter
jangka panjang atau variabilitas tiap kunjungan medis (variabilitas tekanan darah
melalui faktor genetik pada 50% kasusnya dan pada orang tua yang mengalami
variasi tekanan darah sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan sebanyak 80%
bahwa variabilitas tekanan darah lebih besar pada usia tua dan lebih banyak pada
oleh Shimbo et al. yang menganalisis variabilitas tekanan darah pada 58.228
wanita yang berpartisipasi dalam studi Women’s Health Inittiative, nilai tekanan
darah diukur setiap tahun dengan periode rata-rata 5,4 tahun. Setelah diamati, saat
ini ditemukan sebanyak 997 wanita yang diperiksa mengalami stroke. Variabilitas
tekanan darah sistolik (diukur dengan standar deviasi) secara signifikan lebih
tinggi pada pasien stroke. Hubungan ini terutama lebih jelas pada wanita dengan
et al. perubahan perilaku atau aktifitas sehari-hari dapat memainkan peran sentral
aorta dan elastisitas arteri pada pasien dengan hipertensi yang mengalami
khususnya stroke pada fase akut. Menurut Adam et al. peningkatan VTD
maupun hemoragik, terutama pada pasien stroke dengan jumlah kerusakan lesi
yang luas, pasien dengan hipoperfusi otak yang luas, dan oklusi pada pembuluh
darah proksimal. VTD pada stroke iskemik terjadi karena autoregulasi serebral
jam pertama setelah serangan stroke secara tidak langsung dapat menjadi
serangan.57 Penelitian yang serupa oleh Fukuda et al. juga mendapatkan hasil yang
sama namun dievaluasi pada 3 bulan setelah serangan.58 Bahkan, fluktuasi tekanan
darah yang luas dalam 3 jam pertama pada pasien stroke iskemik akut terkait
hipertensi pada pasien stroke akut sekitar 73,9%. Sebesar 22,5- 27,6% diantaranya
relationship) antara hipertensi pada stroke akut dengan kematian dan kecacatan.
darah yang tinggi pada stroke akut sebagai tindakan rutin juga tidak dianjurkan,
Penurunan tekanan darah yang terlalu cepat hingga normotensi pada fase
Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila tekanan sistolik ≥220
mmHg, diastolik ≥120 mmHg, mean arterial blood pressure (MAP) ≥130 mmHg
(pada 2 kali pengukuran dengan selang waktu 30 menit), atau didapatkan infark
miokard akut, gagal jantung kongestif serta gagal ginjal.23 Pedoman stroke iskemik
akut saat ini menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik hingga 220 mmHg dan
diastolik BP hingga 120 mmHg masih ditoleransi, kecuali ada indikasi untuk
penurunan tekanan darah yang tinggi pada stroke iskemik akut agar dilakukan
secara hati-hati. Pada pasien stroke iskemik akut, tekanan darah diturunkan sekitar
15% (sistolik maupun diastolik) dalam 24 jam pertama setelah awitan apabila
tekanan darah sistolik (TDS) >220 mmHg atau tekanan darah diastolik (TDD)
>120 mmHg. Pada pasien stroke iskemik akut yang akan diberi terapi trombolitik
(rtPA), tekanan darah diturunkan hingga TDS <185 mmHg dan TDD <110 mmHg
dipantau hingga TDS <180 mmHg dan TDD <105 mmH g selama 24 jam setelah
neurologis, terutama bila TDS <100 mmHg atau TDD <70 mmHg. Oleh karena
itu, hipotensi pada stroke akut harus diatasi dan dicari penyebabnya, terutama
dalam bentuk infus dan disesuaikan dengan efek samping yang akan ditimbulkan
dengan dosis kecil dan dipertahankan pada tekanan darah optimal, yaitu TDS