Artikel Ilmiah Maruti
Artikel Ilmiah Maruti
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa konflik di Tolikara pemicu utamanya
bukan faktor agama tetapi faktor separatisme, yang ingin memisahkan Papua dari
negara kesatuan republik Indonesia dengan mengobarkan konflik agama sebagai
strategi untuk menarik dukungan internasional jika umat Islam yang diserang di
Tolikara mendapat simpati dan bantuan dari saudara-saudara mereka di daerah lain dan
melakukan balas dendam terhadap umat Nasrani di Papua dan daerah lain di Indonesia.
Usaha yang dapat dilakukan pemerintah pada saat itu pada Konflik Tolikara
Adapun usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengakhiri secara permanen konflik
Tolikara dan konflik lainnya di Papua.
Pertama, meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan anak-anak Tolikara dan
anak-anak Papua, tidak hanya memberikan kognitif (kecerdasan) kepada anak didik,
tetapi sangat penting menanamkan dan menumbuhkan afektif kepada anak didik supaya
cinta Indonesia, cinta tanah air, cinta persatuan dan kesatuan, disiplin dan
bertanggungjawab. Untuk mewujudkan hal itu, sangat diperlukan pengiriman tenaga
guru sukarela untuk ditugaskan di Tolikara dan Papua serta daerah-daerah lain
diperbatasan Indonesia.
Kedua, dialog, silaturrahim dan social welfare. Untuk menyelesaikan konflik Tolikara
dan Papua, tidak boleh hanya mengedepankan pendekatan hukum, tetapi amat
diperlukan dialog, silaturrahim dan pendekatan social welfare (kesejahteraan sosial)
yang memberdayakan dan memajukan serta memberi martabat kepada penduduk asli
dengan pendatang yang difasilitasi pemerintah setempat. Dialog dan rembukan dalam
berbagai persoalan dibutuhkan untuk menciptakan understanding (saling pengertian)
dan kerjasama untuk sama-sama maju dan sejahtera bersama.