Anda di halaman 1dari 21

KAPITA SELEKTA

ILMU KESEHATAN MATA


November 2017
1. Pasien 57 tahun mengeluh buram perlahan sejak 1 tahun, pasien post operasi katarak 5
tahun yang lalu. Riwayat hipertensi dan DM disangkal. Pemeriksaan optalmologis visus vod
20/60 kornea jernih. Pupil normal. Tampak lensa intracapsular. Kapsul posterior keruh.
Funduskopi dbn. GDS 110 mg/dl. Diagnosis?

Jawaban:
Pseudoaphakia: karena pasien memakai lensa intrakapsular yaitu lensa buatan, salah satu
tindakan operasi katarak.

2. Seorang laki-laki 30 tahun datang ke puskesmas mengeluh kedua mata penglihatannya kabur
mendadak. Pada pemeriksaan anterior tidak ada kelainan. Pemeriksaan untuk menentukan
diagnosa adalah?

Pemeriksaan anterior meliputi:


Palpebra
Konjungtiva dan Sklera
Kornea
Bilik Mata depan
Iris
Pupil dan Lensa

Jawaban: Segmen posterior:


 Fundus Refleks
 evaluasi papil N II dari papil keluar pembuluh darah (vascular)
 pembuluh darah di retina
 makula
 korpus vitreus.

3. Laki-laki 78 tahun keluhan kedua mata buram secara berangsur selama 1 tahun. Sejak 1 bulan
yang lalu mata kiri buram dan sekarang hanya bisa melihat bayangan. Sejak 5 tahun terakhir
pasien rajin kontrol penyakit hipertensi dan DM yang telah dideritanya selama 10 tahun. Saat ini
kesadaran CM, TD 170/100 mmHg, N 88 x/menit. Dari pemeriksaan fisik didapat Lensa kanan :
agak keruh, Lensa kiri : keruh. TIO ODS N (+), Lain-lain dalam batas normal. Hasil
pemeriksaan yang mungkin didapatkan pada mata kiri adalah:

Kelainan mata: di lensa (segmen anterior) mata kiri dan kanan keruh.
Jadi pemeriksaan mata pada bagian segmen anterior yaitu pemeriksaan visus, sinar (irish
shadow), dan kekeruhan lensa, dan funduskopi.

Pemeriksaan apa yang diperlukan: iris shadow

4. Laki-laki usia 24 tahun datang dengan keluhan kedua matanya merah sejak dua hari yang lalu.
Didapatkan kotoran mata bening . Tidak ada keluhan penurunan penglihatan. Sebelumnya pasien
mengalami demam tidak terlalu tinggi dan pegal-pegal. Pada pemeriksaan KGB preauricular
dextra dan sinistra membesar. Pemeriksaan visus 6/6. Segmen anterior didapatkan hiperemi
konjungtiva dan hipertrofi folikuler. Lain lain kornea blik mata depan iris pupil dan lensa dalam
batas normal. Apa diagnosa pasien tersebut?

Kelainan: kedua mata merah 2 hari yang lalu, hiperemi konjungtiva dan hipertrofi folikuler (
kelainan di segmen anterior), kotoran mata bening.
Pemeriksaan: KGB preauricular dextra dan sinistra membesar.

Diagnosa: Konjungtivitis Folikularis


Karena ada hyperplasia limfoid dalam lapisan adenoid dan tanda konjungtivitis adalah hipertrofi
folikuler

5. Pasien datang dengan keluhan mata merah, berair, nyeri karena tertusuk duri kulit durian.
Pemeriksaan apa yang paling tepat selain 4 pemeriksaan dasar?

Keluhan: mata merah, berair, nyeri karena tertusuk duri kulit durian.

Trias Kornea:
 berair (epiphora)
 nyeri akibatnya tidak bisa membuka mata (blefarosmpasme)
 photophobia (mata silau).

Jawaban: Flurescein Test


• BAHAN BERWARNA JINGGA MERAH YANG BILA DISINARI GELOMBANG BIRU AKAN
MEMBERIKAN WARNA HIJAU
• DIPAKAI UNTUK MELIHAT DEFEK EPITEL KORNEA, FISTEL KORNEA ATAU
DISUNTIKKAN INTRAVENA UNTUK FOTO PEMBULUH DARAH RETINA (FFA)

Pada Kornea:
• TETESKAN AQUA PADA KERTAS FLUORESIN ATAU TETES FLUORESIN
• TETESKAN 1 TETES PADA MATA YANG DIPERIKSA
• TUNGGU 10 DETIK
• BILAS DENGAN AQUA SAMPAI HILANG WARNA KUNING DI MATA
• EVALUASI DENGAN CAHAYA BIRU SLIT LAMP, POSITIF = HIJAU

6. Laki-laki 25 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan benjolan pada kelopak mata
kanan atas semakin besar sejak 3 bulan yang lalu, Pemeriksaan viss 6/6 , pada pemeriksaan
segmen anterior ditemukan benjolan pada palpebra superior kanan teraba keras, batas tegas, tidak
melekat kekulit tidak ada tanda-tanda inflamasi/ tidak ada nyeri merah maupun panas. Diagnosis
?
Diagnosa: Chalazion
Radang steril granulomatous kelenjar meiboom
Penyebab: buntu ekskresi kelenjar meiboom: retensi kista kelenjar meiboom, reaksi keradangan
granulomatous.
Tanda Spesifik: local edema kadang didahului keradangan menghilang tinggal suatu benjolan/
tumor pada palpebral.
Chalazia yang besar akan menekan bola mata dan menimbulkan astigmatis

DIAGNOSA BANDING :
• Hordeolum tetapi tdk ada tanda2 keradangan pd chalazion.
• Chalazia hampir tdk pernah sembuh spontan.
• Chalazia yg besar & terletak di palpebra superior dpt memberikan pseudoptosis.
• PENGOBATAN : INSISI
Histhopathologi :Suatu Keradangan Granulomatus Dgn Sel2 Laghans Tipe Giant Cell.

• Pengobatan : Excisi
Chalazia Yg Mengalami Kekambuhan, Hrs Di Biopsi Krn Kemungkinan Suatu Keganasan
(Malignancy) ------ Basalioma

7. Seorang perempuan 17 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kelopak mata atas kanan
menjadi bengkak sebesar biji jagung, mata merah dan nyeri ketika menunduk 3 hari. Pada
pemeriksaan visus 6/6 pemeriksaan segmen anterior ditemukan benjolan seperti jagung dengan
puncak kekuningan, merah dan nyeri. Apa diagnosisnya ?

Diagnosis: Hordeolum
Infeksi pada kelenjar di palpebral oleh Staphilococcus
Tanda Lokal: palpebral bengkak kemerahan, nyeri, perlunakan akut, pembentukan pus, dan
terjadilah abses

Hordeolum interna: kelenjar meiboom


Hordeolum eksterna: kelenjar zeiss dan mool
• Hordeolum Internum Dapat Menuju Konjunctiva Dan Dapat Jg Ke Kulit.
• Hordeolum Externum Selalu Menuju Kulit Pada Tepi Palpebra.
Pengobatan :
- Pada Stadia Infiltrat : Kompres Dgn Air Hangat + Anti Biotika Lokal.
Pada Stadia Abcess : Incisi

8. Seorang laki-laki 36 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama mata kanan merah.
Keluhan disertai dengan penurunan tajam penglihatan sejak 8 hari yang lalu. Awalnya pasien
merasa mata kanannya seperti tertusuk daun. Pasien mencuci matanya dengan air sirih, tetapi 4
hari kemudian pasien merasakan mata kanannya menjadi buram. Ia lalu memakai tetes mata
antibiotik steroid, namun keluhan bertambah parah. Pada hari ke-6 pasien berobat ke PKM
setempat, lalu diberikan tetes mata antibiotika, tetapi tidak ada perbaikan. Pada pemeriksaan
oftalmologis, didapatkan tajam penglihatan/visus mata kanan 3/60, gambaran keputih-putihan
kornea sentral ukuran 6x5 cm. BMD pasien terisi nanah berwarna putih kekuningan dengan
ukuran tinggi 2 mm dengan permukaan tidak rata.
Apakah temuan yang paling tepat?

Ulkus Kornea Dekstra Karena Jamur

9. Seorang perempuan datang ke polilkinik dengan keluhan mata merah. Keluhan disertai
dengan penurunan tajam penglihatan sejak 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaan oftalmologis
didapatkan tajam penglihatan mata kanan 1/60. Apakah maksud yang paling tepat untuk tajam
penglihatan pasien diatas?

Jawaban:
1/60 :
1: jarak 1 meter penderita dapat melihat.
60: jarak yang bisa dilihat dari posisi orang normal.
Jadi: penderita hanya bisa melihat 1 meter lambaian tangan yang pada normal dapat
dilihat 60 meter.

Uji hitung jari 3/60 sampai 1/60 (paling rendah)

10. Seorang perempuan 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata kiri sakit berdenyut
sejak 2 hari yang lalu, penglihatan kabur dan muntah-muntah. Sebelumnya tidak pernah
mengalami keluhan seperti ini. Pemeriksaan oftalmologis: visus OD 5/5, OS 1/60, terdapat
perikorneal injeksi, korneal edema, BMD dan iris bombe/bombans, TIO TOD: 17,3mmHg
TOS: 43,4mmHg. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
Diagnosis: Glaukoma Sudut Tertutup Akut Sinistra
Gejala:
– TIO 
– Kornea edema 
• Visus , halo
• Suram
– BMD dangkal
– Pupil lebar, lonjong, refleks + / -
– Papil saraf optik: normal atau edema

Diagnosa:
– TIO 
– Sudut BMD tertutup
– Pupil lebar
– PSO : normal

Penatalaksanaan:
Pertolongan pertama: Turunkan TIO
 Hiperosmotik: bila TIO sangat tinggi
Gliserin: 1 gr/kgBB dalam 50% larutan
Mannitol: 1-1,5 gr/kg bb i.v
 Kurangi produksi humor akuos:
Accetazolamide 500 mg per oral
Timolol 0,5% topical 2 dd
Brinzolamide 1% topical 2 dd
Dorzolamide 2% topical 2 dd
Brimonnide 0,15%-0,12% topical 2 dd
 Tekan reaksi radang
Steroid topical
Pertolongan selanjutnya: buka sudut
 Melepaskan blok pupil: Hiperosmotik
 Membuat lubang pada iris perifer: iridektomi perifer dengan cara:
Laser IP
Bedah IP

• TIO Normal
– Berkisar :10,5 – 20,5 mmHg
– Rata-rata :15,5 + 2,75 mmHg
11. Pasien laki-laki 54 tahun datang dengan keluhan mata pandangan kabur, dibimbing
keluarganya menurut keluarganya enderita sering menabrak sesuatu kalau berjalan sjak 6 bulan
ini . Mata tenang tidak merah. Pada pemeriksaan mata didapatkan visus VOD 1/60 VOS 4/60.
Palpebral tidak ada benjolan konjungtiva tidak didapatkan hiperemi konjungtiva maupun
perikornea COA dalam dan jernih +/+, iris regular ada beberapa yang atrofi pupil bulat isokhor
reflek cahaya +/+, lensa jernih. TIOTODS: 54 mmHg. Funduskopi didapatkan cup dan disk ratio
0,8
Diagnosis yang paling mungkin?
Diagnosa: Glaukoma Sudut Terbuka Primer
EPIDEMIOLOGI :
– USIA : PREVALENSI TINGGI PADA USIA 
TETAPI DAPAT TERJADI PADA ANAK / DEWASA MUDA
– SEX : TIDAK ADA PERBEDAAN
– RAS : PREVALENSI TINGGI PADA KULIT HITAM

EPIDEMIOLOGI
– KELAINAN REFRAKSI : BANYAK PADA MYOPIA
– KETURUNAN : MELALUI TRANSMISI POLIGENIK ATAU
MLTIFAKTORIAL
DILAPORKAN 5-50% KASUS GSBP  KETURUNAN
– FAKTOR SISTEMIK : DM

• GAMBARAN KLINIS :
– TIDAK ADA KELUHAN
– NYERI MATA (-)
– VISUS SENTRAL BAIK
– HIPEREMIA (-)
– KORNEA JERNIH
– PUPIL NORMAL
– MATA TAMPAK NORMAL
– PENDERITAPUN MERASA MATANYA NORMAL
– KECUALI PADA STADIUM LANJUT  LAPANG PANDANGAN SUDAH
SANGAT SEMPIT

• DIAGNOSA :
– TIO > 21 MMHG
– SUDUT TERBUKA
– PSO : GAUNG +
– DEFEK LAPANG PANDANGAN GLAUKOMA
Penatalaksanaan:
Menekan produksi humor akuos:
Brinzolamide 1% 2 dd
Dorzolamide 2% 2 dd
Timolol 0,5% 2 dd
Betaxolol o,5% 2 dd
Brimonidine 0,15% 2 dd

Meningkatkan Outflow melalui Trabekula Meshwork:


Pilocarpine 2% 4 dd
Bimatoprost 0,03% 1 dd

Meningkatkan outflow melalui Uveasklera


Latanoprost, Brimonidine, Unoprostone, Travoprost, Bimatoprost

Laser untuk GSBP


• Laser Trabeculoplasty (LTP)
– Laser pada trabekulum meshwork
– Terjadi pengkerutan komponen kolagen
• Efek mekanik  rongga trabekel terbuka
• Respon seluler  bahan akstra seluler dari trabekel terbuang 
terbuka

12. Laki-laki 24 tahun dengan keluhan kedua mata merah, dirasakan sejak 3 hari lalu. Keluhan
dirasakan seperti ada yang menghalangi, dan terbentuk kotoran mata yang lebih banyak. Pada PF
oftamologi didapatkan papil di konjungtiva palpebra superior dan inferior, serta infeksi
konjungtiva. Kornea dan pupil dbn. Diagnosis:

Diagnosa: Konjungtivitis
• Rasa ngeres (berpasir=sandy feeling)
• Gatal-gatal
• Panas
• Berair
• Sulit buka mata
Tanda objektif:
Hiperemia
Epifora
Sekret, eksudat sel radang
Pseudoptosis, infiltrasi sel radang di palp Sup
Chemosis (Edema Konjungtiva)
Hipertrofi Papiler, Adanya sel radang menumpuk diantara fibrin
Hipertrofi Folikuler, hiperplasi limfoid dalam adenoid
Membran/Pseudomembran, Proses koagulasi Kuman/Toksik
Granuloma
Adenopati Preaurikuler, Virus atau Chlamydia
Phlycten, Alergi thd Limbus, Manifes Lokal pada Limbus

13. Seorang wanita 40 tahun, dengan penglihatan mata kanan kabur, sudah dirasakan sejak 2
bulan lalu, tidak disertai mata merah, nyeri dan silau. Pada pemeriksaan mata kanan, tidak
didapatkan hiperemi konjungtiva, maupun perikornea. Kornea jernih , BMD dalam dan jernih
Pupil ireguler Iris didapatkan sinekia di jam 3 dan jam 6 dan lensa keruh. Diagnosis :

Diagnosa: Uveitis Posterior


Ciri:
Tidak ada Hiperemi
Tidak Terdapat Rasa Nyeri
Tidak ada Fotofobia

Kadang dpt ditemukan Mutton fat K.P


Optalmoskop: Lesi di Retina, timbul bercak putih kekuningan dan badan kaca di depan
lesi tampak Keruh (Kelabu)
Penyembuhan Badan Kaca: Jernih kembali dan Tampak Pigmentasi di Tepi Lesi tsb.

14. Laki-laki berusia 55 tahun datang dengan keluhan pandangan buram pada kedua mata sejak
satu tahun lalu. Pandangan berangsur-angsur buram seperti melihat asap. Awalnya penglihatan
pada malam hari atau sore lebih baik daripada siang hari, namun kemudian berubah parah. Pada
pemeriksaan oftamologis didapatkan visus mata kanan 2/60, mata kiri
1/300. Pada pemeriksaan dengan loop dan lampu senter didapatkan kekeruhan di tengah pupil.
Apakah diagnosis yang paling tepat untuk mata kiri pasien ?

Diagnosa:
VOD 2/60: Katarak Senil Imatur/Intumesen (karena visus
dari 6/7,5 – 1/60), senter (diteruskan dan dipantulkan)

VOS 1/300: Katarak Senil Matur/ Hipermatur (karena visus


1/300 – 1/2), senter (dipantulkan semua, keruh semua)
Tindakan:
Intumesen/Imatur: ada kelainan refraksi berikan kacamata
yang terbaik

Matur: Operasi
Ekstrakapsular (masa lensa dikeluarkan dengan merobek
bagian anterior dan meninggalkan kapsul bagian posterior
Intrakapsular: masa lensa dan kapsul dikeluarkan secara in
toto

15. Pasien laki-laki, 50 tahun, dengan keluhan mata kiri merah. Pernah dirasakan timbul tiba-
tiba, disertai nyeri dan pandangan kabur. Pasien baru saja menjalani operasi katarak. Pada mata
yang dikeluhkan 5 hari lalu, Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD 1/300 . Pemeriksaan
segmen anterior Konjungtiva hiperemi perikornea , kornea agak buram , bilik mata depan
didapatkan hipopion, iris ireguler, pupil tidak bulat lensa: iol di belakang irirs. Funduskopi
Fundus reflek - apakah kasusnya ?

Diagnosa: Glaukoma Sudut Tertutup Sekunder


• + 90% mekanisme dasar  blok pupil
• + 10% mekanisme dasar lain atau kombinasi

Predisposisi: BMD dangkal, lensa ke depan, lensa tebal, pupil miosis, usia meningkat
Sehingga jarak iris-lensa < , timbul blok pupil relative (pupil dilatasi, pupil miosis hebat,
lensa bergerak ke depan) Blok Pupil

STS KARENA BLOK PUPIL SEKUNDER :


– RADANG IRIS (IRITIS IRIDOSIKLITIS)
• PRODUK RADANG  PELEKATAN TEPI IRIS PADA PUPIL
DENGAN LENSA : SINEKIA POSTERIOR
• SINEKIA POSTERIOR TOTALIS  SEKLUSIO PUPIL  BLOK
PUPIL
– LENSA INTUMESEN ( FAKOMORFIK)
– SUBLUKSASI LENSA ANTERIOR
• APOSISI LENSA DENGAN IRIS PADA PUPIL  BLOK PUPIL

16. Seorang Artis wanita, 24 tahun datang dengan keluhan mata kiri berair terus, pedes, ngeres,
merah, kabur dan terasa ada benda asing di mata sejak 1 hari ini, kemarin pulang shooting soft
lens lupa tidak dicopot, diagnosa :

Diagnosa: Keratitis Sinistra


Adalah : Radang Pada Kornea Apapun Sebabnya.
Penyebab :
1. Bakteri
2. Jamur
3. Virus
4. Defisiensi Vit A
5. Exposure Keratitis:
* Exophthalmus
*Lagolpthalmus Akibat Paralyse N. 7

 Gejala klinis:
– Rasa Nyeri // Bila Penderita Terkena Rangsangan Chy.
– (Photofobia)
– Spasme Palpebra (Blepharospasme).
– Air Mata Berlebihan (Epipora).
– Kabur Infiltrat Berada Di Kornea Sentral. Pada Pemeriksaan Dgn
Lampu Senter / Opthalmoskop Tampak Adanya Infiltrasi.

 PEMERIKSAAN LANJUTAN BILA DITEMUKAN INFILTRAT, ADL :

1. BENTUK INFILTRAT
- Numuler, Mis: Keratitis Numularis.
- Punctat, Mis : Keratitis Punctata
Superficial.
- Dendrit, Mis : Keratitis Herpes Simplex.
- Filamen, Mis : Keratitis Herpes Simplex.
- Disciform, Mis : Stromal Keratitis.
2. TES FLUORESCEIN.
Cairan Fluorescein
Infiltrat : Fl +
Fl -.
3. LOKASI.
- Sub-Epithel, Epithel Dari Stroma.
- Lokal - Merata
-Perifer - Sentral.

4. SENSIBILITAS KORNEA
Ujung Kapas 
Hasil + (Sensabilitas Baik).
Sensabilitas Menurun  Herpes Simplex Keratitis.

Pengobatan:
 Salep mata: AB, Antivirus, Anti Jamur
 Simptomatis: Midriatikum  mengurangi spasme silier- rasa nyeri berkurang
 Bebat mata: Superinfeksi, spasme palpebral menurun

Perjalanan penyakit:
Sembuh tanpa bekas
Jaringan Parut pada Kornea  infiltrat pada stroma kornea

17. Seorang siswa SMU, 18 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kedua mata merah,
berair, tidak ada kotoran mata kalau bangun tidur dan kemeng, kabur, silau dan sakit bila buka
mata . Pada pemeriksaan mata didapatakan hiperemi perikornea +/+, KOrnea didapatkan
infiltrat, bmd dalam dan jernih, iris regular, pupil bulat isokhor, lensa jernih , diagnosa yang
paling mungkin :

Diagnosis: Keratitis
Karena ada gejala trias pada kornea:
Berair (epiphora)
Nyeri bila buka mata (Blepharospasme)
Silau (Photophobia)

18. Laki laki 21 tahun datang dengan keluhan utama kabur, sejak satu tahun ini. jalan sering
tersandung dan tidak bisa melihat kendaraan dari samping, riwayat ibu menderita kelainan yang
sama, VODS 6/6, TIO OD 3/10, OS 4/10, dengan alat tonometer schiotz, funduskopi didapatkan
cup/disc ratio 0.9 ,diagnosa:

Diagnosa: Glaukoma Sudut Terbuka Primer


EPIDEMIOLOGI :
– USIA : PREVALENSI TINGGI PADA USIA 
TETAPI DAPAT TERJADI PADA ANAK / DEWASA MUDA
– SEX : TIDAK ADA PERBEDAAN
– RAS : PREVALENSI TINGGI PADA KULIT HITAM
– KELAINAN REFRAKSI : BANYAK PADA MYOPIA
– KETURUNAN : MELALUI TRANSMISI POLIGENIK ATAU
MLTIFAKTORIAL
– DILAPORKAN 5-50% KASUS GSBP  KETURUNAN
– FAKTOR SISTEMIK : DM

• GAMBARAN KLINIS :
– TIDAK ADA KELUHAN
– NYERI MATA (-)
– VISUS SENTRAL BAIK
– HIPEREMIA (-)
– KORNEA JERNIH
– PUPIL NORMAL
– MATA TAMPAK NORMAL
– PENDERITAPUN MERASA MATANYA NORMAL
– KECUALI PADA STADIUM LANJUT  LAPANG PANDANGAN
SUDAH SANGAT SEMPIT

• DIAGNOSA :
– TIO > 21 MMHG
– SUDUT TERBUKA
– PSO : GAUNG +
– DEFEK LAPANG PANDANGAN GLAUKOMA

Normal Cup/disc ratio: 0,4-0,6

19. Seorang laki-laki 55 tahun mengeluh pada OD: nyeri, mual, injeksi silier. Pada riwayat
keluarga pada ibu pernah operasi glakoma (+). Dan pasien takut dan memeriksakan matanya dan
didapatkan TIO OD 25, OS:23. Untuk pemeriksaan selanjutnya ?

Diagnosa: Glaukoma
Pemeriksaan selanjutnya:
 Pemeriksaan lapang pandang: tes konfrontasi, perimeter
 Irish shadow

20. Seorang perempuan 40 tahun datang dengan keluhan mata kanan merah dan kabur sejak
1 mgg yll. Disertai kemeng, sedikit silau . Pada pemeriksaan visus VOD 6/30, SEgmen
anterior didapatkan konjungtiva hiperemi perikornea, kornea didapatkan keratik presipitat,
bmd :flare(+) pada bilik mata depan, iris : sinekia posterior, pupil: tidak bulat, lensa : jernih,
maka Diagnosa:

Diagnosa: Uveitis Anterior Akut


Pada uveitis anterior yaitu iritis/iridoksiklis
Penderita usia muda, dan unilateral
Reaksi baik dengan kortikosteroid -> reaksi alergi
Gejala: nyeri tumpul, silau/photophobia, visus biasamnya tidak terganggu, kec bila
uveitis yang berat  akuous humor keruh, kornea keruh, dan terjadi katarak
Pemeriksaan: Hiperemi perikornea, keratik presipitat, akuous flare, edema iris,
miosis, reflex pupil berkurang, sinekia posterior, hipopion, hifema, oklusi dan seklusi
pupil.

Tatalaksana:
 Atropine 1% tts mata 3 kali sebagai midriatik-siklopegik, dihentikan 10 hari
setelah mata tenang
 Kortikosteroid; topical tetes mata, tiap 1-2/jam, salep mata 4 kali/hari. Plg
baik: suntikan sub konjungtiva
 Sistemik: dosis tinggi utk radang cukup berat
 Kompres hangat: mengurangi rasa nyeri, meningkat sirkulasi darah
 Kacamata hitam: fotofobia akibat pupil yang lebar; atropin

21. Seorang ibu 40 tahun datang dengan keluhan mata kabur, sejak 3 bulan yang lalu semakin
lama semakin kabur, awalnya mata merah kotoran + sedikit, mata terasa panas, nrocoh/sering
keluar air mata, seperti kelilipen. Visus ODS 6/20skph tetap. Segmen anterior palpebra edema -/-
, bulu mata masuk ke dalam, konjungtiva hiperemi folikuler +/+ , pcvi +/+, Kornea keruh +/+,
lain-lain sulit dievaluasi. Diagnosis penyakit ini menurut kriteria WHO:

Diagnosa: Konjungtivitis Folikuler

22. Seorang ibu 40 tahun datang dengan keluhan mata kabur, sejak 3 bulan yang lalu semakin
lama semakin kabur, awalnya mata merah kotoran + sedikit, mata terasa panas, nrocoh/sering
keluar air mata, seperti kelilipen. Visus ODS 6/20skph tetap. Segmen anterior palpebra edema -/-
, bulu mata masuk ke dalam, konjungtiva hiperemi folikuler +/+ , pcvi +/+, Kornea keruh +/+,
lain-lain sulit dievaluasi. Penatalaksanaan penyakit ini :

Penatalaksanaan: Kortikosteroid
23. Penderita anak 5 tahun datang dengan keluhan mata kabur, terutama pada waktu senja. Sejak
2 tahun yang lalu , semakin lama semakin kabur. VOD 5/7.5 VOS 5/8.5 segmen anterior
palpebra hiperemi -/-, konjungtiva kering, ada keratinisasi dan berbusa. Kornea jernih +/+. Lain
– lain dalam batas normal. Berdasarkan klasifikasi WHO penyakit ini termasuk
Diagnosa: Xerosis Konjugtiva

24. Penderita anak 5 tahun datang dengan keluhan mata kabur, terutama pada waktu senja. Sejak
2 tahun yang lalu , semakin lama semakin kabur. VOD 5/7.5 VOS 5/8.5 segmen anterior
palpebra hiperemi -/-, konjungtiva kering, ada keratinisasi dan berbusa. Kornea jernih +/+. Lain
– lain dalam batas normal.Pengobatan untuk kelainan diatas dengan pemberian vitamin A, dosis

Dosis Vitamin A: 200.000 IU

25. Seorang laki-laki petani berusia 60 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan 1 bulan yang
lalu mata kiri tertusuk padi, yang kemudian timbul bercak putih. Sejak 1 minggu ini mata merah,
buram dan sakit, sedangkan mata kanan tidak ada keluhan. Pada pemeriksaan oftalmologis
diperoleh VOS 1/~, palpebra tampak edema dan hiperemis, konjungtiva hiperemis dengan secret
(+), kornea terdapat kekeruhan dan tampak infiltrate dengan gambaran satelit (+). Apakah
diagnosis yang mungkin ?

Diagnosa: Ulkus Kornea Karena Jamur


Penyebab: Candida, Fusarium, Aspergillus, Penicilllum, Cephalosporium
Jenis: Ulkus Indolent: Infiltrat Berwarna Keabuan, Satu/ beberapa Lesi Satelit
Scraping: Hipopyon, ditemukan Hypha, kecuali Candida: Pseudohypha/yeast

Faktor predisposisi: penggunaan kortikosteroid yang lama


Terapi: Ampotericin B, Nystatin, Flucytocin, simptomatis

26. Seorang laki-laki 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata merah, gatal, keluar
secret seperti karet / molor pada konjungtiva. Terdapat riwayat alergi pada keluarga. Pada
pemeriksaan slit lamp terdapat konjungtiva: hiperemi papilla pada konjungtiva tarsal superior
dan inferior, dan hiperemi konjungtiva, lain lain dalam batas normal, diagnosa ?

Diagnosa: Konjungtivitis Vernal


BATASAN : Keradangan bilateral konjungtiva yg berulang menurut musim dgn
gambaran spesifik hipertropi papiler didaerah tarsus & limbus
PATOFISIOLOGI :
• Mnrt lokasi : tipe palpebral & limbal
• Tipe palpebral bbrp tempat akan hiperplasi, bagian lain atropi
ETIOLOGI :
Alergi merupakan kemugkinan terbesar penyebab konjungtivitis vernal :
1. Tendensi diderita anak2 dan remaja
2. Kambuh musiman
3. Pemeriksaan getah mata : eosinophil

KELUHAN UTAMA : GATAL


 Gatal
 PTOSIS : ptosis bilateral, kadang-kadang yang satu lebih ringan
 Getah mata : konsistensi elastis (bila ditarik molor).
 Horner trantas dots : gambaran seperti renda pada limbus.

27. Anak laki-laki 10 tahun dibawa orangtuanya ke praktek dokter umum dengan keluhan mata
merah sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan tidak disertai pandangan kabur. Pemeriksaan oftalmologi
konjungtiva: hiperemi papiler ,terdapat folikel-folikel di limbus kornea/ horner trantas dot . Lain
lain dalam batas normal ,diagnosis yang paling mungkin ?

Diagnosa: Konjungtivitis Vernal


BATASAN : Keradangan bilateral konjungtiva yg berulang menurut musim dgn
gambaran spesifik hipertropi papiler didaerah tarsus & limbus
PATOFISIOLOGI :
• Mnrt lokasi : tipe palpebral & limbal
• Tipe palpebral bbrp tempat akan hiperplasi, bagian lain atropi

ETIOLOGI :
Alergi merupakan kemugkinan terbesar penyebab konjungtivitis vernal :
4. Tendensi diderita anak2 dan remaja
5. Kambuh musiman
6. Pemeriksaan getah mata : eosinophil

KELUHAN UTAMA : GATAL


 Gatal
 PTOSIS : ptosis bilateral, kadang-kadang yang satu lebih ringan
 Getah mata : konsistensi elastis (bila ditarik molor).
 Horner trantas dots : gambaran seperti renda pada limbus.
• KORTIKOSTEROID LOKAL : pengobatan terbaik keluhan maupun gejala-
gejala penderita konjungtivitis vernal. Tetapi, penyulit :glaukoma, katarak &
ulkus kornea.
• Keluhannya menjadi sangat berkurang, cenderung untuk memakai
kortikosteroid secara terus menerus.

Sebaiknya kortikosteroid local: 2 jam selama 4 hari


Kompres dingin: 10 menit; beberapa kali sehari
Disodium cromoglicate 2%, 4 kali sehari
Kortikosteroid dan antihistamin per oral dapat dianjurkan  kasus berat
Anjurkan untuk pindah ke tempat yang lebih dingin

Prognosa: konjungtivitis vernal diderita sekitar 4 sampai 10 tahun, dengan remisi dan
eksaserbasi
Penyulit: kortikosteroid  glaucoma kronik simple yang terlupakan  kebutaan

28. Laki laki 26 tahun, mengeluhkan kedua mata merah. mata terasa seperti berpasir, demam.
Teman kantor juga ada yang mengeluhkan keluhan yang sama. Sudah diobati dengan tetes mata
yang dibeli dari warung namun keluhan tidak membaik. Pemeriksaan Fisik : visus ODS 6/6
injeksi konjungtiva, folikel (+) pada konjungtiva tarsalis.Hiperemi konjungtiva +, lain ain dalam
batas normal
Terapi yang diberikan ?

Diagnosis: Viral Conjuntivitis


Pharyngo conjungtival fever
Perjalanan penyakit akut disertai febris 38,5-40
Pharyngitis
Conjungtivitis folicularis
Penyebab: adeno virus 3 dan 7

29. Anak laki-laki 10 tahun dibawa orangtuanya ke praktek dokter umum dengan keluhan mata
merah sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan tidak disertai pandangan kabur. Pemeriksaan oftalmologi
konjungtiva: hiperemi papiler ,terdapat folikel-folikel di limbus kornea/ horner trantas dot . Lain
lain dalam batas normal ,penatalaksanaan yang paling mungkin ?

Diagnosa: Konjungtivitis Vernal


• KORTIKOSTEROID LOKAL : pengobatan terbaik keluhan maupun gejala-
gejala penderita konjungtivitis vernal. Tetapi, penyulit :glaukoma, katarak &
ulkus kornea.
• Keluhannya menjadi sangat berkurang, cenderung untuk memakai
kortikosteroid secara terus menerus.

Sebaiknya kortikosteroid local: 2 jam selama 4 hari


Kompres dingin: 10 menit; beberapa kali sehari
Disodium cromoglicate 2%, 4 kali sehari
Kortikosteroid dan antihistamin per oral dapat dianjurkan  kasus berat
Anjurkan untuk pindah ke tempat yang lebih dingin

30. Bayi usia 3 hari, dibawa orang tuanya ke rumah sakit karena, keluhan mata lengket, sekret
kuning kehijauan keluhan dirasa sejak lahir, pada pemeriksaan didapatkan secret penuh,
konjungtiva hiperemi , kornea dll sulit dievaluasi tertutup secret. Pemeriksaan penunjang untuk
menjang diagnosis ::

Diagnosa: GONOBLENORHOE
Konjungtivitis hiperakut dengan sekret purulent, dan hiperakut
Kokus, gram negative
Sering sbg penyebab urethritis pria dan vaginitis dan bartolinitis wanita
Infeksi  kontak langsung kuman dan konjungtiva

• GEJALA :
– Mendadak
– Bbrp Jam S/D 3 Hari
– K.U : Mata Merah, Bengkak, Sekret Purulen Spt Nanah Yg Kdg2
Bercampur Darah
• GAMBARAN KLINIK/TANDA :
– Hiperemia Konj. Hebat
– Sekret Mata Spt Nanah Banyak Sekali
– Kelopak Mata Bengkak O/K Edema Konj. Palpebra & Bulbi
– Perdarahan O/K Edema Konj. Yg Hebat, Mengakibatkan Pecahnya Pemb.
Darah Konj.

 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Scrapping/Kerokan Getah Mata Yg Purulen Dicat Dgn Gram Dan Diperiksa
Dibawah Mikroskop
 Didapatkan Sel2 Polimorfonuklear Dlm Jumlah Banyak
 Diplokokus Gram Negatif Berpasang-pasangan Seperti Biji Kopi Yg
Tersebar Didalam & Diluar Sel
 DIAGNOSA, Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan laboratorium

Pemeriksaan klinik: keradangan konjungtiva hiperakut dengan getah mata spt nanah yg
kdg bercampur darah
Pemeriksaan lab: didapatkan kuman N.gonorhoeae yang berasal dari kerokan atau getah
mata konjungtiva.
Pengobatan:
1. TANPA PENYULIT KORNEA :
 Topikal :
Salep Mata Tetrasiklin Hcl 1% Atau Basitrasin Minimal 4x Sehari Pada Neonatus, Tiap 2
Jam Pada Px Dewasa, Dilanjutkan 5x Sehari Sampai Resolusi
Sistemik
Dewasa : Penisilin G 4,8 JUTA Iu Intra muskular dosis tunggal ditambah probenesid 1
gram peroral, Atau ampisilin dosis tunggal 3,5 gram peroral
Neonatus : Injeksi Penisilin Dgn Dosis 50.000-100.000 Iu/KG BB
Bila Tidak Tahan Derivat Penisilin, Bisa Diberikan Thiamfenikol 3, Gram Dosis Tunggal
Atau Tetrasiklin 1,5 Gram Initial, Dilanjutkan 4x500 Mg Selama 4 Hari

DENGAN PENYULIT KORNEA :


• TOPIKAL :
– Salep mata basitrasin atau tetes mata ciprofloxacin tiap jam, bisa juga
diberikan penisilin sukonjungtiva
– Anak, diberikan salep mata saja tiap 2 jam ofloxacin
– Bila tidak tahan penisilin, injeksi dapat diganti eritromisin laktobionat
• SISTEMIK
– Sama seperti tanpa penyulit kornea
– Beberapa antibiotika lain yg sensitif untuk N. Gonorhoika adalah
eritromisisn, neomisin, gentamisin dan cipr

31. Seorang perempuan 70 tahun datang ke RS dengan keluhan kedua mata kabur sejak 3 tahun
yang lalu. Keluhan tanpa disertai rasa sakit dan merah. Pada pemeriksaan vital sign dan status
generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan oftalmologi pada mata kanan pasien hanya
dapat melihat lambaian tangan. Berapakah visus pada mata kanan pasien ?

Jawaban: 1/300
32. Bayi usia 3 hari, dibawa orang tuanya ke rumah sakit karena, keluhan mata lengket, sekret
kuning kehijauan keluhan dirasa sejak lahir, pada pemeriksaan didapatkan secret penuh,
konjungtiva hiperemi , kornea dll sulit dievaluasi tertutup secret. Dari Pemeriksaan penunjang
didapaytkan Diplococcus gram negative, maka penyebabnya adalah:

Penyebab: Neisseria Gonorhoeae

34. Anak laki laki 10 tahun, mengeluh mata kanan merah, nyeri, berair sejak kemarin. Anak
tersebut juga mengeluhkan rasa tidak nyaman dan seperti ada sesuatu di mata kanannya.
Sekret warna kuning Pemeriksaan Fisik : Conjunctiva hiperemis, palpebra superior hiperemis
dan edema. Lain lain dalam batas normal. Penatalaksanannya ?

Diagnosa: Inclusion Konjungtivitis


• Anak2 conjunctivitis hyperakut dg sekret yg purulen dan disebut inclusion
blenorhoe.
• Penyebab : chlamidia oculo genetalis, spesifik bisa hidup pada urethrae laki2 atau
cervix wanita. Penyakit ini dari uro genitalis ke mata.
Dpt tjd pada kolam renangkadar chlor dalam air kolam kurang adekwat.
Pada neonatus : kontak langsung conjunctiva -cervix ibu.
• Klinik : anak2 atau bayi berat  blenorhoe.
• Pengobatan pada bayi : tetrasiklin 1 %, sulfonamide 15 %.

35. Seorang laki-laki 27 tahun datang berobat ke Puskesmas dengan keluhan sejak 3 hari yang
lalu mata kiri merah. Pada pemeriksaan didapatkan visus mata kiri menurun, segmen
anterior: injeksi pericornea, kornea jernih, COA terdapat presipitat pada endotel kornea..
Salah satu pengobatan yang diberikan antara lain adalah :

Diagnosa: Uveitis Akut Anterior


Pengobatan:
 Atropine 1% tts mata 3 kali sebagai midriatik-siklopegik, dihentikan 10 hari
setelah mata tenang
 Kortikosteroid; topical tetes mata, tiap 1-2/jam, salep mata 4 kali/hari. Plg
baik: suntikan sub konjungtiva
 Sistemik: dosis tinggi utk radang cukup berat
 Kompres hangat: mengurangi rasa nyeri, meningkat sirkulasi darah
Kacamata hitam: fotofobia akibat pupil yang lebar; atropin
36. Perempuan 25 tahun, belum menikah, pekerjaan bartender di klub. Keluhan utama kotoran pada
kedua mata, kehijauan sejak 3 minggu yang lalu. Juga mengeluhkan mata merah dan lengket.
Pemeriksaan Fisik. visus ODS 3/20 cornea jernih, injeksi konjungtiva, tarsal conjunctiva superior
terdapat reaksi folikuler. Sudah diobati dengan tetes mata antibiotik dan kortikosteroid tetapi belum
juga sembuh. Diagnosis ?

Diagnosa: Trachoma stadium 2

37. Seorang penderita laki-laki, 55 tahun dengan riwayat Diabetes datang ke tempat praktek
dengan keluhan sakit di daerah kepala dan sekitar bola mata kanan selama 3 hari yang
tidak sembuh dengan pemberian obat penghilang nyeri. Pada pemeriksaan di dapatkan T
130/90, Nadi 88x/mt Suhu 36.9, visus mata kanan 6/30, injeksi perikornea, kornea keruh,
lakrimasi. Test fluorescein menunjukan tidak ada warna fluorescein yang tertinggal di
kornea, tonometri Schiotz menunjukkan skala 2 dengan beban 5.5 . Pengobatan yang
terbaik untuk pasien ini adalah

Diagnosa: Glaukoma Sudut Tertutup Akut


Pertolongan pertama: Turunkan TIO
 Hiperosmotik: bila TIO sangat tinggi
Gliserin: 1 gr/kgBB dalam 50% larutan
Mannitol: 1-1,5 gr/kg bb i.v
 Kurangi produksi humor akuos:
Accetazolamide 500 mg per oral
Timolol 0,5% topical 2 dd
Brinzolamide 1% topical 2 dd
Dorzolamide 2% topical 2 dd
Brimonnide 0,15%-0,12% topical 2 dd
 Tekan reaksi radang
Steroid topical
Pertolongan selanjutnya: buka sudut
 Melepaskan blok pupil: Hiperosmotik
 Membuat lubang pada iris perifer: iridektomi perifer dengan cara:
Laser IP
Bedah IP

38. Seorang penderita 35 tahun dengan gangguan penglihatan pada mata kanan. Penderita ini
mempunyai riwayat mata merah berulang Tajam penglihatan hanya dapat melihat
lambaian tangan. Saat ini mata kanan tenang, kornea keruh pada bagian sentral. Tekanan
bola mata normal. Pada penderita ini sebaiknya dilakukan;
Diagnosa: Katarak Stadium Matur
MELAKUKAN OPERASI KRN LENSA DGN MUDAH DPT DILEPAS

39. Seorang tukang ojek mengeluh mata kiri merah selama 6 bulan. Pada pemeriksaan mata
kiri terdapat selaput berbentuk segitiga dengan puncak dikornea melebihi tepi pupil.
Tajam penglihatan mata kiri lebih buram dibanding mata kanan. Diagnosis kelainan
diatas:

Diagnosa: Pterygium
Bilateral, nasal >temporal.
Penyebab : hipotesa yaitu,teori iritasi dengan udara luar, sinar matahari dan debu,
karena itu banyak didaerah pantai dan pertanian.
Pengobatan : extirpasi kosmetik atau terjadi iregularitas cornea yang
mengakibatkan turunnya visus penderita.

40. Seorang tukang ojek mengeluh mata kiri merah selama 6 bulan. Pada pemeriksaan mata
kiri terdapat selaput berbentuk segitiga dengan puncak dikornea melebihi tepi pupil.
Tajam penglihatan mata kiri lebih buram dibanding mata kanan. Penanganan pasien ini
sebaiknya adalah dengan

extirpasi kosmetik atau terjadi iregularitas cornea yang mengakibatkan turunnya


visus penderita

Anda mungkin juga menyukai