SKRIPSI
OLEH
ELIDA NOVITA SARI
NIM A1E309428
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Sarjana (S1) pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Unlam Banjarmasin
OLEH
ELIDA NOVITA SARI
NIM A1E309428
Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar salah satu bidang studi yang memiliki
tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan
efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan .
Permasalahan yang terjadi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 5 SDN
Sungai Tabuk Keramat 1 Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar adalah
rendahnya kemampuan berbicara siswa, ketuntasan klasikal pratindakan adalah
34,5%. Hal ini dikarenakan, siswa tidak terbiasa melakukan proses pembelajaran
yang melibatkan aktivitas mereka secara langsung. Jadi, dilakukan suatu inovasi
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model Time Token, dengan
tujuan untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa dan kemampuan berbicara
siswa.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus. Setting penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN
Sungai Tabuk Keramat 1 Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar pada
semester 2 tahun ajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa 29 orang yaitu terdiri
dari 16 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Jenis data pada penelitian ini
adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan tes
kemampuan berbicara siswa dianalisis secara deskripsi dengan teknik persentasi,
sedangkan data kualitatif diambil dengan cara mengobservasi aktivitas guru dan
siswa dianalisis dengan menginterpretasi data berdasarkan distribusi frekuensi
yang disimpulkan ke dalam kategori dan dibandingkan indikator yang ditetapkan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan menggunakan model Time
Token tentang Mengomentari Persoalan Faktual di SDN Sungai Tabuk Keramat 1
dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
Peningkatan terjadi pada aktivitas guru siklus I sebesar 68,33% dan meningkat
siklus II menjadi sebesar 83,33%. Pada aktivitas siswa siklus I sebesar 70,3% dan
meningkat siklus II menjadi sebesar 86,8%. Pada hasil tes kemampuan berbicara
siswa siklus I nilai rata-rata kelas yaitu 68,96 terjadi peningkatan pada siklus II
hingga mencapai 88,62. Ketuntasan belajar klasikal juga meningkat dari siklus I
yang hanya mencapai 65,51% meningkat hingga mencapai ketuntasan belajar
secara klasikal pada siklus II sebesar 89,65%.
Mengacu dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan saran sebagai
bahan pertimbangan hendaknya guru dapat menerapkan model Time Token dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia karena dapat meningkatkan kemampuan berbicara
siswa.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
Kabupaten Banjar.
besarnya Kepada bapak Drs. Mahmuddin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Drs. H. Mahlan Asmar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang dengan
skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ruslan, M.S selaku Rektor Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin.
2. Bapak Drs. H. Ahmad Sofyan, M.A selaku Dekan FKIP Unlam Banjarmasin.
3. Bapak Dr. H. Karyono Ibnu Ahmad selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
5. Ibu Dra. Hj. Aslamiah, M.Pd, Ph.D selaku Ketua Program PGSD/PG-PAUD
Banjar.
8. Ibu Hj. Siti Aisyah, A.Ma.Pd selaku Kepala SDN Sungai Tabuk Keramat 1
Kabupaten Banjar.
9. Dewan guru dan seluruh siswa kelas 5 SDN Sungai Tabuk Keramat 1
10. Kepada kedua orang tua peneliti yaitu telah memberikan bantuan moril dan
11. Seluruh rekan-rekan mahasiswa PGSD Banjarmasin serta semua pihak yang
bersangkutan, selain doa semoga amal dan jasanya mendapat balasan dari
Allah SWT.
peneliti mohon kiranya kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran
memerlukannya.
Hal Halaman
Bagian Awal :
HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i
LEMBAR LOGO UNLAM..............................................................................................ii
HALAMAN JUDUL …....................................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN
1. Persetujuan Pembimbing.............................................................................iv
2. Persetujuan Penguji......................................................................................v
ABSTRAK............................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.........................................................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................xvi
Bagian Inti :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................8
C. Rencana Pemecahan Masalah...................................................................8
D. Tujuan Penelitian..........................................................................................9
E. Manfaat Penelitian........................................................................................10
A. Kesimpulan 154
B. Saran 155
Bagian Akhir :
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................156
LAMPIRAN..........................................................................................................................159
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kehidupan bangsa dan negara. Sekolah merupakan tempat proses belajar yang
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 1 Ayat (1) yang menyebutkan
pendidikan pada satuan atau program pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis
Dosen Pasal 1 Ayat (1) disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
Bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan
2007:2). Untuk itu dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa baik
totalitas sangatlah penting. Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru
mengajar yang interaktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutikno (2009:4)
yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan (Bhakti, 2006:22).
Djamarah (2011:46) mengemukakan bahwa bahasa merupakan sarana
yang efektif untuk menjalin komunikasi sosial, tanpa bahasa komunikasi tidak
dapat dilakukan dengan baik dan interaksi sosial pun tidak akan pernah terjadi
karena tanpa bahasa, siapa pun tidak akan dapat mengekspresikan diri untuk
(Zulkifli, 2009:4).
(KKM) yang peneliti tetapkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 70
sesuai dengan KKM yang berlaku di SDN Sungai Tabuk Keramat 1. Masih ada
19 orang siswa yang nilainya dibawah KKM, hanya 10 orang siswa yang dapat
dikatakan tuntas, sehingga setelah dihitung persentase ketuntasan klasikal di
faktual hanya 34,5% dari total seluruh siswa yang tuntas padahal pembelajaran
dikatakan tuntas apabila persentase ketuntasan di kelas minimal 80% dari total
seluruh siswa. Hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Hasil Prapenelitian Kemampuan Berbicara Siswa
P =
= 34,5%
mendengarkan penjelasan dari guru, serta tidak ada dialog kreatif yang
berbicara siswa.
terbaik untuk proses pembelajaran yang dapat melibatkan aktivitas siswa. Guru
siswa sebagai subjek, aktif, kreatif, gembira dan berangkat dari kondisi siswa.
tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu kurang lebih 30 detik, tiap
siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu keadaan; (3) jika telah selesai bicara,
kupon yang dipegang siswa diserahkan, setiap berbicara satu kupon; (4) Siswa
yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi, yang masih pegang kupon
gagasan atau pendapat siswa secara lisan melalui kartu berbicara yang
diberikan yang membuat siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Salah
satu kelebihan model Time Token dapat membuat siswa menjadi aktif dalam
persoalan faktual?
diasumsikan tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada karena model Time
Token dapat memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk dapat
berbicara yang diberikan yang membuat siswa dapat terlibat aktif dalam
pembelajaran, salah satu kelabihan model Time Token dapat membuat siswa
learning/CL); (2) tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu kurang
lebih 30 detik, tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu keadaan; (3) jika
telah selesai bicara, kupon yang dipegang siswa diserahkan, setiap berbicara
satu kupon; (4) Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi, yang
masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis, dan seterusnya
D. Tujuan Penelitian
bertujuan untuk:
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
2. Bagi Siswa
Bahasa Indonesia.
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia 6 tahun hingga kira-
kira 12 tahun dan bisa juga dikatakan bahwa usia ini adalah merupakan
anak di masa-masa yang akan datang. Oleh karena itu seorang guru
Masa anak berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu setelah anak
SD. Orang tua sering menyebut masa anak awal sebagai usia sulit dan
mengundang masalah karena pada masa ini anak sedang dalam proses
pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan. Selain
sebutan usia sulit dan bermasalah, orang tua juga menganggap masa
anak awal sebagai usia bermain karena sebagian besar waktu anak
menyebut anak pada masa ini sebagai usia menjelajah dan usia
juga usia meniru karena anak senang belajar dengan cara meniru,
yang menyebut masa ini sebagai usia kreatif karena anak memiliki
menyulitkan karena anak pada masa ini lebih banyak dipengaruhi oleh
tidak mau lagi menuruti perintah orang tuanya. Kebanyakan anak pada
tua menyebut sebagai usia tidak rapi. Pada masa ini anak juga sering
kelihatan saling mengejek dan bertengkar dengan saudara-saudaranya
sebagai usia berkelompok. Pada usia ini perhatian utama anak tertuju
kreatif yang mulai terbentuk pada masa awal anak. Selain itu, periode
ini disebut juga usia bermain, karena minat dan kegiatan bermain anak
Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak
akhir dan masa remaja awal. Periode ini terbagi tiga tahap: prapuber,
tahun terakhir masa anak akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara
jelas (haid dan mimpi basah). Tahap paska puber bertumpang tindih
dengan dua tahun pertama masa remaja.
cenderung merasa sedih, marah, gelisah, kurang percaya diri dan ada
1) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar (6/7 tahun sampai umur 9/10
tahun). Beberapa sifat khas anak -anak pada masa ini antara lain adalah
seperti berikut:
prestasi sekolah;
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai berikut :
c) Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata
e) Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran
disekitarnya.
tempatnya.
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan simbol
mencolok
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu
buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kalimat yang bermakna, logis, dan
anak.
2008:136)
dan masih sangat sederhana. Semakin bayi tumbuh dan berkembang serta
bahasa seperti halnya belajar yang lain, “meniru” dan “mengulang” hasil
yang telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal. Belajar bahasa
yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6-7 tahun, disaat anak
mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya
2008:137).
egocentric speech dan socialized speech. Egocentric speech terjadi ketika anak
Perkembangan bahasa pada masa socialized speech dibagi kedalam lima bentuk
sebagai berikut: (1) adapted information, disini terjadi saling tukar gagasan atau
adanya tujuan bersama yang dicari; (2) citism, yang menyangkut penilaian anak
terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain; (3) command (perintah), request
(Djamarah, 2011:53).
1) Umur Anak
daerah pantai, pegunungan, dan daerah-daerah terpencil dan kelompok sosial yang
lain.
3) Kecerdasan Anak
Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang
berstatus sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal
ini akan lebih tampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di
dalam keluarga terdidik dan tidak teerdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga
5) Kondisi Fisik
seperti bisu, tuli, gagap atau organ suara tidak sempurna akan menggangu
lingkungannya.
perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik.
kapabilitas baru.
sebagainya.
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar tejadi proses belajar pada diri
siswa.
adalah segala upaya yang dilakukan guru untuk proses belajar peserta didik.
Prinsip belajar adalah petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk melakukan
perlu diketahui sebagai berikut: (1) Belajar perlu memiliki pengalaman dasar.
Pada dasarnya seseorang akan mudah belajar sesuatu, jika sebelumnya memiliki
(2) Belajar harus bertujuan yang jelas dan terarah; (3) Belajar memerlukan
situasi yang problematik; (4) Belajar harus memiliki tekat dan kemauan yang
keras dan tidak mudah putus asa; (5) Belajar memerlukan bimbingan, arahan
serat dorongan; (6) Belajar memerlukan latihan; (7) Belajar memerlukan metode
yang tepat; (8) Belajar membutuhkan waktu dan tempat yang tepat.
Anitah (2009: 9-14) prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang
Suprijono (2009:4-5), prinsip belajar terdiri dari tiga hal. Pertama, prinsip
belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil. Kedua, belajar merupakan proses.
Belajar terjadi karena dorongan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar
adalah proses sistematik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Ketiga, belajar
(1) kematangan jasmani dan rohani; (2) memiliki kesiapan; (3) memahami
tujuan; (4) memiliki kesungguhan; (5) ulangan dan latihan. Sedangkan prinsip-
prinsip pembelajaran sebagai berikut: (1) perhatian dan motivasi; (2) keaktifan;
(3) keterlibatan langsung; (4) pengulangan; (5) tantangan; (6) penguatan; (7)
Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar: (1) dalam belajar setiap
reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan
instruksional; (3) belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
Sesuai hakikat belajar: (1) belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi
Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari: (1) belajar bersifat keseluruhan dan
materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa
Syarat keberhasilan belajar: (1) belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga
siswa dapat belajar dengan tenang; (2) repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan
sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional disebut nurturant effect.
Bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan
Sardiman (2011:26), ditinjau secara umum tujuan belajar menjadi: (1) untuk
pembentukan sikap.
(2) penanaman konsep dan kecekatan; (3) pembentukan sikap dan perbuatan.
belajar.
pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal-hal berikut: (1) Informasi verbal; (2)
mengemukakan hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada
sebagai berikut: (1) faktor internal meliputi: kesehatan, cacat tubuh, intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan; (2) faktor eksternal meliputi
cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
mengajar kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, tugas rumah, kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Sanjaya (2008)
diantaranya, faktor guru, faktor siswa, faktor sarana, alat dan media yang tersedia
mempengaruhi belajar yaitu (1) motivasi; (2) konsentrasi; (3) reaksi; (4)
Faktor di luar individu atau faktor sosial antara lain: keluarga atau keadaan rumah
tangga, faktor guru dan cara mengajarnya, faktor alat-alat yang digunakan dalam
belajar mengajar, faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan faktor
yaitu berasal dari dalam diri dan yang berasal dari luar diri.
a) Kesehatan
d) Cara belajar
b) Lingkungan Sekolah
c) Keadaan masyarakat
d) Lingkungan sekitar.
berikut :
interupsi,
musik, pidato,
menyalin,
diagram,
a. Pengertian Berbicara
merupakan sesuatu yang khas pada manusia karena bicara adalah satu
1) Tekanan
2) Ucapan
4) Persendian
1) Kelancaran
3) Keberanian
4) Keramahan
5) Ketertiban
6) Semangat
7) Sikap
8) Perhatian
(Rofi’uddin, 244)
sebagai berikut:
di butir 4 diatas,
berbahasa.
c. Karakteristik Materi
lisan dalam diskusi dan bermain drama, dan Kompetensi Dasar yaitu
1) Pengertian Faktual
kata sifat yang artinya berdasarkan kenyataan, dan karena itu mengandung
(Nur’aini, 2008:108).
akan diberi tugas individual (tugas tidak selalu berupa tugas mengerjakan
dan melakukan intervensi bila perlu; (5) setiap anggota kelompok harus siap
pemikiran anggota lain. Model ini memiliki struktur pengajaran yang sangat
(Ilmiyanti, 2012:Online).
kecil siswa yang malu dan tidak pernah berbicara sama sekali, karena model
yang lebih positif. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak paham
menjadi paham, dan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dengan kata lain
mereka selalu dilibatkan secara aktif. Guru dapat berperan untuk mengajak
2012:Online).
mainan. Token sendiri tidak selalu dalam bentuk yang berharga, namun
token itu dengan sesuatu yang berharga. Dengan demikian setelah satu
rentang waktu tertentu guru harus menyediakan barang penukar token yang
berharga untuk siswa. Yang paling mudah seperti permen, alat tulis atau
waktu kurang lebih 30 detik, tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu
keadaan; (3) jika telah selesai bicara, kupon yang dipegang siswa
diserahkan, setiap berbicara satu kupon; (4) Siswa yang telah habis
kuponnya tak boleh bicara lagi, yang masih pegang kupon harus bicara
CL)
2) Tiap siswa diberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu kurang lebih
30 detik perkupon. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang
digunakan.
3) Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap
4) Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang
berbicara).
e) Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.
(1) 75% dan siklus (2) 89%, aktivitas siswa siklus (1) 69% dan siklus
(2) 85%, dan kemampuan berbicara siswa siklus (1) 71% dan siklus (2)
meningkatkan aktivitas guru siklus (1) 79% dan siklus (2) 91%,
aktivitas siswa siklus (1) 74% dan siklus (2) 89% dan kemampuan
(1) 59% dan siklus (2) 86%, aktivitas siswa siklus (1) 54% dan siklus
(2) 81%. dan keterampilan berbicara siswa siklus (1) 42,1% dan siklus
(2) 78,9%.
5. Dari hasil penelitian Ratna Sari Dewi (2011) tentang penerapan model
hasil pemerolehan aktivitas guru siklus (1) 74% dan siklus (2) 91%,
aktivitas siswa siklus (1) 69% dan siklus (2) 84% dan ketuntasan belajar
B. Kerangka Berpikir
berbahasa anak merupakan pemerolehan bahasa anak yang muncul tidak secara
tiba-tiba atau sekaligus, melainkan melalui tahap-tahapan. Hal ini ditegaskan oleh
dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa
satu suku kata, dua suku kata , menyusun kalimat sederhana, dan
seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks
fisik, mental, intelektual, dan sosialnya sehingga perlu adanya latihan dalam
kemampuan berbicara maka sangatlah perlu melibatkan siswa secara aktif dalam
dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan (Depdiknas, 2006:6).
Hal ini menunjukkan bahwa siswa memerlukan suatu model pembelajaran yang
kelas untuk melasanakan diskusi (cooperative learning/CL); (2) tiap siswa diberi
kupon berbicara dengan waktu kurang lebih 30 detik, tiap siswa diberi sejumlah
nilai sesuai waktu keadaan; (3) jika telah selesai bicara, kupon yang dipegang
siswa diserahkan, setiap berbicara satu kupon; (4) Siswa yang telah habis
kuponnya tak boleh bicara lagi, yang masih pegang kupon harus bicara sampai
seluruh siswa untuk dapat mengungkapkan gagasan atau pendapat siswa secara
lisan melalui kartu berbicara yang diberikan. Satu kelebihan model Time Token
dapat membuat siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dapat
mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian. Adapun skema itu
METODOLOGI PENELITIAN
sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti yakni guru, tindakan
diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan oleh guru. Ketiga, kelas
secara khusus, akan tetapi PTK berlangsung dalam keadaan situasi dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi, 2008:3). Bruns (1999)
berkualitas, data yang dikumpulkan harus lengkap, yaitu primer dan data
sekunder. Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang di
ucapkan secara lisan, gerak-gerik, atau prilaku yang dilakukan oleh subjek
yang dapat di percaya dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan) yang
berkenaan dengan variabel yang diteliti. Data sekunder adalah data yang di
dan lain-lain), foto-foto, film, rekaman, benda dan lain-lain yang dapat
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
?
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi, 2010:17)
1. Perencanaan (Planing)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
2. Pelaksanaan (Acting)
Tahap ini ialah pelaksanaan yang merupakan penerapan isi rancangan yaitu
menggunakan tindakan di kelas. Dalam tahap ini guru harus ingat dan
berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus
4. Refleksi (Reflecying)
oleh guru maupun siswa. Kegiatan ini sangat tepat dilakukan ketika guru
B. Setting Penelitian
Ajaran 2012/2013. Jumlah seluruh siswa tersebut adalah 29 orang terdiri dari
berbicara siswa di kelas 5 yang rendah dan masih banyak siswa yang belum
mampu berbicara yang baik dan benar khususnya pada mata pelajaran Bahasa
sebagai berikut:
telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi dan yang masih
3. Hasil belajar yaitu kemampuan berbicara siswa yang dilakukan melalui tes
lafal.
D. Skenario Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 2 siklus. Siklus pertama terdiri dari 2
kali pertemuan dan siklus kedua terdiri dari 2 kali pertemuan. Secara rinci
prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam uraian berikut:
1. Siklus I
pembelajaran.
pengamatan.
dengan bahasa yang santun, dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:
persoalan faktual yang mereka ketahui hal ini dilakukan agar siswa
proses pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi mengenai persoalan faktual. Dalam
bentuk tanya jawab guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
kelompok diskusi terdiri dari 2 orang. Guru membagikan lembar yang berisi
persoalan faktual kepada setiap kelompok. Siswa diminta untuk berdiskusi dan
dengan waktu kurang lebih 30 detik perkupon. Siswa yang telah habis kuponnya
tidak boleh bicara lagi dan yang masih memegang kupon harus bicara sampai
sampai kupon habis. Setelah semua siswa memberikan komentar, saran atau
Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pesan, sebelum
Pada kegiatan awal guru mengkondisikan kelas dengan mengajak siswa untuk
pembelajaran guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
dengan siswa mengenai persoalan faktual yang mereka ketahui hal ini dilakukan
agar siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Setelah itu guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa selama proses
pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi mengenai persoalan faktual. Dalam
bentuk tanya jawab guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
kelompok diskusi terdiri dari 2 orang. Guru membagikan lembar yang berisi
persoalan faktual kepada setiap kelompok. Siswa diminta untuk berdiskusi dan
dengan waktu kurang lebih 30 detik perkupon. Siswa yang telah habis kuponnya
tidak boleh bicara lagi dan yang masih memegang kupon harus bicara sampai
sampai kupon habis. Setelah semua siswa memberikan komentar, saran atau
Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pesan sebelum
3. Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan
4. Refleksi
kelas 5 terhadap pembelajaran yang telah terjadi. Hasil observasi dan evaluasi
dengan menggunakan lembar observasi, hasil tes berupa daftar nilai yang
diperoleh dianalisis pada tahap ini secara deskriptif yaitu data kuantitatif dan data
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat yaitu
aktivitas guru telah berada pada kriteria baik atau sangat baik, aktivitas siswa pada
kriteria aktif dan sangat aktif mencapai minimal 63%, hasil belajar siswa
mencapai ketuntasan belajar secara individual dengan nilai minimal 70 serta dapat
2. Siklus II
Siklus ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I kegiatan pembelajaran
1. Tahap Perencanaan
pembelajaran.
Pada kegiatan awal guru mengkondisikan kelas dengan mengajak siswa untuk
pembelajaran guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran. Kemudian guru melakukan apresepsi sambil bertanya
jawab dengan siswa mengenai persoalan faktual yang mereka ketahui hal ini
dilakukan agar siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Setelah
itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa selama
proses pembelajaran.
Dalam bentuk tanya jawab guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam
secara lisan guru menjelaskan dengan singkat “aturan main” dalam proses
lebih 30 detik perkupon. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara
lagi dan yang masih memegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis
dan seterusnya. Guru memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk
dan benar.
Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pesan, sebelum
Pada kegiatan awal guru mengkondisikan kelas dengan mengajak siswa untuk
pembelajaran guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
jawab dengan siswa mengenai persoalan faktual yang mereka ketahui hal ini
dilakukan agar siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Setelah
itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa selama
proses pembelajaran.
Dalam bentuk tanya jawab guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam
secara lisan guru menjelaskan dengan singkat “aturan main” dalam proses
lebih 30 detik perkupon. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara
lagi dan yang masih memegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis
dan seterusnya. Guru memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk
Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pesan sebelum
3. Tahap Observasi
melakukan refleksi.
4. Refleksi
prestasi atau nilai siswa. Kemudian hasil analisis pada siklus II digunakan
syarat yaitu aktivitas guru telah berada pada kriteria baik atau sangat baik
mencapai minimal 63%, aktivitas siswa pada kriteria aktif dan sangat aktif
1. Sumber data.
Sumber data penelitian ini adalah personil penelitian yang terdiri dari
guru dan siswa kelas 5 yang ada di SDN Sungai Tabuk Keramat 1. Jenis data
a. Data kuantitatif yaitu berupa data hasil kemampuan berbicara dilihat dari
b. Data kualitatif yaitu berupa data hasil observasi diperoleh dari hasil
pengamatan dari aktivitas siswa dalam belajar dan aktivitas guru dalam
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
b. Tes
2004:205).
(terlampir).
f
P = N x 100%
Keterangan:
P = angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasinya.
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).
(Sudijono, 2005:43).
aktivitas guru dan siswa kelas 5 SDN Sungai Tabuk Keramat 1 Kecamatan
model Time Token diberikan interpretasi yang dapat diliahat pada tabel 3.1
Interpretasi Kualifikasi
82% - 100 % Sangat Baik
63% - 81 % Baik
44 % - 62 % Cukup Baik
25 % - 43 % Kurang Baik
Tabel 3.3 Interpretasi Aktivitas Siswa
Interpretasi Kualifikasi
82% - 100 % Sangat Aktif
63% - 81 % Aktif
44 % - 62 % Cukup Aktif
25 % - 43 % Kurang Aktif
No Kriteria Skor
1 Keberanian
Mengungkapkan apa yang di inginkan dengan baik 5
dan benar tanpa ada keraguan yang muncul
Berani mengungkapkan apa yang diinginkan namun 4
masih ada sedikit keraguan yang muncul.
Ada keberanian yang muncul dan sudah bisa
mengungkapkan apa yang diinginkan meskipun hanya 3
dengan kalimat sederhana.
Keberanian yang muncul karena terpaksa dan
penggunaannya menghambat kelancaran komunikasi 2
dalam berbicara.
Takut, ragu, dan bimbang dalam mengungkapkan 1
apapun, bahkan dalam pengucapan kalimat sederhana.
2 Kelancaran
Pembicaraan dalam segala hal lancar dan baik. 5
Pembicaraan lancar dan baik, tetapi sekali-sekali 4
masih kurang jelas.
Pembicaraan kadang-kadang masih ragu, 3
pengelompokkan kata kadang-kadang tidak tepat.
Pembicaraan sering nampak ragu, kalimat tidak 2
lengkap.
Pembicaraan selalu terhenti dan masih putus-putus. 1
3 Intonasi
Intonasi tepat dan benar dalam berbicara. 5
Intonasi baik dalam berbicara. 4
Intonasi cukup baik, namun terkadang gugup dalam 3
berbicara.
Intonasi cukup sederhana 2
Intonasi tidak teratur 1
4 Lafal
Pelafalan sangat tepat dan mudah untuk dipahami 5
Pelafalan tepat tetapi susah untuk dipahami 4
Melafal dengan sulit karena kesulitannya memaksa 3
orang harus mendengarkan dengan teliti.
Ucapannya susah dipahami sehingga sering diminta 2
untuk mengulang apa yang dikatakan.
Kesukaran ucapan besar sekali sehingga bicaranya 1
tidak dapat dipahami.
Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
F. Indikator Keberhasilan
aktivitas guru telah berada minimal pada kriteria baik dengan persentase 63%.
jumlah siswa yang berada minimal pada kriteria aktif dengan persentase 63%.
ketuntasan 80%.
BAB IV
Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar pada semester genap tahun pelajaran
Kabupaten Banjar terdiri dari 12 kelas, yaitu kelas 1 sampai kelas 6. Masing-
masing kelas menempati satu ruang kelas, setiap ruang kelas memiliki jumlah
kursi dan meja yang sesuai dengan jumlah siswa. Ruang kelas terdiri dari 2 lokal
yang terpisah. Ruang kelas 5 terletak antara Ruang UKS dan jalan menuju ruang
guru, ruang kelas 5 satu lokal dengan ruang guru, dan kelas 6 sedangkan lokal
lainnya di sebelah kanan yang terdiri dari perpustakaan, kelas 4A, kelas 4B, kelas
3, kelas 2A, kelas 2B, kelas 1A, kelas 1B dan yang terakhir kantin sekolah.
Keadaan kelas 5 cukup luas dengan sirkulasi udara dan penerangan yang
maksimal karena sisi kanan dan kiri kelas mempunyai banyak jendela. Penataan
tempat duduk siswa disusun berderet ke belakang perbaris. Tempat duduk yang
digunakan adalah kursi yang terbuat dari kayu dengan meja kayu, sedangkan
papan tulis menggunakan papan tulis putih (whiteboard) yang dapat ditulis dengan
spidol broadmarker.
2. Keadaan Prestasi Belajar Siswa
jangka waktu 2 tahun belakang ini cukup baik namun masih belum sesuai dengan
pelajaran Bahasa Indonesia. Berikut ini adalah data nilai-nilai prestasi belajar
Bahasa Indonesia siswa kelas 5 semester genap selama dua tahun terakhir.
Tabel 4.1 Data Nilai Rata-rata Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Kelas 5
siswa tidak berani untuk mengungkapkan pikirannya secara lisan hal ini
4. Persiapan Penelitian
Penelitian
Peneliti mempersiapkan perlengkapan yaitu meliputi: Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, sumber belajar dari buku, serta pembuatan lembar observasi untuk
guru dan lembar observasi siswa serta media pembelajaran. Persiapan Tempat
Penelitian
Adapun tempat yang dijadikan penelitian dalam hal ini adalah sekolah dasar yang
permohonan atau meminta izin kepada kepala sekolah dan melakukan kordinasi
5. Persiapan Administrasi
ini di setujui oleh Pembimbing I Drs. Mahmuddin, M.Pd 10 April 2013 dan
nomor 0825/UN8.1.2.5.3/KM/2013.
surat 4212/39/SD-STK1/2013.
6. Penunjukkan Observer
yang menjadi observer yaitu Ibu Norsidah, S. Pd ditunjuk kepala sekolah karena
Pelaksanaan Tindakan
Siklus I
selama 2 kali pertemuan dengan perencanaan yang dijelaskan lebih lanjut pada
Pertemuan 1
Skenario Kegiatan
Rencana kegiatan yang dilakukan peneliti pada siklus I pertemuan 1 ini diawali
mengecek kehadiran siswa. Guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis, Guru
faktual yang mereka ketahui hal ini dilakukan agar siswa dapat terlibat aktif dalam
materi pembelajaran.
terdiri dari 2 orang. Guru membagikan lembar yang berisi persoalan faktual
yang diberikan dan kemudian setiap siswa diminta untuk memberikan komentar
terhadap persoalan faktual yang diberikan secara lisan sebagai tes kemampuan
Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi dan yang masih
memegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis dan seterusnya. Guru
1) Pelaksanaan Tindakan
a) Persiapan
pembelajaran.
pengamatan.
(4) Peneliti menyusun alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa.
b) Kegiatan Pembelajaran
siswa secara fisik dan psikis dengan meminta siswa untuk menyiapkan alat
contoh persoalan faktual yang mereka ketahui hal ini dilakukan agar siswa
bentuk tanya jawab guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam
persoalan faktual yang diberikan dan kemudian setiap siswa diminta untuk
secara lisan guru menjelaskan dengan singkat “aturan main” dalam proses
kurang lebih 30 detik perkupon. Siswa yang telah habis kuponnya tidak
boleh bicara lagi dan yang masih memegang kupon harus bicara sampai
masing-masing siswa memiliki warna dan bentuk yang berbeda. Hal ini
memberikan komentar secara lisan masih banyak siswa yang lain tidak
depan kelas tetapi menggunakan teks. Guru memotivasi siswa agar mau
lisan, kemudian guru memberikan evaluasi cara berbicara yang baik dan
Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pesan agar
3. Hasil Observasi
proses dan pengaruh yang telah diberikan mulai dari kegiatan awal sampai
Interpretasi Kualifikasi
82% - 100 % Sangat Baik
63% - 81 % Baik
44 % - 62 % Cukup Baik
25 % - 43 % Kurang Baik
pada kegiatan inti pembelajaran ada 6 aspek yang juga mendapatkan skor
berbicara yang baik dan benar. Aspek guru membagikan lembar yang
= 50 %
dengan persentase 50% yang termasuk dalam kriteria cukup baik. Aspek
10 menit lebih awal dari waktu yang ditentukan. Semua aspek yang
mendapatkan skor 1.
mendapatkan skor 1.
mendapatkan skor 1.
mendapatkan skor 1.
Untuk lebih jelas mengenai aktivitas siswa secara klasikal dapat dilihat
berbicara yang disediakan guru sebelumnya. Aspek yang dinilai pada saat
penilaian kemampuan berbicara siswa dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Data Hasil Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I Pertemuan 1
No Nilai F (n*f) %
1 80 2 160 6,89
2 75 7 525 24,13
3 70 3 210 10,34
4 65 1 65 3,44
5 60 3 180 10.34
6 55 6 330 20,68
7 50 6 300 20,68
8 45 1 45 3,44
Jumlah 29 1815 100
Rata-Rata Kelas 62,58
Ketuntasan 41,37%
Ketuntasan individual nilai ≥ 70.
80, 7 siswa mendapatkan nilai 75, 3 siswa mendapatkan nilai 70, siswa
nilai 60 ada 3 orang, siswa yang mendapatkan nilai 55 dan 50 ada 6 orang
dan siswa yang mendapatkan nilai 45 ada 1 orang. Berdasarkan tabel 4.7
di atas, dapat disusun grafik tentang hasil belajar siswa berikut ini:
individu yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Ada 17 orang siswa yang belum
tuntas dengan persentase 58,62% dan siswa yang tuntas ada 12 orang
indikator yang ditetapkan yaitu 80% . Ketuntasan hasil belajar siswa pada
Berdasarkan grafik di atas masih banyak siswa yang belum tuntas ada
58,62% dan siswa yang tuntas ada 41,37%. Ketidaktuntasan tersebut karena
mereka masih ragu dan kurang berani untuk mengungkapkan apa yang di
untuk mengulang.
3) Refleksi
Berdasarkan data dari hasil observasi dan evaluasi pembelajaran pada siklus
berikut:
a) Kegiatan yang dilakukan oleh guru termasuk kategori cukup baik
evaluasi berupa perbaikan tentang cara berbicara yang baik dan benar
pertemuan kedua guru perlu memotivasi siswa agar siswa lebih terpacu
dalam pembelajaran.
41,37%, masih ada 17 orang siswa yang tidak tuntas. Hasil tes belum
ditingkatkan lagi.
Berdasarkan pertemuan ini maka dapat direkomendasikan agar
b) Menyiapkan rencana strategi yang tepat supaya siswa lebih aktif dalam
pembelajaran. Siswa yang kurang aktif pada pertemuan 1 perlu diingat atau
pembelajaran.
b. Pertemuan 2
1) Skenario Kegiatan
Rencana kegiatan yang dilakukan peneliti pada siklus I pertemuan 2 ini diawali
mengecek kehadiran siswa. Guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis,
persoalan faktual yang mereka ketahui hal ini dilakukan agar siswa dapat
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Setelah itu guru menjelaskan tujuan
diskusi terdiri dari 2 orang. Guru membagikan lembar yang berisi persoalan
faktual yang diberikan dan kemudian setiap siswa diminta untuk memberikan
komentar terhadap persoalan faktual yang diberikan secara lisan sebagai tes
lisan guru menjelaskan dengan singkat “aturan main” dalam proses analisis
perkupon. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi dan yang
masih memegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis dan seterusnya.
1. Pelaksanaan Kegiatan
Materi pertemuan kedua masih membahas mengenai mengomentari persoalan
Kegiatan Pembelajaran
1) Kegiatan Awal
secara psikis dan fisik untuk mengikuti pelajaran dengan meminta siswa untuk
2) Kegiatan Inti
persoalan yang mereka sebutkan hal ini dilakukan guru agar siswa dapat
pertemuan kedua ini siswa sudah mulai dapat berdiskusi dengan teman
dengan waktu kurang lebih 30 detik perkupon. Siswa yang telah habis
kuponnya tidak boleh bicara lagi dan yang masih memegang kupon harus
bicara sampai kuponnya habis dan seterusnya. Pada pertemuan kedua ini guru
banyak akan mendapatkan hadiah, hal ini dilakukan oleh guru siswa lebih
banyak siswa yang lebih memilih diam mendengarkan teman yang lain
memberikan komentar.
Selama kurang lebih 15 menit guru memberikan waktu kepada siswa untuk
lisan dan memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk menanggapi
dahulu sebelum berbicara. Pada pertemuan kedua ini suasana diskusi sudah
mulai terasa karena pada saat siswa memberikan komentar terhadap persoalan
lagi agar lebih semangat untuk memberikan komentar. Guru bertugas sebagai
komentar agar mudah dipahami oleh teman mereka yang lain. Setelah semua
kemudian guru memberikan evaluasi cara berbicara yang baik dan benar agar
3) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pesan agar siswa
rajin belajar dan terus berlatih berbicara yang baik dan benar kemudian
sebelum menutup pelajaran guru menyampaikan rencana pembelajaran
pelajaran.
2) Hasil Observasi
dari proses dan pengaruh yang telah diberikan mulai dari kegiatan awal sampai
Keterangan
Skor 1 Kurang
Skor 2 Cukup
Skor 3 Baik
Skor 4 Sangat Baik
Interpretasi Kualifikasi
82% - 100 % Sangat Baik
63% - 81 % Baik
44 % - 62 % Cukup Baik
25 % - 43 % Kurang Baik
skor 3 sedangkan aspek menyiapkan siswa secara fisik dan psikis dan
pada kegiatan inti pembelajaran ada 4 aspek yang juga mendapatkan skor
main”, sedangkan aspek guru melibatkan secara aktif peserta didik dalam
memperoleh skor 3.
= 68,33 %
berikut:
mendapatkan skor 1.
Aspek perhatian ada 3 orang mendapatkan skor 4, 17 orang
mendapatkan skor 1.
Penjelasan dari tabel 4.10 dapat dibuat grafik seperti pada grafik
berikut:
kriteria “Aktif” lebih mendominasi. Hal ini karena siswa sudah termotivasi
mengikuti pelajaran, namun masih ada sebagian kecil siswa pada kriteria
cukup aktif dan kurang aktif dan perlu ditingkatkan. Untuk lebih jelas
berikut:
adalah 70,3% dengan kategori aktif. Pada siklus I pertemuan 2 ini kegiatan
berbicara yang disediakan guru sebelumnya. Aspek yang dinilai pada saat
nilai 55 ada 6 orang. Nilai rata-rata klasikal pada siklus I pertemuan 2 ini
atas, dapat disusun grafik tentang hasil belajar siswa pada grafik berikut
ini:
Gambar 4.9 Grafik Hasil Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I
Pertemuan 2
Berdasarkan tabel 4.12 pada pertemuan kedua siswa yang tuntas ada
17 orang dengan persentase 58,62% dan siswa yang tidak tuntas ada
adalah 58,62% dan persentase siswa yang belum tuntas adalah 41,37%.
Ketidaktuntasan disebabkan mereka masih ada keraguan untuk memberikan
Selain tes akhir pertemuan, peneliti juga mengadakan tes akhir siklus kepada
siswa. Tes akhir siklus ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 17 Mei
2013. Hasil tes pada akhir siklus ini digunakan sebagai patokan apakah
ditetapkan yaitu ketuntasan klasikal minimal 80%. Hasil tes akhir siklus I
Keterangan:
T = Tuntas
TT = Tidak Tuntas
berikut:
Tabel 4.14 Data Hasil Kemampuan Berbicara Tes Akhir Siklus 1
No Nilai F (n*f) %
1 95 1 95 3,44
2 90 3 270 10,34
3 85 1 85 3,44
4 80 5 400 17,24
5 75 5 375 17,24
6 70 4 280 13,79
7 65 3 195 10,34
8 60 3 180 10,34
9 55 4 220 13,79
Jumlah 29 2100 100
Rata-Rata Kelas 72,41
Ketuntasan Klasikal 65,51%
Ketuntasan individual nilai ≥ 70.
dan 85 ada 1 orang, kemudian siswa yang memperoleh nilai 90, 65 dan 60
ada 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 80 dan 75 ada 5 orang dan
siswa yang mendapatkan nilai 70 dan 55 ada 4 orang. Nilai rata-rata kelas
atas, dapat disusun grafik tentang tes akhir siklus 1 pada grafik berikut ini:
terendah adalah 55 dan tertinggi adalah 95. Siswa yang tidak tuntas ada 10
orang dan siswa yang tuntas ada 19 orang. ketuntasan klasikal mencapai
siklus II. Ketuntasan hasil belajar siswa pada tes akhir siklus 1 dapat di
I adalah 65,51% (19 orang) dan yang masih belum tuntas adalah 34,48%
3) Refleksi
sebagai berikut:
a) Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada pertemuan 2 sudah termasuk
membaik aktivitas siswa sudah pada kategori aktif, namun masih perlu
ditingkatkan lagi karena ada sebagian siswa yang masih kurang aktif
dan cukup aktif. Guru perlu lebih memotivasi lagi khususnya pada
siswa yang masih kurang aktif dan cukup aktif dalam pembelajaran.
dan 65,51% (tes akhir siklus). Hasil yang tes akhir belum mencapai
kelas.
2. Siklus II
a. Pertemuan 1
1) Skenario Kegiatan
secara fisik dan psikis, Guru melakukan apresepsi sambil bertanya jawab
dengan siswa mengenai persoalan faktual yang mereka ketahui hal ini
pembelajaran.
lebih 30 detik perkupon. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh
bicara lagi dan yang masih memegang kupon harus bicara sampai
cara berbicara yang baik dan benar agar pada pertemuan berikutnya
pelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan
berikut:
a) Kegiatan Pembelajaran
yang disebutkan temannya hal ini dilakukan guru agar siswa dapat
Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi dan yang
sampai 4 kali pertemuan dan siapa yang bintangnya paling banyak akan
mereka.
cara siswa memberikan komentar juga sudah baik, mereka tidak lagi
menggunakan bahasa daerah, selain itu mereka terlihat sangat yakin dan
Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pesan agar
siswa rajin belajar dan terus berlatih berbicara yang baik dan benar
3) Hasil Observasi
dari proses dan pengaruh yang telah diberikan mulai dari kegiatan awal
dilakukan.
4.16 berikut:
Interpretasi Kualifikasi
82% - 100 % Sangat Baik
63% - 81 % Baik
44 % - 62 % Cukup Baik
25 % - 43 % Kurang Baik
menyiapkan siswa secara fisik dan psikis, guru melakukan apersepsi dan
= 75 %
Pertemuan 1
mendapatkan skor 1.
Penjelasan tabel 4.18 diatas dapat dibuat grafik seperti pada grafik
berikut ini:
siswa proses pembelajaran sudah membaik. Hal ini terlihat pada tiga komponen
atau aspek didominasi oleh aktif dan sangat aktif.. Namun, masih ada sedikit
kendala yang dihadapi siswa yaitu keaktifan siswa dalam kerjasama kelompok
perlu ditingkatkan. Untuk lebih jelasnya presentase aktivitas dapat dilihat pada
grafik berikut:
Gambar 4.15 Grafik Kategori Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1
persentasi 77,3%. Siswa yang berada pada kategori kurang aktif dan cukup
aktif hanya 22,07%. Motivasi belajar masih sangat perlu diberikan guru akan
siswa yang berada pada kategori cukup aktif dan kurang aktif tidak ada lagi.
c) Hasil Belajar
saran ataupun pendapat secara lisan dengan menggunakan kartu berbicara yang
Hasil tes kemampuan berbicara siswa pada siklus II pertemuan 1 dapat dilihat
berikut:
Tabel 4.20 Data Hasil Kemampuan Berbicara Siswa Siklus II
Pertemuan 1
No Nilai F (n*f) %
1 100 3 300 10,34
2 95 2 190 6,89
3 90 1 90 3,44
4 85 2 170 6,89
5 80 8 640 27,58
6 75 4 300 13,79
7 70 3 210 10,34
8 65 2 130 6,89
9 60 3 180 10,34
10 55 1 55 3,44
Jumlah 29 2265 100
Rata-Rata Kelas 78,10
Ketuntasan Klasikal 79,31%
Ketuntasan individual nilai ≥ 70.
nilai 100, kemudian siswa yang memperoleh nilai 95, 85 dan 65 ada 2
orang, siswa yang memperoleh nilai 90 dan 55 ada 1 orang, siswa yang
ada 4 orang. Nilai rata-rata kelas pada siklus II pertemuan 1 adalah 78,10
dapat disusun grafik tentang hasil belajar siswa pada grafik berikut ini:
Gambar 4.16 Grafik Hasil Kemapuan Berbicara Siklus II Pertemuan 1
siswa dan masih ada 6 orang siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM
tuntas ada 23 orang persentasi 79,31% dan siswa yang tidak tuntas ada 6
80%, Sehingga dapat disimpulkan hasil belajar pada pertemuan ini masih
a) Kegiatan yang dilakukan oleh guru sudah termasuk kategori baik pada
77,3% , ini masih perlu ditingkatkan lagi karena masih ada siswa yang
berada pada kategori cukup aktif. Guru akan lebih memotivasi siswa
diantaranya:
a) Aspek aktivitas guru yang masih mendapatkan skor 2 atau cukup baik
dalam pembelajaran. Siswa yang masih kurang dan cukup aktif pada
pelaksanaan pembelajaran.
b. Pertemuan 2
1) Skenario Tindakan
secara fisik dan psikis, Guru melakukan apresepsi sambil bertanya jawab
dengan siswa mengenai persoalan faktual yang mereka ketahui hal ini
dilakukan agar siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Setelah
diskusi terdiri dari 2 orang. Guru membagikan lembar yang berisi persoalan
persoalan faktual yang diberikan dan kemudian setiap siswa diminta untuk
dengan waktu kurang lebih 30 detik perkupon. Siswa yang telah habis
kuponnya tidak boleh bicara lagi dan yang masih memegang kupon harus
bicara sampai kuponnya habis dan seterusnya. Guru meminta siswa untuk
berbicara yang baik dan benar agar pada pertemuan berikutnya apabila siswa
2) Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran
Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pelajaran.
Guru menjelaskan materi mengenai persoalan faktual dan beberapa cara untuk
yang disajikan guru hal ini dilakukan guru agar siswa dapat terlibat aktif
cara memberikan komentar yang baik. Setelah siswa sudah mulai memahami
setiap kelompok diskusi terdiri dari 2 orang yaitu teman sebangku mereka.
diberikan secara lisan sebagai tes kemampuan berbicara siswa. Pada siklus II
dengan baik, siswa sudah terlihat sangat aktif dalam kelompok mereka masing-
telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi dan yang masih memegang kupon
harus bicara sampai kuponnya habis dan seterusnya. Seperti pada pertemuan
sebelumnya guru menjelaskan akan memberikan penghargaan berupa bintang
kepada 10 orang pertama yang kartu berbicaranya habis terlebih dahulu, dan
pada pertemuan kali ini bintang mereka akan di hitung untuk mengetahui siapa
Selama kurang lebih 15 menit guru memberikan waktu kepada siswa untuk
lisan dan memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk menanggapi
dahulu sebelum berbicara. Pada siklus II pertemuan 2 ini suasana diskusi sudah
temannya, cara siswa memberikan komentar sudah baik, mereka sudah mampu
sangat yakin dan tidak ada keraguan sedikitpun dalam memberikan komentar
jelas dan mudah dipahami. Setelah semua siswa menggunakan kupon berbicara
dengan dibantu guru, kemudian guru memberikan evaluasi cara berbicara yang
baik dan benar. Guru bersama siswa menghitung perolehan bintang yang
dikumpulkan siswa selam 4 kali pertemuan, dan memberikan hadiah kepada
Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pesan agar siswa
rajin belajar dan terus berlatih berbicara yang baik dan benar kemudian
berikutnya.
2) Hasil Obeservasi
dampak dari proses dan pengaruh yang telah diberikan mulai dari
Keterangan
Skor 1 Kurang
Skor 2 Cukup
Skor 3 Baik
Skor 4 Sangat Baik
Tabel 4.22 Interpretasi dan Kualifikasi Aktivitas Guru
Interpretasi Kualifikasi
82% - 100 % Sangat Baik
63% - 81 % Baik
44 % - 62 % Cukup Baik
25 % - 43 % Kurang Baik
4, aspek mendapatkan skor 3 yaitu guru menyiapkan siswa secara fisik dan
yang baik dan benar. Aspek yang mendapatkan skor 4 yaitu guru
melibatkan secara aktif peserta didik dalam bentuk tanya jawab, guru
skor 2.
= 83,33 %
kategori “Sangat Baik”. Aspek yang mendapatkan nilai 1 tidak ada lagi
berikutnya tes akhir siklus saja maka guru tidak terlalu bersemangat dalam
grafik berikut:
pengamatan banyak memperoleh skor 3 dan 4 atau baik dan sangat baik.
Namun pembelajaran yang dilaksanakan guru masih perlu untuk
baik lagi.
mendapatkan skor 1.
Penjelasan tabel 4.23 diatas dapat dibuat grafik seperti pada grafik
berikut ini:
dengan persentase 86,8% kategori sangat aktif. Siswa tidak ada yang
mendapat nilai pada kategori kurang. Hal ini menunjukkan siswa sudah
kriteria aktif dan sangat aktif mencapai 86,8%. Siswa yang berada pada
kategori kurang aktif tidak ada lagi dan yang bereda pada kategori cukup
c) Hasil Belajar
yang disediakan guru sebelumnya. Aspek yang dinilai pada saat siswa
Keterangan:
T = Tuntas
TT = Tidak Tuntas
berikut:
Tabel 4.25 Data Kemampuan Berbicara Siswa Siklus II Pertemuan 2
No Nilai F (n*f) %
1 100 5 500 17,24
2 95 6 570 20,68
3 90 4 360 13,79
4 85 - - -
5 80 3 240 10,34
6 75 5 375 17,24
7 70 2 140 6,89
8 65 1 65 3,44
9 60 3 180 10,34
Jumlah 29 2430 100
Rata-Rata Kelas 83,79
Ketuntasan Klasikal 86,20%
Ketuntasan individual nilai ≥ 70
Berdasarkan tabel 4.25 di atas, siswa yang memperoleh nilai 100 dan 75
ada 5 orang, siswa yang memperoleh nilai 95 ada 6 orang, siswa yang
60 ada 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 70 ada 2 orang dan siswa
dapat disusun grafik tentang hasil belajar siswa pada grafik berikut ini:
Gambar 4.21 Grafik Hasil Kemampuan Berbicara Siklus II
Pertemuan 2
orang siswa yang mendapat nilai dibawah 70. Ketuntasan hasil belajar
Selain tes akhir pertemuan, peneliti juga mengadakan tes akhir siklus
kepada siswa. Tes akhir siklus ini dilaksanakan pada hari Jum’at 31
Mei 2013. Materi soal yang diberikan yaitu materi pada pertemuan 1
dan 2. Hasil tes akhir siklus II disajikan pada tabel 4.26 berikut:
T = Tuntas
TT = Tidak Tuntas
No Nilai F (n*f) %
1 100 14 1400 48,27
2 95 2 190 6,89
3 90 1 90 3,44
4 85 3 255 10,34
5 80 1 80 3,44
6 75 4 300 13,79
7 70 1 70 3,44
8 65 1 65 3,44
9 60 2 60 6,89
Jumlah 29 2510 100
Rata-Rata Kelas 86,55
Ketuntasan Klasikal 89,65%
Ketuntasan individual nilai ≥ 70
orang, kemudian siswa yang memperoleh nilai 90, 80,70 dan 65 ada 1
orang, nilai 85 ada 3 siswa dan nilai 75 ada 4 siswa. Nilai rata- rata kelas
pada tes akhir siklus II mencapai 86,55 dan ketuntasan klasikal sudah
Berdasarkan tabel 4.24 di atas, dapat disusun grafik tentang hasil belajar
persentase 89,65% dan rata-rata kelas 86,55 dan siswa yang tidak tuntas
pada akhir tes akhir siklus ini terlihat adanya peningkatan, siswa sudah
dengan pelafalan dan intonasi yang tepat. Hanya ada 3 orang siswa yang
mendapat nilai dibawah 70. Ketuntasan hasil belajar siswa pada tes akhir
akhir siklus II mencapai 89,65% (26 orang) dan yang masih belum tuntas
10,34% (3 orang). Siswa yang masih belum tuntas ini dikarenakan mereka
Ketuntasan klasikal pada tes akhir siklus II ini sudah melebebihi indikator
3) Refleksi
berikut:
diharapkan.
mulai dari 79,31% (pertemuan 1), 86,20% (pertemuan 2), dan 89,65%
siswa yang belum tuntas, sedangkan pada pertemuan 2 dan tes akhir
siklus II ada 3 siswa yang belum tuntas. Siswa yang masih belum tuntas
siklus dan tiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan
persoalan faktual. Adapun hasil observasi dan evaluasi pada penelitian ini baik
1. Aktivitas Guru
Hal ini disebabkan adanya tahapan yang belum terlaksana dengan baik
selanjutnya.
dapat dilaksanakan baik dan ada peningkatan dari proses pengajaran pada
dalam pembelajaran, baik itu aktivitas siswa dalam belajar maupun hasil
dikarenakan upaya introspeksi diri dari guru itu sendiri dengan dibantu
Hal ini berarti, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 5 SDN
sebuah perubahan kearah yang lebih positif. Dari yang tidak bisa menjadi
bisa, dari yang tidak paham menjadi paham, dan dari yang tidak tahu
dengan berbagai sumber belajar, hal ini sesuai dengan pendapat Sutikno
pada usia 6-12 tahun mereka memiliki sifat rasa ingin tahu yang kuat dan
senang bermain atau suasana yang mengembirakan (Khilda, 2011:11)
sebesar 86%.
Bahasa Indonesia dapat meningkatkan aktivitas guru siklus (1) 59% siklus
(2) 86%.
Hasil penelitian Ratna Sari Dewi (2011) tentang penerapan
1. Aktivitas Siswa
dapat digolongkan antara lain sebagai berikut: (1) oral activities, seperti
semua siswa agar mereka berpartisipasi secara aktif baik dalam kelompok
aktivitas siswa yang dilakukan oleh observer pada siklus I dan siklus II
pada kategoti cukup aktif dengan persentase 52,3% meningkat pada siklus
77,3% pada kategori aktif dan pada siklus II pertemuan 2 mencapai 86,8%
menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga
suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem pengertian dan
untuk dapat bekerja sama dalam kelompok melalui curah pendapat untuk
tahun disebutkan anak berada pada usia berkelompok karena anak mulai
dalam pembelajaran pada siklus (1) 74% dan siklus (2) 89%.
sebesar 85%.
siswa.
Gagne, hasil belajar berupa hal-hal berikut: (1) Informasi verbal; (2)
sikap. Hasil belajar siswa pada penelitian ini merupakan keterampilan siswa
41,37% pada pertemuan 2 menjadi 58,62% sedangkan pada tes akhir siklus I
86,20% dan pada tes akhir siklus II meningkat menjadi 89,65%. Sedangkan
untuk ketuntasan klasikal siswa pada siklus I hanya mencapai 65,51%%, itu
belum sampai pada indikator keberhasilan yaitu 80%, namun pada siklus II
mainan (Juli, 2011:Online), hal ini dilakukan untuk dapat memotivasi siswa
5 orang pertama yang kartu berbicaranya habis terlebih dahulu agar siswa
dengan siswa karena menurut Slameto (2010:56) faktor eksternal juga dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa seperti relasi guru dengan siswa dan siswa
dengan siswa. Adanya hubungan baik antara guru dengan siswa maupun
penghargaan dan hasil belajar yang memuaskan, mereka juga terlihat nyaman
motivasi dan hubungan baik antara siswa dengan guru maupun siswa dengan
siswa ternyata mempengaruhi hasil belajar mereka, hal ini terlihat dari hasil
Dari beberapa pendapat ahli di atas, hasil penelitian yang dilakukan oleh
meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada siklus (1) 71% dan siklus
tipe Time Token siswa kelas V SDN Rangda Malingkung 5 Kecamatan Tapin
siswa berhasil.
pada pembelajaran Bahasa Indonesia mampu merubah cara belajar siswa dari
sebesar 96%.
C. Jawaban Hipotesis
dapat diterima.
BAB V
PENUTUP
B. Kesimpulan
sebagai berikut:
Indonesia salah satunya model Time Token dapat dijadikan salah satu
2. Bagi kepala sekolah, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi solusi
Indonesia di sekolah.
BNSP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: Badan
Standar Nasional Pendidikan.
Dewi, Ratna Sari. 2011. Penerapan model pembelajaran Time Token Arends
untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN
Ketawanggede 2 Kota Malang. (Online).
(http://library.um.ac.id/ptk/index.php, diakses 17 Maret 2013).
Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.