Rekpras Ipal
Rekpras Ipal
Disusun oleh:
Domi Julianto (163060051)
PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup atau rumah tangga akan menghasilkan limbah cair yang disebut limbah
rumah tangga, dengan jumlah penduduk di Kota Bandung yang terus bertambah maka akan terus
menambah jumlah produksi limbah rumah tangga tersebut maka dari itu limbah ini harus di olah
secara baik agar tidak menimbulkan bahaya atau penyakit terhadap masyarakat
Air limbah adalah air buangan rumah tangga dan/atau air buangan domestik, tidak termasuk
air buangan industri dan air hujan. (Peraturan Walikota No.937/2009 Bab I Ketentuan Umum,
Pasal 1, butir 23). Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi,
cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan
buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar
untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-
kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak
mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk
mengurangi pencemaran.
Air limbah sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan apabila tidak diolah dengan baik
dan benar maka akan menimbulkan dampak yang tidak di harapkan, baik gangguan lingkungan,
kesehatan, dll. Karena itu untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita
dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara
lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara
sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai danau ataupun ke dalam selokan dan juga
dibutuhkannya peran suatu intansi pengolahan air limbah sebagai pengolah air limbah agar air
limbah tersebut dapat diolah dan dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.
Salah satu lembaga yang bergerak di bidang pengolahan air limbah yaitu IPAL Bojongsoang
beroperasi dibawah naungan PDAM Kota Bandung. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang
terletak di Bojongsoang ini merupakan instalasi yang mengolah air buangan rumah tangga yang
disalurkan melalui perpipaan. Instalasi ini untuk mengolah buangan domestik rumah tangga yang
berasal dari area wilayah Bandung Timur dan Bandung Tengah, Selatan dengan kapasitas
pelayanan 400.000 jiwa. IPAL ini dibangun untuk mengurangi tingkat pencemaran air sungai
Citarum.
Survey kunjungan lapangan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) bertujuan untuk
mengetahui dan memahami bagaimana cara atau metode pengolahan air limbah terutama limbah
domestik dan melihat metode pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan oleh Perusahaan
Daerah Air Minum Kota Bandung.
Studi kunjungan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Bojongsoang ini diharapkan
dapat memberikan informasi bagaimana cara mengolah air limbah terutama limbah domestik dan
dapat memberikan informasi kepada kita agar kita dapat selalu menjaga lingkungan sekitar kita.
BAB II
GAMBARAN UMUM
IPAL Bojongsoang terletak di kabupaten bandung, yaitu berada diantara 2 desa yakni Desa
Bojongsoang dan Desa Bojongsari kecamatan Bojongsoang dengan lokasi kurang lebih 12 Km
dari kota Bandung. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Bojong soang mulai beroperasi pada
tahun 1992, dengan sistem kolam stabilisasi. IPAL Bojongsoang ini mempunyai luas area 85 Ha,
20 Ha darat sisanya kolam.
IPAL Bojongsoang berfungsi untuk mengolah air limbah rumah tangga dari Kota
Bandung yang bertujuan untuk menurunkan tingkat pencemaran sungai-sungai di Kota
Bandung disamping membantu mengurangi beban pencemar yang masuk ke Sungai Citarum.
Dalam proses pengolahan air limbah di IPAL Bojongsoang tidak menggunakan bahan kimia.
Jenis buangan rumah tangga yang di olah pada IPAL Bojongsoang ini adalah air limbah
yang berasal dari kamar mandi, dapur, hotel, restoran, mall, sekolah, rumah sakit, dll (limbah
domestic) yang dialirkan melalui perpipaan menuju ke IPAL Bojongsoang. Hasil pengolahan ini
menghasilkan air yang mempunyai kualitas layak buang ke lingkungan dalam artian aman untuk
dilepas ke padan air penerima maupun dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi seperti pertanian di
sekitar IPAL.
IPAL Bojongsoang bearada di bawah naungan PDAM kota Bandung dimana PDAM kota
bandung dimulai sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Adapun perkembangan lembaga
adalah sebagai berikut:
Tahun 1974 – saat ini : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung
Menurut Peraturan Walikota no. 937/2009 Bab I ketentuan umum, pasal 1, butir 23. Air
limbah merupakan air buangan rumah tangga atau air buangan domestik, namun tidak termasuk
air buangan industri dan air hujan .
Instalasi Pengolahan Air Limbah Bojongsoang beroprasi untuk mengelola air limbah
domestik yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi, bekas cuci yang bersumber dari buangan
rumah tangga, hotel, restoran, rumah sakit, sekolah, perkantoran dan lain-lain yang disalurkan
melalui pipa-pipa pembuangan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
melalui terciptanya kesehatan masyarakat dan perbaikan sanitasi lingkungan pemukiman yang
bersih, sehat dan berkesinambungan.
Buangan Domestik
IPAL
Sistem penyaluran limbah domestic dari rumah tangga sampai instalasi pengolahan air
limbah bojongsoang bisa dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2
CONNECTION SYSTEM
House House
BRANDGANG
IC
GOF
MH
TREATMENT
PLANT
Kapasitas maksimal dari IPAL adalah sebesar 243.000 m3/ hari dengan pengolahan fisik
dan biologi. Proses fisik dilakukan secara mekanik menggunakan alat-alat yang canggih
sedangkan proses biologi menggunakan mikroorganisme dan proses biologi lainnya.
BAB III
Selain kegiatan pengantar, ada kegiatan lapangan yakni kegiatan penjelasan secara
langsung tahapan-tahapan pengolahan air limbah bersamaan dengan fasilitas pengolahnya dari
open channel hingga maturasi
Setelah melakukan kegiatan diatas maka berikut adalah hasil dan pembahasan mengenai
proses pengolahan air limbah di IPAL Bojongsoang. Berikut adalah skema dan pembahasan hasil
observasi pengolahan air limbah di IPAL Bojongsoang.
Tahap Pada Open Channel Pada awalnya air limbah yang berasal dari penggunanya masuk
kesaluran terbuka atau open channel untuk mengurangi bau dan meminimalisir kerusakan jika
menggunakan pipa. Panjang saluran terbuka/open channel ini adalah 3,5 KM.
Tahap Penyaringan pada Manual Bar Screen Menuju Bak Penampung Setelah melewati
open channel air limbah kemudian disaring menggunakan manual bar screen, penyaringan ini
dilakukan oleh petugas 24 jam. Kemudian dari manual bar screen air limbah menuju bak
penampung dengan cara masuk ke gorong-gorong melalui grafitasi. Bak penampung ini
mempunyai kedalaman 8 meter. Jika air sudah terkumpul dan mencapai level yang di tentukan
maka akan otomatis pompa berjalan.
Gambar 3.3 Manual Bar Screen
3. Tahap pada Pompa Screw Terdapat 3 pompa screw, karena tidak bisa dengan grafitasi maka
pompa screw bekerja gantian.
4. Tahap pada Mechanical Bar Screen Pada tahap ini adalah untuk menyaring sampah-
sampah kecil yang berhasil melewati pada tahap-tahap berikutnya. Sampah yang telah disaring
kemudian di padatkan.
5. Grit Chamber dan Grit Take Pada tahap ini adalah proses pemisahan pasir dan
pengangkatan pasir dari air limbah kemudian air sudah siap untuk memasuki pintu pembagi
menuju kolam set A dan B yang didalamnya terdapat proses berikutnya yakni proses anaerob,
fakultatif dan maturasi.
6. Tahap Anaerob (Proses Biologi Tahap I) Proses anaerobik upaya penurunan bahan organik
secara anaerobik dengan bantuan mikroba anaerob. Kolam anaerob ini mempunyai kedalaman 4
meter. Pada tahap anaerob ini berada di kolam anaerob yang mempunyai kapasitas 80745 m3/hari,
prosesnya berada di bawah dan ketinggian lumpur tidak boleh sampai 50 cm karena bakteri akan
mati dan proses anaerob tidak akan berjalan. Proses penguraiannya 2-3 hari. Jika proses tidak
berjalan maka airnya akan jernih, jika proses berhasil berjalan maka airnya akan keruh.
Gambar 3.11 Kolam Anaerob
7. Tahap Fakultatif Proses fakultatif adalah upaya penurunan bahan organik secara anaerob
danaerob untuk stabilisai air buangan. Pada tahap ini, air di dalam kolam sudah terdapat oksigen.
Kedalaman kolam ini adalah 2 meter. Proses penguraiannya 5-6 hari secara alami, ikan masih
bisa hidup.
8. Tahap Maturasi Pada tahap ini terjadi proses pematangan air buangan sebagai
penyempurnaan dari kualitas efluen akhir sesuai dengan standar baku mutu yang berlaku
sebelum dibuang. Proses maturasi ini membutuhkan waktu 4-5 hari sebelum akhirnya pergi ke
sungai. Kolam maturasi mempunyai kedalaman 1,5 meter.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
IPAL Bojongsoang termasuk kedalam bagian Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Bandung. IPAL Bojongsoang mengolah air limbah organik yang berasal dari wilayah Bandung
Utara, Bandung Timur dan Bandung Barat.
Ada dua proses utama dalam pengolahan limbah organic di IPAL Bojongsoang, yang
pertama yaitu proses pengolahan secara fisik menggunakan berbagai peralatan (Bar Screen, Screw
Pump, Mechanical Bar Screen, Grit Chamber, Grit Rake) dan proses pengolahan secara biologi
menggunakan bantuan mikroba (proses anaerobik, fakultatif, maturasi). Untuk kolam anaearobik,
fakultatif dan maturasi terdapat 2 set kolam. Rata-rata perjalanan dari awal sampai setelah maturasi
(outlet/outfall) selama 12 hari.
Materi yang didapat ketika survei lapangan dan tatap muka dikelas, ada sinkronisasi materi
yang didapat. Namun, perbedaan disurvei lapangan materi yang didapat lebih detail sesuai apa
yang ada di kondisi lapangan.
Dapat disimpulkan bahwa IPAL Bojongsoang memiliki total debit rata-rata/hari 80.835
m3/hari dan debit maksimum 243.000 m3/hari.