Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan di bidang kesehatan gigi merupakan bagian integral dari
pembangunan kesehatan nasional, artinya didalam pembangunan kesehatan gigi
tidak boleh diabaikan. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan
memberikan prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit dengan tidak mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan
kesehatan, termasuk pada anak usia sekolah dasar agar tercapai derajat kesehatan
secara optimal (Depkes RI, 2010).
Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email,
dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas suatu jasad renik yang ada
dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan
terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan
bahan organiknya. Akibatnya terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta
penyebaran infeksinya Jika tidak cepat ditangani, penyakit ini dapat
menyebabkan nyeri. (Rachmat, 2016)
Karies gigi merupakan penyakit kebudayaan yang telah menyebar luas
dan bisa dicegah dan tetapi sebagaian besar penduduk dunia berabab pernah
terserang penyakit ini. Karies dentis sebenarnya berasal dari bahasa latin, berarti’
lubang gigi’ dan ditandai oleh rusaknya email dan dentih yang yang progresif
yang disebabkan oleh keaktifan metabolisme plak bakteri. Proses karies mulai
dari permukaan gigi dan terus berpenetrasi kedalam, ketika mencapai dentin
perkembangan makin cepat. ( Melanie 2011)
Karies gigi merupakan penyakit mulut yang prevalensinya sangat tinggi,
tidak ada satu wilayah di dunia yang bebas dari karies gigi. Karies gigi
menyerang semua orang, semua umur, baik laki-laki maupun perempuan, semua
suku, ras dan pada semua tingkatan status sosial. Survei World Health

1
Organization (WHO) tahun 2013 menyebutkan sebanyak 87% dari anak-anak
usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita
karies gigi. Prevalensi karies gigi tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin,
sedangkan terendah terdapat di Afrika. Selanjutnya menurut penelitian tahun
2013 di negara-negara Eropa, Amerika, dan Asia ternyata 80-95% dari anak-
anak dibawah umur 18 tahun terserang karies gigi.
Data RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013 menunjukan
peningkatan prevalensi terjadinya karies aktif pada penduduk Indonesia
dibandingkan tahun 2007 lalu, yaitu dari 43,4% (2007) menjadi 53,3% (2013).
Kelebihan konsumsi gula cenderung dapat mengakibatkan terjadinya
karies gigi, diabetes, obesitas dan jantung koroner. AHA (American Heart
Association) menemukan konsumsi gula yang tinggi terjadi pada anak, yaitu
anak usia 1-3 tahun mengonsumsi gula 12 sendok teh per hari dan anak usia 4-
8 tahun mengonsumsi gula21 sendok teh per hari, Data RISKESDAS (Riset
Kesehatan Dasar 2013).53,1% penduduk Indonesia mengkonsumsi makanan
manis.
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan karies gigi yaitu,
Kebiasaan makan yang salah pada anak sekolah dasar (SD) sering terjadi, seperti
kebisaan mengkonsumsi makanan jajanan secara berlebihan. Makanan jajanan
yang sering dikonsumsi anak SD banyak bersifat kariogenik, seperti makanan
manis, lengket, dan makanan yang berbentuk menarik. Efek buruk dari
seringnya mengkonsumsi makanan manis atau kariogenik yaitu terhadap
kesehatan gigi. Hal ini disebabkan karena makanan kariogenik mempunyai
kecenderungan melekat pada permukaan gigi. Bila hal ini sering terjadi maka
dapat menyebabkan karies gigi.
Berdasarkan penelitian oleh (Hana yuwa) terdahulu yang dilakukan pada
anak SD di Bjonegoro pada tahun 20014, menunjukkan bahwa makanan manis
yang berbentuk lunak dan lengket dapat berpengaruh langsung terhadap
terjadinya penyakit karies gigi. Mengkonsumsi makanan yang mengandung gula
tinggi, seperti coklat, permen, roti isi, bakso, serta biskuit mempunyai korelasi
tinggi dengan kejadian karies gigi. Konsumsi makanan kariogenik yang sering

2
dan berulang-ulang akan menyebabkan pH plak dibawah normal dan
menyebabkan demineralisasi enamel dan terjadilah pembentukan karies gigi.
Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (Depkes RI, 2011) menunjukkan
bahwa penyakit gigi dan mulut termasuk karies dan penyakit periodontal (gusi)
menjadi masalah yang cukup tinggi yaitu sebesar 60 % (Depkes RI, 2011).
Umumnya penderita gigi berlubang tersebut adalah anak-anak sesuai data
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI).
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa Provinsi Jawa
Barat menduduki posisi 6 tertinggi diantara 33 provinsi di Indonesia yaitu
terdapat 28,0%. Prevalensi karies aktif pada penduduk tingkat kabupaten Jawa
Barat yaitu delapa kabupaten/kota dengan prevalensi yang lebih besar
dibandingkan nasional (43,4%). Prevalensi tertinggi ialah Kota Banjar
(93,2%),selanjutanya Kota Tasikmalaya (59,0) diikutin oleh Kota Cirebon
(49,6), Kota Bandung (46,1), dan Kabupaten Kuningan(43,7). Kota Sukabumi
(42,8) selanjutnya dan terendah Kabupaten Indramayu (25,2%), dan Bekasi
termasuk urutan ke 8 dalam angka tertinggi di provensi Jawa Barat (30,4).
Berdasarkan hasil survey dan hasil wawancara dengan pihak sekolah di
SD/MI. AL Maghfuriyah Didapatkan bahwa dari 30 siswa terdapat sekitar 15
siswa yang mengatakan suka mengkomsumsi makanan yang mengandung gula,
seperti permen, biskuit, coklat, es krim dan jarang menyikat gigi. Data yang
didapat adalah dengan melakukan pemeriksaan langsung dengan bantuan pen
light pada gigi anak dengan hasil anak 15 didapatkan 12 anak yang mengalami
karies gigi dengan keadaan gigi berlubang, banyak plak hitam dan penelitian
menanyakan kebiasaan menyikat gigi dengan hasil 15 anak mengatakan
menyikat gigi hanya dilakukan pada pagi hari dan kadang-kadang sebelum tidur
malam. Dari data tersebut maka penulis tertarik mengambil judul penelitian “
Hubungan Antara Mengkomsumsi Makana kariogenik Dengan kejadian
Karies Gigi Siswa AL Maghfuriyah”.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan urain pada latar belakang diatas maka penelitian
merumuskan masalah yaitu :
1. Bagaimana gambaran mengkonsumsi makanan kariogenik pada siswa
SD/MI. AL Maghfuriyah
2. Bagaimana gambaran kejadian karies gigi pada siswa SD/MI. AL
Maghfuriyah ?
3. Apakah ada hubungan antara mengkomsumsi makanan kariogenik dengan
kejadian karies gigi siswa SD/MI. AL Maghfuriyah ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara mengkomsumi makanan
kariogenik dengan kejadian karies gigi siswa SD/MI. AL Maghfuriyah
Bekasi.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambatan mengkonsumsi makanan kariogenik pada
siswa SD/MI AL Maghfuriyah Bekasi.
b. Untuk mengetahui gambaran kejadian karies gigi pada siswa SD/MI, AL
Maghfuriyah Bekasi.
c. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara mengkonsumsi makanan
kariogenik dengan kejadian karies gigi pada Siswa SD/MI, AL
Maghfuriyah Bekasi.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi pengelolah SD/MI AL Maghfuriyah Bekasi

4
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pengelolah untuk lebih
meningkatkan upaya pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada siswa SD/MI
AL Maghfuriyah Bekasi.

2. Bagi Siswa SD/MI AL. Maghfuriyah Bekasi.


Dapat memberikan pengetahuan tentang pentingnya merawat kesehatan gigi,
mengkomsumsi makanan yang tidak merusak gigi dengan kejadian caries
gigi, serta memberikan masukan dan informasi pencegahan kesehatan gigi
dan mulut sedini mungkin.

3. Bagi institusi Pendidikan Universitas Islam assyafiah


Sebagai masukan untuk dijadikan bahan pustaka yang bermanfaat untuk
pemgembangan ilmu pengetahuan dan bahan dasar mutu pendidikan

4. Bagi peneliti/Mahasiswa
Berguna untuk menambah wawasan dan untuk memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan dibidang kesehatan khususnya masalah gigi dan mulut agar
bermanfaat dan Sebagai bahan dasar referensi peneliti-peneliti berikutnya

5.Bagi Perawat
Dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut, dan untuk melengkapi
intervensi keperawatan dalam usaha mempertahankan status kesehatan gigi.
Dalam pendidikan keperawatan, penilitian ini memiliki manfaat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan mahasiswa keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan khususnya perawatan kesehatan gigi. Khususnya
memberikan tindak lanjut dalam penanganan masalah karies gigi dengan
memberikan pendidikan tentang pencegahan dan pengobatan karies gigi.

Anda mungkin juga menyukai