Karya Inovasi
Karya Inovasi
Nutrisi disebut juga zat gizi adalah merupakan zat dalam makanan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembang terutama pada masa balita. Pemenuhan nutrisi sangat
penting terutama untuk tumbuh kembang balita pertumbuhan dan perkembangan baik fisik
maupun otak agar lebih maksimal serta membantu sistem kekebalan tubuh berfungsi normal
untuk menjaga kesehatan tubuh dan juga mencegah terjadinya kekurangan pada asupan gizi
yang menyebabkan postur tubuh pendek (stunting), terhindar dari gizi kurang yang juga dapat
menyebabkan terjadinya gizi buruk.
Gizi kurang adalah ketidakmampuan untuk metabolisasi nutrisi, ketidakmampuan untuk
mendapat zat gizi yang sesuai dari makanan, percepatan ekskresi zat-zat gizi dari tubuh dan
sakit atau penyakit yang meningkatkan kebutuhan tubuh akan nutrisi (Dwijayanti, 2011:7).
Gizi kurang banyak terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun. Penyebab dari gizi kurang
antara lain kebiasaan makan dimana makanan yang dikonsumsi kurang mengandung kalori
dan protein. Kekurangan gizi anak menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja dan menurunkan daya tahan
tubuh yang akan berakibat meningkatnya angka kesakitan dan kematian, namun
penanggulangan tidak dapat dilakukan hanya dengan penekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja (Supariasa, 2002 : 1).
Hasil Riskesdas menunjukkan, prevalensi status gizi kurang masih cukup tinggi yakni
(13,0 %) pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 dan meningkat (13, 9%) pada tahun
2013 (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Kekurangan gizi terutama pada anak-anak balita
dapat menyebabkan meningkatnya resiko kematian, terganggunya pertumbuhan fisik dan
perkembangan mental serta kecerdasan. Faktor timbulnya gizi kurang pada anak balita lebih
kompleks, maka upaya penanggulangannya memerlukan pendekatan dari berbagai segi
kehidupan anak secara terintegrasi. Artinya tidak hanya memperbaik aspek makanan saja
tetapi juga lingkungan hidup anak seperti pada pegasuhan, pendidikan ibu, air bersih dan
kesehatan lingkungan, mutu layanan kesehatan dan sebagainya (Supariasa, 2002).
Berdasarkan uraian diatas adanya sikap dari orang tua berperan penting terutama ibu
salah satu yang dapat mempengaruhi dalam pemenuhan status gizi anak, hal ini merupakan
salah satu penyebab terjadinya kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan,
menurunkan produktivitas kerja dan menurunkan daya tahan tubuh yang akan berakibat
meningkatnya angka kesakitan dan kematian. Sikap yang baik dilakukan seorang ibu adalah
tentang kebutuhan gizi anak, cara pemberian makan, serta pola pengasuhan akan menjamin
anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Dalam hal ini, peran perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan sangat diperlukan dalam upaya promotif dan rehabilitatif dalam
upaya pencapaian kesehatan pada balita dimana promotif perawat memberikan pendidikan
kesehatan dan informasi kepada keluarga terutama kepada ibu dalam pemenuhan status gizi
yang baik dan rehabilitatif yaitu berusaha memulihkan kembali keadaan anak yang
mengalami gizi kurang agar gizinya dapat terpenuhi.
KARYA INOVASI