Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan wilayah atau negara yang mempunyai luas daerah


lautnyalebih luas dari luas daratanya dan mempunyai posisi geografis yang
sangat strategis,dimana indonesia berada diantara dua benua yaitu Asia dan
Australia dan diapit duasamudera yaitu Samudera Pasifik dan Samudera
Hindia. Letak Indonesia dipotong olehgaris maya khatulistiwa yang
menandakan bagian paling dekat dengan matahari danmenerima siraman
sinarnya sepanjang tachun. Letak geografis yang demikian membuatIndonesia
menjadi penghubung dua samudera besar dan memiliki pola iklim yang
berbeda dengan daerah-daerah lintang sedang dan tinggi maupun dengan
daerah lain dikhatulistiwa yang tidak bersinggungan dengan samudera
(Sakinah, 2012)
Arus air laut adalah pergerakan massa air secaravertikal dan horisontal
sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang
terjadi di seluruh lautan dunia (Hutabarat dan Evans, 1986). Pergerakan arus
dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain arah angin, perbedaan tekanan air,
perbedaan densitas air, Topografi dasar laut, arus permukaan.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Praktikan mampu memahami tentang definisi angin laut dan arus laut.
2. Praktikan memahami jenis – jenis angin.
3. Praktikan mampu memahami faktor terjadinya angin dan arus laut.
4. Praktikan mampu mengetahui cara pengukuran arus dan angin.
5. Mengetahui kecepatan arus susut pantai yang dipengaruhi angin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga
karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di
sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi.
Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang
menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit
menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah
tersebut.
a. Jenis - jenis Angin.

1) Angin Laut dan Angin Darat.


a) Angin Laut.
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang
umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul
16.00. Angin ini bisa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari
menangkap ikan di laut.
b) Angin Darat.
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut, yang
pada umumnya terjadi saat malam hari, dari jam 20.00 sampai dengan
06.00.
Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari
ikan dengan perahi bertenaga angin sederhana.
2) Angin Lembah dan Angin Gunung.
a) Angin lembah.
Angin Lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke puncak
gunung dan biasa terjadi pada siang hari.
b) Angin Gunung.
Angin Gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah
gunung dan terjadi pada malam hari.
3) Angin Fohn.
Angin Fohn (Angin Jatuh) adalah angin yang terjadi sesuai hujan Orografis.
Angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan
yang berbeda.
Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan
yang tingginy lebih dari 200 meter , naik di satu sisi lalu turun di sisi lain.
Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering , karena
uap air sudah di buang pada saat hujan orografis.
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban.
Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini
bisa turun daya tahan tubunya terhadap serangan penyakit.
4) Angin Muson.
Angin muson atau biasanya disebut sengan angin musim adalah angin yang
berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu
dengan periode yang lain polanya akan berlawan yang berganti arah secara
berlawanan setiao setengah tahun.
Angin Muson terbagi atas dua macam,yaitu :
- Angin Muson Barat
Angin Musim/Muson Barat adalah angin yang mengalir dari benua Asia
(musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah
hujan yang banyak di Indonesia bagian barat, hal ini disebabkan karena angin
melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan
samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin
Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini
terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari, dan maksimal pada bulan
januari dengan Kecepatan Minimum 3 m/s.
- Angin Muson Timur
Angin Musim/Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia(
musim dingin) ke Benua Asia (Musim panas) sedikit curah hujan ( kemarau)
di Indonesia bagian timur karena angin melewati celah-celah sempit dan
berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan
indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan juni, juli dan
Agustus, dan maksimal pada bulan juli.

b. Proses dan terjadinya angin.


Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi
lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena
udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang
bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke
tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali.Aliran naiknya
udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan konveksi.

c. Faktor-faktor yang menyebabkan angin terjadi antara lain adalah:


 Gradien Barometris, yaitu bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan
udara dari dua isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien
barometrisnya, makin cepat tiupan anginnya.
 Lokai, kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari pada angin
yang jauh dari garis khatulistiwa.
 Tinggi Lokasi, semakin tinggi lokasinya semakin kencang pula angin yang
bertiup. Hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menhambat
laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak
rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu
tempa, gaya gesekan ini semakin kecil.
 Waktu, Angin bergerak lebih cepat pada siang hari, dan sebaliknya terjadi
pada malam hari.
 Sebenarnya yang kita lihat saat angin berhembus adalah partikel-partikel
ringan seperti debu yang terbawa bersama angin. Angin bisa kita rasakan
hembusannya karena kita mempunyai indra perasa, yaitu kulit, sehingga kita
bisa merasakannya.

d. Sifat – sifat angin.


Beberapa sifat angin antara lain:
 Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah
angin tersebut.
 Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas.
 Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tampat lain, dan dari waktu
ke waktu.

e. Konversi Kecepatan Angin


Biasanya pengukuran angin dilakukan di daratan, padahal di dalam rumus-
rumus pembangkitan gelombang data angin yang digunakan adalah yang ada
diatas permukaan laut. Oleh karena itu diperlukan transformasi dari data angin
diatas daratan yang terdekat dengan lokasi studi kedata angin di atas permukaan
laut. Hubungan antara angin di atas laut dan angin di atas daratan terdekat
diberikan oleh:
RL=UW/UL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)
dengan:
UW =Kecepatan angin di atas laut.
UL = Kecepatan angin di atas darat.
Seperti dalam gambar 2 yang merupakan hasil penelitian yang dilakukan
di Great Lake, Amerika Serikat, grafik tersebut dapat digunakan untuk daerah
lain kecuali apabila karakteristik daerah sangat berlainan.
Gambar 1. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Angin Di
Laut Dan Di Darat (Resio dan Vincent, 1977).

Rumus-rumus dan grafik-grafik pembangkitan gelombang mengandung


variabel UA, yaitu faktor tegangan angin (wind-stressfactor) yang dapat dihitung
dari kecepatan angin. Setelah dilakukan berbagai konversi kecepatan angin
seperti yang dijelaskan di atas, kecepatan angin dikonversikan pada factor
tegangan angin,
Dengan menggunakan rumus berikut:
UA=0,71U w 1,23
Dimana UW adalah Kecepatan angin di atas laut dalam m/d.(Triadmodjo,
1999).

f. Mawar Angin

Mawar angin adalah sebuah grafik yang memudahkan dalam penyajian data
angin. Pada mawar angin data yang disajikan antara lain terdapat kecepatan
angin, arah angin, dan frekwensi angin dalam satu grafik sehingga sangat
membantu memudahkan membaca data angin
Gambar 2. Contoh grafik mawar angin
Warna pada grafik menunjukkan kecepatan angin bertiup, persentasi pada
grafik menunjukkan frekuensi angin bertiup dan grafik yang membentuk sudut
menggambarkan arah angin bertiup.

g. Peramalan Gelombang di Laut Dalam


Dari hasil perhitungan wind stress factor pada Sub Bab 2.3.1 dan panjang
fetch effektif pada Sub Bab 2.3.2, bisa dibuat peramalan gelombang di laut
dalam dengan menggunakan bantuan grafik peramalan gelombang seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2.3. Dari grafik tersebut akan diperoleh tinggi,
durasi, dan periode gelombang

Gambar 3. Grafik Peramalan Gelombang (Hasselmann dkk., 1976)


2.2 Arus laut
Arus adalah proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang
menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air. Gerakan tersebut
merupakan resultan dari beberapa gaya yang bekerja dan beberapa factor yang
mempengaruhinya. Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu
tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal
(gerakan ke samping).
Arus laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal sehingga
menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh
lautan di dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang
dikarenakan tipuan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang
panjang.
Bumi kita dikelilingi oleh dua lautan yang sangat luas: lautan udara dan lautan
air. Keduanya berada dalam keadaan bergerak yang tetap, dibangkitkan oleh energi
dari matahari dan gaya gravitasi bumi. Gerakan-gerakan mereka saling
berhubungan: angin memberikan energinya ke permukaan laut sehingga
menghasilkan arus laut, dan arus laut membawa energi panas dari satu lokasi ke
lokasi lainnya, mengubah pola temperatur permukaan bumi dan juga mengubah
sifat-sifat fisis udara di atasnya.
Arus laut adalah gerakan massa air yang dipengaruhi oleh angin atau perbedaan
densitas air laut yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lainya. Arus di
permukaan laut disebabkan oleh pergerakan angin yang cukup kuat sedangkan arus
di kedalaman laut di sebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut.
Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera
(ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents).

1. Jenis-Jenis Arus Laut


a. Berdasarkan Proses Terjadinya:
 Arus ekman : Arus yang dipengaruhi oleh angin.
 Arus termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan
gravitasi.
 Arus pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut.
 Arus geostropik : Arus yang dipengaruhi oleh gradien tekanan
mendatar dan gaya coriolis.
 Arus Wind driven current : Arus yang dipengaruhi oleh pola
pergerakan angin dan terjadi pada lapisan permukaan.
b. Berdasarkan Kedalamannya:
 Arus permukaan : Terjadi pada beberapa ratus meter dari
permukaan, bergerak dengan arah horizontal dan dipengaruhi
oleh pola sebaran angin.
 Arus dalam : Terjadi jauh di dasar kolom perairan, arah
pergerakannya tidak dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan
mambawa massa air dari daerah kutub ke daerah ekuator.

2. Faktor Penyebab Terjadinya Arus Laut.


Arus di permukaan laut terutama disebabkan oleh tiupan angin, sedang arus
di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut. Selain
itu, arus di permukan laut dapat juga disebabkan oleh gerakan pasang surut air
laut atau gelombang. Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak
melintasi samudera (ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal
currents). Penyebab utama arus permukaan laut di samudera adalah tiupan
angin yang bertiup melintasi permukaan Bumi melintasi zona-zona lintang
yang berbeda. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air
laut tertekan sesuai dengan arah angin.
Pola umum arus permukaan samudera dimodifikasi oleh faktor-faktor fisik
dan berbagai variabel seperti friksi, gravitasi, gerak rotasi Bumi, konfigurasi
benua, topografi dasar laut, dan angin lokal. Interaksi berbagai variabel itu
menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit. Karena gerakannya yang
terus menerus itu, massa air laut mempengaruhi massa udara yang ditemuinya
dan merubah cuaca dan iklim di seluruh dunia.
3. Faktor pengaruh dan manfaat arus laut
a. Terhadap Iklim
 Arus Kurosyiwo menyebabkan suhu Jepang Selatan dan Pantai Barat Kanada
pada musim dingin suhunya sejuk.
 Arus Labrador yang dingin menyebabkan suhu Jazirah Labrador menjadi
rendah.
 Arus Teluk yang panas menyebabkan musim dingin di Eropa Barat suhunya
sejuk dan pelabuhan tidak pernah beku.
 Arus Oyasyiwo yang dingin menyebabkan suhu di Hokaido rendah.
b. Terhadap Pelayaran
 Arus muson di Lautan Hindia dahulu banyak dipakai oleh orang Arab untuk
berlayar ke India dan Malaka.
 Arus musim di Laut Jawa dan Laut Cina Selatan dahulu banyak dipakai oleh
orang Bugis dan Makasar untuk berlayar dari Ujungpandang ke Singapura.
c. Terhadap Penyebaran Gunung Es
Gunung-gunung es di lautan bebas dibawa oleh arus-arus dingin di lautan
Atlantik belahan bumi utara karena adanya arus dingin.
d. Arus Konveksi/Vertikal
Arus vertikal menyebabkan permukaan air laut banyak lumpur, ini menjadi
makanan plankton sehingga mengakibatkan banyak ikannya.
Contoh: Laut Jawa, Selat Malaka, dan Laut Utara.
e. Terhadap Perikanan
Pertemuan arus panas dan arus dingin yang banyak planktonnya
menyebabkan tempat itu banyak ikannya.Contoh: Pertemuan arus teluk yang
panas dan arus Labrador yang dingin di dekat New Foundland, pertemuan arus
panas Kurosyiwo dan arus dingin Oyasyiwo di sebelah timur Jepang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Lokasi tempat praktikum geologi laut dikelurahan pantoloan kecamatan
Taweli, Kota Palu, Adapun praktek lapangan dilakukan pada :
Hari : Jumat - Minggu
tanggal : 13 April 2019
Jam : 16.00 - selesai

3.2 Alat-alat Dan Prosedur Pengambilan Data

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :


- Botol Aqua
- Kompas Bidik
- Stopwatch
- Tali raffia
- Tabel isian arus susur pantai
- Tabel isian arah angina
- Alat tulis menulis
- Anemometer
Adapun Prosedur pengambilan data yaitu :
- Menentukan titik pengukuran
- Mengamati Anemometer dan melihat hasil pengukurannya berapa kecepatan
angin dan dari arah mana datangnya menggunakan kompas atau Anemometer
itu sendiri.
- Mencatat waktu pengukuran dalam rentang waktu 1 jam setiap pengukurannya.
- Untuk arus sendiri kita memakai botol aqua dan membentangnya
menggunakan tali raffia sesuai dengan arus yang membawanya
- Mengulangi pengukuran dengan waktu yang berbeda yaitu pada saat arus surut
menuju pasang dan pasang menuju surut.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

4.1 Hasil Pengamatan

Lokasi : Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu, Sulawesi Tengah


Periode : 12 April – 14 April 2019
Sumber Data : Kelompok 5
Koordinat : 0°42'17" S ; 119°55'50" E

Data Angin

Angin Angin
No Waktu Ara No Waktu Ara
Kec (m/s) Kec (m/s)
h (°) h (°)
1 23 1 270 22 20 - -
2 24 0,6 243 23 21 0,1 272
3 1 0,9 260 24 22 0,1 188
4 2 0,5 230 25 23 0,1 332
5 3 0,9 29 26 24 - -
6 4 0,1 239 27 1 - -
7 5 0,5 351 28 2 - -
8 6 1 235 29 3 0,1 101
9 7 0,2 261 30 4 - -
10 8 - - 31 5 - -
11 9 - - 32 6 0,2 211
12 10 0,1 30 33 7 0,2 133
13 11 2,2 90 34 8 1 345
14 12 1,5 144 35 9 - -
15 13 3,6 127 36 10 1,5 33
16 14 3,6 156 37 11 1,7 23
17 15 3,6 147 38 12 16,9 120
18 16 1,8 146 39 13 13,6 143
19 17 0,2 240 40 14 15,6 315
20 18 0,6 179 41 15 7,8 95
21 19 0,2 234
Lokasi : Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu, Sulawesi Tengah
Periode : 12 April – 14 April 2019
Sumber Data : Kelompok 5
Koordinat : 0°42'17" S ; 119°55'50" E
Data Arus

4.2 Analisa Data

4.2.1 Data Angin


a. Tabel Range berdasarkan Arah Angin Berhembus
Tabel 1. Range of Wind Direction

Direction Min of Wind Dir Range of Wind Dir


U 348,75 348,75 - 11,25
UTL 11,25 11,25 - 33,75
TL 33,75 33,75 - 56,25
TTL 56,25 56,25 - 78,75
T 78,75 78,75 - 101,25
TTG 101,25 101,25 - 123,75
TG 123,75 123,75 - 146,25
STG 146,25 146,25 - 168,75
S 168,75 168,75 - 191,25
SBD 191,25 191,25 - 213,75
BD 213,75 213,75 - 236,25
BBD 236,25 236,25 - 258,75
B 258,75 258,75 - 281,25
BBL 281,25 281,25 - 303,75
BL 303,75 303,75 - 326,25
UBL 326,25 326,25 - 348,75

b. Tabel Frekuensi Kecepatan Angin berdasarkan Arah Angin (Frequency


Distribution).

Tabel 2. Frekuensi Kecepatan Angin (Frequency Distribution)


No Directions / Wind Classes (Knots) 0- 3 3- 6 6- 9 9 - 12 12 - 15 15 - 18 18 - 21 21 - 24 >= 24 Total (%)
1 348,75 - 11,25 3,23 0 0 0 0 0 0 0 0 3,13
2 11,25 - 33,75 9,68 3,23 0 0 0 0 0 0 0 12,50
3 33,75 - 56,25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
4 56,25 - 78,75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
5 78,75 - 101,25 3,23 3,23 0 0 0 3,23 0 0 0 9,38
6 101,25 - 123,75 0 0 0 0 0 0 0 0 3,23 3,13
7 123,75 - 146,25 6,45 3,23 3,23 0 0 0 0 0 3,23 15,63
8 146,25 - 168,75 0 0 6,45 0 0 0 0 0 0 6,25
9 168,75 - 191,25 6,45 0 0 0 0 0 0 0 0 6,25
10 191,25 - 213,75 3,23 0 0 0 0 0 0 0 0 3,13
11 213,75 - 236,25 9,68 0 0 0 0 0 0 0 0 9,38
12 236,25 - 258,75 9,68 0 0 0 0 0 0 0 0 9,38
13 258,75 - 281,25 12,90 0 0 0 0 0 0 0 0 12,50
14 281,25 - 303,75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
15 303,75 - 326,25 0 0 0 0 0 0 0 0 3,23 3,13
16 326,25 - 348,75 6,45 0 0 0 0 0 0 0 0 6,25
∑ 68,75 9,38 9,38 0 0 3,13 0 0 9,38 100,00
c. Membuat tabel Distribusi berdasarkan Arah Hembusan Angin (WR Plot)

Tabel 3. Distribusi berdasarkan Arah Hembusan (WR plot)

No Directions / Wind Classes (Knots) 0- 3 3- 6 6- 9 9 - 12 12 - 15 15 - 18 18 - 21 21 - 24 >= 24 Total


1 348,75 - 11,25 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
2 11,25 - 33,75 3 1 0 0 0 0 0 0 0 4
3 33,75 - 56,25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 56,25 - 78,75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 78,75 - 101,25 1 1 0 0 0 1 0 0 0 3
6 101,25 - 123,75 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
7 123,75 - 146,25 2 1 1 0 0 0 0 0 1 5
8 146,25 - 168,75 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2
9 168,75 - 191,25 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2
10 191,25 - 213,75 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
11 213,75 - 236,25 3 0 0 0 0 0 0 0 0 3
12 236,25 - 258,75 3 0 0 0 0 0 0 0 0 3
13 258,75 - 281,25 4 0 0 0 0 0 0 0 0 4
14 281,25 - 303,75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 303,75 - 326,25 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
16 326,25 - 348,75 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2
∑ 21 3 3 0 0 1 0 0 3 32

d. Menggambar Windrose Diagram

Gambar 1. Windrose diagram

Dari diagram windrose diatas, dapat diketahui bahwa arah dominan angin di
Pantoloan pada rentang waktu 12 April – 14 April 2019 adalah ke arah TG
(Tenggara) / SE (South East).
e. Menghitung Fetch Efektif
Setelah mengetahui bahwa arah hembusan angin dominan di Pantoloan pada
rentang waktu 12/04/2019 sampai 14/04/2019 adalah ke arah SE. Artinya arah ini
adalah 0o dalam koordinat biasa.
 Menyiapkan peta dengan skala yang lengkap lalu mencari lokasi Pantoloan pada
peta, Tarik garis lurus dari titik tertentu, dimana titik tadi adalah bibir pantai dari
lokasi (Pantoloan) ke arah 0o. Tarik garis lurus hingga berhenti pada daratan
terdekat dalam arah tersebut. 1. Apabila tidak ada daratan terdekat, maka
gunakanlah panjang garis yang sudah diskala, untuk panjang 250 km dari titik
awal garis.
 Dari garis ini dibuat garis lain dari titik yang sama, dengan cara dan ketentuan
yang sama, namun dengan sudut dari garis sebelumnya sebesar 6o secara
berurutan sebanyak 7 kali, hingga sudut dari garis terakhir dengan garis pertama
adalah 42o lakukan ini kea rah yang berlawanan arah jarum jam sampai sudut
garis terakhir dan pertama mencapai 42o.
 Garis – garis ini diukur dalam AutoCad dan hasilnya kalikan dengan skala dalam
peta (pojok bawah kanan) untuk mendapatkan jarak sesungguhnya. Lalu
mengukur cosinus dari sudut – sudut antara setiap garis (60), dan kalikan dengan
jarak sesungguhnya.

Gambar 2. Menghitung Panjang Fetch dengan AutoCad

(Sumber : maps.google.com)
Menghitung Panjang Setiap garis (60-420) pada AutoCad untuk
selanjutnya data panjang tiap garis ini akan digunakan untuk menghitung jarak
sesungguhnya dengan mengalikannya dengan skala.

a (˚) Cos a X awal Skala (km) Xi (km) Xi.Cos a


42 0,743145 0,00643 8 0,05144 0,03823
36 0,809017 0,00798 8 0,06381 0,05162
30 0,866025 0,00913 8 0,07301 0,06323
24 0,913545 0,01052 8 0,08414 0,07687
18 0,951057 0,01164 8 0,09312 0,08856
12 0,978148 0,01425 8 0,11398 0,11149
6 0,994522 0,03558 8 0,28460 0,28304
0 1 0,24129 8 1,93030 1,93030
6 0,994522 0,25048 8 2,00383 1,99285
12 0,978148 0,25899 8 2,07189 2,02662
18 0,951057 0,27047 8 2,16377 2,05787
24 0,913545 0,28678 8 2,29424 2,09589
30 0,866025 0,34848 8 2,78782 2,41432
36 0,809017 0,39690 8 3,17516 2,56876
42 0,743145 2,49670 8 19,97360 14,84328
Sum 13,511 30,64293

Tabel 4. Perhitungan Jarak Sesungguhnya

Feff =  xi.Cos
 Cos
Di mana,

Xi : panjang fetch / jarak sesungguhnya (km)


ɑ : sudut deviasi pada kedua sisi dari arah mata angin dominan (0 s/d 420)

∑ 𝑿𝒊. 𝒄𝒐𝒔𝒂 30,6429


𝑭𝒆𝒇𝒇 = = = 𝟐, 𝟐𝟔𝟖 𝒌𝒎
∑ 𝒄𝒐𝒔𝒂 13,511
Penarikan Kesimpulan

Fetch efektif di Pantoloan periode 12 – 14 April 2019 adalah = 𝟐, 𝟐𝟔𝟖 𝒌𝒎.


Fetch ini akan digunakan untuk menentukan tinggi gelombang (H) dan periode
gelombang (T) dengan metode – metode analitis dan observatis yang digunakan
khalayak luas di dunia.
F. Konversi Angin menjadi Gelombang

Tinggi dan periode gelombang dihitung berdasarkan formula menurut SPM


(Shore Protection Manual), 1984 vol.1 sebagai berikut :

H o  5 . 112  10 4
U A  F 0 .5
T o  6 . 238  10 2
 U A F  0 .33
U A  0.71  U W
1.23
UW
RL 
UL
H0
H avg  
H s  1.42  Hrms N

1 N 2
T avg 
T0 H rms   Hi
N i 1
N

Keterangan :
Ho = tinggi gelombang laut (m)
To = periode gelombang laut (s)
UA = faktor tegangan angin
RL = hubungan UL dan UW (kecepatan angin di darat dan laut),
(dari gambar 5.8 Buku Teknik Pantai, Bambang Triatmojo hal. 154)
Hrms = H root mean square (m)
Hs = tinggi gelombang signifikan (m)
Havg = tinggi gelombang laut dalam rata-rata (m)
Tavg = periode gelombang laut dalam rata-rata (s)
UW = kecepatan angin diatas permukaan laut (m)
UL = kecepatan angin diatas daratan (m)
1 Knot = 0.5144 m/s
Langkah – langkah menentukan tinggi (H) dan periode (T) gelombang, dengan
fetch efektif. (Menggunakan perhitungan)

1. Dari data angin yang tersedia, tentukan UL dengan cara mencari kecepatan
maksimum angin yang terjadi. Tentukan pula 2 atau lebih kecepatan angin lain,
yang akan digunakan sebagai UL dalam perhitungan selanjutnya. Bisa
menggunakan kecepatan minimum, dan kecepatan rata – rata. Konversikan ke
satuan m/s.

2. akan digunakan sebagai UL dalam perhitungan selanjutnya. Bisa menggunakan


kecepatan minimum, dan kecepatan rata – rata. Konversikan ke satuan m/s.
UL (max) = 32,786 knots = 16,9 m/s (1)
UL (avg) = 4,971 knots = 2,56 m/s (3)
UL (min) = 0,194 knots = 0,1 m/s (2)

3. Lokasikan masing – masing UL pada grafik RL dan UL, (Figure 4). UL ada pada
sumbu x dan RL ada pada sumbu y. Jadi dari titik UL kita bisa mendapatkan
U
nilai RL. Dengan persamaan, R L UWW= RL x UL. Kita dapatkan
maka,
UL
nilai UW yang digunakan untuk perhitungan selanjutnya.

4. Lalu hitung UA dengan persamaan, U A  0.71  U W 1.23

5. Himpun seluruh data, untuk memudahkan perhitungan dengan rumus – rumus


sebelumnya (halaman sebelum ini), bisa menggunakan bantuan software Excel
dan susun dalam table seperti ini.
Gambar 3. Grafik Perbandingan Kecepatan di darat dan laut

(Sumber : Teknik Pantai, Bambang Triatmodjo)

Tabel 5. Perhitungan Tinggi dan Periode Gelombang

UL Uw (m/s) F efektif Ho (m) To (s)


No UL (m/s) RL UA
(knot) RL x UL (m) Tinggi periode

Vmax 32,79 16,9 0,992 16,7648 22,765037 2.268,01 0,55422 2,240303


Vavg 4,97 2,56 1,789 4,57984 4,614283 2.268,01 0,11234 1,323008
Vmin 0,19 0,1 2 0,2 0,098068 2.268,01 0,00239 0,371203
Sum 0,668942 3,934514
Average 0,222981 1,311505
Tabel 6. Perhitungan Hrms dan Trms

Hrms (root Trms (root avg


No Ho2 To2
avg Ho) To)
Vmax 0,3071591 5,0189576 0,32648843 1,517355219
Vavg 0,0126193 1,7503512
Vmin 0,0000057 0,1377917
Total 0,3197841 6,9071006
Rata-Rata 0,106595 2,302367

Penarikan Kesimpulan
Dari hasil perhitungan tabel diatas, maka didapatkan hasil sebagai berikut.
Hrms = 0.326 m
Trms = 1,517 s
Hs = 1,4 x Hrms = 0,457 m
Havg = 0,2229 m
Tavg = 1,312 s

4.2.2 Menentukan Karakteristik Gelombang Laut


33 Menit
2,24 s

0,55 m

22,765 m/s

2,268 km
Gambar 4. Grafik Perhitungan Ramalan Gelombang
Data Input
Fetch = 2,268 km
Ua = 22,765 m/s
Data Output
Ho = 0,55 m
To = 2,24 s
Waktu Pembentukan = 33 Menit

Tabel Karakteristik Gelombang Laut

Dari data tersebut maka dapat digolongkan bahwa gelombang laut di Pantoloan
memiliki karakteristik Wind waves.

Kesimpulan
1. Arah dominan angin berhembus di Kelurahan Pantoloan dari 12 hingga 14 April
2019 adalah SE (South East) / TG (Tenggara)
2. Fetch efektif adalah 2,268 km.
3. Tinggi gelombang signifikan yang terjadi adalah 0.457 m.
4. Tinggi gelombang laut rata – rata adalah 0.2229 m.
5. Periode gelombang laut rata – rata adalah 1,312 s
4.2.3 Analisis Arus
DATA ARUS SUSUR PANTAI
Koordinat : 0°42'17" S ; 119°55'50" E
Hari/Tanggal : Sabtu, 13 April 2019
Lokasi : Pantoloan

Jarak Waktu Kec Arah


No Pukul Keterangan
(m) (s) (m/s) (°)
1 5 125 0.04 170
2 5 282 0.018 215
3 11,30 5 270 0.019 151
4 5 150 0.033 165
5 5 126 0.040 180
6 5 103 0.048 318
7 5 74 0.067 324
8 17,00 5 105 0.047 314
9 5 114 0.043 320
10 5 186 0.026 325

4.3 Pembahasan

Dari data lapangan diatas kita melakukan 2 kali sesi pengukuran arus yaitu
pada saat surut ke pasang pukul 11.30 WITA yang arah dominannya berkisar 163°-
170° (selatan tenggara – selatan) dengan kecepatan rata rata 0.03m/s – 0.08 m/s dan
pada saat pasang ke surut pukul 17.00 WITA yang arah dominan berkisar 318-325°
(Barat Laut – Utara Barat Laut) dengan kecepatan rata rata berkisar 0.02 m/s – 0.06
m/s. Sehingga dapat diketahui bahwa kecepatan arus susur pantai pada saat surut
menuju pasang lebih besar dari pada keadaan pasang menuju surut, hal ini
dikarenakan faktor angin lebih mendominasi dibandingkan dengan faktor lainnya
yang bersifat konstan dan berdasarkan keadaan lapangan, angin bertiup lebih
kencang pada saat akan terjadi pasang dimana angin merupakan pembangkit
gelombang dominan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Arah dominan angin berhembus di Kelurahan Pantoloan dari 12
hingga 14 April 2019 adalah SE (South East) / TG (Tenggara)
- Fetch efektif adalah 2,268 km.
- Tinggi gelombang signifikan yang terjadi adalah 0.457 m.
- Tinggi gelombang laut rata – rata adalah 0.2229 m.
- Periode gelombang laut rata – rata adalah 1,312 s
- kecepatan arus susur pantai pada saat surut menuju pasang lebih besar
dari pada keadaan pasang menuju surut, hal ini dikarenakan faktor
angina lebih mendominasi dibandingkan dengan faktor lainnya
bersifat konstan dan berdasarkan keadaan lapangan, angina bertiup
lebih kencang pada saat akan terjadi pasang dimana angin merupakan
pembangkit gelombang dominan.
5.2 Saran
- Diharapkan agar mahasiswa mengambil penelitian yang sama dan
lokasi yang sama tetapi dengan metode yang berbeda agar bisa
dijadikan pembanding agar arah angin dan arus pantai yang ada di
lokasi tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai