Pengaruh Penambahan KH PO, Mgso .7H O, Dan (NH) SO Terhadap Fermentasi Nira Nipah Menjadi Bioetanol Menggunakan Sacharomyces
Pengaruh Penambahan KH PO, Mgso .7H O, Dan (NH) SO Terhadap Fermentasi Nira Nipah Menjadi Bioetanol Menggunakan Sacharomyces
ABSTRACT
Ethanol consumption of the world for a variety of uses has increased very significantly in
recent years. Therefore it is necessary to alternate sources of raw materials to manufacture
bioethanol and bioethanol production can be increased. Nipa sap is one of potential
materials to be processed into bioethanol. Availability of nypa palm land in Indonesia and
a fairly high sugar content (15-20%) makes nipa sap has the potential to be processed into
bioethanol. Through a fermentation process using yeast Saccharomyces cereviceae,
glucose is converted into bioethanol and carbon dioxide. Starter preparation is done by
the yeast Saccharomyces cereviceae inoculum in the 10% of fermentation medium so that
yeast is able to adapt and ready for fermentation. Fermentation takes place in batches with
a volume of 50 liters of fermentation medium, variety of nutrient enrichment KH2PO4 (0.6,
0.9 1.2 g / l), MgSO4.7H2O (0.3, 0.4, 0.5 g / l) , and (NH4) 2SO4 (0.5, 0.6, 0.7 g / l) and
variations of fermentation time 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 and 72 hours. Stirring speed
of 200 rpm and temperature of fermentation at room temperature (25 - 300C). Ethanol
concentration was analyzed by using Alkoholmeter. The process of optimum fermentation
conditions shown in run 3 with variations addition to a concentration of 0.5, 0.7, 1.2 g / l
and fermentation time 60 hours with initial sugar concentration of 205.278 mg / ml.
Ethanol concentrations obtained in these conditions was 13% (v / v) or 102.609 mg / ml
with the acquisition of 98.010% yield.
KONSENTRASI BIOETANOL
12
(Jam)
10
Run 1 Run 2 Run 3
8
Run 1
24 5 5 6 6
Run 2
30 6 6 7 4
Run 3
36 6 7 7 2
42 7 8 8 0
24 30 36 42 48 54 60 66 72
48 8 9 10 WAKTU (JAM)
54 9 10 12
Gambar 1. Hubungan Nutrisi dan Waktu Fermentasi
60 10 12 13
Terhadap Perolehan Konsentrasi Biotanol Hasil
66 7 10 10
Fermentasi Nira Nipah.
72 7 8 9
Profil waktu fermentasi terhadap
Tabel di atas memberikan informasi bahwa pada konsentrasi bioetanol dapat dilihat pada Gambar
run ke 3 dengan variasi penambahan konsentrasi 1. Waktu fermentasi optimum pada run 3 adalah
0,5, 0,7, 1,2 g/l menghasilkan konsentrasi pada waktu fermentasi 60 jam, run 2 pada waktu
bioetanol yang tertinggi. Hal ini terjadi karena fermentasi 60 jam dan run 1 pada waktu
semakin banyak nutrisi yang ditambahkan maka fermentasi 60 jam, dengan menghasilkan
etanol yang dihasilkan juga semakin meningkat konsentrasi bietanol tertinggi yaitu 13% , 12%
dengan hasil maksimal pada penambahan 0,5, dan 10 % (v/v). Awalnya semakin lama waktu
0,7, 1,2 g/l, itu terjadi karena suplai nutrient fermentasi, konsentrasi bioetanol yang
untuk pertumbuhan mikroorganisme semakin dihasilkan juga semakin tinggi, akan tetapi
tercukupi. setelah kondisi optimum tercapai, konsentrasi
Pada konsentrasi nutrisi 0,3, 0,5, 0,6 g/l bioetanol yang diperoleh cenderung mengalami
(run 1) konsentrasi yang ditambahkan masih penurunan. Adanya penurunan konsentrasi
kurang mencukupi kebutuhan nutrisi bietanol disebabkan karena bietanol yang
mikroorganisme, sehingga etanol yang dihasilkan terkonversi menjadi asam-asam
dihasilkan juga tidak tinggi, begitu juga pada organik seperti asam asetat, asam cuka dan ester
konsentrasi 0,4, 0,6, 0,9 g/l (run 2) yang [Purwoko, 2007].
mengalami sedikit kenaikan. Dari tabel di atas
bisa dilihat juga bahwa kenaikan etanol terjadi Hal lainnya menunjukan bahwa
secara konstan dan stabil, hal ini terjadi karena Sacharomyces cereviceae sudah tidak bekerja
adanya Mg atau zat logam yang berperan di menghasilkan bioetanol secara optimal,
dalam stabilisasi ribosom, stabilisasi membran dikarenakan glukosa yang terkandung didalam
substrat sebagian telah terkonversi menjadi
produk. Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 5. Saran
2 berikut: Untuk penelitian selanjutnya disarankan
untuk dikembangkan dan dilaksanakan
250 penelitian lebih lanjut untuk memurnikan
bioetanol hasil fermentasi nira nipah, sehingga
KONSENTRASI GULA
200
diperoleh bioetanol dengan tingkat kemurnian
150 yang tinggi.
100 Run 1
6. Ucapan Terimakasih
Run 2
50 Penulis mengucapakan terimakasih
Run 3 kepada Bapak Chairul, ST., MT dan Ibu Silvia
0
Reni Yenti, Dra., Msi selaku pembimbing yang
AWAL
24
30
36
42
48
54
60
66
72
4. Kesimpulan
1. Yield (%) produk bioetanol tertinggi
didapatkan sebesar 98,010 % dengan
Destilasi
konsentrasi KH2PO4 (1,2 g/l),
MgSO4.7H2O (0,5 g/l), (NH4)2SO4 (0,7
g/l) dan waktu fermentasi 60 jam. Konsentrasi Bioetanol
2. Penambahan KH2PO4, MgSO4.7H2O, Analisa Konsentrasi Gula
dan (NH4)2SO4 sebagai nutrisi
menghasilkan yield bioetanol yang lebih
tinggi daripada penggunaan nutrisi Urea
dan NPK tetapi dengan biaya yang lebih
mahal.
Daftar Pustaka Mangroves Indonesia. Selected Topics in
Adiprabowo D.S., R.R Isnanto dan Iwan S. Power Systems and Remote Sensing. In
2011. Pendeteksi Kadar Alkohol Jenis 6th WSEAS International Conference on
Etanol Pada Cairan Dengan Remote Sensing (REMOTE ’10), Iwate
Menggunakan Mikrokontroler Prefectural University, Japan. October 4-
ATMEGA8535. Jurusan Teknik Elektro 6, 2010; pp. 210-215.
Universitas Diponegoro: Semarang. Irsyad, M. 2013. Fermentasi Nira Nipah
Agushoe. 2009. Indonesia: 3 Juta Kiloliter Menjadi Bioetanol menggunakan
Bioetanol Potensial dari Tanaman Saccharomyces cerevceae pada
Nipah. Fermentor 70 liter. Universitas Riau :
http://agushoe.wordpress.com/2009/12/2 Pekanbaru.
2/indonesia-3-juta-liter-bioetanol- Jumari A., Wusana A.W., Handayani, dan
potensial-dari-tanaman-nipah/. [05 Indika A. 2009. Pebuatan Etanol dari
Agustus 2012] Jambu Mete dengan Metode Fermentasi.
Ahmad.A 2009. Teknologi Fermentasi. Program Studi Teknik Kimia FT-UNS.
Pekanbaru: Riau. Kirk, J., dan Othmer, 1994, Encyclopedia of
Balley, J.E and D.F Ollis, 1986, Biochemical Chemical Technology. Vol. 10 Fourth
Eng. Fund, 2nd, Mc. GrawHill, New Edition, John Wiley and Sons, Inc
York. Kusnadi. 2010. Perancangan Bioproses.
Dewantie N.S. 2010. Rancang Bangun FMIPA Biologi Universitas Pendidikan
Alkoholmeter Berbasis AVR ATMEGA Indonesia : Bandung.
8535. Jurusan Fisika D3 Fakultas Kusuma, I.G.B.W., 2010, Pengolahan Sampah
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Organik Menjadi Etanol dan Pengujian
Universitas Diponegoro : Semarang. Sifat Fisika Biogasoline, Universitas
Endah,RD, D.Sperisa, Adrian N, dan Paryanto. Udayana.
2007. Pengaruh Kondisi Fermentasi Manfaati, R. 2010, Kinetika dan Variabel
Terhadap Yield Etanol Pada Pembuatan Optimum Fermentasi Asam Laktat
Bioetanol dari Pati Garut. Teknik Kimia dengan Media Campuran Tepung
Universitas Sebelas Maret : Surakarta. Tapioka dan Limbah Cair Tahu Oleh
FAO, 2007, The World’s Mangroves 1980– Rhizopus Oryzae. Program Magister
2005. Forest Resources Assessment Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
Working Paper No. 153, Food and Nurfiana, F., Umi M., Vicki C.J., dan Sugili P.
Agriculture Organization of The United 2009. Pembuatan Bioethanol dari Biji
Nations, Rome. Durian Sebagai Sumber Energi
Greasham Randolp L., Media for Microbial Alternatif. ST Teknologi Nuklir Badan
Fermentasi, in Biotechnology, Vol.3 Tenaga Nuklir Nasional : Yogyakarta.
Bioprocessing,ed. G. Stephanopoulos, Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti.
VCH Verlagsgesellschalft mbH, D- (2006). Dasar - Dasar Biokimia. Jakarta :
69451 Weinheim, Federal Republic of UI-Press
German, 1993. Pratama, M. 2010. Fermentor.
Hadi, S. 2012. Potensi Mangrove Nipah (Nypa http://ilmy.blog.com/2010/01/23/ferment
Fruticans Wurmb) sebagai Sumber or/ [05 Agustus 2012].
Energi ZHijau Bioetanol dan Purnomo, Bambang., 2004, Pertumbuhan dan
Biopremium yang Berkelanjutan Metabolisme Mikroorganisme, UI-Press,
Halimatuddahliana, 2004, Pembuatan n-Butanol Jakarta
Dari Berbagai Proses, USU Digital Purwoko, Tjahjadi. 2007. Fisiologi Mikroba.
Library. Bumi Aksara: Jakarta
Hartini, S., G. B. Saputro, M. Yulianto, Putra, A.E. dan Amran H. 2009. Pembuatan
Suprajaka. 2010. Assessing the Used of Bioetanol Dari Nira Siwalan Secara
Remotely Sensed Data for Mapping Fermentasi Fase Cair Menggunakan
Fermipan. Jurusan Teknik Kimia, Suwahyono, U., dan Titisari, D., 1994,
Universitas Diponegoro : Semarang. Perlakuan larutan alkali dan enzim
Putra, M.Y. 2007. Produksi Etanol Dari Limbah sellulase pada onggok untuk fermentasi
Padat Tapioka Yang Dihidrolisis Dengan ethanol. Majalah BPPT, No.LVIII.
Asam Klorida Dan Difermentasi Tabah A. dan Antonius, 2010, Pembuatan
Menggunakan Saccharomyches Bioetanol Dari Sari Kulit Nanas,
Cereviceae. Jurusan Kimia, Universitas Laporan Tugas Akhir Program Diploma
Andalas : Padang. III Teknik Kimia, Universitas Sebelas
Riyadi, A. 2010. Nipah Membawa Berkah. Maret, Surakarta.
http://jurnalenergi.com/news/55-nipah- Tamunaidu, P. T.Kakihira, H. Miyasaka, and
membawa-berkah [ 05 Agustus 2012]. S.Saka. 2011. Prospect of Nipa Sap for
Rachman, A. K. dan Y. Sudarto. 1991. Nipah Bioethanol Production. P.159-164. In
Sumber Pemanis Baru. Kanisius, Yao, T (ed.), Springer Japan.
Yogyakarta. Vernandos, A. dan N. Huda. 2008. Fermentasi
Retno, D.T. dan W. Nuri. 2011. Pembuatan Nira Nipah Menjadi Etanol
Bioetanol dari Kulit Pisang.UPN menggunakan Saccharomyces
“Veteran” : Yogyakarta Cerevceae. Universitas Riau : Pekanbaru.
Sodiq, M. 2011. Fermentasi Nira Nipah Skala Yudiarto MA. 2007. New development of
Pilot Menjadi Bioetanol menggunakan ethanol industry in Indonesia. In:
Saccharomyces cerevceae. Universitas Proceedings of the Asian Science and
Riau : Pekanbaru. Technology Seminar; Tokyo, Mar 27,
Sudarmadji, K. 1989. Mikrobiologi Pangan 2007. Tokyo: Japan International
(PAU) Pangan dan Gizi. Universitas Science and Technology Exchange
Gajah Mada : Yogyakarta Center.
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi, 1997,
Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan
dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta