Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
pankreas tidak dapat lagi memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau
kerja insulin secara efektif. Insulin adalah hormon yang berfungsi untuk
meregulasi kadar gula darah. Peningkatan kadar gula dalam darah atau
hiperglikemia merupakan gejala umum yang terjadi pada diabetes dan seringkali
1.1 Jenis-jenis DM
yang menyebabkan kerusakan pada sel-sel beta pankreas. Keadaan ini akan
untuk meregulasi kadar gula darah (Brunner & Suddarth, 2001). Defisiensi insulin
yang terjadi akan mengakibatkan peningkatan kadar gula dalam darah atau
glukosa dalam urin (glukosuria). Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal
Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan, pasien DM tipe I akan
mengalami peningkatan frekuensi berkemih (poliuria) dan timbul rasa haus yang
protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Penurunan berat
b. Diabetes Tipe II
kerja insulin secara efektif (WHO, 2008). Dua masalah utama yang terkait dengan
hal ini yaitu, resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Untuk mengatasi
peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada pasien DM, keadaan ini
terjadi karena sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa dalam darah akan
dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika
sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka
tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk
mencegah pemecahan lemak dan badan keton. Karena itu, ketoasidosis metabolik
DM tipe ini dijumpai pada 2 – 5 % populasi ibu hamil. Biasanya gula darah akan
DM tipe ini sering juga disebut dengan istilah diabetes sekunder, di mana
keadaan ini timbul sebagai akibat adanya penyakit lain yang mengganggu
produksi insulin dan mempengaruhi kerja insulin. Penyebab diabetes semacam ini
antara lain : radang pada pankreas, gangguan kelenjar adrenal atau hipofisis,
1.2 Gejala-gejala DM
a. Gejala Akut DM
bawah ini adalah gejala yang timbul dengan tidak mengurangi kemungkinan
- Pada permulaan, gejala yang ditunjukkan yaitu polifagia, polidipsia, poliuria dan
- Bila keadaan tersebut tidak segera ditangani, akan timbul gejala yang disebabkan
oleh kurangnya jumlah insulin yaitu polidipsia dan poliuria dengan beberapa
penurunan berat badan yang signifikan, mudah lelah, timbul rasa mual dan jika
tidak segera diatasi akan mengakibatkan koma yang disebut dengan istilah koma
diabetes. Koma diabetes adalah koma pada pasien DM akibat kadar gula darah
b. Gejala Kronik DM
akan menunjukkan gejala setelah beberapa bulan atau tahun menderita DM.
Gejala kronik yang sering timbul yaitu kesemutan, kulit terasa panas, kram, lelah,
seumur hidup, sehingga progesifitas penyakit ini akan terus berjalan dan pada
a. Komplikasi Akut DM
- Hipoglikemia
dan gejala hipoglikemia dapat bervariasi, tergantung sejauh mana glukosa darah
turun. Keluhan pada hipoglikemia pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori,
yaitu keluhan akibat otak tidak mendapat kalori yang cukup sehingga
mengganggu fungsi intelektual dan keluhan akibat efek samping hormon lain
- Ketoasidosis Diabetes
Pada DM yang tidak terkendali dengan kadar gula darah yang terlalu
tinggi dan kadar insulin yang rendah, maka tubuh tidak dapat menggunakan
glukosa sebagai sumber energi. Sebagai gantinya tubuh akan memecah lemak
Ketosis inilah yang menyebakan derajat keasaman darah menurun atau disebut
dengan istilah asidosis. Kedua hal ini lantas disebut dengan istilah ketoasidosis.
Adapun gejala dan tanda-tanda yang dapat ditemukan pada pasien ketoasidosis
diabetes adalah kadar gula darah > 240 mg/dl, terdapat keton pada urin, dehidrasi
karena terlalu sering berkemih, mual, muntah, sakit perut, sesak napas, napas
Kelainan dasar biokimia pada sindrom ini berupa kekurangan insulin efektif.
cairan akan berpindah dari ruang intrasel ke ruang ekstrasel. Dengan adanya
osmolaritas. Salah satu perbedaan utama antar HHNK dan ketoasidosis diabetes
adalah tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada HHNK. Perbedaan jumlah
insulin yang terdapat pada masing-masing keadaan ini dianggap penyebab parsial
perbedaan di atas.
Gambaran klinis sindrom HHNK terdiri atas gejala hipotensi, dehidrasi berat,
2001).
b. Komplikasi Kronis DM
- Komplikasi Makrovaskular
DM adalah penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah otak, dan penyakit
pembuluh darah perifer. Komplikasi ini lebih sering terjadi pada pasien DM tipe II
namun pada DM timbul lebih cepat, lebih sering, dan lebih serius. Berbagai studi
tinggi pula. Kadar insulin puasa > 15 mU/ml akan meningkatkan resiko mortalitas
- Komplikasi Neuropati
jangka waktu yang cukup lama, kadar glukosa dalam darah akan merusak dinding
tidak dapat mengirimkan pesan secara efektif. Keluhan yang timbul bervariasi,
yaitu nyeri pada kaki dan tangan, gangguan pencernaan, gangguan dalam
mengkontrol BAB dan BAK, dan lain-lain (Tandra, 2007). Manifestasi klinisnya
serabut saraf dengan gejala nyeri, yang sering terserang adalah saraf tungkai atau
- Komplikasi Mikrovaskular
pada DM. Penyakit mikrovaskular diabetes atau sering juga disebut dengan istilah
dua tempat di mana gangguan fungsi kapiler dapat berakibat serius yaitu mata dan
retina. Perubahan yang terjadi pada pembuluh darah kecil di retina ini dapat
maka jumlah non-insulin dependent yang mengalami retinopati akan lebih banyak
(Adam, 2005).
Hiperglikemia
Abnormalitas
makrovaskular
a. Retinopati Nonproliferatif
Selama menderita DM, keadaan ini menyebabkan dinding pembuluh darah kecil
(mikroaneurisme). Tonjolan ini sangat mudah pecah dan mengalirkan cairan dan
atau putih. Endapan lemak protein yang berawarna putih kekuningan juga
kecuali cairan dan protein dari pembuluh darah yang rusak dapat menyebabkan
pembengkakan pada pusat retina (makula). Keadaan ini disebut edema makula,
b. Retinopati Praproliferatif
visual yang terjadi pada stadium ini juga disebabakan oleh edema makula
c. Retinopati Proliferatif
pembuluh darah baru pada permukaan retina sebagai bentuk kompensasi iskemia
yang terjadi pada retina. Pembuluh darah yang abnormal ini mudah pecah
(Steele, 2008). Konsekuensi lain dari perdarahan vitreus ini adalah terbentuknya
jaringan parut fibrosa yang disebabakan oleh reabsorpsi darah ke dalam korpus
vitreus. Jaringan parut ini dapat menarik retina sehingga terjadi pelepasan retina,
atau disebut dengan istilah ablasio retina, dan akhirnya dapat mengakibatkan
a. Lama Menderita DM
Kadar gula darah juga merupakan faktor resiko yang memiliki peranan
c. Pubertas
d. Tipe DM
e. Nefropati
f. Hipertensi
g. Kehamilan
h. Faktor Genetik
pada seorang dokter mata (oftalmologis) setiap tahun, bahkan bila mereka tidak
II (Medicastore, 2008).
Pada stadium awal retinopati dapat diperbaiki dengan kontrol kadar gula
darah yang baik, sedangkan pada kelainan yang sudah lanjut hampir tidak dapat
diperbaiki hanya dengan kontrol kadar gula darah karena akan memperburuk
keadaan jika dilakukan penurunan kadar gula darah yang terlalu singkat (UNPAD,
2. Ketajaman Penglihatan
cahaya. Cahaya masuk melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di
dalam orbita. Cahaya kemudian difokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang
sensitive terhadap cahaya yaitu retina. Retina mengandung sel-sel batang dan
kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi impuls saraf. Setelah
melintasi suatu rangkaian lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong informasi
penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke otak untuk diproses (Scribd, 2010).
yaitu:
- Kelopak mata, terdiri atas lempeng penyokong di bagian tengah yang terdiri
dari jaringan ikat dan otot rangka yang diliputi kulit di bagian luar dan suatu
pada bagian depan bola mata (konjungtiva bulbi). Konjungtiva di susun oleh
epitel berlapis silindris yang mengandung sel goblet yang terletak di atas
suatu lamina basal dan lamina propia yang terdiri atas jaringan ikat longgar.
- Sistem Saluran Air Mata (Lakrimal), terletak pada sudut superolateral rongga
otot yang berfungsi menggerakkan kedua bola mata secara terkoordinasi pada
b. Bola Mata
- Tunika fibrosa (lapis sklera-kornea) merupakan lapisan luar bola mata yang
- Tunika vaskularis (lapis uvea) merupakan lapisan tengah bola mata, terdiri
- Tunika neuralis (lapis retina) merupakan lapisan dalam bola mata terdiri
Ketajaman penglihatan seseorang dapat berkurang. Hal ini disebabkan antara lain
Mata manusia sensitif terhadap kekuatan pencahayaan, mulai dari beberapa lux
di dalam ruangan gelap hingga 100.000 lux di tengah terik matahari. Kekuatan
sepanjang siang dan 50-500 lux pada malam hari dengan pencahayaan buatan.
bertambah pula.
Pemaparan terus menerus misalnya pada pekerja sektor perindustrian yang jam
Yang dimaksud dengan jam kerja adalah jam waktu bekerja termasuk waktu istirahat.
lebih dari 7 jam/hari. Hal ini menimbulkan adannya beban tambahan pada pekerja
yang pada akhirnya menyebabkan kelelahan mata (Direktorat Bina Peran Serta
c. Umur
berusia lebih dari 40 tahun, visus jarang ditemukan 6/6, melainkan berkurang. Maka
dari itu, kontras dan ukuran benda perlu lebih besar untuk melihat dengan ketajaman
d. Kelainan Refraksi
Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri
atas kornea, cairan mata, lensa, benda kaca, dan panjangnya bola mata. Secara klinik
kelainan refraksi terjadi akibat adanya kerusakan akomodasi visual. Kelainan refraksi
e. Katarak
Katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh, atau
individu yang telah menderita diabetes melitus selama beberapa tahun. Retinopati
oklusi pembuluh darah dan dilatasi. Hal ini dapat berkembang menjadi retinopati
proliferatif dengan pertumbuhan pembuluh darah baru dan penebalan pada bagian
tengah retina. Penebalan retina yang terjadi dapat secara signifikan mengurangi
g. Glaukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak
semakin berkurang bahkan dapat menyebabkan kebutaan. Hal ini disebabkan oleh
saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan
membesar sehingga menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata.
Akibat penekanan ini saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf
penglihatan ini dalam istilah kedokteran disebut visus. Ketajaman penglihatan (visus)
memberi pengertian tentang optiknya (kaca mata) tetapi mempunyai arti yang lebih
luas yaitu memberi keterangan tentang baik buruknya fungsi mata keseluruhan
kartu Snellen, kartu Cincin Landolt, kartu uji E, dan kartu uji Sheridan/Gardiner.
yaitu:
1) Penglihatan normal, pada keadaan ini penglihatan mata adalah normal dan
sehat.
3) Low vision sedang, dengan kacamata kuat atau kaca pembesar masih dapat
4) Low vision berat, masih dapat berorientasi dan melakukan mobilitas umum
akan tetapi mendapat kesulitan pada lalu lintas dan melihat nomor mobil.
tongkat untuk mengenal lingkungan. Hanya minat yang kuat masih mungkin
pustaka kaset.
tergantung pada alat indera lainnya atau tidak mata (Ilyas, 2004).
1. Blindness (<20/400)