77 247 1 PB PDF
77 247 1 PB PDF
ABSTRAK
Anak yang mengalami gangguan skizofrenia tidak dapat berfungsi secara optimal dalam kehidupannya dan
terganggu dalam menilai realitas hidupnya sehingga keberadaan anak dengan riwayat gangguan skizofrenia
sering dianggap berbahaya oleh masyarakat. Banyak orang tua yang menyerahkan sepenuhnya penanganan
penderita kepada petugas medis karena adanya stigmatisasi masyarakat sehingga anak cenderung mengalami
kekambuhan karena tidak adanya peran orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi yang
utuh dan mendalam mengenai perilaku pengasuhan orang tua pada anak yang memiliki riwayat gangguan
skizofrenia. Manfaat utama penelitian ini agar orang tua mampu melakukan upaya-upaya untuk memahami
anak dan memberikan pengasuhan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak dalam rangka
mengurangi resiko kekambuhan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Subyek penelitian ini adalah orang
tua yang memiliki anak penderita skizofrenia dengan tipe yang berbeda dan significant others yakni orang
terdekat dan perawat yang menangani anak. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara, observasi,
riwayat hidup, dan data dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa perilaku pengasuhan orang tua pada anak yang
memiliki riwayat gangguan skizofrenia dalam rangka mengurangi risiko kekambuhan. Perilaku pengasuhan
yang tergambar yaitu secara fisik orang tua berusaha untuk melindungi anak dengan menyediakan kebutuhan
dasar anak dan memberi kesempatan anak dalam beraktivitas sesuai dengan keinginan anak. Secara emosi,
orang tua melindungi anak dengan memberikan pendampingan ketika anak mengalami kejadian-kejadian yang
tidak menyenangkan seperti mendampingi anak saat kontrol dan menemani anak saat merasa takut, dan
menuruti apapun keinginan anak. Secara sosial, orang tua berusaha mengembalikan anak ke lingkungan
sekolah dan meminta agar pihak sekolah tidak memperlakukan anak dengan buruk, menghubungi pihak
tertentu lainnya seperti perawat dan teman-teman anak untuk mengetahui kondisi anak, serta memberi
kesempatan anak dalam bergaul dengan teman yang diinginkan anak. Perilaku pengasuhan yang tergambar
pada orang tua dengan anak merupakan usaha orang tua rangka mengurangi risiko timbulnya kekambuhan
pada anak dengan riwayat skizofrenia namun orang tua kurang memiliki pemahaman sehingga tidak
mengajarkan anak terutama dalam kehidupan emosi yaitu untuk bertoleransi apabila anak tidak dapat
mencapai keinginan yang diharapkan. Anak belajar bahwa setiap keinginan harus terpenuhi namun anak tidak
belajar toleransi ketika keinginan tidak terpenuhi. Kondisi tersebut memunculkan stress emosional kembali
pada anak yang mengarah pada timbulnya kekambuhan apabila keinginan atau kemauan anak tidak terpenuhi.
menyebabkan suatu kelainan sehingga anak yang tercatat dari jumlah seluruh pasien pada
tersebut nampak abnormal. tahun 2004. Itu berarti 72,7% dari jumlah kasus
Perbedaan seorang anak sebagai makhluk yang yang ada. Skizofrenia hebefrenik 471, paranoid
lemah dan tidak berdaya membuat anak 648, tak khas 317, akut 231, katatonik 95,
terkadang tidak percaya akan kemampuan yang residual 116, dalam remisi 15. Angka kejadian
dimiliki. Keputusasaan bisa saja muncul saat skizofrenia pada tahun 2008 di Rumah Sakit
anak menghadapi masalah yang dirasa Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta tercatat dengan
terlampau berat untuk dilalui sehingga anak jumlah 1815 pasien dan jumlah pasien
yang bersangkutan didiagnosis suatu gangguan skizofrenia paranoid sendiri tercatat sebanyak
jiwa tertentu (Diah, 2011). 434 orang (Rekam Medik RSJD, 2008).
Gangguan jiwa yang dialami seorang anak Berdasarkan data-data tersebut, diketahui bahwa
dimulai dari ringan yang kemudian berkembang penderita gangguan jiwa terutama skizofrenia
menjadi berat. Gangguan ringan yang dialami sekarang ini tidak mengenal usia. Anak-anak
oleh seorang anak bila tidak ditangani maka usia 11-12 tahun bahkan di bawah usia 11 tahun
akan berkembang menjadi gangguan yang lebih sekali pun dapat menderita gangguan tersebut.
berat yaitu gangguan psikotik. Gangguan Keberadaan anak skizofrenia di dalam
psikotik pada anak yang tidak tertangani dengan masyarakat terkadang dianggap berbahaya.
baik, akan mengakibatkan anak mengalami Salah satu beban psikologis yang berat bagi
penurunan fungsi, salah satunya fungsi kognitif keluarga penderita gangguan jiwa adalah
seperti skizofrenia. Anak yang mengalami stigmatisasi dari masyarakat mengenai pasien
gangguan skizofrenia akan mengalami skizofrenia (Vera, 2010). Banyak keluarga yang
ketidakmampuan dalam berfungsi secara menyerahkan sepenuhnya penanganan dan
optimal dalam kehidupannya sehari-hari dan perawatan penderita kepada petugas medis.
terganggu dalam menilai realitas hidupnya. Keluarga telah melupakan dan menghindari
Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia untuk merawat anak tersebut. Anggota keluarga
adalah 0,3 sampai 1% dan biasanya timbul pada menggambarkan pengalaman merawat pasien
usia sekitar 15 sampai 45 tahun, namun ada juga ‘sebagai pengalaman yang traumatis’, ‘sebuah
yang berusia 11 sampai 12 tahun sudah malapetaka besar’, ‘pengalaman yang
menderita skizofrenia. Apabila penduduk menyakitkan’, ‘menghancurkan’, ‘penuh dengan
Indonesia sekitar 200 juta jiwa maka kebingungan’, dan ‘kesedihan yang
diperkirakan 2 juta jiwa menderita skizofrenia berkepanjangan’ (Marsh, 1992; Pejlert, 2001).
(Widodo, 2006). Sedangkan angka kejadian Padahal dukungan keluarga sangat diperlukan
skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) oleh penderita gangguan skizofrenia dalam
Surakarta menjadi jumlah kasus terbanyak memotivasi mereka selama masa perawatan dan
dengan jumlah 1.883 pasien dari 2.605 pasien pengobatan. Kenyataannya, belum banyak
39
V. PERISTIANTO / GAMBARAN PERILAKU PENGASUHAN ORANG TUA PADA
keluarga memiliki kepedulian tentang ini. meliputi pengasuhan secara fisik, emosi, dan
Pasien yang keluarganya memiliki emosi sosial (Hastuti, 2010).
ekspresi yang tinggi yaitu perilaku keluarga Berdasarkan uraian tersebut, peneliti
yang intrusive yang terlihat berlebihan, kejam, mengangkat penelitian yang berkaitan dengan
kritis dan tidak mendukung pada anggota “Gambaran Perilaku Pengasuhan Orang Tua
keluarga yang menderita skizofrenia cenderung Pada Anak Yang Memiliki Riwayat Gangguan
mengalami kekambuhan yang lebih tinggi Skizofrenia”.
(Nolen, 2001).
Lidz, Fleck, dan Cornelison (1965) menyatakan
DASAR TEORI
bahwa kondisi keluarga yang cenderung tidak
A. Skizofrenia pada Anak
sehat dapat memunculkan kembali gejala
1. Pengertian Skizofrenia pada Anak
skizofrenia pada anggota keluarganya, terutama
Pengertian skizofrenia dengan onset masa anak-
pada anak. Beberapa pasien skizofrenia berasal
anak sama dengan skizofrenia pasa masa remaja
dari keluarga yang disfungsi, selain itu perilaku
dan dewasa (Kaplan dan Sadock, 1997). Jeffrey,
keluarga yang patologis seperti jalinan
Spencer, dan Beverly (2003) menjelaskan
hubungan antara ibu dengan anak yang tidak
bahwa skizofrenia adalah gangguan psikotik
baik, pola komunikasi dan interaksi keluarga
menetap yang mencakup gangguan pada
yang tidak tepat, serta pengasuhan orang tua
perilaku, emosi, dan persepsi. Sedangkan
yang tidak sesuai dapat meningkatkan stres
menurut Durand dan David (2007) skizofrenia
emosional yang mengarah pada kekambuhan
merupakan gangguan psikotik yang merusak
pasien anak dengan skizofrenia. Hal tersebut
yang dapat melibatkan gangguan yang khas
menjadikan orang tua tidak mengerti bagaimana
dalam berpikir (delusi), persepsi (halusinasi),
perannya dalam kesembuhan pasien maka
pembicaraan, emosi, dan perilaku.
keluarga sendirilah yang dapat menjadi salah
2. Etiologi Skizofrenia pada Anak
satu faktor penyebab kambuhnya gangguan
Faktor-faktor penyebab skizofrenia pada anak
skizofrenia pada anak. Berdasar hal tersebut
antara lain faktor biologis, psikososial, dan
maka pengasuhan orang tua pada masa awal
sosiokultural.
kehidupan anak di rumah sangat berperan dalam
a. Faktor biologis
munculnya gangguan pada masa berikutnya
Skizofrenia cenderung menurun dalam keluarga
(Sandra, dkk, 2009).
sebab keluarga merupakan tingkat pertama dari
Pengasuhan adalah bentuk interaksi dan
orang-orang yang mengalami skizofrenia yang
pemberian stimulasi dari orang dewasa di
memiliki sekitar sepuluh kali lipat risiko yang
sekitar kehidupan anak. Pengasuhan yang
lebih besar untuk mengalami skizofrenia
diberikan oleh orang tua kepada anak haruslah
(Erlenmeyer, dkk dalam Jeffrey, Spencer, dan
Beverly, 2003).
40
V. PERISTIANTO / GAMBARAN PERILAKU PENGASUHAN ORANG TUA PADA
41
V. PERISTIANTO / GAMBARAN PERILAKU PENGASUHAN ORANG TUA PADA
42
V. PERISTIANTO / GAMBARAN PERILAKU PENGASUHAN ORANG TUA PADA
43
V. PERISTIANTO / GAMBARAN PERILAKU PENGASUHAN ORANG TUA PADA
b. Pengasuhan Emosi
Tabel 3. Perbandingan Gagasan dan Identifikasi Pengasuhan Emosi
Pengasuhan Emosi Subyek I Subyek II Subyek III
Pendampingan ketika Mendampingi N saat Mendampingi dan Melakukan
anak mengalami kontrol. memberi kenyamanan R pendampingan dan
kejadian-kejadian yang Tidak memberi saat kontrol. memberi kenyamanan
tidak menyenangkan kenyamanan N. Tidak berada di dekat R pada A saat kontrol.
seperti merasa terasing Berada di dekat N saat sedang bermasalah Tidak melakukan
dari teman-temannya, ketika sedang dengan teman sekolah. pendekatan saat A
takut, atau mengalami bermasalah dengan Menemani R yang berada di rumah.
trauma. teman. hendak pergi ke rumah Menemani A apabila
Tidak menemani N teman dan merasa sedang merasa takut.
yang takut berada di sangat khawatir saat R
rumah sendiri namun berada di rumah sendiri.
menyempatkan diri
untuk pulang
mengontrol N.
Membuat anak agar Tidak mengajarkan Tidak mengajarkan R Tidak mengajarkan A
merasa dihargai N menetapkan untuk menetapkan suatu untuk mengambil
sebagai seorang keputusan namun N keputusan atau keputusan sendiri.
individu, mengetahui telah dapat memutuskan pilihan.
rasa dicintai, serta memutuskan sendiri.
memperoleh
kesempatan untuk
menentukan pilihan
44
V. PERISTIANTO / GAMBARAN PERILAKU PENGASUHAN ORANG TUA PADA
c. Pengasuhan Sosial
Tabel 4. Perbandingan Gagasan dan Identifikasi Pengasuhan Sosial
Pengasuhan Sosial Subyek I Subyek II Subyek III
Membantu agar anak Tidak Tidak memperkenalkan Tidak
tidak merasa terasing memperkenalkan N R dengan orang-orang memperkenalkan A
dari lingkungan dengan orang-orang di di sekitar kediaman dengan orang-orang di
sosialnya. sekitar kediaman keluarga R serta sekitar rumah
keluarga N namun membatasi pergaulan R serta membebaskan A
berusaha untuk dengan lingkungan. saat bergaul dengan
memperkenalkan N teman.
dengan lingkungan di
sekitar rumah.
45
V. PERISTIANTO / GAMBARAN PERILAKU PENGASUHAN ORANG TUA PADA
kebutuhan dasar anak di dalam dan di luar bertujuan pula agar anak mempunyai
rumah. Misalnya kebutuhan untuk makan, tidur, kemampuan yang stabil dan konsisten dalam
mandi, pengobatan atau kontrol, belajar, sekolah, berinteraksi dengan lingkungannya dan
dan lain-lain. Pengasuhan tersebut lebih menciptakan rasa aman dengan menanggapi
menunjuk pada aktivitas yang dilakukan anak semua keinginan anak dan permintaan yang
sehingga anak dapat berkembang secara optimal diungkapkan oleh anak dengan positif. Adapun
yang tentunya dipengaruhi oleh peran orang tua. bimbingan dan perlindungan orang tua secara
Anak telah memiliki berbagai aktivitas sehari- emosi pada anak berbeda-beda yaitu:
hari di rumah namun peran orang tua dalam a. Subyek I mendampingi anak saat kontrol.
membimbing dan mendidik untuk kehidupan Subyek I tidak menemani anak yang takut
fisik pada tiap anak berbeda-beda yaitu: berada di rumah sendiri namun
a. Subyek I tidak dapat mendampingi dan menyempatkan diri untuk pulang mengontrol
menemani anak dalam melakukan aktivitas. kondisi anak. Subyek I meluangkan waktu
Namun subyek I memberitahu dan untuk mendengarkan keluh kesah dan berada
mengingatkan apa yang harus dilakukan anak. di dekat anak ketika anak sedang bermasalah
b. Subyek II hanya menemani anak dalam serta menghampiri anak saat bersedih untuk
melakukan aktivitas yang tidak biasa dan menenangkan. Subyek I jarang mengajak
membatasi aktivitas anak di luar rumah tanpa anak berdiskusi dan tidak mengajarkan anak
mendengarkan keluhan anak. untuk menetapkan keputusan. Subyek I tidak
c. Subyek III tidak mendampingi dan menemani memberi semangat atas apa yang dilakukan
anak saat melakukan aktivitas serta oleh anak, justru terlihat meremehkan anak
membiarkan anak untuk melakukan aktivitas namun akan memberikan pujian pada anak
rutinya tanpa menemani anak. agar lebih giat dalam melakukan aktivitas di
Pengasuhan emosi pada anak yang memiliki rumah. Subyek I menanamkan cita-cita dan
riwayat gangguan skizofrenia yang tergambar menargetkan sesuatu agar dicapai oleh anak.
yaitu perlindungan yang diberikan orang tua b. Subyek II mendampingi dan memberi
dengan mendampingi anak ketika anak kenyamanan anak saat kontrol serta
mengalami kejadian-kejadian yang tidak menemani atau membatasi anak yang hendak
menyenangkan seperti mendampingi anak saat pergi ke rumah teman dan merasa sangat
kontrol dan menemani anak saat sedang takut. khawatir saat anak berada di rumah sendiri.
Pengasuhan emosi ini juga mencakup bimbingan Subyek II tidak berada di dekat anak saat
dan didikan agar anak merasa dihargai sebagai sedang bermasalah dengan teman dan tidak
seorang individu dan memperoleh kesempatan pernah melihat anak sedang bersedih. Subyek
untuk menentukan pilihan serta untuk II tidak meluangkan waktu untuk mengajak
mengetahui risikonya. Pengasuhan tersebut anak berdiskusi dan tidak mengajarkan untuk
46
V. PERISTIANTO / GAMBARAN PERILAKU PENGASUHAN ORANG TUA PADA
menetapkan suatu keputusan atau pilihan. kepulihannya sehingga dapat diterima oleh
Subyek II memberi semangat atas kondisi lingkungan sosial. Orang tua dalam memberikan
anak agar berupaya untuk mencapai bimbingan kehidupan sosial pada anak berbeda-
kesembuhan dan memberikan pujian jika anak beda:
berhasil melakukan sesuatu yang jarang a. Subyek I tidak memperkenalkan anak dengan
dilakukan. Subyek II tidak menanamkan orang-orang di sekitar tempat tinggal serta
pentingnya cita-cita dan menargetkan sesuatu tidak mengontrol hubungan anak dengan
pada anak namun justru meragukan cita-cita teman-teman atau orang-orang di sekitar
yang diungkapkan oleh anak. tempat tinggalnya. Subyek I aktif
c. Subyek III melakukan pendampingan dan menanyakan pada pihak sekolah untuk
memberi kenyamanan pada anak saat kontrol mengetahui dan mendukung kondisi anak.
serta menemani anak apabila sedang merasa Subyek I memberikan nasehat saat kontrol
takut. Subyek III tidak melakukan pendekatan dan mengajarkan anak agar bertanggung
saat anak berada di rumah dan tidak pernah jawab melakukan sendiri segala kegiatannya
melihat anak bersedih ataupun murung. termasuk pengobatan atau kontrol.
Subyek III tidak meluangkan waktu untuk b. Subyek II tidak memperkenalkan anak dengan
mendengarkan cerita anak dan lebih orang-orang di sekitar tempat tinggal serta
membebaskan serta menuruti yang ingin membatasi pergaulan anak dengan lingkungan
dilakukan oleh anak. Subyek III tidak tempat tinggal ataupun sekolah. Subyek II
memberi semangat dan tidak pernah memuji lebih mengontrol dengan cara membatasi
atas kondisi atau segala kegiatan yang hubungan anak dengan teman-teman dan
dilakukan oleh anak. Subyek III tidak orang-orang di sekitar tempat tinggalnya.
menanamkan pentingnya cita-cita pada anak. Subyek II akan sangat marah apabila anak
Subyek III menanggapi dan menuruti tidak melakukan yang diinginkan untuk tidak
keinginan yang diungkapkan oleh anak. keluar rumah sehingga subyek II memilih
Pengasuhan sosial pada anak yang memiliki untuk menemani dan memberi batasan waktu
riwayat gangguan skizofrenia yang tergambar pada anak saat berada di luar rumah meskipun
yaitu orang tua membimbing dan mendidik anak untuk urusan sekolah. Subyek II tidak
dengan membantu anak agar tidak merasa menanggapi anak saat mengeluh mengenai
terasing dari lingkungan sosial yang akan sikap teman di sekolah. Subyek II
berpengaruh terhadap perkembangan anak pada menghubungi teman anak di sekolah dan di
masa-masa selanjutnya. Orang tua juga rumah untuk mengetahui kondisi anak.
membantu mengajarkan anak akan tanggung Subyek II juga aktif menghubungi guru untuk
jawab sosial terutama dalam menjalani kontrol menanyakan kondisi anak di sekolah terutama
atau pengobatan yang akan membantu saat sedang bermasalah. Dalam hal kontrol
47
V. PERISTIANTO / GAMBARAN PERILAKU PENGASUHAN ORANG TUA PADA
atau pengobatan subyek II selalu membantu kesempatan anak dalam beraktivitas sesuai
atau menemani anak dan tidak mengajarkan dengan keinginan anak. Secara emosi, orang tua
tanggung jawab pada anak melakukan melindungi anak dengan memberikan
aktivitas termasuk untuk menyiapkan obat. pendampingan ketika anak mengalami kejadian-
c. Subyek III tidak memperkenalkan anak kejadian yang tidak menyenangkan seperti
dengan orang-orang di sekitar tempat tinggal. mendampingi anak saat kontrol dan menemani
Subyek III tidak mengontrol hubungan anak anak saat merasa takut, dan menuruti apapun
dengan teman-teman atau orang lain di sekitar keinginan anak. Secara sosial, orang tua
tempat tinggal dan lebih membebaskan saat berusaha mengembalikan anak ke lingkungan
bergaul dengan teman yang diinginkan anak. sekolah dan meminta agar tidak memperlakukan
Subyek III merasa takut apabila memberikan anak dengan buruk, menghubungi pihak tertentu
pengawasan dan membatasi anak dalam lainnya seperti perawat dan teman-teman anak
melakukan aktivitas termasuk bergaul, anak untuk mengetahui kondisi anak, serta memberi
akan mengalami kekambuhan sehingga alasan kesempatan anak dalam bergaul dengan teman
tersebutlah yang menjadikan subyek III untuk yang diinginkan anak. Perilaku pengasuhan yang
membebaskan anak. Subyek III mengetahui tergambar merupakan usaha orang tua rangka
apabila anak bergaul dengan teman yang tidak mengurangi risiko timbulnya kekambuhan pada
sopan, nakal, dan tidak memiliki akidah anak dengan riwayat skizofrenia namun orang
namun subyek III tidak menegur ataupun tua kurang memiliki pemahaman sehingga tidak
memperingatkan anak. Subyek III mengajarkan anak terutama dalam kehidupan
menghubungi perawat untuk mengetahui emosi yaitu untuk bertoleransi apabila anak tidak
kondisi anak dan berusaha aktif untuk dapat mencapai keinginan yang diharapkan.
mengembalikan anak ke sekolah dengan Anak belajar bahwa setiap keinginan harus
menghubungi guru dan teman-teman sekolah terpenuhi namun anak tidak belajar toleransi
untuk tidak memperlakukan anak dengan ketika keinginan tidak terpenuhi. Kondisi
buruk. Subyek III tidak membantu anak saat tersebut memunculkan stress emosional kembali
berada di rumah dan tidak mengajarkan anak pada anak yang mengarah pada timbulnya
agar bertanggung jawab beraktivitas termasuk kekambuhan apabila keinginan atau kemauan
meminum obat, namun namun subyek III anak tidak terpenuhi.
selalu membantu anak saat sedang kontrol.
Perilaku pengasuhan di atas dilakukan oleh PENUTUP
orang tua dalam rangka mengurangi risiko A. Kesimpulan
kekambuhan pada anak. Secara fisik orang tua 1. Gambaran perilaku pengasuhan fisik orang
berusaha untuk melindungi anak dengan tua pada anak dengan riwayat gangguan
menyediakan kebutuhan dasar anak dan memberi skizofrenia dalam rangka mengurangi risiko
48
V. PERISTIANTO / GAMBARAN PERILAKU PENGASUHAN ORANG TUA PADA
kekambuhan yaitu orang tua berusaha untuk mengurangi risiko kekambuhan yaitu orang
melindungi anak dengan menyediakan tua memberikan perlindungan dan bimbingan
kebutuhan dasar anak di dalam dan di luar dengan:
rumah. Misalnya kebutuhan untuk makan, a. tidak memperkenalkan anak dengan
tidur, mandi, pengobatan atau kontrol, belajar, lingkungan sosial yaitu orang-orang di sekitar
dan sekolah. Peran orang tua saat mendidik, tempat tinggal,
membimbing, dan mendisiplinkan dalam b. tidak mengontrol hubungan anak dengan
pengasuhan kehidupan fisik anak berbeda- teman atau orang-orang di sekitar tempat
beda. tinggalnya,
2. Gambaran perilaku pengasuhan emosi orang c. menghubungi pihak tertentu untuk
tua pada anak yang memiliki riwayat mengetahui kondisi anak misal perawat atau
gangguan skizofrenia dalam rangka teman-teman anak, dan
mengurangi risiko kekambuhan yaitu orang d. menghubungi pihak sekolah untuk
tua melindungi anak dengan melakukan mengetahui dan mendukung kondisi anak.
pendampingan ketika anak mengalami 4. Perilaku pengasuhan secara fisik, emosi
kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan maupun sosial yang tergambar antara orang
seperti mendampingi anak saat kontrol dan tua dengan anak merupakan usaha orang tua
menemani anak saat sedang takut. untuk mencegah kondisi negatif yaitu risiko
Pengasuhan kehidupan emosi mencakup pula timbulnya kekambuhan pada anak dengan
bimbingan dan didikan orang tua agar anak riwayat gangguan skizofrenia.
menciptakan rasa aman dengan: B. Saran
a. menuruti semua keinginan anak dengan 1. Saran Praktis
membelikan sesuatu yang diinginkan yang a. Bagi orang tua dan keluarga
sesuai dengan kebutuhan anak, Orang tua hendaknya diharapkan mampu
b. meluangkan waktu untuk mendengarkan melakukan upaya-upaya untuk lebih memahami
keluh kesah, anak, sehingga orang tua dapat memberikan
c. berada di dekat anak ketika anak sedang perlakuan dan pengasuhan yang sesuai dengan
bermasalah dengan menasehati, mengarahkan, karakteristik dan kebutuhan anak untuk
menenangkan, memeluk, mencium dan mengurangi risiko kekambuhan.
d. memberikan kesempatan anak untuk b. Bagi masyarakat umum
mengungkapkan cita-cita atau menargetkan Masyarakat umum hendaknya dapat memberikan
sesuatu pada anak. dukungan yang positif pada anak, dan tidak
3. Gambaran perilaku pengasuhan sosial orang memandang sebelah mata kondisi anak, serta
tua pada anak yang memiliki riwayat tidak memberikan label atau stigma negatif
gangguan skizofrenia dalam rangka terhadap anak.
49
V. PERISTIANTO / GAMBARAN PERILAKU PENGASUHAN ORANG TUA PADA
c. Bagi pihak profesional dalam menangani anak Brown FJ . 1961. Educational Psychologi 2 ed.
New Jersey : Prentice Hall Engelwood.
yaitu psikiater, dokter, dan psikolog
Dapat melakukan monitoring dan evaluasi, yakni Conger, J.A., and Kanungo, R.N. 1983. “The
Empowerment Process: Integrating Theory
meningkatkan penanganan yang sesuai dengan and Practice”. Academy of Management
karakteristik anak dalam rangka mencegah Review, 13, pp 471-482.
riwayat gangguan skizofrenia, yakni memantau Durand, V.M, Barlow, Barlow, David.H. 2007.
Essentials of Abnormal Psychology.
dengan cara mengunjungi anak untuk Yogyakarta: Pustaka Belajar.
mengingatkan jadwal kontrol serta melakukan
Dwi Hastuti. 2010.
sosialisasi mengenai cara menangani atau http://paudpn.wordpress.com/2010/10/16/pe
menghadapi anak kepada orang tua. ngasuhan-teori-prinsip-dan-aplikasinya.
Diunduh pada 3 Maret 2012 pukul 12:01.
2. Saran Bagi Peneliti Lain
Elizabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan
Mencari crucial moment saat orang tua berada di Anak (jilid 1. Terjemahan). Inggris: Mc
rumah sesuai dengan tema penelitian dan Graw-Hill.Inc.
mengambil lebih banyak subyek agar diperoleh Friedman, M. Marilyn. 1998. Keperawatan
Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.
data yang lebih komprehensif mengenai perilaku
pengasuhan pada anak yang memiliki riwayat H.B. Sutopo.2006. Penelitian Kualitatif : Dasar
Teori dan Terapannya Dalam Penelitian.
gangguan skizofrenia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Hanna Wijaya. 1986. Hubungan antara Asuhan
DAFTAR PUSTAKA
Anak dan Ketergantungan-Kemandirian
(Disertasi). Bandung: Universitas
Afifuddin & Saebani. 2009. Metode Penelitian Padjadjaran.
Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Hawari, D. Hamayemen. 2001. Stres, Cemas dan
Alsa, Asmadi. 2004. Pendekatan Kuantitatif dan Depresi. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
Kualitatif serta Kombinasinya dalam Kedokteran Universitas Indonesia.
Penelitian Psikologi : Satu Uraian Singkat
dan Contoh Berbagai Tipe Penelitian. Hoghughi, M., & Long, N.,. 2004. Handbook of
Yogyakarta: Pustaka Belajar. Parenting. Theory & Research for Practice.
Wiltshire, Great Britain; Cromwell Press
Baumrind, D. Current of Parental Authority. Ltd.
Journal Development
Psychology/Monographis. 1971. Vol. 4. 91- Iman, S.A. 2006. Skizofrenia: Memahami
193. Dinamika Keluarga Pasien. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Behrman, Richard E., dkk. 1994. Ilmu Kesehatan
Anak, terjemahan, cet.ke 4, ed 12. Jakarta:
EGC.
50
V. PERISTIANTO / GAMBARAN PERILAKU PENGASUHAN ORANG TUA PADA
Issaacs, A. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Maramis, W.F. 2004. Ilmu Kedokteran Jiwa.
Kesehatan Jiwa dan Psikiatri edisi ke-3, Surabaya: Airlangga University Press.
(terjemahan). Jakarta: EGC.
Marsh, D.T. 1992. Families and Mental Illness:
Iswantini.H. 2002. Hubungan antara Pola Asuh New Directions in Professional Practice.
Otoriter dengan Locus of Control (Skripsi). New York: Praeger.
Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Megawangi, Ratna. 2003. Pendidikan Karakter:
Solusi Yang Tepat Membangun Bangsa.
Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Jakarta: Star Enegy.
Bidang Filsafat. Yogyakarta: Paradigma.
Moleong, Lexy. 1990. Metode Penelitian
Kaplan HI, Sadock BJ Grebh JA. 1997. Sinopsis Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Psikiatri II : Ilmu Pengetahuan Perilaku Rosdakarya.
Psikiatri Klinis. Edisi ke-7, Terjemahan.
Jakarta : Binarupa Aksara. . 2001. Metodologi Kualitatif.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
. 2010.
Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Binarupa Aksara. Monk, F.J., Knoers, A.M.P., Haditono, S.R.
1992. Psikologi Perkembangan: Pengantar
Keliat, B.A. (1995). Tingkah laku bunuh diri. dalam Berbagai Bagiannya. Jogjakarta:
Cetakan 2. Jakarta: EGC. Gadjah Mada University Press.
Krisnawati, Tati. 1986. Studi Tentang Pengaruh Nevid, S. Jeffrey., Rathus, A. Spencer., dan
Pola Asuhan Orang Tua terhadap Greene, Beverly. 2003. Abnormal
Perkembangan Remaja awal Murid-Murid Psychology in a Changing World. Penerbit
SMP Negeri II Yogyakarta (Skripsi). Erlangga.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
Yogyakarta. Nolen, Susan., dan Hoeksema. 1959. Abnormal
Psychology, Second Edition. McGraw-Hill
Laing, R.D. 1959. The divided Self. London: Companies.
Tavistock Publications.
Notoatmodjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu
Laksmilari, A.R.R. 2004. Perbandingan harga Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei.
diri anak (usia 10-12 Tahun) antara pola Jakarta: Rineka Cipta.
pengasuhan yang otoriter, permisif, dan
demokratis (Skripsi). Fakultas Psikologis . 2007. Promosi Kesehatan
Universitas Tarumanagara. dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Lidz, Theodore, Fleck, Stephen dan Cornelison, Notosoedirdjo dan Latipun. 2005. Kesehatan
Alice R. 1965. Skizofrenia and the family. Mental dan Konsep Penerapannya. Malang:
New York: International Universities Press, UMM Press.
Inc.
Pejlert, A. 2001. Being parent of adult son or
Louise M. H., R. Kumar., dan Graham T. 2004. daughter with severe mental illness
Psychosocial Characteristis and Needs of receiving professional care: Parent’s
Mothers with Psychotic Disorder. The narratives. Health and Social Care in the
British Journal of Psychiatry, vol. 178, hal. Community, 9(4), 194-204.
427-432. The Royal College of
Poerwandari, E.K. 2005. Pendekatan Kualitatif
Psychiatrists.
untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta:
M. A. Subandi. 2008. Ngemong : Dimensi Lembaga Pengembangan Sarana
Keluarga Pasien Psikotik di Jawa. Jurnal Pengukuran dan pendidikan Psikologi
Psikologi, vol. 35, no. 1, hal 62-79. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Yogyakarta : Unit Publikasi Fakultas
Psikologi UGM.
51
V. PERISTIANTO / GAMBARAN PERILAKU PENGASUHAN ORANG TUA PADA
Roselina P., Achyar N. H., dan Hasrul Nazar. Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis.
2009. Gambaran Dermatoglifi Tangan Bandung: Alfabeta.
Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
Sambang Lihum Martapura Kalimantan .2007. Metode Penelitian Kuantitatif,
Selatan. Jurnal Kedokteran Indonesia, vol. Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.
1, no. 2, hal 115-120. Surakarta : Bagian
Supratiknya. 1995. Mengenai Perilaku
Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UNS.
Abnormal. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Runtuwene, L. 1996. Pengaruh pola asuh orang
Suryabrata., S, 1987. Metodologi Penelitian.
tua terhadap psikis anak di kelompok
Rajawali Press. Jakarta
bermain Dian Gitaya Yogyakarta (Skripsi).
Yogyakarta: FK UGM. Sutari Imam Barnadib. 1986. Pengantar Ilmu
Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: Penerbit
Sandra, dkk. 2009. Hubungan Tipe Pola Asuh
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) IKIP.
Keluarga dengan Kejadian Skizofrenia Di
Ruang Sakura RSUD Banyumas (Jurnal Tracey B., Judy H., David D., Chris W., Seow T.
Keperawatan Soedirman The Soedirman Y, Karen J., Catrin E., dan Rhiannon T. E.
Journal of Nursing). Volume 4 No.1 Maret 2009. Long-term Effectiveness of A
2009. Parenting Intervention for Children at Risk
of Developing Conduct Disorder. The
Santrock, John W. 1995. Life-span Development
British Journal of Psychiatry, vol. 195, hal.
5th Edition. University of Texas At Dallas:
318-324. The Royal College of
Brown and Benchmark.
Psychiatrists.
Schultz, B., dan Angermeyer. 2003. Subjective
Vanda. 2007. Model pola asuh pada penderita
experiences of stigma: A focus group study
skizofrenia (Studi Kasus), diunduh pada
of schizophrenic patients, their relatives and
http://www.panmedika.com. Pada tanggal 3
mental health professionals. Social Science
November 2012 pukul 15.31
dan Medicine, 56, 299-312.
Willy F. Maramis dan Albert A. Maramis. 2009.
Singgih Gunarsa, Y. Singgih Gunarsa. 1986.
Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed. 2.
Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetan
Jakarta.
(AUP).
Stewart dan Koch. 1983. Children Development
Wulansih, S. 2008. Hubungan Antara Tingkat
Throught Adolescence. Canada: John Wiley
Pengetahuan dan Sikap Keluarga dengan
and Sons, Inc.
Kekambuhan pada Pasien Skizofrenia di
Stuart, W.G & Sundeen J.S. 2007. Keperawatan RSDJ Surakarta. dibuka pada website
Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC. http://etd.eprints.ums.ac.id.03 Agustus 2009.
Suci M. K., Sri W. H., dan Annang G. M. 2009. Yuniyati. 2003. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta:
Gambaran Kasus Psikologi Anak di Klinik Rineka Cipta.
Tumbuh Kembang Anak RSUD Dr.
Yusuf, Syamsu. 2006. Psikologi Perkembangan
Moewardi Surakarta. Wacana Jurnal
Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja
Psikologi, vol. 1, no. 1, hal 33-42. Surakarta
Rosdakarya.
: Program Studi Psikologi FK UNS.
52