Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN KONSEP GREEN ECONOMY

DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI UPAYA


MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
(Studi pada Dusun Kungkuk, Desa Punten Kota Batu)

Ayu Multika Sari, Andy Fefta Wijaya, Abdul Wachid


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: ayumultika@ymail.com

Abstract: Application of the Green Economy Concept in the Development of Rural Tourism as
Efforts to Realize Development Based Environment (Studies in Kungkuk Hamlet, Punten
Village, Batu). Green economy is a new concept that aims to improve the economic through
development activities that do not override environmental sustainability. Batu has various tourism
objects that largely a man-made tourism object which are only concerned with strategic location.
However, at this time the Batu is develop tourist villages also accentuates the agriculture sector
and the natural beauty of country side. The purpose of this research was to describe and analyze
the application of the green economy concept to develop Kungkuk tourism hamlet as efforts to
achieve development based on environment and analyze supporting and inhibiting factors in the
development of the Kungkuk hamlet tourism. The method is descriptive qualitative. The
Government of Batu city should immediately hold a soil degradation and problems of garbage
handling, such as help for the procurement of organic fertilizer for the farmers.

Keywords: green economy, rural tourism, development based environment

Abstrak: Penerapan Konsep Green Economy dalam Pengembangan Desa Wisata sebagai
Upaya Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Studi pada Dusun Kungkuk,
Desa Punten Kota Batu). Green economy merupakan sebuah konsep baru yang bertujuan untuk
meningkatkan aspek ekonomi melalui kegiatan pembangunan yang tidak mengesampingkan
kelestarian lingkungan. Kota Batu memiliki berbagai objek wisata yang sebagian besar merupakan
objek wisata buatan yang hanya mementingkan lokasi yang strategis. Namun, saat ini Kota Batu
mengembangkan desa wisata yang menonjolkan bidang pertanian serta keindahan alam pedesaaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis penerapan konsep green
economy dalam pengembangan kampung wisata Kungkuk sebagai upaya mewujudkan
pembangunan berwawasan lingkungan serta faktor pendukung dan penghambat dalam
pengembangan kampung wisata Kungkuk. Metode penelitian deskriptif kualitatif. Pemerintah
Kota Batu harus segera mengadakan penanganan mengenai degradasi tanah dan permasalahan
sampah, seperti membantu untuk pengadaan pupuk organik bagi para petani.

Kata kunci: green economy, desa wisata, pembangunan berwawasan lingkungan

Pendahuluan Namun, dalam perkembangannya antara


Indonesia merupakan salah satu kawasan di kegiatan ekonomi dan lingkungan terjadi
Asia Tenggara yang termasuk dalam kategori ketidak- seimbangan. Pembangunan ekonomi
negara sedang berkembang. Dalam perkembang- cenderung mengarah kepada eksploitasi terhadap
annya tersebut, pemerintah tengah gencar melak- sumber daya alam. Lingkungan yang semakin
sanakan pembangunan nasional yang bersifat rusak sedikit demi sedikit mulai dirasakan dam-
multidimensional atau mencakup berbagai aspek. paknya oleh masyarakat dunia. Berbagai forum
Menurut Moesa (2002, h.6) “Pembangunan ada- inter- nasional diadakan untuk membahas
lah upaya secara sadar memanfaatkan ling- masalah tersebut, salah satunya adalah
kungan dalam rangka memenuhi kebutuhan “Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB
hidup manusia untuk meningkatkan perikehi- Rio+20 yang ber- lokasi di Rio de Jeneiro,
dupan dan kesejahteraan”. Oleh karena itu, Brasil yang menghasil- kan dua tema besar,
kegiatan ekono- mi dan lingkungan memiliki yaitu green economy dan kerangka institusi
keterkaitan satu dengan yang lainnya. untuk pembangunan berkelan- jutan” (Koran
Jakarta, 2012).

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No.4, Hal. 765-770 | 765


Daerah yang saat ini sedang gencar lam bidang ketatalaksanaan salah satunya, yaitu
memajukan potensi pariwisata adalah Kota Batu. Administrasi Pembangunan (Kecana, 2006,
Kota Batu saat ini tengah mengembangkan objek h.29). Definisi administrasi pembangunan
wisata, yaitu wisata pedesaan. Kungkuk meru- menurut Siagian (2009, h.5), yaitu “Seluruh
pakan salah satu dusun yang berada di Desa usaha yang dilakukan oleh suatu negara bangsa
Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang untuk bertumbuh, berkembang, dan berubah
dikembangkan sebagai desa wisata. Karena fokus secara sadar dan terencana dalam semua segi
pengembangan desa wisata Punten berada di kehidupan dan penghidupan negara bangsa yang
Dusun Kungkuk maka nama yang diberikan, bersang- kutan dalam rangka pencapaian tujuan”.
yaitu Kampung Wisata Kungkuk.
Pengembangan desa wisata ini merupakan Pembangunan
salah satu upaya dalam mengadakan perlin- Pembangunan adalah “Upaya secara sadar
dungan dan pelestarian terhadap lingkungan memanfaatkan lingkungan dalam rangka meme-
hidup, karena sebelumnya banyak pembangunan nuhi kebutuhan hidup manusia” (Moesa, 2002,
objek-objek wisata di Kota Batu yang terfokus h.6). Di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
pada peningkatan ekonomi daerah saja dengan 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
mengesampingkan kelestarian lingkungan, se- Dalam pasal 1 ayat 3 dijelaskan bahwa pemba-
perti pembangunan Batu Night Spectaculer ngunan berkelanjutan yang berwawasan ling-
(BNS). Akibat pembangunan Batu Night Specta- kungan hidup adalah “upaya sadar dan terencana,
culer di lahan terbuka hijau, dampak yang yang memadukan lingkungan hidup, termasuk
dihasilkan adalah terjadinya banjir pada saat sumber daya ke dalam proses pembangunan
hujan yang mengakibatkan belasan rumah untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan
penduduk terendam oleh air. (Simpul Demokrasi, mutu hidup generasi masa kini dan masa depan”
2010). (Sugandhy, 2009, h.1).
Namun dalam perkembangannya, masyara-
kat setempat masih kurang inovatif dalam Penerapan Green Economy
mengembangkan Kungkuk sebagai Kampung Menurut beberapa ahli, penerapan adalah
Wisata, belum ada masyarakat yang berinisiatif suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori,
menjual cendera mata khas Dusun Kungkuk dan metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan
belum ada area makan minum dengan menam- tertentu dan untuk suatu kepentingan yang
pilkan berbagai menu tradisional. Paket wisata diinginkan oleh suatu kelompok yang telah
petik apel dan jeruk mengalami kendala, saat ini terencana dan tersusun sebelumnya (Tomuka,
banyak pohon apel yang telah mati. Hal tersebut 2013). Definisi green economy menurut surat
disebabkan karena degradasi tanah dan peruba- penawaran diklat green economy Nomor
han iklim dari tahun ke tahun. 0317/P.01/01/2003 yang dikeluarkan oleh
Selain itu, belum tersedia sarana pembuang- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasio-
an sampah. Sampah yang dihasilkan oleh masya- nal, yaitu “Tatanan ekonomi baru yang meng-
rakat Kungkuk langsung dibuang ke hutan tanpa gunakan sedikit energi dan sumber daya alam”.
ada proses pengolahan sampah. Sehingga, me- Jadi, penerapan green economy adalah mene-
nyebabkan hutan tercemari oleh sampah. Dusun rapkan konsep ekonomi baru yang berorientasi
Kungkuk juga belum dapat memberikan kontri- pada peningkatan aspek ekonomi dengan tetap
busi yang maksimal untuk perekonomian masya- memperhatikan kelestarian lingkungan hidup
rakat setempat. Hal ini disebabkan karena ma- dalam kegiatan pembangunan.
syarakat kurang diberdayakan untuk meman-
faatkan kunjungan wisatawan. Hal ini menye- Pariwisata
babkan sebagian masyarakat merasa tidak peduli The World Tourism Organization,
dengan pengelolaan dusun mereka sebagai kam- mendefinisikan aktivitas wisata sebagai
pung wisata. kegiatan manusia yang melakukan perjalanan
“keluar dari lingkungan asalnya” untuk lebih
Tinjauan Pustaka dari satu tahun berlibur, berdagang, atau urusan
Administrasi Publik dalam Pembangunan lainnya. Wisata merupakan salah satu peng-
Administrasi publik menurut Chamdler dan gerak perekonomian penting di berbagai negara
Plano, dikutip dari Pasolong 2008, h.7), yaitu dunia (Hakim, 2004, h.2). Berdasarkan penger-
“Proses di mana sumber daya dan personel tian tentang pariwisata di atas dapat
publik diorganisir dan dikoordinasikan untuk disimpulkan bahwa, pariwisata adalah suatu
memfor- mulasikan, mengimplementasikan, dan kegiatan wisata yang bertujuan untuk
mengelola keputusan-keputusan dalam kebijakan memberikan hiburan bagi para wisatawan yang
publik”. Ruang lingkup administrasi publik da- berkunjung ke objek wisata tersebut.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No.4, Hal. 765-770 | 766


Desa Wisata Pembahasan
Desa wisata menurut tim pena cendekia 1. Penerapan konsep green economy dalam
adalah “Pengembangan dari suatu desa yang pengembangan kampung wisata Kungkuk
memiliki potensi wisata yang dilengkapi dengan sebagai upaya mewujudkan pembangunan
fasilitas pendukung seperti alat transportasi atau berwawasan lingkungan.
penginapan” (Indah, 2012). Dari definisi tersebut a. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan
maka dapat disimpulkan bahwa desa wisata berwawasan lingkungan
merupakan pengembangan sebuah desa yang 1) Prinsip keadilan antar generasi
memiliki potensi alam atau lingkungan serta Pelaksanaan prinsip keadilan antar gene-
kebudayaan yang memiliki potensi wisata rasi yang diwujudkan dalam pengem-
dengan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas untuk bangan desa wisata di Kota Batu
mendukung kemajuan desa dan meningkatkan merupakan salah satu cara yang tepat
kesejahteraan serta pemberdayaan masyarakat untuk mengurangi permasalahan ling-
setempat. kungan yang muncul, agar generasi
selanjutnya, sebagai pewaris segala
Metode Penelitian potensi, baik sumber daya alam maupun
Jenis penelitian yang digunakan adalah sumber daya buatan, akan terus me-
penelitian kualitatif dengan pendekatan rasakan manfaatnya.
deskriptif. Alat analisis yang digunakan adalah 2) Prinsip keadilan dalam generasi
anlisis kualitatif model Miles dan Huberman. Degradasi tanah dan perubahan iklim
Adapun fokus penelitian ini adalah sebagai berdampak pada penurunan produk-
berikut: tivitas pohon apel merupakan bentuk
1. Penerapan konsep green economy dalam permasalahan yang terjadi dalam satu
pengembangan kampung wisata Kungkuk generasi. Solusi degradasi tanah dengan
sebagai upaya mewujudkan pembangunan mengganti pemakaian pupuk buatan
berwawasan lingkungan. menjadi pupuk organik belum sepe-
a. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan nuhnya terlaksana. Oleh sebab itu
berwawasan lingkungan prinsip keadilan dalam satu generasi
1) Prinsip keadilan antar satu generasi masih belum dapat dicapai sepenuhnya.
2) Prinsip keadilan dalam generasi 3) Prinsip pencegahan dini
3) Prinsip pencegahan dini Permasalahan degradasi tanah yang
4) Prinsip perlindungan keanekaragaman berdampak pada menurunnya produk-
hayati tivitas apel, memunculkan sebuah lang-
5) Internalisasi biaya lingkungan kah, yaitu suplai pupuk organik kepada
b. Penerapan sepuluh prinsip ekonomi hijau para petani. Ada juga para petani yang
(green economy). mengganti apel dengan jeruk keprok
1) Mengutamakan nilai guna, nilai agar paket wisata petik buah tidak
instrinsik, dan kualitas kekurangan varian.
2) Mengikuti aliran alam 4) Prinsip perlindungan keanekaragaman
3) Sampah adalah makanan hayati
4) Rapih dan keragaman fungsi Keanekaragaman hayati merupakan
5) Skala tepat guna / skala keterkaitan faktor penting untuk menjaga keseim-
6) Keanekaragaman bangan antara alam dan makhluk hidup.
7) Kemampuan diri, organisasi diri dan Untuk menjaga keanekaragaman hayati
rancangan diri yang dimiliki oleh desa-desa yang ada
8) Partisipasi dan demokrasi di Kota Batu, yaitu keanekaragaman
9) Kreativitas dan pengembangan hayati flora dan fauna adalah dengan
masyarakat memben- tuk desa wisata. Seperti desa
10) Peran strategis dalam lingkungan Sidomulyo yang diperuntukkan untuk
buatan, lanskap, dan perancangan wisata bunga.
spasial 5) Internalisasi biaya lingkungan
2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat Salah satu prinsip pembangunan ber-
dalam pengembangan kampung wisata Kung- wawasan lingkungan yang belum di-
kuk untuk mewujudkan pembangunan ber- laksanakan oleh Pemerintah Kota Batu
wawasan lingkungan. khususnya pada Dinas Pariwisata adalah
a. Faktor Pendukung internalisasi biaya lingkungan. Pemerin-
b. Faktor Penghambat tah Kota Batu, khususnya Dinas Pariwi-

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No.4, Hal. 765-770 | 767


sata dan Kebudayaan Kota Batu belum lain masyarakat, Pemerintah dan sektor
menerapkan internalisasi biaya lingku- swasta juga memiliki peran masing-
ngan, karena belum ada anggaran yang masing. Namun, setiap aktor memiliki
dialokasikan untuk biaya kerusakan porsinya sendiri-sendiri dan masyarakat
lingkungan yang disebabkan oleh ke- memegang peranan paling besar dalam
giatan ekonomi, khususnya di bidang mengembangkan Kampung Wisata
pembangunan pariwisata. Kungkuk, karena Kampung Wisata
b. Penerapan prinsip-prinsip green economy Kungkuk berbasis terhadap pember-
1) Mengutamakan nilai guna, nilai dayaan masyarakat.
instrinsik, dan kualitas 5) Skala tepat gun /skala keterkaitan
Kungkuk dalam perkembangannya, me- Skala operasional dengan menjadikan
manfaatkan dana swadaya masyarakat. sebuah desa yang memiliki potensi alam
Sehingga dapat dilihat bahwa dengan yang khas menjadi sebuah desa wisata
modal awal yang kecil dapat meng- memang telah tepat. Namun, manfaat
hasilkan manfaat yang besar, hanya dari adanya desa wisata tersebut belum
dengan memanfaatkan keindahan alam dapat menyentuh semua kalangan ma-
dan potensi desa setempat, Kungkuk syarakat. Masih ada petani dan masya-
dapat berkembang. Hal tersebut meru- rakat lainnya yang merasa belum adanya
pakan perwujudan dari kegiatan transparansi dalam pengelolaan, sampai
ekonomi yang selaras dengan pada kurangnya pengemasan paket-
pelestarian ling- kungan, tanpa merusak paket wisata yang ada di Kampung
dan mengeks- ploitasi hasil alam, Wisata Kungkuk dan fasilitas yang
masyarakat dapat meningkatkan belum leng- kap.
ekonominya. 6) Keanekaragam
2) Mengikuti aliran alam Kampung Wisata Kungkuk menawar-
Desa wisata merupakan objek wisata kan berbagai paket wisata yang bisa
yang memanfaatkan potensi lingkungan dinikmati oleh para pengunjung segala
daerah setempat. Potensi lingkungan kalangan. Para orang tua yang tidak kuat
yang dimanfaatkan, yaitu sumber daya lagi apabila berjalan jauh, dapat me-
alam yang dapat diperbaharui. Begitu nikmati paket wisata petik buah, ber-
juga dengan Kampung Wisata Kungkuk, kuda, ataupun menikmati wisata kese-
yang merupakan salah satu desa wisata nian. Sedangkan untuk kalangan anak-
di Kota Batu. Kungkuk merupakan anak sampai dewasa, dapat menikmati
daerah wisata yang mempesona karena paket wisata edukasi, perah susu sapi,
potensi keindahan alam, keramahan outbond, dan flying fox. Namun, untuk
masyarakat maupun kekayaan keanekaragaman pada paket wisata
budayanya. Alam yang indah alami petik buah telah berkurang.
mampu memanjakan setiap 7) Kemampuan diri, organisasi diri, dan
pengunjungnya. rancangan diri
3) Sampah adalah makanan Desa wisata merupakan bertujuan untuk
Sampah merupakan hal penting yang meningkatkan kesejahteraan dan krea-
harus dapat ditangani, khususnya dalam tivitas masyarakat pedesaan dalam me-
suatu objek wisata. Pada Kampung ngolah dan memanfaatkan potensi lokal
Wisata Kungkuk sendiri, sampah belum yang ada. Namun, hal ini masih belum
terkelola secara baik. Sampah hanya bersifat menyeluruh, karena masyarakat
dibiarkan tertimbun di hutan pinus yang pedesaan mayoritas masih bersifat
terletak di belakang desa tanpa ada tradisional dan awam dengan kegiatan
pemilahan antara sampah organik dan pariwisata. Sehingga masih ada masya-
sampah anorganik. Hal ini merupakan rakat yang tidak ikut serta dalam
salah satu pengelolaan sampah yang pemanfaatan kegiatan pariwisata karena
buruk, karena tidak semua sampah dapat masyarakat bingung akan peran mereka.
terurai apabila ditimbun dalam tanah. 8) Partisipasi dan demokrasi
Sehingga tidak dapat menjadi makanan Masyarakat Kungkuk telah menerapkan
yang dibutuhkan oleh tanah. prinsip partisipasi dan demokrasi. Hal
4) Rapi dan keragaman fungsi ini terlihat pada masyarakatlah yang me-
Dalam pengembangan Dusun Kungkuk ngawali pembentukan desa wisata di
sebagai objek wisata, banyak meli- Dusun Kungkuk. Kemudian dalam per-
batkan berbagai aktor di dalamnya. Se- kembangannya Dinas Pariwisata Kota

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No.4, Hal. 765-770 | 768


Batu selalu mengikutsertakan masya- desanya melalui pengembangan desa
rakat dalam setiap keputusan untuk wisata.
pengembangan kampung wisata Kung- 4) Landasan hukum
kuk. Partisipasi masyarakat menjadi as- Landasan hukum desa wisata di Kota
pek utama dalam keberhasilan pengem- Batu telah tertuang dalam Peraturan
bangan Kampung Wisata Kungkuk. Daerah Kota Batu Nomor 7 Tahun 2011
9) Kreativitas dan pengembangan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
masyarakat Kota Batu Tahun 2010-2030. Dengan
Kreativitas dan pengembangan masya- dimasukkan wisata desa ke dalam salah
rakat di Dusun Kungkuk masih kurang. satu objek wisata alam, maka semakin
Kreativitas dan inovasi masyarakat memperjelas eksistensi desa wisata di
untuk mengelola dan mengembangkan Kota Batu.
desanya dengan cara mengemas paket- 5) Dukungan dari Pemerintah Kota Batu
paket wisata semenarik mungkin masih Dukungan Pemerintah Kota Batu, dalam
belum terlihat. hal ini, yaitu Dinas Pariwisata dan
10) Peran strategis dalam lingkungan buatan Kebudayaan Kota Batu sangat penting
lanskap dan perancangan spasial dalam membantu dari segi dana dan
Peran strategis dalam lingkungan buat- dukungan secara moril. Hal inilah yang
an, lanskap, dan perancangan spasial, menjadikan kampung wisata Kungkuk
belum diterapkan secara maksimal dapat terus berkembang.
dalam pengembangan Kampung Wisata b. Faktor Penghambat
Kung- kuk. Jika dilihat dalam 1) Sumber Daya Manusia
pengaturan ruang secara efisien Sumber daya manusia pada Kampung
sehingga konservasi ter- hadap alam Wisata Kungkuk belum memiliki skill
dapat terus berlanjut, telah yang cukup dalam mengelola kampung
dilaksanakan, dengan perbandingan area wisata mereka. Masih ada masyarakat
hutan yang lebih luas di bandingkan yang awam dengan program pember-
area pemukiman penduduk. Namun, dayaan masyarakat yang diterapkan dan
masih ada beberapa penataan ruang masyarakat juga belum terampil dalam
yang belum sesuai. Seperti penempatan menyambut dan menerima wisatawan
setiap paket-paket wisata yang tidak yang datang.
memiliki penunjuk arah dan plang 2) Fasilitas yang ada di Kampung Wisata
nama. Serta tempat outbond yang masih Kungkuk
kurang tertata dengan baik. Fasilitas yang ada di Kampung Wisata
Kungkuk masih belum memadai dalam
2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat hal fasilitas jalan. Akses jalan yang
dalam pengembangan kampung wisata sempit dan sangat menanjak menjadi
Kungkuk segi kesulitan tersendiri. Selain itu,
a. Faktor Pendukung kurangnya wahana wisata yang disedia-
1) Kondisi alam kan di kampung Wisata Kungkuk.
Kondisi alam merupakan modal utama 3) Degradasi tanah
dalam pengembangan desa wisata yang Apel yang ada di Dusun Kungkuk telah
ada di Kota Batu. Ciri khas dan potensi menurun secara kuantitas dan kualitas
alam yang dimiliki oleh masing-masing karena degradasi tanah dan perubahan
desa menjadi daya tarik tersendiri bagi iklim.. Banyak petani apel di Dusun
para wisatawan. Kungkuk yang telah beralih menjadi
2) Kekayaan budaya petani jeruk keprok.
Kekayaan budaya yang dimiliki dalam 4) Pihak travel
kampung wisata Kungkuk, merupakan Pihak travel pihak yang mempro-
salah satu tradisi yang dapat diangkat mosikan dan mengajak wisatawan untuk
menjadi paket wisata, seperti seni tari. datang berkunjung ke desa wisata, se-
3) Swadaya masyarakat perti kampung wisata Kungkuk, ber-
Swadaya masyarakat berupa tenaga, main curang, dengan cara menaikkan
fikiran dan dana menjadi dasar utama harga paket wisata tanpa sepengetahuan
untuk mengembangkan dan mengelola pengurus desa wisata.
kampung wisata Kungkuk. Masyarakat 5) Tingkat promosi
ingin meningkatkan kesejahteraan ma- Promosi yang dilakukan oleh kampung
syarakatnya untuk mengangkat potensi

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No.4, Hal. 765-770 | 769


wisata Kungkuk masih dalam lingkup b. Penerapan prinsip-prinsip green economy
kecil. Pihak pengurus belum berani pada pengembangan Kampung Wisata
melakukan promosi secara maksimal, Kungkuk belum diterapkan sepenuhnya.
karena dilihat dari kesiapan masyarakat Ada beberapa prinsip yang belum
Kungkuk sendiri juga masih kurang. diterapkan, yaitu sampah adalah makanan,
skala tepat guna/skala keterkaitan,
Kesimpulan kemampuan diri, organisasi diri dan ran-
1. Penerapan konsep green economy dalam cangan diri, kreativitas dan pengembangan
pengembangan Kampung Wisata Kungkuk masyarakat, serta peran strategis dalam
sebagai upaya mewujudkan pembangunan lingkungan buatan, lanskap, dan pe-
berwawasan lingkungan, yaitu: rancangan spasial.
a. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan 2. Namun, terdapat beberapa faktor yang
berwawasan lingkungan di Kota Batu, menjadi kendala dalam pengembangan
dalam pembangunan bidang pariwisata, Kampung Wisata Kungkuk, yaitu sumber
belum sepenuhnya diterapkan. Hal ini daya manusia yang ada, fasilitas yang kurang
terlihat dari belum diterapkannya prinsip lengkap, per- tanian apel yang mengalami
keadilan dalam satu generasi dan penurunan secara kuantitas dan kualitas, pihak
internalisasi biaya lingkungan. travel yang bermain curang, dan promosi yang
belum dilakukan secara maksimal.

Daftar Pustaka

Chandler, R. C. and J. C. Plano. (1988) The Public Administration Dictionary. Second Edition.
Santa Barbara, CA: ABC-CLIO Inc. Dikutip dari: Pasolong, Harbani. (2008) Teori
Administrasi Publik. Bandung, Alfabeta.
Hakim, Luchman. (2004) Dasar - Dasar Ekowisata. Malang, Bayumedia Publishing.
Indah (2012) Pengertian dan Definisi Wisata. [Internet], Yogyakarta. Available from:
<http://www.carapedia.com> [Accessed 31 Juli 2013].
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(2013) Surat Penawaran Diklat Green Economy Nomor 0317/P.01/01/2013. [Internet],
Jakarta. Available from: <http://www.pusbindiklatren.bappenas.go.id> [Accessed 28 Juli
2013].
Kencana, Inu. (2006) Ilmu Administrasi Publik. Edisi Kedua. Jakarta, Rineka Cipta.
Koran Jakarta (2012) Mendorong Penerapan Ekonomi Hijau. Koran Jakarta [Internet], 22
Oktober. Available from: < http://www.koranjakarta.com> [Accessed 22 Oktober 2013].
Moesa, Soekarman. (2002) Ilmu Lingkungan (Ekosistem, Manusia, dan Pembangunan
Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan). Banda Aceh, Syiah Kuala University Press.
Siagian, Sondang. (2009) Administrasi Pembangunan (Konsep, Dimensi, dan Strateginya).
Edisi Ketujuh. Jakarta, Bumi Aksara.
Simpul Demokrasi (2010) Kota Batu, Ikon Wisata Tanpa AMDAL?. [Internet], Batu. Available
from: <http://www.simpuldemokrasi.com> [Accessed 22 Oktober 2013]
Sugandhy, Aca dan Rustam Hakim. (2009) Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan
Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Edisi Kedua. Jakarta, Bumi Aksara.
Tomuka, Shinta (2013) Penerapan prinsip-prinsip good governance dalam pelayanan publik di
Kecamatan Girian Kota Bitung. Jurnal Politico [Internet], 1 (3). Diunduh dari:
<http://www.ejournal.unsrat.ac.id> [Accessed 11 Juni 2014].

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No.4, Hal. 765-770 | 770

Anda mungkin juga menyukai