Anda di halaman 1dari 7

Peningkatan Konduktivitas Reservoir “Tight” Formasi Baturaja

dengan Stimulasi Matrix Acidizing


dan Cara Menghindari Penetrasi Air ke Zona Produksi
di Struktur M, Sumatera Selatan

Maria Candra Mulyani1, Rizki Nurhidayati2


1
Geologi-Region Sumatera, PT. Pertamina EP, Prabumulih, Indonesia
2
Produksi-Region Sumatera, PT. Pertamina EP, Prabumulih, Indonesia

Abstrak dengan choke 09. Keberhasilan produksi pada


reservoir tight ini membuka peluang
Sumur A2 merupakan sumur bertambahnya cadangan gas (IGIP) struktur M
pemboran di lapangan M Blok A yang Blok A menjadi 112 BCF dari awalnya sekitar
diproduksikan pada zona tight Formasi 89 BCF, dan sisa cadangan gas struktur M
Baturaja. Pada umumnya, produksi di Blok A setelah dikurangi kumulatif produksi
lapangan ini dilakukan pada zona porous, menjadi 73 BCF atau setara dengan 13.196
sedangkan pada sumur A2, karakteristik yang MBOE.
dilihat dari data Master Log menunjukkan
zona prospek gas, tetapi hasil analisa
petrofisik dari data openhole logging Pendahuluan
mengindikasikan bahwa zona ini tight.
Didukung kondisi cadangan cukup besar pada Usulan sumur pemboran A2 terletak
zona tersebut, maka pelaksanaan stimulasi pada Lapangan M Blok-A yang termasuk
dengan matrix acidizing diharapkan dapat dalam wilayah kerja Field Prabumulih PT.
membantu meningkatkan konduktivitas sumur PERTAMINA EP Region Sumatra. Sumur
& pengurasan reservoir hidrokarbonnya. pemboran ini bertujuan untuk menambah titik
Metode pendekatan yang dilakukan serap, pembuktian potensi hidrokarbon dan
pada karya tulis ini adalah melakukan analisa pengembangan lapangan M Blok A ke arah
penentuan A2 sebagai sumur kandidat dan barat, serta untuk memenuhi kebutuhan gas
penentuan metode stimulasi, analisa konsumen Sumatra Selatan.
pelaksanaan pekerjaan, serta mengevaluasi Lapangan M Blok A mempunyai
tingkat keberhasilan pekerjaan stimulasi matrix reservoir yang berada pada Formasi Baturaja.
acidizing dengan membandingkan parameter Ketebalan formasi ini bervariasi antara 26
indikator keberhasilan sebelum dan setelah meter sampai 60 meter. Keheterogenan
stimulasi dilakukan. Tahapan yang dilakukan karakteristik batugamping ditemukan pada
dalam proses stimulasi ini yaitu Preflush, formasi baturaja yang berkembang di struktur
Perforation Wash, SXE Main Acid, Overflush ini, dimana terdapat zona porous dan tight
dan Displacement. Pada saat eksekusi, yang berkembang secara variatif pada formasi
pemompaan main acid dihentikan saat treating ini. Kondisi ini dapat dilihat dari hasil openhole
pressure di permukaan hanya logging yang terdapat di setiap sumurnya
mengindikasikan friction pressure, ini (gambar 1).
dilakukan untuk menghindari acid bekerja di Performa produksi yang dihasilkan
zona air yang dikhawatirkan akan zona porous pada struktur ini sangat bagus
memperbesar konduktivitas air. dan relatif stabil (gambar 2). Hingga saat ini
Setelah dilakukan stimulasi, terjadi Lapangan M Blok A mempunyai 5 sumur
peningkatan produksi yang signifikan yaitu dari existing. Hampir semua sumur di struktur ini
produksi Qgross/Qnett/KA : 80 bfpd/ 68 bcpd/ diproduksikan pada zona porous, kecuali
KA 15%, Qgas pada Sep HP 150 psi = 1.2422 sumur A2 yang diproduksikan pada zona tight.
MMscf dengan choke 13, menjadi Qgross/ Dari hasil perhitungan cadangan pada zona
Qnett/ KA : 262 bfpd/ 236bcpd/ KA 9.8%, porous dengan analisa volumetrik dan material
Qgas pada Sep HP 500 psi = 4.3387MMscf balanced diperoleh cadangan struktur M Blok-

IATMI 10-008 1
A (IGIP) mencapai 89 BCF, dan bila Kandidat sumur stimulasi matrix
mengikutsertakan perhitungan pada zona acidizing dapat ditentukan dengan melakukan
tight, cadangan struktur M Blok-A bisa tinjauan pada beberapa parameter penting,
mencapai 112 BCF. Data tekanan reservoir yaitu :
pada zona ini mencapai ±2200psi (ref BRG- - Analisa Log
02). Dari hasil pemboran sumur A2,
Untuk memproduksikan zona tight ini, berdasarkan data Mud Logging Unit dan
dilakukan perforasi pada selang kedalaman openhole logging diperoleh Formasi Baturaja
1826.5 – 1830.5 m dengan menggunakan dengan ketebalan 26 meter, terdiri dari 11
Tubing Gun TCP 3 3/8“ 34BX 6 spf, dan meter zona porous dan 15 meter zona tight.
diperoleh hasil pada SA/13 dengan Berdasarkan data Mud Logging Unit, pada
Qgross/Qnett/KA : 80 bfpd/ 68 bcpd/ KA 15%, zona tight menunjukkan prospek hidrokarbon
Qgas pada Sep HP 150 psi = 1.2422 MMscf, berupa gas dengan nilai Total Gas 29 Unit dan
Qgas pada Sep LP 15 psi = 0.3411 MMscf, kandungan gas chromatograph mencapai nC5
dan tekanan Ptbg/Pflow : 400/170 psi. sebesar 2 ppm (gambar 3). Dengan
Dilihat dari kondisi cadangan yang menggunakan data openhole logging,
cukup besar, data Master Log yang menunjukkan nilai resistivity pada zona tight ini
menunjukkan zona prospek gas, dan hasil sebesar 100 ohmmeter dan hasil evaluasi
analisa petrofisik dari data openhole logging karakteristik petrofisik diperoleh nilai porositas
yang mengindikasikan bahwa zona ini tight, sekitar 4-8%, permeabilitas 0,1-0,4 mD, serta
maka pelaksanaan stimulasi dengan cara SW 40%. Hasil evaluasi petrofisik juga
matrix acidizing diharapkan dapat membantu menunjukkan bahwa zona tight ini mempunyai
dalam meningkatkan konduktivitas sumur & kandungan gas (gambar 4).
pengurasan reservoir hidrokarbon pada Dari analisa log tersebut dapat dilihat
formasi ini. bahwa lapisan ini merupakan kandidat yang
cocok untuk dilakukan stimulasi dengan matrix
acidizing (CarboStim) yaitu pengasaman untuk
Metodologi batuan karbonat, karena seperti diketahui
bahwa Formasi Baturaja merupakan formasi
Metode pendekatan yang dilakukan dengan litologi batuan karbonat.
pada karya tulis ini adalah dengan melakukan - Cadangan
analisa penentuan sumur A2 sebagai sumur Lapisan BRF sumur A2 masih
kandidat, analisa pelaksanaan pekerjaan, memiliki sisa cadangan terambil yang
serta mengevaluasi tingkat keberhasilan ekonomis dan menarik yaitu sebesar 78 BCF
pekerjaan stimulasi matrix acidizing dengan (belum termasuk kemungkinan kondensat
membandingkan parameter indikator yang bisa diproduksikan) dengan
keberhasilan sebelum dan setelah pekerjaan permeabilitas yang kecil, sehingga pekerjaan
stimulasi tersebut dilakukan. stimulasi Matrix acidizing perlu dilakukan untuk
Matriks Acidizing adalah proses meningkatkan laju pengurasan reservoir
penginjeksian asam ke dalam formasi pada hidrokarbon pada lapangan ini.
tekanan di bawah tekanan rekah dengan - Performance Reservoir dan Produksi
tujuan agar reaksi menyebar ke formasi Pada struktur ini telah terbukti
batuan secara radial. Dalam pelaksanaan mengandung reservoir hidrokarbon, yang
matrix acidizing dilakukan evaluasi log dan berupa gas dan kondensat. Jika dilihat dari
perancanaan desain yang cocok untuk sumur sumur referensinya yaitu BRG-01 dan BRG-
A2. Sasaran yang akan dicapai adalah 02, lapisan BRF merupakan reservoir dengan
menginjeksikan asam jangkauan asam laju produksi yang cukup tinggi, dengan PI
mencapai ke dalam formasi dan diharapkan rata-rata 0.2-0.9 bpd/psi.
terjadi peningkatan permeabilitas di sekitar Productivity index (PI) yang terjadi
lubang sumur, serta peningkatan Productivity sebelum stimulasi pada Sumur A2 yaitu 0.06
Index. Dari hasil pelaksanaan tersebut bpd/psi. Dengan harga PI yang cukup kecil
dilakukan evaluasi apakah dari pelaksanaan menunjukkan bahwa pengurasan reservoir
tersebut memberikan hasil sesuai dengan membutuhkan waktu yang lama dan kurang
sasaran yang diharapkan. maksimal. Oleh karena itu, usulan untuk
dilakukan stimulasi diperlukan untuk
meningkatkan PI dan juga untuk mempercepat
Pembahasan laju pengurasan hidrokarbon.

Evaluasi A2 sebagai kandidat stimulasi

IATMI 10-008 2
Pelaksanaan Stimulasi Overflush adalah proses
Tujuan utama acidizing adalah untuk mendorong acid masuk ke dalam formasi.
memperbaiki produktivitas sumur, yaitu Caranya dengan menginjeksikannya melebihi
dengan menciptakan suatu jalur konduktif volume yang dibutuhkan, tujuannya utuk
untuk hidrokarbon mengalir ke wellbore. membersihkan sisa acid dalam casing dan
Formula Acid yang digunakan pada pekerjaan tubing serta memastikan seluruh main acid
ini bertujuan untuk melarutkan karbonat di telah masuk ke dalam formasi. Komposisi
dalam formasi, sehingga rekahan-rekahan di cairan overflush yang diinjeksikan sama
dalam formasi terhubung dan menciptakan dengan komposisi yang diinjeksikan saat
suatu jalur konduktif. preflush. Total overflush yang dipompakan
sebesar 64 bbl.
Tahapan dalam pelaksanaan Stimulasi Matrix E. Brine Displacement
acidizing di Sumur A2 : Terdiri dari larutan fresh water dan
A. Preflush Pottasium Chloride yang berfungsi untuk men-
Preflush diperlukan untuk displace fluida di sepanjang string dan
mempersiapkan formasi sebelum stimulasi, wellbore. Total displacement yaitu 40 bbl.
sehingga formasi dapat menerima acid yang
diinjeksikan tanpa menimbulkan damage. Setelah semua tahap matrix acidizing
Preflush mutual solvent yang diinjeksikan dilakukan, unload dilakukan dengan
terdiri dari water, mutual solvent, potasssium menggunakan Coil Tubing Unit.
chloride dan non ionic surfactant. Preflush
yang diinjeksikan yaitu sejumlah 29 bbl. Evaluasi Hasil Kegiatan Stimulasi
B. Perforation Wash Sebelum stimulasi dilakukan, produksi
Perforation Wash sejumlah 29 bbl sumur A2 jika dilakukan sensitivitas nodal
dilakukan untuk membersihkan / melarutkan dengan software Pipesim, didapat skin = 5
material atau scale di sekitar sumur, yaitu di dengan permeabilitas 4 mD. Belum optimalnya
sekitar pipa produksi (tubing) atau juga di produksi diakibatkan oleh kecilnya
sekitar zona perforasinya. permeabilitas dari formasi yang diakibatkan
C. SXE 20 Main Acid adanya damage yang kemungkinan besar
Super X Emulsion adalah suatu ditimbulkan dari lumpur pemboran. Dapat
sistem konsentrasi asam yang kental dan dilihat dari hasil sensitivitas, setelah dilakukan
diperlambat prosesnya, didesain untuk matrix pekerjaan matriks acidizing terjadi peningkatan
acidizing maupun acid fracturing pada formasi nilai permeabilitas menjadi 10 mD dengan skin
karbonat. Dalam tahap ini juga ditambahkan = -1 yang menunjukkan tingkat keberhasilan
beberapa additive lainnya. Jumlah Main Acid dari pekerjaan stimulasi (gambar 5 & 6).
yang dipompakan sebesar 21 bbl dari Selain itu, keberhasilan stimulasi
rencana 64 bbl. Monitoring tekanan selama dapat dilihat dari peningkatan PI (Productivity
pemompaan amatlah penting. Hal itulah yang Index) sebelum dan sesudah pekerjaan
menjadi indikator dalam pengontrolan stimulasi.
penetrasi air ke zona produksi. Pemompaan
dihentikan saat treating pressure di Perhitungan harga Productivity Index (PI)
permukaan hanya mengindikasikan friction sebelum dilakukan acidizing :
pressure, ini dilakukan untuk menghindari PI= Q/(Ps-Pwf)= 80/(2200-923)=0.06 bfpd/Psi
acid bekerja di zona air yang dikhawatirkan (ref tekanan dari BRG-02)
akan memperbesar konduktivitas air yang
pada akhirnya akan meningkatkan kadar air Perhitungan harga Productivity Index (PI)
selama produksi. setelah dilakukan acidizing :
Perhitungan jangkauan penetrasi PI= Q/(Ps-Pwf)= 260/(2147-563)=0.2 bfpd/Psi
asam dapat kita lihat dari volume acid yang
kita pompakan. Pada saat eksekusi, friction Dari pekerjaaan stimulasi ini juga diperoleh
pressure tercapai pada 21 barrel, sehingga nilai Flow Efiesiensi sebagai berikut :
pemompaan dihentikan. Dengan FE = PI sesudah / PI sebelum = 0.2/0.06 = 3.3
menggunakan radius penetrasi yang (baik, jika nilai FE>1)
diperoleh dari treating 21 bbl acid ini, dapat Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat
diketahui bahwa damage hanya ada sampai bahwa pekerjaan Stimulasi Matrix acidizing
2.8 ft. Dengan kata lain, kerja acid efektif yang dilakukan dapat mengurangi harga skin
sampai dengan radius penetrasi 2.8 ft, bukan yang terjadi pada formasi yang membuat nilai
4.5 ft seperti saat perencanaan. Q yang di dapat juga meningkat dan PI
D. Brine Overflush menjadi lebih besar. Sehingga dapat dikatakan

IATMI 10-008 3
bahwa pekerjaan Stimulasi Matrix acidizing stimulasi berikutnya pada tipe reservoir
berhasil. yang sama sehingga bisa lebih efektif.

Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Berdasarkan data Mud Logging Unit dan BJ Services, One Day Acid School.
openhole logging sumur A2 diperoleh
Formasi Baturaja yang mempunyai zona Economides, Michael.J, Petroleum Production
tight dengan ketebalan 16 meter dan Systems, PTR Prentice Hall, New Jersey,
memiliki kandungan gas chromatograph 1994.
mencapai nC5 sebesar 2 ppm, nilai
resistivity sebesar 100 ohmmeter, Pertamina EP, KKW Teknik Produksi BPS
porositas sekitar 4-8%, permeabilitas 0,1- HULU BATCH II, 2008.
0,4 mD, dan SW 40%.
2. Belum optimalnya produksi diakibatkan UPN Veteran, Studi GGR & Simulasi
oleh kecilnya permeabilitas dari formasi Reservoir Lapangan M, Yogyakarta, 2008.
yang diakibatkan adanya damage yang
Schlumberger, CarboSTIM* Treatment Post
kemungkinan besar ditimbulkan dari
lumpur pemboran. Job Report for well A2, 2002.
3. Matriks Acidizing adalah proses
penginjeksian asam ke dalam formasi
pada tekanan di bawah tekanan rekah
dengan tujuan agar reaksi menyebar ke
formasi batuan secara radial, dan
diharapkan terjadi peningkatan
permeabilitas di sekitar lubang sumur,
serta peningkatan Productivity Index.
4. Produksi A2 sebelum distimulasi pada
SA/13 dengan Qgross/Qnett/KA : 80 bfpd/
68 bcpd/ KA 15%, Qgas pada Sep HP 150
psi = 1.2422 MMscf, Qgas pada Sep LP
15 psi = 0.3411 MMscf, dan tekanan
Ptbg/Pflow : 400/170 psi, menjadi
Qgross/Qnett/KA : 262 bfpd/ 236 bopd/
KA 9.8% Qgas pada Sep HP 500 psi =
4.3387MMscf dengan choke 09 setelah
distimulasi.
5. Pekerjaan Stimulasi Matrix acidizing yang
dilakukan dapat mengurangi harga skin
yang terjadi pada formasi (peningkatan
permeabilitas) yang membuat nilai Q yang
didapat juga meningkat dan PI menjadi
lebih besar. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pekerjaan Stimulasi Matrix
acidizing berhasil.

Saran

1. Sebaiknya dilakukan pengambilan data


seismik 3D untuk mendapatkan data
penyebaran lateral yang lebih akurat.
2. Penerapan prinsip Good Candidate Good
Result dalam stimulasi sebaiknya
diaplikasikan untuk sumur-sumur lain.
3. Desain stimulasi dari sumur ini dapat
dijadikan acuan untuk perancangan untuk

IATMI 10-008 4
A2X A2 A A1

Gambar 1. Korelasi Sumur di Lapangan M Blok-A

1000 100

500 50

WC (%)
Gross, Net (bbl/d)

100 10

50 5

Axis 1 Axis 2
: Daily Oil Produced : Water Cut (%)

: Liquid Rate (bbl/d)


Shut in (perbaikan flowline)
10 1
2002 03 04 05 06 07 08 09

D ate

6
10000 10
Gas Produced (Mcf)

GOR (cf/bbl)

5000

5
10

Axis 1
: Daily Gas Produced

Axis 2
: Gas Ratio (cf/bbl)
4
1000 10
2002 03 04 05 06 07 08 09

D ate

Gambar 2. Performa Produksi Sumur A

IATMI 10-008 5
A2

Gambar 3. Master Log Sumur A2

Tight
Zone

Gambar 4. Openhole Logging dan Evaluasi Petrofisik Sumur A2

IATMI 10-008 6
Rate setelah stimulasi 4.3
mmscf, didaoat
sensitifitas skin -1 & k=10
md

Rate sebelum stimulasi


1,3 mmscf, dengan
sensitivitas skin=5, maka
k= 4 md

Gambar 5. Sensitivitas Permeabilitas & Skin untuk Produksi Gas


sebelum & sesudah Stimulasi

Rate setelah stimulasi


260bfpd, didaoat
sensitifitas skin -1 & k=10
md

Rate sebelum stimulasi


80 bfpd, dengan
sensitivitas skin=5, maka
k= 4 md

Gambar 6. Sensitivitas Permeabilitas & Skin untuk Produksi Liquid


sebelum& sesudah Stimulasi

IATMI 10-008 7

Anda mungkin juga menyukai

  • FLUIDA
    FLUIDA
    Dokumen32 halaman
    FLUIDA
    Dea Prisca Amanda
    Belum ada peringkat
  • FLUIDA
    FLUIDA
    Dokumen32 halaman
    FLUIDA
    Dea Prisca Amanda
    Belum ada peringkat
  • VBALengkap
    VBALengkap
    Dokumen19 halaman
    VBALengkap
    resti_sajah
    Belum ada peringkat
  • PR Modul 2
    PR Modul 2
    Dokumen4 halaman
    PR Modul 2
    ika
    Belum ada peringkat
  • 13-Metode Numerik
    13-Metode Numerik
    Dokumen65 halaman
    13-Metode Numerik
    Muhammad Rheza
    Belum ada peringkat
  • Angket
    Angket
    Dokumen3 halaman
    Angket
    ika
    Belum ada peringkat