2, Juli 2018
ISSN Online: 2620-8733; ISSN Cetak: 2301-7384
Fedirman Lase1
Devi Duvita Sari Gultom2
Hartina Marlasroha Purba3
Al Wahfi Suhada Sipahutar4
1,2,3,4Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
1fedirmanlase@gmail.com
2deviduvitasarigultom03@gmail.com
3hartinapurba@gmail.com
4suhadasipahutar@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan Bank Mandiri dan Bank
CIMB Niaga tahun 2014 – 2018 dengan menggunakan metode RGEC, dan perbedaan
tingkat kesehatan Bank MAndiri dan CIMB Niaga tahun 2014 – 2018. Sumber data
dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu laporan keuangan Bank Mandiri tahun
2018, laporan keuangan Bank CIMB Niaga tahun 2018, dan laporan tata kelola ban
CIMB Niaga tahun 2014 sampai dengan 2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan metode deskriptif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dengan
menggunakan metode RGEC tingkat kesehatan Bank Mandiri selama 5 tahun
berturut-turut dari tahun 2014 – 2018 berada pada kategori sangat sehat. Tingkat
kesehatan Bank CIMB Niaga tahun 2014 adalah kategori sehat, pada tahun 2015 turun
menjadi cukup sehat, pada tahun 2016 dan 2017 kategori sehat, dan pada tahun 2018
mengalami peningkatan menjadi sangat sehat. Dan terdapat perbedaan signifikan
antara tingkat kesehatan Bank Mandiri dengan Bank CIMB Niaga tahun 2014 – 2018.
PENDAHULUAN
Lembaga keuangan bank memegang peranan yang sangat penting terhadap pergerakan
roda perekonomian Indonesia. Bank memiliki fungsi sebagai perantara atau intermediasi yaitu
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk kredit dan
atau bentuk lainnya dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank yang melaksanakan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana adalah bank
umum. Statistik Perbankan Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menujukkan bahwa jumlah
bank umum di Indonesia pada Sepetember 2017 adalah 115 bank. Bila ditinjau dari
kepemilikannya, bank umum yang terdapat di Indonesia dapat digolongkan menjadi bank
persero, bank asing, bank campuran, bank umum swasta nasional (BUSN) non devisa, bank
pembangunan daerah (BPD), dan bank umum swasta nasional (BUSN) devisa. Jumlah bank umum
yang sangat banyak ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar bank yang satu dengan
yang lain. Kepercayaan dari masyarakat merupakan salah satu kunci sukses untuk dapat
bertahan dalam menjalankan bisnis.
Bank harus memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa dana yang dipercayakan
dikelola dengan baik dan aman, sehingga setiap kali nasabah ingin menarik kembali dana
tersebut tersedia. Antara bank dan nasabahnya dilandasi dengan hubungan kepercayaan. Apabila
tingkat kepercayaan masyarakat terhdap bank menurun maka bisa jadi bank akan mengalami
rush. Karena itu tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan khusunya bank
merupakan hal yang harus diperhatikan. Kepercayaan dari masyarakat dibutuhkan oleh bank,
karena dengan adanya rasa kepercayaan, masyarakat akan ikut melancarkan kegaitan perbankan
serta membantu lembaga perbankan dalam menjalankan fungsi dan perannya dalam
meningkatkan perekonomian nasional.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga yang bertugas mengawasi kinerja seluruh
bank yang ada di Indonesia. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan, terhitung sejak 31 Desember 2013, OJK secara resmi mengambil alih
tugas perbankan yang selama ini dilakukan bank Indonesia. OJK bertugas untuk mengatur, dan
mengawasi kegiatan jasa keuangan sektor perbankan, serta melindungi konsumen dan
masyarakat demi terciptanya industri keuangan yang sehat. Kesehatan industri keuangan
tergantung dari kesehatan bank itu sendiri.
Kesehatan Bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan operasi perbankan
secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara–cara yang
sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku menurut Sigit dan Totok, (2006:51). Oleh
karena itu, penilian kesehatan bank sangat penting untuk dilakukan. Kesehatan atau kondisi
keuangan dan nonkeuangan bank merupakan kepentingan semua pihak stakeholder, baik
pemilik, manajemen, masyarakat penggunan jasa bank (nasabah), dan OJK selaku otoritas
pengawas bank. Penilaian atas kondisi keuangan dan nonkeuangan bank penting untuk
pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk mengevaluasi kinerja bank
dalam menerapkan prinsip kehati-hatian.
Penilaian kesehatan bank bertujuan untuk menentukan apakah suatu bank dalam keadaan
sangat sehat, sehat, cukup sehat, atau tidak sehat. Bank yang beroperasi dan berhubungan dengan
masyarakat diharapkan hanya bank yang benar-benar sehat. Peraturan dan ketentuan penilaian
kesehatan bank umum diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan. Setiap bank diharuskan membuat
laporan baik yang bersifat rutin maupun secara berkala mengenai seluruh aktivitas dalam suatu
periode dan menyampaikan hasil self assessment tingkat kesehatannya.
Kinerja keuangan bank dapat dinilai dengan menggunakan beberapa indikator penilaian.
Penilaian kinerja keuangan bank yang selama ini menggunakan metode CAMELS. Namun seiring
perkembangan usaha dan kompleksitas usaha bank membuat penggunaan metode CAMELS
kurang efektif dalam menilai kinerja bank karena metode CAMELS tidak memberikan suatu
kesimpulan yang mengarahkan suatu penilaian, antara faktor memberikan penilaian yang
sifatnya berbeda (Permana, 2012).
Oleh karena itu Bank Indonesia mengeluarkan peraturan baru tentang penilaian kesehatan
bank yang tertuang dalam peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum dengan pendekatan risiko yang mencakup penilaian terhadap
empat faktor yaitu Risk Profile (Profil Risiko), Good Corporate Governance (GCG), Earnings
(Rentabilitas) dan Capital (Permodalan) yang selanjutnya disebut dengan metode RGEC. Menurut
BI dalam PBI tersebut, Manajemen Bank perlu memperhatikan prinsip-prinsip umum berikut ini
sebagai landasan dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank Berorientasi Risiko, Proporsionalitas,
Materialitas dan Signifikansi, serta Komprehensif dan Terstruktur. Pedoman perhitungan
selengkapnya diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober
2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Metode RGEC ini berlaku secara efektif
sejak tanggal 1 Januari 2012 yaitu untuk penilaian tingkat kesehatan bank periode yang berakhir
31 Desember 2011 dan sekaligus menghapus metode CAMELS (www.bi.go.id).
PT Bank Mandiri Tbk, yang selanjutnya disebut Bank Mandiri didirikan di Negara Indonesia
pada tanggal 2 Oktober 1998 berdasarkan peraturan pemerintah No. 75 Tahun 1998 Tanggal 1
Oktober 1998. Akta pendirian telah disahkan oleh menteri kehakiman berdasarkan Surat
Keputusan No. C2- 561NHT. 01. Tahun 98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada
tambahan No. 6859 dalam berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desemeber 1998.
Penulis 1, Penulis, 2, dan Penulis 3/Judul Kecil
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/karmapsi
Jurnal Akuntansi dan Pembelajaran, Vol. 7 No. 2, Juli 2018
ISSN Online: 2620-8733; ISSN Cetak: 2301-7384
Pada bulan Juli 1999 Bank Mandiri didirikan melalui pengalihan hampir seluruh Saham
Pemerintah Republik Indonesia yaitu PT Bank Bumi Daya (Persero), PT Bank Dagang Negara
(Persero), PT Bank Expor Indonesia (Persero), dan PT Pembangungan Indonesia dan Setoran
Tunai Pemerintah. Sejak didirikan, kinerja bank mandiri senantiasa mengalami perbaikan
terlihat dari laba yang terus meningkat dari Rp 1,18 triliun pada tahun 2000 hingga mencapai Rp
5,3 triliun di tahun 2004. Sejalan dengan transformasi dari segi sistem yang digunakan, Bank
Mandiri juga melakukan transformasi budaya perusahaan dengan merumuskan kembali
pedoman nilai-nilai perilaku karyawan yang dikenal degan TIPCE, yaitu Trust (Kepercayaan),
Integrity (Integritas), Professionalism(Profesionalisme), Customer Focus(Fokus pada Pelanggan)
dan Excellence (Kesempurnaan).
PT. Bank CIMB Niaga Tbk yang selanjutnya disebut sebagai Bank CIMB Niaga berdiri pada
tahun 1955 sebagai bank swasta nasional. Saat ini bank CIMB Niaga merupakan bank terbesar
urutan kelima di Indonesia dilihat dari sisi modal yang dimilikinya, dan diakui prestasi juga
keunggulannya di bidang pelayanan nasabah dan pengembangan manajemen. Bank CIMB Niaga
telah memenuhi kriteria dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 6/PJOK.03/2016 tentang
Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, Bank CIMB Niaga saat ini
berhasil mencatatkan dirinya sebagai BUKU 4 bersama keempat bank besar lainnya yaitu BNI,
Mandiri, BRI dan BCA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan Bank Mandiri dan CIMB Niaga
dari tahun 2014 sampai dengan 2018, dan untuk melihat perbedaan tingkat kesehatan pada bank
Mandiri dan CIMB Niaga.
KERANGKA TEORITIS
Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU RI No 10 tahun 1998). Bank termasuk
perusahan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada
masyarakat, bank adalah sebuah lembaga keuangan pengumpul dana dan penyalur kredit, yang
berarti bank dalam operasinya mengumpulkan dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan
dana (surplus spending unit) dan menyalurkan dana tersebut berupa kredit kepada masyarakat
yang membutuhkan dana (deficit spending unit).
Fungsi bank menurut Kuncoro & Suhardjono (2002 : 68) sebagai berikut :
1. Penciptaan Uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat
mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral
menyebabkan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral
dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi
kemampuan bank umum menciptakan uang giral.
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran Fungsi lain dari bank umum yang juga
sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini
dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang
berkaitan dengan mekanisme pembayaran.
3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia
dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau
bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi
internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Dengan adanya bank
umum yang beroperasi dalam skala internasional akan bank umum, kepentingan pihak-
pihak yang melakukan transaksi-transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih
mudah, cepat, dan murah.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi tentang kondisi keuangan dari
hasil operasi perusahaan pada periode tertentu, laporan keuangan terdiri atas neraca (balance
sheet), laporan laba rugi (income statement) dan laporan perubahan modal (capital statement)
atau laporan laba yang ditahan (retained earning) (Ibrahim, 2011). Menurut Hery (2012:3)
laporan keuangan merupakan hasil dari suatu proses akuntansi sebagai alat untuk
mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu pihak internal seperti manajemen perusahaan dan karyawan dan pihak
eksternal seperti stakeholder, pemerintah dan masyarakat. Menurut Fahmi (2014:22) laporan
keuangan adalah gambaran kondisi suatu perusahaan yang menjadi suatu informasi untuk
menggambarkan kinerja perusahaan.
Menurut Yustina dan Titik mengatakan (dalam Fahmi, 2014: 26) yang berjudul Analisis
Kinerja Keuangan, bahwa laporan keuangan ditujukan sebagai pertanggungjawaban manajemen
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya kepada pemilik atas kinerja yang telah
dicapainya serta merupakan laporan akuntansi utama yang mengomunikasikan informasi
kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat analisa ekonomi dan peramalan untuk
masa yang akan datang.
Kesehatan Bank
Kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan
kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya
dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku
(Budisantoso dan Nuritomo, 2014: 73).
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan Pasal 29 (2) “Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan
kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan
aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan bank wajib melakukan kegiatan usaha
sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Umum, menetapkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) adalah sebesar 5%. Rumus dan
kriteria perhitungan NPL adalah sebagai berikut
𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑁𝑃𝐿 = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
Earnings (Rentabilitas)
Analisis rasio rentabilitas adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha
dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan (Margaretha, 2009:61). Dalam penelitian
ukuran efisiensi dan profitabilitas bank diukur dengan menggunakan Return On Assets (ROA). Menurut
Hanafi dan Halim (2003:27), Return on Assets (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang
berhubungan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu.
Capital (Modal)
Modal Bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan
usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping untuk memenuhi
regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter menurut Taswan, (2010:137). Dalam penelitian
ini penilaian faktor capital (modal) diukur dengan menggunakan Capital Adequency Ratio (CAR).
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal
yang dimiliki bank untuk menunjang aset yang mengandung atau menghasilkan risiko.
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐶𝐴𝑅 = × 100%
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
METODE PENELITIAN
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu laporan keuangan Bank
Mandiri tahun 2018, laporan keuangan Bank CIMB Niaga tahun 2018, dan laporan tata kelola ban
CIMB Niaga tahun 2014 sampai dengan 2018.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Menurut
Arikunto (2005) pengertian deskriptif adalah mempunyai data yang dapat dianalisis dengan non
statistik maupun dengan statistik. Analisis data dilakukan dengan yaitu dengan menganalisis dan
mendeskripsikan data-data laporan keuangan untuk menentukan kategori kesehatan bank.
Pengukuran tingkat kesehatan masing-masing bank dilakukan dengan menggunakan
metode RGEC. Masing-masing komponen kesehatan yang dinilai dalam metode RGEC diberi
peringkat, masing-masing peringkat diberi nilai komposit (NK) dengan pedoman sebagai berikut.
Jumlah nilai komposit setiap tahun pada masing-masing bank digunakan untuk
menentukan peringkat komposit (PK) dengan rumus dan bobot peringkat sebagai berikut.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝐾
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑃𝐾 = × 100%
𝑁𝐾 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Keterangan:
Bobot PK = Bobot Peringkat Komposit (%)
Total NK = Total Nilai Komposit
NK Maksimal = Nilai Komposit Maksimal (20)
Untuk melihat perbedaan tingkat kesehatan Bank Mandiri dengan CIMB Niaga dari tahun
2014 - 2018 dilakukan dengan menggunakan uji paired samples t-test pada aplikasi SPSS.
Tabel 6. Tingkat NPL Bank Mandiri dan CIMB Niaga Tahun 2014 - 2018
Bank Mandiri Bank CIMB Niaga
Tahun
Bobot (%) Peringkat Keterangan Bobot (%) Peringkat Keterangan
2014 1,67 1 Sangat Sehat 3,90 3 Cukup Sehat
2015 2,23 2 Sehat 3,74 3 Cukup Sehat
2016 3,96 3 Cukup Sehat 3,89 3 Cukup Sehat
2017 3,45 2 Sehat 3,75 3 Cukup Sehat
2018 2,79 2 Sehat 3,11 2 Sehat
Sumber: data diolah, 2018
Tabel 6 menunjukkan bahwa pada tahun 2014 NPL Bank Mandiri berada pada peringkat 1
yaitu termasuk kategori sangat sehat, pada tahun 2015 NPL bank mandiri mengalami
peningkatan sebesar 0,56% hal ini menyebabkan kesehatan bank turun pada peringkat 2
kategori sehat, pada tahun 2016 NPL bank Mandiri meningkat sebesar 1,73% dan turun pada
peringkat 3 kategori cukup sehat, dan pada tahun 2017 dan 2018 NPL mengalami penurunan
masing-masing sebesar 0,51% dan 0,66% pada peringkat dua kategori sehat. Rata-rata peringkat
Bank Mandiri dari tahun 2014 – 2018 adalah 2 yaitu termasuk kategori sehat. Sementara itu, dari
tahun 2014 – 2017 rata-rata NPL Bank CIMB Niaga > 3,5% hal ini menyebabkan kesehatan bank
mandiri berada pada peringkat 3 kategori cukup sehat, namun pada tahun 2018 NPL Bank CIMB
Niaga mengalami penurunan sebesar 0,64% dari sebelumnya 3,75% menjadi 3,11%, penurunan
bobot NPL ini menyebabkan kesehatan CIMB Niaga naik pada peringkat 2 kategori sehat. Rata-
rata peringkat kesehatan bank CIMB Niaga berdasarkan bobot NPL dari tahun 2014 – 2018
adalah peringkat 2 kategori sehat.
Tabel 7. Peringkat GCG Bank Mandiri dan CIMB Niaga Tahun 2014 - 2018
Bank Mandiri Bank CIMB Niaga
Tahun
Peringkat Keterangan Peringkat Keterangan
2014 2 Sehat 2 Sehat
2015 1 Sangat Sehat 2 Sehat
2016 1 Sangat Sehat 2 Sehat
2017 1 Sangat Sehat 2 Sehat
2018 1 Sangat Sehat 2 Sehat
Sumber: data diolah, 2018
Tabel 7 menunjukkan bahwa berdasarkan self assessment Bank Mandiri pada tahun 2014
mendapatkan peringkat 2 yaitu sehat, dan pada tahun 2015 – 2018 berada pada peringkat 1 yaitu
sangat sehat. Sedangkan Bank CIMB Niaga dari tahun 2014 – 2018 tetap berada pada peringkat
2 yaitu sehat.
Earnings (Rentabilitas)
Peringkat kesehatan Bank Mandiri dan CIMB Niaga berdasarkan ROA tahun 2014 – 2018
ditunjukkan dalam tabel 8 berikut ini.
Tabel 8. Tingkat ROA Bank Mandiri dan CIMB Niaga Tahun 2014 - 2018
Bank Mandiri Bank CIMB Niaga
Tahun
Bobot (%) Peringkat Keterangan Bobot (%) Peringkat Keterangan
2014 3,57 1 Sangat Sehat 1,33 1 Sangat Sehat
2015 3,15 1 Sangat Sehat 0,47 4 Sehat
2016 1,95 1 Sangat Sehat 1,09 3 Cukup Sehat
2017 2,72 1 Sangat Sehat 1,70 1 Sangat Sehat
2018 3,17 1 Sangat Sehat 1,85 1 Sangat Sehat
Sumber: data diolah, 2018
Tabel 8 menunjukkan bahwa dari tahun 2014 sampai dengan 2018, Bank Mandiri tetap
berada pada peringkat 1 kategori sangat sehat dengan rata-rata rasio ROA 2,91%. Sedangkan
Bank CIMB Niaga pada tahun 2014 mendapat peringkat 1 kategori sangat sehat, pada tahun 2015
mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu peringkat 4 kategori kurang sehat, pada tahun
2016 mengalami peningkatan pada peringkat 3 kategori cukup aktif, dan pada tahun 2017 dan
2018 mengakami peningkatan yang baik dengan ROA lebih besar dari 1,5% pada peringkat 1
kategori sangat sehat. Rata-rata ROA Bank CIMB Niaga tahun 2014 – 2018 adalah 1,29%.
Capital
Peringkat kesehatan Bank Mandiri dan CIMB Niaga tahun 2014 – 2015 berdasarkan rasio
Capital Adequency Ratio (CAR) ditunjukkan dalam tabel 9 berikut ini.
Tabel 9. Tingkat CAR Bank Mandiri dan CIMB Niaga Tahun 2014 - 2018
Bank Mandiri Bank CIMB Niaga
Tahun
Bobot (%) Peringkat Keterangan Bobot (%) Peringkat Keterangan
2014 16,60 1 Sangat Sehat 15,58 1 Sangat Sehat
2015 18,60 1 Sangat Sehat 16,28 1 Sangat Sehat
2016 21,36 1 Sangat Sehat 17,96 1 Sangat Sehat
2017 21,64 1 Sangat Sehat 18,60 1 Sangat Sehat
2018 20,96 1 Sangat Sehat 19,66 1 Sangat Sehat
Sumber: data diolah, 2018
Tabel 9 menunjukkan bahwa baik Bank Mandiri maupun Bank CIMB Niaga dari tahun 2014
– 2018 sama-sama berada pada peringkat 1 dengan kategori sangat sehat berdasarkan bobot
Capital Adequency Ratio (CAR).
Tabel 9. Perhitungan Keseluruhan NK Bank Mandiri dan CIMB Niaga Tahun 2014 - 2018
Bank Mandiri
2014 2015 2016 2017 2018
Peringkat NK Peringkat NK Peringkat NK Peringkat NK Peringkat NK
NPL 1 5 2 4 3 3 2 4 2 4
GCG 2 4 1 5 1 5 1 5 1 5
ROA 1 5 1 5 1 5 1 5 1 5
CAR 1 5 1 5 1 5 1 5 1 5
Total NK 19 19 5 18 1 19 19
Bank CIMB Niaga
2014 2015 2016 2017 2018
Peringkat NK Peringkat NK Peringkat NK Peringkat NK Peringkat NK
NPL 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4
GCG 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4
ROA 1 5 4 2 3 3 1 5 1 5
CAR 1 5 1 5 1 5 1 5 1 5
Total NK 17 14 15 17 18
Sumber: data diolah, 2018
Berdasarkan data total Nilai Komposit pada tabel 9 di atas, maka diperoleh penilaian
peringkat komposit tingkat kesehatan bank dengan RGEC per tahun adalah sebagai berikut.
Tabel 10. Bobot Peringkat Komposit Bank Mandiri dan CIMB Niaga
Tahun 2014 – 2018
Total Nilai Bobot PK Peringkat
Bank Tahun Keterangan
Komposit Komposit
2014 19 95% 1 Sangat Sehat
2015 19 95% 1 Sangat Sehat
Mandiri 2016 19 95% 1 Sangat Sehat
2017 18 90% 1 Sangat Sehat
2018 19 95% 1 Sangat Sehat
2014 17 85% 2 Sehat
2015 14 70% 3 Cukup Sehat
CIMB
2016 15 75% 2 Sehat
Niaga
2017 17 85% 2 Sehat
2018 18 90% 1 Sangat Sehat
Sumber: data diolah, 2018
Berdasarkan data pada tabel 10 di atas dapat disimpulkan bahwa peringkat komposit Bank
Mandiri tahun 2014 – 2015 memiliki bobot > 85% atau berada pada peringkat 1 kategori sangat
sehat. Sedangkan peringkat komposit Bank CIMB Niaga pada tahun 2014 memiliki bobot 85%
atau berada pada peringkat 2 kategori sehat, pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi
peringkat 3 kategori cukup sehat, kemudian pada tahun 2016 dan 2017 Bank CIMB Niaga
meningkatkan prestasinya menjadi peringkat 2 kategori sehat, dan pada tahun 2018 mengalami
peningkatan lagi menjadi peringkat 1 kategori sangat sehat.
Perbedaan tingkat kesehatan Bank Mandiri dan CIMB Niaga tahun 2014 – 2018 dengan
mengunakan uji paired samples t-test ditunjukkan dalam tabel 11 berikut ini.
Berdasarkan hasil uji paired sample test diperoleh nilai thitung -3,162 dengan sig 0,034.
Karena sig < 0,05 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara tingkat
kesehatan Bank Mandiri dengan Bank CIMB Niaga tahun 2014 – 2018.
Rekomendasi
1. Diharapkan pihak manajemen Bank Mandiri dan CIMB Niaga mempertahankan kinerja
keuangannya selama ini dengan terus meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia
pengelolanya, agar dapat menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan.
2. Bank CIMB Niaga diharapkan meningkatkan tata kelola perusahan dalam menerapkan
Good Corporate Governance agar dapat meningkatkan peringkat yang selama 5 tahun
terakhir ini bersifat statis pada peringkat 2 kategori sehat menjadi peringkat 1 kategori
sangat sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta
Budisantoso, Totok dan Nuritomo. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan lain. ed. 3, Jakarta: Salemba Empat
Christian, Frans Jason, dkk. 2017. Analisa Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode RGEC Pada Bank
BRI dan Bank Mandiri Periode 2012 – 2015. Jurnal EMBA Vol.5 No.2 Juni 2017, Hal. 530 = 540
Dianti, Edla. 2016. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Rgec (Studi Pada Bank
Swasta Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016
Fahmi, Irham. 2014. Analisis Kinerja Keuangan: Panduan bagi Akademisi, Manajer dan Investor untuk
Menilai dan Menganalisis Bisnis. Cetakan ketiga. Bandung: Alfabeta
Hafidhin, dkk. 2018. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Risk Profile, Earnings
And Capital (Studi Pada Pt. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Periode 2013–2016). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018
Hanafi, M. M., & Halim, A. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Cetakan kesebelas. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Akasara
Ibrahim, Mariaty. 2011. Akuntansi I. Pekanbaru: Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau.
Ikatan Bankir Indonesia. 2016. Manajemen Kesehatan Bank Berbasis Risiko. Penerbit : PT Gramedia Pustaka
Utama
Kuncoro, M., & Suhardjono. 2016. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Margaretha, Farah. 2009. Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa. Jakarta: Grasindo.
Permana, B. A. 2012. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode CAMELS dan Metode RGEC.
Jurnal Akuntansi.
Ramdhani, dkk. 2018. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earning Dan Capital Pada Pt. Bank Cimb Niaga Tbk. Jurnal Wacana Ekonomi Vol. 18; No.
01; Tahun 2018 Halaman 045-058
Sumadi, Gonan. 2018. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan Dan Bangka
Belitung Menggunakan Metode Camel Analisis Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earning Dan Capital Pada Pt. Bank Cimb Niaga Tbk. I-Finance
Vol. 4. No. 1. Juni 2018