Masukan Pengawas Tpa Dan Iplt
Masukan Pengawas Tpa Dan Iplt
Gambar 2.1
Letak Kabupaten Jepara dalam Konstalasi Jawa Tengah
2.2 Administrasi
Wilayah administrasi Kabupaten Jepara terbagi atas 16 kecamatan, 11
kelurahan dan 183 desa, 1.009 RW dan 4.668 RT serta 301.814 KK. Menurut
klasifikasinya, baik kelurahan maupun desa di Kabupaten Jepara termasuk
dalam swasembada.
Tabel 2.1
Jumlah Kecamatan, Kelurahan/Desa, RW, RT dan KK
No Kecamatan Kel./Desa RW RT KK
1 Kedung 18 61 257 19.267
2 Pecangaan 12 69 339 21.146
3 Kalinyamatan 12 51 237 15.075
4 Welahan 15 44 217 17.909
5 Mayong 18 75 387 30.112
6 Nalumsari 15 78 369 16.991
7 Batealit 11 51 283 17.092
8 Tahunan 15 74 315 22.648
9 Jepara 16 83 305 17.362
10 Mlonggo 8 51 278 22.508
11 Pakis Aji 8 38 261 14.846
12 Bangsri 12 120 439 23.645
13 Kembang 11 78 331 25.705
14 Keling 12 68 332 18.310
15 Donorojo 8 54 267 16.313
16 Karimunjawa 3 14 51 2.885
Jumlah 194 1.009 4.668 301.814
Sumber : Jepara Dalam Angka 2008 (BPS)
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Pertumbuhan
No. Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah
(%)
1. 2004 533.251 526.387 1.059.638 1,91
2. 2005 542.510 535.527 1.078.037 1,74
3. 2006 532.459 525.605 1.058.064 -1,85
4. 2007 540.293 533.338 1.073.631 1,47
5. 2008 548.953 541.886 1.090.839 1,60
Sumber: Jepara Dalam Angka Tahun 2004-2008/2009
Tabel 2.3
Kepadatan Penduduk Per Km2
Jumlah Jumlah Luas Kepadatan
No. Tahun
Kecamatan Penduduk (km2) (per km2)
1. 2004 14 1.059.638 1.004,132 1.055
2. 2005 14 1.078.037 1.004,132 1.074
3. 2006 14 1.058.064 1.004,132 1.054
Tabel 2.4
Jumlah Rumah, Penduduk, Luas Daerah dan
Kepadatan Penduduk Per Km2
Luas Kepadatan
Jumlah Jumlah
No Kecamatan Daerah Penduduk
Rumah Penduduk
(Km2) Per Km2
1 Kedung 15.037 70.944 43.063 1.647
2 Pecangaan 18.670 75.905 35.878 2.116
3 Kalinyamatan 11.253 56.959 23.700 2.403
4 Welahan 16.222 71.908 27.642 2.601
5 Mayong 16.467 81.978 65.043 1.260
6 Nalumsari 16.018 70.081 56.965 1.230
7 Batealit 16.620 75.543 88.879 850
8 Tahunan 10.925 96.535 38.906 2.481
9 Jepara 13.961 76.159 24.667 3.087
10 Mlonggo 15.416 75.935 42.402 1.791
11 Pakis Aji 12.277 53.536 60.553 884
12 Bangsri 20.967 94.111 85.352 1.103
13 Kembang 16.831 65.433 108.124 605
14 Keling 15.351 60.461 123.116 491
15 Donorojo 13.846 56.664 108.642 522
16 Karimunjawa 2.251 8.687 71.200 122
Jumlah 232.112 1.090.839 1.004,132 1.086
Sumber : Jepara Dalam Angka 2008/2009 (BPS), RPIJM Kabupaten Jepara 2009-2013
2.4 Pendidikan
Sejak pendidikan menjadi kewenangan wajib daerah, Kabupaten
berwenang dalam jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan dasar
(SD/MI dan SMP/MTs) serta pendidikan menengah (SMU/SMK/MA). Berdasar
hal tersebut Kabupaten Jepara pada 5 tahun kedepan akan memajukan
pendidikan dalam semua tingkatan, maupun penyediaan sarana dan prasarana
pendukung pendidikan, baik fisik maupun non fisik. Seperti daerah lain, pada
umumnya penyelenggara pendidikan di Kabupaten Jepara juga diselenggarakan
oleh swasta.
Tabel 2.6
Jumlah Sekolah dan Siswa Menurut Jenjang Pendidikan
Tabel 2.7
Jumlah Guru TK, SD/MI, SMP/MTs, dan SMU/SMK/MA
Tahun
Keterangan
2004 2005 2006 2007 2008
Guru TK 843 981 1.355 1.481 1.307
Guru SD/MI 6.668 10.002 7.954 8.585 8.101
Guru SMP/MTs 3.380 5.516 3.819 4.334 4.082
Guru SMU/SMK/MA 2.012 2.296 2.372 2.694 2.384
Sumber: Jepara dalam Angka 2004-2008/2089
Dari data tersebut rasio guru per siswa pada tiap jenjang pendidikan
pada tahun 2008: TK rasio 6,9%, SD/MI rasio 6,3%, SMP/MTs rasio 8,0% dan
SMU/SMK/MA rasio 9,6%. Dimasa datang rasio menjadi semakin kecil manakala
jumlah siswa akan terus naik sejalan dengan pertambahan penduduk,
sedangkan kenaikan jumlah guru tidak sebanding dengan jumlah siswa.
Permasalahan pendidikan di Kabupaten Jepara antara lain masih
rendahnya kualitas pendidikan, rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam
pendidikan, terbatasnya sarana prasarana pendidikan, rendahnya kualitas
tenaga pengajar, dan tingginya angka putus sekolah (RPJMD Kabupaten
Jepara, 2007 - 2012).
2.5 Kesehatan
Keberhasilan pembangunan pada bidang kesehatan salah satu
indikator keberhasilannya dapat dilihat dari kualitas pelayanan, yang terdiri dari
dua aspek, yaitu sarana kesehatan dan sumber daya aparatur kesehatan. Dua
aspek tersebut bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara mutu pelayanan
kesehatan masyarakat.
Tabel 2.8
Jumlah Tenaga Kesehatan
Tahun
No. Tenaga Medis
2004 2005 2006 2007 2008
1 Dokter Umum 43 52 61 57 58
2 Dokter Spesialis/ Dokter
7 7 11 8 8
Gigi
3 Bidan 248 261 238 253 278
4 Paramedis 327 208 209 202 205
Sumber: Jepara Dalam Angka 2004-2008/2009.
Tabel 2.9
Perkembangan Sarana Kesehatan
No Jenis Fasilitas 2004 2005 2006 2007 2008
1 RS Negeri 1 1 2 2 2
2 RS Swasta 3 3 3 3 3
3 Puskesmas 20 20 20 21 21
4 Puskesmas Pembantu 44 44 45 45 45
5 BP Swasta 11 11 39 39 43
6 Posyandu 1.054 1.051 1.051 1.051 1.051
7 Apotik 27 33 35 45 54
8 Toko Obat 2 4 4 5 5
Sumber: Jepara Dalam Angka 2004-2008/2009.
Tabel 2.10
Angka Harapan Hidup
Per Kecamatan di Kabupaten Jepara
Tahun
No Nama
2005 2006 2007
1. Jepara 60,96 77,52 81,39
2. Kedung 85,22 86,32 93,62
3. Pecangaan 89,01 90,55 91,73
4. Kalinyamatan 88,28 90,00 91,60
5. Mlonggo 93,26 94,62 92,48
6. Bangsri 91,57 93,48 94,56
7. Kembang 85,14 89,06 93,07
8. Keling 60,86 60,64 62,00
9. Tahunan 91,22 92,50 94,32
10. Batealit 61,26 61,48 62,07
11. Welahan 88,94 90,36 91,84
12. Nalumsari 89,10 89,71 91,73
13. Mayong 60,64 61,41 61,86
14. Karimunjawa 59,15 94,30 94,47
Sumber : Studi Penyusunan IPM Kabupaten Jepara 2008 (Bappeda)
2.7 Perekonomian
Kondisi ekonomi di Kabupaten Jepara selama ini didukung oleh
kebesaran industri meubeler sehingga Kabupaten Jepara dikenal sebagai Kota
Ukir, di mana terdapat sentra kerajinan ukiran kayu (pusat kerajinan ini terdapat
di Kecamatan Tahunan dan Jepara) yang ketenarannya hingga ke luar negeri.
Banyaknya usaha mebeler ternyata mampu mendongkrak sektor industri
pengolahan, sehingga menjadi leading sector dalam perekonomian. Sektor ini
dibanding delapan sektor lainnya memberikan kontribusi paling besar bagi
produk domestik regional bruto (PDRB). Selain itu, di Kabupaten Jepara juga
banyak terdapat tempat pariwisata yang sangat memikat wisatawan, sehingga
sektor ini juga selama ini memberikan kontribusi yang cukup baik bagi
pendapatan daerah.
Sedangkan hal lain yang cukup mempengaruhi kondisi ekonomi
Kabupaten Jepara adalah adanya pembangunan pembangkit listrik energi
alternatif (PLTU Tanjung Jati B – dalam proses pembangunan unit 3 dan 4) dan
pembangunan Jepara The World Carving Centre, di mana pembangunan kedua
hal tersebut akan membawa dampak yang sangat luas baik dalam ekonomi,
sosial dan budaya masyarakat. Pada bidang ekonomi pembangunan pembangkit
listrik energi alternatif akan meningkatkan perputaran roda perekonomian
daerah. Hal tersebut berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja,
berkembangnya usaha kecil dan besar, sarana prasarana (transportasi dan
pelabuhan batubara), serta meningkatnya pendapatan daerah.
Tabel 2.11
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 serta
Perkembangannya Tahun 2000-2008 (jutaan rupiah)
Dari tabel diatas terlihat bahwa PDBR Kabupaten Jepara pada tahun
2008 atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 7.455.878,02 juta, yang berarti
selama kurun waktu 9 tahun (2000-2008) PDRB Kabupaten Jepara mengalami
kenaikan sebesar 265,16% dan secara konstan naik sebesar 138,34%.
Adapun secara sektoral, PDRB Kabupaten Jepara Tahun 2008
didominasi oleh tiga pilar terpenting penyangga ekonomi Kabupaten Jepara yang
dipegang oleh sektor industri, pertanian dan perdagangan. Pasang surut di tiga
sektor ini akan sangat berperan dalam menggoyang irama gerak kegiatan
ekonomi masyarakat Jepara.
Tiang penyangga utama roda ekonomi Jepara tahun 2008 masih pada
sektor industri dengan andil sebesar 27,87%. Jenis industri utama di Kabupaten
Jepara adalah mebel dan ukiran dari kayu. Sedangkan industri yang lain adalah
Tabel 2.12
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Jepara,
Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2001-2008 (persen)
2.8.1 Visi
Visi Kabupaten Jepara sebagaimana tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jepara Tahun
2007-2012, adalah sebagai berikut :
BUPATI
KETUA DPRD
WAKIL BUPATI
BAPPEDA
DINAS ASISTEN ASISTEN
DISDIKPORA
ASISTEN
PERINDUSTRIAN DAN BADAN TATA PRAJA PERKONOMIAN & ADMINISTRASI
PERDAGANGAN KEPEGAWAIAN DAERAH
PEMBANGUNAN UMUM
DINAS BADAN
DINAS PENDAPATAN DAERAH LINGKUNGAN HIDUP BAGIAN
KESEHATAN BAGIAN HUKUM BAGIAN
BADAN PEMBANGUNAN
UMUM
PEMBERD. PEREMPUAN & KB.
DINAS DINAS
PERHUBUNGAN KEPENDUDUKAN & BAGIAN BAGIAN
BADAN BAGIAN HUMAS
PENCATATAN SIPIL. PEREKONOMIAN ORGANISASI
KESBANGPOL & LINMAS.
DAN KEPEG
DINAS KANTOR
DINAS PERUMAHAN,
PARIWISATA DAN PERPUS DAERAH BAGIAN
TATA RUANG & BAGIAN BAGIAN
KEBUDAYAAN KEBERSIHAN KESMAS
KANTOR PEMERINTAHAN KEUA NGAN
ARSIP DAERAH
DPU DAN ESDM DINAS KANTOR BAGIAN
KEHUTANAN DAN PEMBERD. MASY. DAN DESA PERLENG
PERKEBUNAN KAPAN
DINAS BADAN PELAYANAN
KOPERASI, DINAS PERIJINAN TERPADU
UMKM & PENG KELAUTAN DAN KETERANGAN :
PERIKANAN KANTOR
PASAR
KETAHANAN PANGAN
______________ : Garis Komando
KECAMATAN ----------------------- : Garis Koordinasi
DINAS INSPEKTORAT
PERTANIAN DAN Dinas : 14 Unit
PETERNAKAN RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH RA. KARTINI
Lemtek : 12 Unit
DINAS
KELURAHAN BPPT
Satpol PP
SOSIAL, TENAGA KANTOR PENANAMAN
KERJA DAN MODAL
TRANSMIGRASI
SATPOL PP
Tabel 2.13
Ruang Lingkup Wilayah
Gambar 2.4
Struktur Ruang Kota Jepara
PUSAT KO TA DI
KEL.PENGKOL DAN SUB PUSA T
PANGGANG: K OTA DI DESA
Pusat Pemerintahan, MULYOHARJO
Perdagangan jasa,
Pendidikan dan
Kesehatan
KEC. JEPARA
SUB
PUSAT
Pusat
Kota
R uang
cam puran
kegiatan:
Perm ukim an,
Perdagangan,
Jasa, Industri
Sementara itu, dari analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pola
ruang Kota Jepara pada umumnya berbentuk grid. Hal ini terlihat terutama di
pusat kota seperti Kelurahan Panggang, Demaan, Bulu, Jobokuto, Ujungbatu,
Pengkol dan Kelurahan Kauman. Pola grid ini terbentuk akibat topografi Kota
Jepara yang relatif datar dan adanya sempadan sungai yang secara alami
membentuk pola grid ini. Sedangkan didaerah sebelah selatan Kota Jepara pola
yang berkembang adalah pola linier mengikuti perkembangan aksesibilitas yang
ada, khususnya pada kawasan-kawasan industri (terlihat pada kawasan
sepanjang Jalan Raya Jepara-Tahunan-Ngabul).
Di sebelah selatan Kota Jepara ini juga sudah terdapat pola grid, namun
penataannya belum teratur sehingga memerlukan perhatian khusus mengingat
daerah-daerah tersebut dikembangkan menjadi kawasan permukiman penduduk
dan industri kerajinan. Penataan terutama dalam penyediaan sarana dan
prasarana yang ada sehingga akan didapatkan pola grid yang teratur sesuai
kondisi yang ada dalam masyarakat Kota Jepara (sosial dan Ekonomi), sehingga
pola grid yang terbentuk tidak berupa pola grid yang kaku. Khusus untuk Desa
Mantingan di Kecamatan Tahunan dapat di kembangkan pola ruang lain karena
2.10.4.6 Industri
Jenis industri yang terdapat di Kota Jepara, tediri dari industri yang
berskala kecil (pengolahan ikan, krupuk, tahu tempe, kacang oven, dll), berskala
menengah (meubel ukir, pengolahan limbah industri kayu) dan berskala besar
(industri meubel ukir yang berorientasi eksport). Industri meubel ukir yang
berskala kecil sejumlah 1.262 unit, berskala menengah sejumlah 283 unit dan
yang berskala besar berjumlah 5 unit.
Industri meubel ukir skala menengah sebagian besar terdapat di daerah
perumahan permukiman, hal ini disebabkan karena sejak awal keberadaannya
sebagai home industri yang kemudian berkembang menjadi industri berskala
menengah. Sedangkan untuk industri berskala besar yang merupakan mitra
usaha dari pengrajin kecil (home industri) sebagian besar keberadaannya di tepi
jalan besar dengan pertimbangan aksesbilitas lebih mudah (dekat dengan perajin
dan sarana transportasi).
Untuk penempatan industri menengah ke bawah karena sifatnya
sebagai home industri masih diperbolehkan berada pada lingkungan pemukiman
dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan (limbah industri, polusi udara,
suara/kebisingan dan bahaya kebakaran). Sedangkan untuk industri berskala
besar yang telah ada masih diperbolehkan di kawasan lingkungan pemukiman
dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan (limbah industri, polusi udara,
suara/kebisingan dan bahaya kebakaran), tetapi untuk industri baru yang
berskala besar terutama yang memiliki dampak lingkungan yang cukup tinggi di
arahkan pengembangannya di lokasi Desa Mulyoharjo bagian barat.
Beberapa peta rencana ruang berdasarkan RTRW Kabupaten Jepara
2010 – 2029 disajikan seperti gambar berikut dibawah ini.