Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah“Ekonomi dalam IPS SD” ini tepat pada waktunya. Selain itu juga kami ucapkan
terima kasih kepada yang terhormat Ibu Dra Dewi Hartanti, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing mata kuliah Ekonomi dalam IPS SD. Teman-teman seperjuangan
khususnya prodi pendidikan guru sekolah dasar angkatan 2016 yang tidak bisa
kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan saran dan masukan untuk
kesempurnaan makalah ini. Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan
yang terdapat padamakalah ini sebagai akibat dari keterbatasan dari pengetahuan
kami Sehubungan dengan hal tersebut, kami akan selalu membuka diri untuk
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 7 Mei 2019

Penulis

i
Daftar isi
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... i
Daftar isi ................................................................................................................................................. ii
BAB I........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah antara lain: .................................................................................................. 2
3. Tujuan Penulisan ........................................................................................................................ 2
BAB II....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 3
A. Pengertian Kebijakan Moneter .................................................................................................. 3
B. Tujuan Kebijakan Moneter ........................................................................................................ 4
C. Fungsi Kebijakan Moneter ......................................................................................................... 5
D. Jenis-jenis dan Indikator Kebijakan Moneter ............................................................................ 6
E. Instrumen Kebijakan Moneter ................................................................................................... 8
F. Tolak Ukur Keberhasilan Kebijakan Monenter ......................................................................... 9
G. Kebijakan Moneter di negara Berkembang............................................................................. 10
H. Pengaruh Kebijakan Moneter Bagi Masyarakat...................................................................... 11
BAB III ................................................................................................................................................... 12
PENUTUP .............................................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 12
B. Saran ......................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah


negara untuk mencapai tujuan tertentu seperti menahan inflasi,
mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat
melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin
requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak
sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi
dengan pemerintah lain. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu
kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga
stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan\
harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila
kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter
dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan
moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian
ditransfer pada sektor riil.

Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan


ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan
kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Sentral atau Otoritas
Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja
penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter
dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen
sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar

1
valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam
uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

Dinegara berkembang kebijakan moneter mempunyai kemampuan yang


terbatas dalam mempengaruhi perubahan penawanran uang dan pengeluaran
masyarakat. Tugas kebiajakan moneter di negara berkembang yaitu
menyediakan pertambahan penawaran uang yang cukup sehingga usaha-
usaha pembangunan dapat berjalan dengan lancar.

2. Rumusan Masalah antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan moneter ?


2. Apa tujuan dan fungsi kebijakan moneter?
3. Bagaimana kebijakan moneter yang terdapat di negara berkembang
termasuk Indonesia?

3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimasuk dengan kebijakan moneter.


2. Untuk mengetahui tujuan serta fungsi dari kebijakan moneter.
3. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan moneter yang terdapat di negara
berkembang termasuk Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Moneter

Menurut Boediono, pengertian kebijakan moneter adalah tindakan


pemerintah (Bank Sentral) untuk mempengaruhi situasi makro yang
dilaksanakan, yaitu dengan cara keseimbangan antara persediaan uang
dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan
kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/ distribusi barang. Sedangkan M.
Natsir mengemukakan bahwa kebijakan moneter adalah semua tindakan atau
upaya bank sentral untuk mempengaruhi perkembangan variabel moneter
(uang beredar, suku bunga, suku bunga kredit, dan nilai tukar) untuk mencapai
sasaran yang diinginkan.

Sejalan dengan dua ahli di atas Muana Nanga menyebutkan bahwa,


monetary policy adalah kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter dengan
mengendalikan jumlah uang beredar (money supply) dan tingkat bunga
(interest rates) untuk memengaruhi tingkat permintaan agregat (aggregate
demand) dan mengurangi ketidakstabilan di dalam perekonomian.

Dari pengertian kebijakan moneter yang disampaikan oleh para ahli di


atas maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan moneter adalah kebijakan yang
diambil oleh bank sentral dengan tujuan memelihara dan mencapai stabilitas
nilai mata uang yang dapat dilakukan antara lain dengan pengendalian jumlah
uang yang beredar di masyarakat dan penetapan suku bunga.

Kebijakan moneter juga dapat diartikan sebagai suatu upaya


mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang
diinginkan (yang lebih baik) dengan mengatur jumlah uang beredar.
Yang dimaksud dengan kondisi lebih baik adalah meningkatnya output
keseimbangan dan atau terpeliharanya stabilitas harga (inflasi terkontrol).
Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat mempertahankan, menambah
atau mengurangi jumlah uang beredar dalam upaya mempertahankan
kemampuan ekonomi bertumbuh, sekaligus mengendalikan inflasi.

3
B. Tujuan Kebijakan Moneter
Tujuan akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi
makro yang ingin dicapai. Tujuan tersebut tidak sama dari satu negara dengan
negara lainnya serta tidak sama dari waktu ke waktu. Tujuan kebijakan moneter
tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu disesuaikan dengan
kebutuhan perekonomian suatu negara. Akan tetapi, kebanyakan negara
menetapkan empat hal yang menjadi tujuan dari kebijakan moneter, yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
2. Kesempatan kerja.
3. Kestabilan harga.
4. Keseimbangan neraca pembayaran.

Penjelasan lebih detail dari tujuan moneter adalah sebagai berikut:

a. Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange)


dalam perekonomian.
b. Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian
dan stabilitas tingkat harga.
c. Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan
ekonomi yang diinginkan pada berbagai sektor ekonomi.
d. Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat
terealisasi melalui sumber penerimaan yang normal.
e. Menjaga kestabilan ekonomi, artinya pertumbuhan arus barang dan jasa
seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
f. Menjaga kestabilan harga. Harga suatu barang merupakan hasil interaksi
antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia di
pasar.
g. Meningkatkan kesempatan kerja. Pada saat perekonomian stabil
pengusaha akan mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang
dan jasa sehingga adanya investasi akan membuka lapangan kerja baru
sehingga memperluas kesempatan kerja masyarakat.
h. Memperbaiki neraca Perdagangan Kerja Masyarakat. Dengan jalan
meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk
ke dalam negeri atau sebaliknya.

4
C. Fungsi Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter memiliki beberapa fungsi, yaitu diantaranya sebagai
berikut:
1. Menjaga iklim investasi
Dengan adanya kebijakan moneter, tingkat suku bunga dapat dikendalikan.
Karena tingkat suku bunga sangat berpengaruh terhadap penanaman
modal atau investasi.
2. Menjaga kestabilan harga barang dan jasa
Kebijakan moneter merupakan salah satu dari kebijakan ekonomi makro.
Ekonomi makro mencakup permasalahan inflasi yang berarti naiknya harga
barang dan jasa secara terus-menerus. Dengan adanya kebijakan moneter
yang tepat, maka kebijakan moneter dapat memulihkan harga-harga
barang maupun jasa.
3. Menurunkan laju inflasi
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang terkait dengan peredaran uang.
Salah satu cara untuk dapat menurunkan laju inflasi adalah dengan
mengurangi peredaran uang di dalam masyarakat.
4. Membuka lapangan pekerjaan
Dengan kebaradaan pengangguran yang tinggi, karena terbatasnya
lapangan pekerjaan. Pelaku kebijakan moneter, yaitu bank sentral (Bank
Indonesia) memiliki wewenang mengubah suku bunga dan tingkat diskonto.
Sehingga bank sentral dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dengan cara
menurunkan tingkat diskonto. Hal ini akan berdampak pada banyaknya
pelaku usaha yang mengembangkan sektor usahanya atau baru memulai
usaha, sehingga akan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas.
5. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Salah satu cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan
menekan laju inflasi. Bank Indonesia yang berperan sebagai bank sentral
yang memiliki wewenang penuh atas kebijakan moneter, harus selalu
berusaha untuk dapat menjaga kestabilan tingkat inflasi agar tidak
mengganggu pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia juga berperan untuk
dapat mengendalikan kurs mata uang negeri, dalam hal ini rupiah.

5
6. Menjaga kestabilan nilai tukar mata uang
Nilai tukar (exchange rate) adalah harga yang menggambarkan berapa
banyak suatu mata uang harus dipertukarkan untuk memperoleh satu unit
mata uang lain. Hubungan nilai tukar mata uang dengan kebijakan moneter
adalah, jika nilai tukar mata uang negeri melemah, dalam hal ini adalah
rupiah, maka akan mengakibatkan melemahnya daya beli dan konsumsi
masyarakat, kenaikan suku bunga yang sangat tajam, serta harga barang
impor meningkat. Maka kebijakan moneter berperan untuk menjaga
kestabilan nilai tukar mata uang dalam negeri.
7. Meningkatkan neraca pembayaran
Neraca pembayaran adalah catatan statistik yang berisi tentang transaksi
ekonomi internasional yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan
penduduk di negara lain, berupa ringkasan arus masuk dan keluar barang
atau jasa dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu. Untuk
menjaga kestabilan atau meningkatkan neraca pembayaran, perlu
diterapkan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang tepat.

D. Jenis-jenis dan Indikator Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter yang ada di Indonesia, terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
kebijakan moneter kontraktif dan kebijakan moneter ekspansif.
1. Kebijakan Moneter Kontraktif
Kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan moneter yang membatasi
atau mengurangi jumlah uang berdar, hal ini dikarenakam perekonomian
sedang mengalami kenaikan tingkat inflasi diatas batas wajar. Kebijakan
kontraktif dilakukan jika kondisi perekonomian mengalami laju inflasi yang
tinggi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).

2. Kebijakan Moneter Ekspansif


Kebijakan moneter ekspansif adalah kebijakan moneter dengan cara
menambah jumlah uang beredar dengan tujuan untuk mengurangi
pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat pada saat
perekonomian sedang melemah atau resesi. Jadi, otoritas moneter akan

6
menambah jumlah uang yang beredar untuk meningkatkan kegiatan
ekonomi masyarakat, dengan cara pemberian modal misalnya. Kebijakan
ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy).

Selain itu, kebijakan moneter juga dikategorikan menjadi dua bagian,


yaitu kebijakan moneter kuantitatif dan kebijakan moneter kualitatif:

1. Kebijakan Moneter Kuantitatif


Kebijakan moneter kuantitatif merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
bank sentral yang memiliki tujuan untuk memberikan pengaruh terhadap
jumlah penawaran uang dan tingkat bunga pada perekonomian negara.
Kebijakan moneter kuantitatif terdiri atas operasi pasar terbuka, mengubah
suku bunga dan tingkat diskonto, serta mengubah tingkat cadangan
minimum.
2. Kebijakan Moneter Kualitatif
Kebijakan moneter kualitatif merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
bank sentral yang memiliki tujuan untuk mengawasi kegiatan peminjaman
dan investasi pada bank umum. Kebijakan moneter kualitatif terdiri atas
pengawasan pinjaman secara selektif dan pembujukan moral.

Dalam mengukur keberhasilan kebijakan moneter, bank sentral dapat


menggunakan 3 indikator berikut ini. Ketiga indikator tersebut adalah:

a. Uang Beredar (Monetary Targeting)


Menetapkan pertumbuhan jumlah uang beredar sebagai sasaran
menengah. Kelemahan dari indikator uang beredar adalah penerapannya
tergantung pada kestabilan hubungan antara besaran moneter dengan
sasaran akhir. Sedangkan kelebihannya adalah memungkinkan
pelaksanaan kebijakan moneter yang independen sehingga Bank Indonesia
(bank sentral) bisa fokus dalam mencapai tujuan.
b. Penargetan Nilai Tukar (Exchange Rate Targeting)
Menetapkan dan menyesuaikan nilai mata uang domestik terhadap mata
uang negara-negara besar yang memiliki laju inflasi rendah seperti dollar
Amerika. Kelemahan dari indikator ini adalah cukup rentan karena nilai tukar

7
bergantung pada kondisi perekonomian negara lain yang sifatnya adalah
spekulatif. Sedangkan kelebihannya adalah kebijakan lebih mudah
dipahami oleh masyarakat dan dapat meredam inflasi.
c. Target Inflasi (Inflation Targeting)
Penetapan target inflasi ini merupakan target jangka menengah dan
bermaksud untuk mencapai stabilitas harga sebagai tujuan jangka panjang.
Kekurangannya adalah sulit untuk memprediksi kondisi perekonomian di
masa depan. Sedangkan kelebihannya adalah dapat meningkatkan
akuntabilitas bank sentral.

E. Instrumen Kebijakan Moneter


Dalam menetapkan kebijakan moneter, pemerintah dan otoritas moneter
memiliki instrumen-instrumen moneter, diantaranya adalah:
a) Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Kebijakan operasi pasar terbuka merupakan salah satu kebijakan yang
dapat diambil oleh bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah
uang beredar dalam masyarakat. Ada banyak cara yang dilakukan dengan
kebijakan operasi pasar terbuka seperti menjual Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal.
b) Kebijakan Cadangan Kas
Kebijakan cadangan kas merupakan kebijakan dimana Bank sentral
dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan
kas (cash ratio) bank umum. Kebijakan ini tujuannya juga untuk mengontrol
peredaran uang dimasyarakat. Jika cadangan kas diturunkan maka bank
bisa menyalurkan dana kepada masyarakat lebih banyak dan uang beredar
lebih banyak. Begitu pula sebaliknya, jika cadangan kas dinaikkan maka
bank akan lebih ketat menyalurkan kredit atau pendanaan kepada
masyarakat sehingga jumlah uang yang beredar meningkat.

c) Kebijakan Kredit Ketat


Kebijakan Kredit ketat merupakan kebijakan tentang pemberian kredit
kepada masyarakat dimaana Bank umum tetap memberikan kredit namun
pemberiannya harus benar disesuaikan pada syarat 5C, yaitu Character,

8
Capability, Collateral, Capital, dan Condition of Economy. Kebijakan kredit
ketat ini dilakukan untuk mengawasi uang yang beredar dimasyarakat dan
digunakan pada saat ekonomi mengalami inflasi.
d) Kebijakan Diskonto
Kebijakan diskonto yaitu kebijakan pemerintah dimana dapat
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
mengubah diskonto bank umum. Kebijakan ini dilakukan dengan cara
menaikkan suku bunga deposito jika jumlah uang beredar melebihi batas
untuk merangsang hasrat orang untuk nabung sehingga uang beredar bisa
terserap kembali.
e) Kebijakan Dorongan Moral
Kebijakan ini dilakukan apabila kondisi perekonomian melemah yaitu
dengan cara bank sentral memberikan pengumuman, pidato, dan edaran
yang ditujukan pada bank umum dan pelaku moneter lainnya. Dimana isi
dari pengumuman, pidato, dan edaran tesebut dapat berupa ajakan atau
larangan untuk menahan pinjaman tabungan atau pun melepaskan
pinjaman. Namun kebijakan ini dinilai kurang efektif dan hanya bersifat
pendorong saja daripada intrumen yang lain.

F. Tolak Ukur Keberhasilan Kebijakan Monenter


Setiap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah harus memiliki target dan
ukuran keberhasilan. Hal ini penting, untuk mengukur atau sebagian acuan,
apakah kebijakan tersebut berhasil atau tidak. Dalam perekonomian beberapa
indikator yang biasanya digunakan untuk menialai kebijakan moneter adalah:
a) Jumlah Uang Beredar (JUB)
b) Laju inflasi yang cukup rendah terkendali.
c) Suku bunga pada tingkat yang wajar.
d) Nilai tukar rupiah yang realistis.
e) Ekspetasi/harapan masyarakat terhadap moneter. Dari kelima indikator
tersebut, hanya JUB yang tidak dapat dimonitor dan dirasakan langsung
oleh masyarakat, sementara itu indikator nomor 2 sampai dengan 5, relatif
dapat terlihat dan dirasakan langsung oleh masyar

9
G. Kebijakan Moneter di negara Berkembang
Indonesia adalah satu negara berkembang dan kebijakan moneter yang
dijalankan di Indonesia menggunakan mekanisme ITF (Inflation Targetting
Framework) dimana inflasi yang terkontrol dan terkendali menjadi sasaran
utama dalam kebijakan moneter yang dijalankan oleh Bank Indonesia. Bank
Indonesia menjalankan mekanisme ITF ini sejak tahun 2005. Mekanisme ITF
ini didasarkan pada variable inflasi yang merupakan salah satu variable utama
dalam perekonomian. Negara-negara berkembang lainnya selain Indonesia
yang menggunakan kebijakan ITF ini adalah Thailand, Filipina, dan Selandia
Baru. Tentunya dengan aparatur penggunaan yang juga disesuaikan
tergantung pada kebutuhan negara-negara tersebut pula.

UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia telah memberikan


landasan hukum yang jelas menyangkut kewenangan dan independensi Bank
Indonesia dalam melaksanakan tugasnya di bidang moneter, yaitu mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Undang-undang tersebut juga secara
implisit mengamanatkan kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia
berdasarkan pada kerangka kerja yang dikenal dengan sebutan Inflation
Targeting Framework (ITF) seperti yang diuraikan diatas.

Pertama, adanya pengaturan dan pemahaman bahwa tujuan utama


kebijakan moneter adalah kestabilan harga. Kedua, adanya penetapan dan
pengumuman sasaran inflasi kepada masyarakat. Ketiga, adanya pengaturan
bahwa sasaran inflasi merupakan sasaran akhir dan sebagai dasar perumusan
dan pelaksanaan kebijakan moneter. Keempat, adanya pemberian
independensi kepada Bank Indonesia dalam merumuskan dan melaksanakan
kebijakan moneternya. Kelima, adanya kewajiban bagi Bank Indonesia untuk
menjelaskan pelaksanaan kebijakan moneternya kepada masyarakat sebagai
perwujudan azas transparasi. Keenam, adanya mekanisme akuntabilitas bagi
bank sentral untuk mempertanggung jawabkan dan dinilai kinerjanya dalam
pelaksanaan kebijakan moneter oleh DPR. Berbagai persyaratan untuk
mendukung keberhasilan penerapan kerangka inflation targeting juga telah
diatur dalam undang-undang dan atau telah dikembangkan oleh Bank
Indonesia.

10
H. Pengaruh Kebijakan Moneter Bagi Masyarakat
1. GDP (Gross Domestik Product)
Sebagai indikator tingkat kesehatan atas pertumbuhan ekonomi suatu
negara. GDP merupakan indeks utama sistem akun nasional (Sistem of
National Accounts - SNA) yang dikarakteristik oleh hasil final dari kesatuan
aktifitas program perekonoman, penduduk, dan pengukuran biaya barang
dan jasa, yang diproduksi kesatuan untuk penggunaan akhir. GDP adalah
indeks utama, yang menunjukkan kondisi ekonomi nasional. GDP adalah
indikator produk manufaktur, yang berjumlah pada biaya produksi bersifat
final terhadap barang dan jasa. Ini berarti, biaya barang dan jasa lanjutan,
yang digunakan dalam produksi (seperti barang mentah, bahan-bahan,
bahan bakar, bibit, makanan ternak, layanan pengangkutan udara, harga
grosir, layanan komersil dan finansial, dll) tidak termasuk dalam GDP. Jika
tidak, GDP akan mengandung akun berulang. Selain itu, GDP adalah
produk domestik, karena diproduksi oleh penduduk. Penduduk adalah
kesatuan ekonomi (usaha maupun rumah tangga), dengan mengabaikan
indentitas nasional dan kewarganegaraannya, yang memiliki suku bunga
ekonomi dalam wilayah ekonomi negara.
2. Kredit Untuk Kepemilikan Perumahan Rakyat
Pengadaan perumahan merupakan bagian terpenting dalam menunjang
kesejahteraan hidup manusia, pentingnya data ini terletak pada
kemampuannya untuk memicu perubahan kondisi perekonomian,
memprediksi perubahan tingkat pertumbuhan. Turunnya jumlah unit
perumahan yang baru dapat memperlambat perekonomian dan mendorong
ke arah resesi. Sebaliknya, peningkatan pada jumlah unit perumahan yang
baru dapat mengindikasikan adanya tumbuhnya perekonomian dalam
suatu negara.

3. Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate)


Dampak yang harus diperhatikan dalam kebijakan naik-turunnya tingkat
suku bunga apakah semakin meningkatkan peluang usaha dan peluang
kerja atau malah justru meningkatkan pengangguran dan PHK dan perlu
diketahui, pengangguran dapat terjadi akibat ketidakseimbangan antara

11
lapangan pekerjaan dan orang yang membutuhkan pekerjaan, sehingga
hanya sedikit yang mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh bank sentral
dengan tujuan memelihara dan mencapai stabilitas nilai mata uang yang dapat

12
dilakukan antara lain dengan pengendalian jumlah uang yang beredar di
masyarakat dan penetapan suku bunga. Tujuan akhir sebuah kebijakan
moneter adalah suatu kondisi ekonomi makro yang ingin dicapai. Tujuan
tersebut tidak sama dari satu negara dengan negara lainnya serta tidak sama
dari waktu ke waktu. Tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat
dinamis karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu
negara. Akan tetapi, kebanyakan negara menetapkan empat hal yang menjadi
tujuan dari kebijakan moneter, yaitu:
5. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
6. Kesempatan kerja.
7. Kestabilan harga.
8. Keseimbangan neraca pembayaran.

Kebijakan moneter memiliki beberapa fungsi, yaitu diantaranya Menjaga


iklim investasi, Menjaga kestabilan harga barang dan jasa, menurunkan laju
inflasi, membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
menjaga kestabilan nilai tukar mata uang, dan meningkatkan neraca
pembayaran. Sedangkan jenis-jenis dan Indikator dari Kebijakan Moneter
yaitu, Kebijakan Moneter Kontraktif, Kebijakan Moneter Ekspansif. Dan
dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu Kebijakan Moneter Kuantitatif dan
Kebijakan Moneter Kualitatif.

Tolak ukur Kebijakan Moneter yaitu, Setiap kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah harus memiliki target dan ukuran keberhasilan. Hal ini penting,
untuk mengukur atau sebagian acuan, apakah kebijakan tersebut berhasil atau
tidak. Dalam perekonomian beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk
menialai kebijakan moneter adalah:
f) Jumlah Uang Beredar (JUB)
g) Laju inflasi yang cukup rendah terkendali.
h) Suku bunga pada tingkat yang wajar.
i) Nilai tukar rupiah yang realistis.
j) Ekspetasi/harapan masyarakat terhadap moneter. Dari kelima indikator
tersebut, hanya JUB yang tidak dapat dimonitor dan dirasakan langsung
oleh masyarakat, sementara itu indikator nomor 2 sampai dengan 5, relatif
dapat terlihat dan dirasakan langsung oleh masyarakat.

13
B. Saran
Dari penjelasan diatas penulis menyarankan agar kebijakan moneter
dapat dimengerti karena disertai pemahaman mengenai bagaimana kebijakan-
kebijakan ini dapat mempengaruhi perekonomian disatu wilayah atau negara.
Jadi, hubungan antara kebijakan moneter dan fiscal mempunyai umpan
balik antara permintaan dan penawaran pasar. Sehingga memudahkan
pembaca dalam memahami kebijakan tersebut dalam suatu wilayah atau
negara.

DAFTAR PUSTAKA

Dina Amalia. 2017. Pengertian, Tujuan, dan Instrumen Kebijakan Moneter.


Jurnal Ekonomi. 32 (3): 11-16 (diakses pada tanggal 10 Mei 2019 pukul 13.00 WIB )

Seno Sudarmono. 2017. Kebijakan Moneter dan Pengaruhnya Terhadap


Perekonomian Indonesia Secara Global. Jurnal Ekonomi. 6(1) : 94-96 (diakses pada
10 Mei 2019 pukul 13.25)

14
Perry Warjiyo. 2003. Kebijakan Moneter di Indonesia. Bank Indonesia. Pusat
Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK)

Kebijakan Moneter. Maxmanroe.com . Diperoleh pada 11 Mei 2019 pukul 15.00


WIB, dari https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/kebijakan-moneter.html

Kebijakan Moneter. B-Pikiran. Diperolah pada 11 Mei 2019 pukul 15.43 WIB,
dari https://www.buahpikiran.info/kebijakan-moneter/

7 Fungsi Kebijakan Moneter dan Penjelasannya dalam Perekonomian. Dosen


Ekonomi.com . Diperoleh pada 11 Mei 18.03 WIB, dari
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/moneter/fungsi-kebijakan-moneter

15

Anda mungkin juga menyukai