Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah“Ekonomi dalam IPS SD” ini tepat pada waktunya. Selain itu juga kami ucapkan
terima kasih kepada yang terhormat Ibu Dra Dewi Hartanti, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing mata kuliah Ekonomi dalam IPS SD. Teman-teman seperjuangan
khususnya prodi pendidikan guru sekolah dasar angkatan 2016 yang tidak bisa
kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan saran dan masukan untuk
kesempurnaan makalah ini. Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan
yang terdapat padamakalah ini sebagai akibat dari keterbatasan dari pengetahuan
kami Sehubungan dengan hal tersebut, kami akan selalu membuka diri untuk
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
Daftar isi
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... i
Daftar isi ................................................................................................................................................. ii
BAB I........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah antara lain: .................................................................................................. 2
3. Tujuan Penulisan ........................................................................................................................ 2
BAB II....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 3
A. Pengertian Kebijakan Moneter .................................................................................................. 3
B. Tujuan Kebijakan Moneter ........................................................................................................ 4
C. Fungsi Kebijakan Moneter ......................................................................................................... 5
D. Jenis-jenis dan Indikator Kebijakan Moneter ............................................................................ 6
E. Instrumen Kebijakan Moneter ................................................................................................... 8
F. Tolak Ukur Keberhasilan Kebijakan Monenter ......................................................................... 9
G. Kebijakan Moneter di negara Berkembang............................................................................. 10
H. Pengaruh Kebijakan Moneter Bagi Masyarakat...................................................................... 11
BAB III ................................................................................................................................................... 12
PENUTUP .............................................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 12
B. Saran ......................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................. 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam
uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
3. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Tujuan Kebijakan Moneter
Tujuan akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi
makro yang ingin dicapai. Tujuan tersebut tidak sama dari satu negara dengan
negara lainnya serta tidak sama dari waktu ke waktu. Tujuan kebijakan moneter
tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu disesuaikan dengan
kebutuhan perekonomian suatu negara. Akan tetapi, kebanyakan negara
menetapkan empat hal yang menjadi tujuan dari kebijakan moneter, yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
2. Kesempatan kerja.
3. Kestabilan harga.
4. Keseimbangan neraca pembayaran.
4
C. Fungsi Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter memiliki beberapa fungsi, yaitu diantaranya sebagai
berikut:
1. Menjaga iklim investasi
Dengan adanya kebijakan moneter, tingkat suku bunga dapat dikendalikan.
Karena tingkat suku bunga sangat berpengaruh terhadap penanaman
modal atau investasi.
2. Menjaga kestabilan harga barang dan jasa
Kebijakan moneter merupakan salah satu dari kebijakan ekonomi makro.
Ekonomi makro mencakup permasalahan inflasi yang berarti naiknya harga
barang dan jasa secara terus-menerus. Dengan adanya kebijakan moneter
yang tepat, maka kebijakan moneter dapat memulihkan harga-harga
barang maupun jasa.
3. Menurunkan laju inflasi
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang terkait dengan peredaran uang.
Salah satu cara untuk dapat menurunkan laju inflasi adalah dengan
mengurangi peredaran uang di dalam masyarakat.
4. Membuka lapangan pekerjaan
Dengan kebaradaan pengangguran yang tinggi, karena terbatasnya
lapangan pekerjaan. Pelaku kebijakan moneter, yaitu bank sentral (Bank
Indonesia) memiliki wewenang mengubah suku bunga dan tingkat diskonto.
Sehingga bank sentral dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dengan cara
menurunkan tingkat diskonto. Hal ini akan berdampak pada banyaknya
pelaku usaha yang mengembangkan sektor usahanya atau baru memulai
usaha, sehingga akan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas.
5. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Salah satu cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan
menekan laju inflasi. Bank Indonesia yang berperan sebagai bank sentral
yang memiliki wewenang penuh atas kebijakan moneter, harus selalu
berusaha untuk dapat menjaga kestabilan tingkat inflasi agar tidak
mengganggu pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia juga berperan untuk
dapat mengendalikan kurs mata uang negeri, dalam hal ini rupiah.
5
6. Menjaga kestabilan nilai tukar mata uang
Nilai tukar (exchange rate) adalah harga yang menggambarkan berapa
banyak suatu mata uang harus dipertukarkan untuk memperoleh satu unit
mata uang lain. Hubungan nilai tukar mata uang dengan kebijakan moneter
adalah, jika nilai tukar mata uang negeri melemah, dalam hal ini adalah
rupiah, maka akan mengakibatkan melemahnya daya beli dan konsumsi
masyarakat, kenaikan suku bunga yang sangat tajam, serta harga barang
impor meningkat. Maka kebijakan moneter berperan untuk menjaga
kestabilan nilai tukar mata uang dalam negeri.
7. Meningkatkan neraca pembayaran
Neraca pembayaran adalah catatan statistik yang berisi tentang transaksi
ekonomi internasional yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan
penduduk di negara lain, berupa ringkasan arus masuk dan keluar barang
atau jasa dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu. Untuk
menjaga kestabilan atau meningkatkan neraca pembayaran, perlu
diterapkan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang tepat.
6
menambah jumlah uang yang beredar untuk meningkatkan kegiatan
ekonomi masyarakat, dengan cara pemberian modal misalnya. Kebijakan
ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy).
7
bergantung pada kondisi perekonomian negara lain yang sifatnya adalah
spekulatif. Sedangkan kelebihannya adalah kebijakan lebih mudah
dipahami oleh masyarakat dan dapat meredam inflasi.
c. Target Inflasi (Inflation Targeting)
Penetapan target inflasi ini merupakan target jangka menengah dan
bermaksud untuk mencapai stabilitas harga sebagai tujuan jangka panjang.
Kekurangannya adalah sulit untuk memprediksi kondisi perekonomian di
masa depan. Sedangkan kelebihannya adalah dapat meningkatkan
akuntabilitas bank sentral.
8
Capability, Collateral, Capital, dan Condition of Economy. Kebijakan kredit
ketat ini dilakukan untuk mengawasi uang yang beredar dimasyarakat dan
digunakan pada saat ekonomi mengalami inflasi.
d) Kebijakan Diskonto
Kebijakan diskonto yaitu kebijakan pemerintah dimana dapat
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
mengubah diskonto bank umum. Kebijakan ini dilakukan dengan cara
menaikkan suku bunga deposito jika jumlah uang beredar melebihi batas
untuk merangsang hasrat orang untuk nabung sehingga uang beredar bisa
terserap kembali.
e) Kebijakan Dorongan Moral
Kebijakan ini dilakukan apabila kondisi perekonomian melemah yaitu
dengan cara bank sentral memberikan pengumuman, pidato, dan edaran
yang ditujukan pada bank umum dan pelaku moneter lainnya. Dimana isi
dari pengumuman, pidato, dan edaran tesebut dapat berupa ajakan atau
larangan untuk menahan pinjaman tabungan atau pun melepaskan
pinjaman. Namun kebijakan ini dinilai kurang efektif dan hanya bersifat
pendorong saja daripada intrumen yang lain.
9
G. Kebijakan Moneter di negara Berkembang
Indonesia adalah satu negara berkembang dan kebijakan moneter yang
dijalankan di Indonesia menggunakan mekanisme ITF (Inflation Targetting
Framework) dimana inflasi yang terkontrol dan terkendali menjadi sasaran
utama dalam kebijakan moneter yang dijalankan oleh Bank Indonesia. Bank
Indonesia menjalankan mekanisme ITF ini sejak tahun 2005. Mekanisme ITF
ini didasarkan pada variable inflasi yang merupakan salah satu variable utama
dalam perekonomian. Negara-negara berkembang lainnya selain Indonesia
yang menggunakan kebijakan ITF ini adalah Thailand, Filipina, dan Selandia
Baru. Tentunya dengan aparatur penggunaan yang juga disesuaikan
tergantung pada kebutuhan negara-negara tersebut pula.
10
H. Pengaruh Kebijakan Moneter Bagi Masyarakat
1. GDP (Gross Domestik Product)
Sebagai indikator tingkat kesehatan atas pertumbuhan ekonomi suatu
negara. GDP merupakan indeks utama sistem akun nasional (Sistem of
National Accounts - SNA) yang dikarakteristik oleh hasil final dari kesatuan
aktifitas program perekonoman, penduduk, dan pengukuran biaya barang
dan jasa, yang diproduksi kesatuan untuk penggunaan akhir. GDP adalah
indeks utama, yang menunjukkan kondisi ekonomi nasional. GDP adalah
indikator produk manufaktur, yang berjumlah pada biaya produksi bersifat
final terhadap barang dan jasa. Ini berarti, biaya barang dan jasa lanjutan,
yang digunakan dalam produksi (seperti barang mentah, bahan-bahan,
bahan bakar, bibit, makanan ternak, layanan pengangkutan udara, harga
grosir, layanan komersil dan finansial, dll) tidak termasuk dalam GDP. Jika
tidak, GDP akan mengandung akun berulang. Selain itu, GDP adalah
produk domestik, karena diproduksi oleh penduduk. Penduduk adalah
kesatuan ekonomi (usaha maupun rumah tangga), dengan mengabaikan
indentitas nasional dan kewarganegaraannya, yang memiliki suku bunga
ekonomi dalam wilayah ekonomi negara.
2. Kredit Untuk Kepemilikan Perumahan Rakyat
Pengadaan perumahan merupakan bagian terpenting dalam menunjang
kesejahteraan hidup manusia, pentingnya data ini terletak pada
kemampuannya untuk memicu perubahan kondisi perekonomian,
memprediksi perubahan tingkat pertumbuhan. Turunnya jumlah unit
perumahan yang baru dapat memperlambat perekonomian dan mendorong
ke arah resesi. Sebaliknya, peningkatan pada jumlah unit perumahan yang
baru dapat mengindikasikan adanya tumbuhnya perekonomian dalam
suatu negara.
11
lapangan pekerjaan dan orang yang membutuhkan pekerjaan, sehingga
hanya sedikit yang mendapatkan kesempatan untuk bekerja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh bank sentral
dengan tujuan memelihara dan mencapai stabilitas nilai mata uang yang dapat
12
dilakukan antara lain dengan pengendalian jumlah uang yang beredar di
masyarakat dan penetapan suku bunga. Tujuan akhir sebuah kebijakan
moneter adalah suatu kondisi ekonomi makro yang ingin dicapai. Tujuan
tersebut tidak sama dari satu negara dengan negara lainnya serta tidak sama
dari waktu ke waktu. Tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat
dinamis karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu
negara. Akan tetapi, kebanyakan negara menetapkan empat hal yang menjadi
tujuan dari kebijakan moneter, yaitu:
5. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
6. Kesempatan kerja.
7. Kestabilan harga.
8. Keseimbangan neraca pembayaran.
Tolak ukur Kebijakan Moneter yaitu, Setiap kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah harus memiliki target dan ukuran keberhasilan. Hal ini penting,
untuk mengukur atau sebagian acuan, apakah kebijakan tersebut berhasil atau
tidak. Dalam perekonomian beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk
menialai kebijakan moneter adalah:
f) Jumlah Uang Beredar (JUB)
g) Laju inflasi yang cukup rendah terkendali.
h) Suku bunga pada tingkat yang wajar.
i) Nilai tukar rupiah yang realistis.
j) Ekspetasi/harapan masyarakat terhadap moneter. Dari kelima indikator
tersebut, hanya JUB yang tidak dapat dimonitor dan dirasakan langsung
oleh masyarakat, sementara itu indikator nomor 2 sampai dengan 5, relatif
dapat terlihat dan dirasakan langsung oleh masyarakat.
13
B. Saran
Dari penjelasan diatas penulis menyarankan agar kebijakan moneter
dapat dimengerti karena disertai pemahaman mengenai bagaimana kebijakan-
kebijakan ini dapat mempengaruhi perekonomian disatu wilayah atau negara.
Jadi, hubungan antara kebijakan moneter dan fiscal mempunyai umpan
balik antara permintaan dan penawaran pasar. Sehingga memudahkan
pembaca dalam memahami kebijakan tersebut dalam suatu wilayah atau
negara.
DAFTAR PUSTAKA
14
Perry Warjiyo. 2003. Kebijakan Moneter di Indonesia. Bank Indonesia. Pusat
Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK)
Kebijakan Moneter. B-Pikiran. Diperolah pada 11 Mei 2019 pukul 15.43 WIB,
dari https://www.buahpikiran.info/kebijakan-moneter/
15