Anda di halaman 1dari 8

DEMAM CHIKUNGNYA

A. Latar Belakang
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan disebarkan oleh nyamuk yang
tidak spesifik ( Aedes aegypti, Aedes albopictus). Masa inkubasi adalah 1 – 12 hari, umumnya 2-
4 hari . Gejala klinis yang ditemui adalah demam, nyeri kepala , nyeri punggung, dan nyeri
persendian, tidak ada nafsu makan, perubahan indera perasa, konstipasi, timbul ruam / rash.
Kejadian Luar Biasa penyakit adalah peningkatan jumlah kasus di suatu wilayah dalam kurun
waktu tertentu dibandingkan kurun waktu yang sama pada tahun sebelumnya atau bila ditemukan
satu atau lebih kasus di suatu wilayah dimana pada wilayah tersebut belum pernah ada kasus
sebelumnya.

Penyakit ini pertama sekali dicatat di Tanzania, Afrika pada tahun 1952, kemudian
di Uganda tahun 1963. Di Indonesia, kejadian luar biasa (KLB) Chikungunya dilaporkan pada
tahun 1982, Demam Chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda pada
tahun 1973[1], kemudian berjangkit di Kuala
Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta (1983), Muara Enim (1999), Aceh dan Bogor (2001).
Sebuah wabah Chikungunya ditemukan di Port Klang di Malaysia pada tahun 1999, selanjutnya
berkembang ke wilayah-wilayah lain. Awal 2001, kejadian luar biasa demam Chikungunya
terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Setahun
kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa
Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003 jumlah
kasus Chikungunya mencapai 3.918 jiwa dan tanpa kematian yang diakibatkan penyakit ini.
Di Kabupaten Bandung Barat muncul Kejadian Luar Biasa Demam Chikungunya pada tanggal 1
Maret Tahun 2010 di Desa Kertamukti Puskesmas Cipatat dengan jumlah penderita sebanyak 22
orang.

Untuk mengetahui gambaran epidemiologi Demam Chikungunya itu pada Tnggal 1 Maret
2010 dilakukan investigasi secara terkoordinasi dalam Tim Penanggulangan KLB Kabupaten
Bandung, Kantor Cabang Dinas Kesehatan dan Puskesmas Cipatat .

B. Tujuan
Mengetahui gambaran epidemiologi kejadian luar biasa Demam Chikungunya di DESA KERTAMUKTI
PUSKESMAS CIPATAT Kabupaten Bandung Barat Barat.
C. Tinjauan Teoritis
Chikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan alphavirus yang disebarkan oleh
gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti. Namanya berasal dari sebuah kata dalam bahasa
Makonde yang berarti “yang melengkung ke atas”, merujuk kepada tubuh yang membungkuk
akibat gejala-gejala arthritis penyakit ini. Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan
gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung (that which
contorts or bends up ), mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi
hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor
Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian
tangan dan kaki. Selain kasus demam berdarah yang merebak di sejumlah wilayah Indonesia,
masyarakat direpotkan pula dengan kasus Chikungunya. Gejala penyakit ini
termasuk demam mendadak yang mencapai 39 derajat C, nyeri pada persendian terutama sendi
lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan
bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, conjunctival injection dan
sedikit fotofobia.
Penyebab Chikungunya
Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu Alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk Aedes
aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue. Meski masih
“bersaudara” dengan demam berdarah, penyakit ini tidak mematikan. Penyakit Chikungunya
disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Apakah penyakit ini juga disebabkan virus dengue?
Lalu, apa bedanya dengan DBD dan bagaimana membedakannya? Penyakit Chikungunya
disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya. virus Chikungunya ini masuk
keluarga Togaviridae, genus alphavirus. Sejarah Chikungunya di Indonesia Penyakit ini berasal
dari daratan Afrika dan mulai ditemukan di Indonesia tahun 1973.
Gejala Penderita Chikungunya
Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti
dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa
pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulangtulang, ada yang menamainya sebagai
demam tulang atau flu tulang. Gejala-gejalanya memang mirip dengan
infeksi virus dengue dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu. virus ini dipindahkan dari
satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara lain Aedes aegypti. virus yang ditularkan
oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang biak di dalam tubuh manusia. virus menyerang
semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan
mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari. Pada
anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul
setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak
kejang demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan
sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan
otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila
berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak
hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan
maupun syok. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada
perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Chikungunya tidak menyebabkan
kematian / kelumpuhan
Dengan istirahat cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam, penyakit
ini biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari. Tidak Menyebabkan Kematian atau Kelumpuhan !
Masih banyak anggapan di kalangan masyarakat, bahwa demam Chikungunya atau flu
tulang atau demam tulang sebagai penyakit yang berbahaya, sehingga membuat panik. Tidak
jarang pula orang meyakini bahwa penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan. Memang,
sewaktu virus berkembang biak di dalam darah, penderita merasa nyeri pada tulang-tulangnya
terutama di seputar persendian sehingga tidak berani menggerakkan anggota tubuh. Namun,
perlu diperhatikan bahwa hal ini bukan berarti terjadi kelumpuhan. Melainkan lebih dari sekedar
keengganan si penderita melakukan gerakan karena rasa ngilu pada persendian. Masa inkubasi
dari demam Chikungunya dua sampai empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai
10 hari. virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Namun, rasa
nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Tak ada vaksin maupun obat
khusus untuk Chikungunya. Cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang
bisa dibeli di warung. Yang penting cukup istirahat, minum dan makanan bergizi. virus ini
termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Walau demikian, rasa nyeri masih
akan tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Jadi, jangan panic dulu apabila terdapat
anggota keluarga yang menderita penyakit ini, sebab tidak sampai menyebabkan kematian. Serta
ngilu pada persendian itu tidaklah menyebabkan kelumpuhan. Penderita bisa menggerakkan
tubuhnya seperti sedia kala. Dokter biasanya hanya memberikan obat penghilang rasa sakit dan
demam atau golongan obat yang dikenal dengan obat-obat flu serta vitamin untuk penguat daya
tahan tubuh. Sebagian orang mengatakan penyakit ini bisa diatasi dengan mengonsumsi jus buah
segar, benarkah? Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi,
cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak
mengkonsumsi buah-buahan segar. Sebaiknya minum jus buah segar. Setelah lewat lima hari,
demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot
berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula. vitamin peningkat daya tahan tubuh
juga bermanfaat untuk menghadapi penyakit ini. Selain vitamin, makanan yang mengandung
cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh
yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Minum
banyak air putih juga disarankan untuk menghilangkan gejala demam. Bagaimana cara
menghindari penyakit ini?
Cara menghindari Chikungunya
Cara menghindari penyakit ini adalah dengan membasmi nyamuk pembawa virusnya. Ternyata
nyamuk ini punya kebiasaan unik. Pertama, Mereka senang hidup dan berkembang biak di
genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang
menampung air bersih. Kedua, Serangga bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-
benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Ketiga, nyamuk
ini sangat menyukai tempat yang gelap dan pengap. Mengingat penyebar penyakit ini adalah
nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan
memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan
penyakit demam berdarah dengue. Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini
adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-
jentiknya. malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding.
Hal ini karena Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang
menggantung.
Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara
menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak
seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa
dalam kurun waktu 7-10 hari. Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-
benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang.
Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara
segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang
sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut. Bisakah
seseorang terserang penyakit ini berkali-kali? Kabar baiknya, penyakit ini sulit menyerang
penderita yang sama. Sebabnya, pada tubuh penderita akan membentuk antibodi yang akan
membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di kemudian hari. Dengan demikian, kecil
kemungkinan bagi mereka untuk kena lagi.

II. Hasil investigasi


Desa Kerta mukti berada di wilayah
Puskesmas Cipatat dengan jumlah
penduduk sebanyak 7653 jiwa, 21 RW ,57
RT, 4 dusun, di huni oleh 2204 KK, memiliki
luas wilayah 3.188 ha. mata pencaharian
penduduk rata rata bertani dan sebagian
kecil sebagai pedagang SEBELAH BARAT
A. Kronologis Kejadian
Berdasarkan laporan dari Puskesmas Cipatat tanggal 1 Maret 2010 telah terjadi peningkatan
kasus penyakit diduga demam Chikungunya di RW 05 DESA KERTAMUKTI PUSKESMAS
CIPATAT Kabupaten Bandung Barat
Kejadian tersebut berlangsung dari mulai 15 Februari 2010 sampai dengan 1 Maret 2010 dan
secara kumulatif berjumlah 22 orang penderita.

B. Distribusi Frekwensi Kasus


Hasil penelusuran kasus didapatkan bahwa jumlah penderita sebanyak 22 orang periode 15
Februari 2010 sampai dengan 1 Maret 2010

TGL ALAMAT
NO NAMA USIA L/P SAKIT TGL SEMBUH
1 UDIN 56 L 15-Feb-10 24-Feb-10 RW 5
2 KOKOM 35 L 17-Feb-10 24 Februari 2010 RW 5
3 OJI 35 P 18-Feb-10 25 Februari 2010 RW 6
4 ODEH 48 P 18-Feb-10 27 Februari 2010 RW 5
5 AGUS 34 L 20-Feb-10 1 Maret 2010 RW 5
6 YANAH 38 P 21-Feb-10 28 Februari 2010 RW 6
7 MAMAN 40 L 21-Feb-10 27 Februari 2010 RW 5
8 AHI 55 L 21-Feb-10 1 Maret 2010 RW 6
9 KANA 63 L 21-Feb-10 1 Maret 2010 RW 5
10 NANA 65 L 21-Feb-10 28-Feb-10 RW 5
11 TITOH 35 P 22-Feb-10 28 Februari 2010 RW 5
12 EUIS 50 P 22-Feb-10 1 Maret 2010 RW 5
13 TITO 52 L 22-Feb-10 28-Feb-10 RW 5
14 SUNARDI56 L 22-Feb-10 1 Maret 2010 RW 5
15 UJU 60 L 22-Feb-10 1 Maret 2010 RW 5
16 SUHANA 67 L 22-Feb-10 1 Maret 2010 RW 5
17 ETI 38 P 23-Feb-10 1 Maret 2010 RW 6
18 AI 50 P 23-Feb-10 1 Maret 2010 RW 5
19 ANAH 65 P 23-Feb-10 1 Maret 2010 RW 6
20 MAMAN 58 L 24-Feb-10 28-Feb-10 RW 6
21 ADANG 37 L 25-Feb-10 28 Februari 2010 RW 5
22 NONO 40 L 26-Feb-10 Sakit RW 6
Penderita chikungunya yang paling pertama kali adalah saudara Udin, 56 tahun yang berprofesi
sebagai pedagang dan setiap hari bepergian ke pasar baik pasar cimahi atau pasar caringin
pulang dari pasar menderita demam, dua hari kemudian ada lagi penderita bernama kokom
kasus mulai meningkat tajam pada tanggal 21 Februari 2010 sebanyak 5 orang dan pada tanggal
22 Februari 2010 sebanyak 6 orang sampai tanggal 1 Maret masih di temukan 1 orang penderita
bernama Nono di RW 6 menurut penuturan warga pak Nono sakit baru 4 hari.

Grafiek 1

Distribusi Penderita tersangka Chikungunya Berdasarkan Gejala Klinis di Desa Kertamukti

Puskesmas Cipatat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2010

Berdasarkan Grafiek 1 tersebut terlihat bahwa sebagian besar penderita mengalami gejala
Demam dan nyeri sendi/otot.

Adapun jumlah seluruh kasus yang mengalami gejala Chikungunya adalah 22 orang dengan
Attact Rate Atau angka serangan sebesar 6 % tanpa kematian (CFR) 0%. Penderita 22 orang
dengan populasi yang terancan sebanyak 364 orang jumlah rumah yang perlu di fogging
sebanyak 115 rumah di RW 5 dan di RW 6.

Adapun jumlah kasus berdasarkan Jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Grafik 2.

Proporsi Kasus Demam Chikungunya Menurut jenis kelamin

Desa Kertamukti Puskesmas Cipatat Kabupaten Bandung Barat tahun 2010

Grafik 3

, Distribusi kasus Demam Chikungunya berdasarkan waktu kejadian


Desa Kertamukti Puskesmas Cipatat Kabupaten Bandung Barat tahun 2010

III. UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN


Adapun upaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penyelidikan Epidemiologi dengan melakukan survei di 20 rumah sekitar penderita dan


pelacakan kasus baru

2. Pengobatan dan pendirian posko KLB di Puskesmas Cipatat

3. Penyuluhan langsung tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Melakukan 3 M


(Menutup, Menimbun, Menguras) di Desa Tagog Apu

4. Melaksanakan Pengasapan atau Fogging di lokasi KLB.

IV. Kesimpulan
Telah terjadi Kejadian Luar Biasa Suspect Demam Chikungunya di RW. 05 Desa Kertamukti
Puskesmas Cipatat Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah kasus 22 orang, dengan angka
kematian (CFR) adalah 0%

Gejala yang muncul pada penderita antara lain, Demam, Nyeri sendi/otot, Ruam pada kulit,
Nyeri Perut atas kiri.

kontributor : [Saeful Uyun Dinkes Kab. Bandung/PAEL Bogor 2010]

Iklan

Anda mungkin juga menyukai