Anda di halaman 1dari 17

Daftar Isi

Daftar Isi......................................................................................................................................................1
BAB I..........................................................................................................................................................2
Pendahuluan............................................................................................................................................2
A. Latar Belakang..............................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................4
ISI............................................................................................................................................................4
A. Pengertian laboratorium..................................................................................................................4
B. Pengertian Standar Operasional Prosedur..................................................................................4
C. Fungsi Standar Operasional Prosedur Bekerja di Laboratorium...............................................5
D. Tujuan Standar Operasional Prosedur Saat Bekerja di Laboratorium......................................7
E. Standar Operasional Prosedur Laboratorium..............................................................................8
F. Panduan Umum Keselamatan Penggunaan Peralatan Laboratorium....................................12
G. Standar Operasional Prosedur Peminjaman Alat/Barang/Sarana dan Prasarana
Laboratorium.......................................................................................................................................15
BAB III......................................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................................18
Kesimpulan........................................................................................................................................18
Saran....................................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................18
BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Laboratorium merupakan tempat yang dijadikan media yang dapat menghasilkan
pengalaman belajar dimana siswa dapat berinteraksi langsung dengan berbagai
alat-alat dan bahan untuk mengobservasi secara langsung dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajarinya. Sehingga dalam menggunakan laboratorium
tersebut haruslah sesuai dengan prosedur laboratorium dan tujuan dapat
tercapai.
Prosedur Laboratorium disebut juga dengan SOP. SOP adalah Stadar
Operasional Prosedur, dalam sebuah laboraorium sangat diperlukan dalam
upaya membentuk sistem pelayanan dan pengelolaan laboratorium yang ideal.
Dalam hal ini sangat diperlukan adanya SOP guna membantu atau memberikan
acuan proseduryang harus diikuti oleh guru ataupun staff lain yang terlibat dalam
penggunaan laboratorium yang akan digunakan untuk membimbing siswa.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian Standar Operasional Prosedur laboratorium?
2. Bagaimana fungsi Standar Operasional Prosedur laboratorium?
3. Apa tujuan adanya Standar Operasional Prosedur laboratorium?
4. Apa saja Standar Operasional Prosedur saat bekerja di laboratorium?
5. Bagaimana panduan menjaga keselamatan dalam penggunaan peralatan
laboratorium?
6. Bagaimana standar operasional prosedur peminjaman alat/barang/sarana
dan prasarana laboratorium?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian Standar Operasional Prosedur Laboratorium
2. Mengetahui dan memahami fungsi Standar Operasional Prosedur
Laboratorium
3. Mengetahui dan memahami tujuan Standar Operasional Prosedur
Laboratorium
4. Mengetahui dan memahami Operasional Prosedur saat bekerja di
laboratorium?
5. Mengetahui dan memahami panduan menjaga keselamatan dalam
penggunaan peralatan laboratorium
6. Mengetahui dan memahami standar operasional prosedur peminjaman
alat/barang/sarana dan prasarana laboratorium

BAB II
ISI

A. Pengertian laboratorium
menurut Emha (2002), laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan
percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia,
dan biologi atau bidang ilmu lain.

Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana
dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan
suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk
melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi,
dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau
ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.
Fungsi Laboratorium

Menurut Sukarso (2005), secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah
keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari
dan menemukan kebenaran.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari
sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial..
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
5. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau
penemuan yang diperolehnya.

B. Pengertian Standar Operasional Prosedur

Standar Operasional Prosedur merupakan bagian yang sangat penting dalam


menjalin ketertiban suatu proses kerja. Hakekatnya Standar Operasional Prosedur
digunakan untuk menghindari terjadinyamiskomunikasi, konflik dan permasalahan pada
pelaksanaan tugas/pekerjaan dalam suatu organisasi. Standar Operasional Prosedur
dibuat untuk menjaga keseragaman pola kerja dan kualitas dari sebuah proses yang
akan dilaksanakan.
Standar Operasional Prosedur juga dapat didefinisikan sebagai aturan, pedoman
dan tata cara tertulis yang membantu untuk mengontrol perilaku anggota suatu
organisasi, dapat dikatakan bahwa Standar Operasinal Prosedur mengatur segala
aktivitas yang ada dalam organisasitersebut termasuk bagaimana proses pekerjaan
dilakukan, siapa yang harus mengerjakan, siapa yang harus bertanggung jawab, kapan
dilakukan dan keterangan-keterangan pendukung lainnya.
Pedoman yang baku seperti Standar Operasional Prosedur diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan di laboratorium. Sebagaimana halnya Standar Operasional
Prosedur yang lain, Standar Operasional Prosedur yang ada di laboratorium juga dibuat
untuk menjalin ketertiban dan kedisiplinan pelaksanaan kegiatan yang ada, seperti
praktikum atau kegiatan percobaan dan penelitian lainnya. Standar Operasional
Prosedur tersebut disusun secara teliti dan mendetail dengan mempertimbangkan
berbagai faktor kebutuhan sehingga dapat berjalan dengan jelas, efektif dan mudah
digunakan oleh pelaksana.
“Standar operasional prosedur kerja di laboratorium adalah petunjuk atau
pedoman yang menunjukkan bagaimana laboran harus bersikap dengan benar dalam
melakukan tindakan di laboratorium. Standar operasional prosedur atau disingkat SOP
dalam sebuah laboratorium sangat diperlukan dalam upaya membentuk sistem
pelayanan dan pengelolaan laboratorium yang ideal.” (Silaban, 2013).

Standar Operasional Prosedur yang ada di laboratorium disesuaikan dengan


standar keselamatan dan kesehatan. Langkah-langkah operasional ini dilaksanakan
dalam rangka memperlancar proses kerja di laboratorium agar dapat berjalan dengan
benar serta dilaksanakan sesuai ketentuan, sehingga memiliki output yang sama dan
terstandar.

C. Fungsi Standar Operasional Prosedur Bekerja di Laboratorium


Standar Operasional Prosedur merupakan komponen yang sangat penting dalam
kegiatan di laboratorium, bahkan Standar Operasional prosedur harus ada sebelum
kegiatan tersebut dilakukan. Pentingnya Standar Operasional prosedur tersebut dapat
dilihat dari fungsi dan peranannya dalam menilai apakah pekerjaan atau kegiatan
tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak.
Standar Operasional Prosedur memiliki beberapa fungsi yang saling berkaitan. Fungsi
Standar Operasional prosedur tersebut antara lain:
1. Sebagai dasar acuan dalam melaksanakan kegiatan
Standar Operasional Prosedur merupakan hal yang mendasari suatu kegiatan, artinya
segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan akan mengacu pada Standar
Operasional Prosedur tersebut, tanpa adanya Standar Operasional Prosedur maka
kegiatan tersebut tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Menjaga kedisiplinan dan konsistensi kerja pelaksana maupun pengguna dalam
melaksanakan kegiatan
Kedisiplinan merupakan hal yang sangat sulit untuk diterapkan terutama dalam
kegiatan di laboratorium. Kedisiplinan ini bukan hanya harus dimiliki oleh laboran saja,
namun juga harus dimiliki oleh petugas dan pegawai laboratorium yang terkait. Oleh
karena itu, adanya Standar Oprasional Prosedur inilah yang membantu untuk
menciptakan kedisiplinan yang lebih baik.
3. Memperjelas kesulitan, masalah-masalah dan penyimpangan yang terjadi saat
pelaksanaan kegiatan
Setiap kegiatan tentu akan mengalami kesulitan, masalah-masalah dan penyimpangan
dalam pelaksanaannya. Permasalahan tersebut akan lebih mudah untuk ditemukan dan
diatasi jika terdapat Standar Operasional Prosedur yang mengaturnya.
4. Membantu dalam mengembangkan dan mengevaluasi setiap proses
operasional di laboratorium
Keberadaan Standar Operasional Prosedur dapat membantu mengembangkan dan
mengevaluasi proses operasional di laboratorium. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi
Standar Operasional Prosedur sebagai alat yang mempermudah untuk menemukan
masalah dan kesulitan dalam kegiatan, dengan ditemukannya kesulitan tersebut maka
proses operasional kerja dapat diperbaiki dan dievaluasi agar menjadi lebih baik lagi.
5. Menjaga ketertiban praktikan dalam pelaksanaan kegiatan
Masalah ketertiban berkaitan erat dengan kedisiplinan, namun ketertiban dalam hal ini
bukan hanya mencakup pelaksanan tugas atau kerja saja tetapi juga mencakup fungsi
untuk mengontrol perilaku pelaksana tersebut. ketertiban ini diperlukan dalam menjaga
agar kegiataan dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
6. Menjadi dasar hukum yang kuat dalam menghadapi penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi
Dasar hukum menjadi hal yang sangat penting keberadaannya karena sering terjadi
penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan di laboratorium. Dasar hukum ini dapat
menjadi acuan dan pedoman dalam mengatasi penyimpangan tersebut. Standar
Operasional Prosedur dalam hal ini dapat menjadi dasar hukum atau penengah
terhadap permasalahan itu.

D. Tujuan Standar Operasional Prosedur Saat Bekerja di Laboratorium


Standar Operasional Prosedur memiliki tujuan penting dalam setiap kegiatan yang
dilakukan di laboratorium . Standar Operasional Prosedur dibuat dengan maksud dan
tujuan tertentu, sehingga memberikan manfaat bagi pihak yang bersangkutan. Tujuan
Standar Operasional Prosedur antara lain:
1. Memastikan bahwa setiap, langkah, keputusan, tindakan dan penggunaan
fasilitas dilakukan secara sistematis dan sesuai
Setiap pelaksaan kegiatan perlu dipastikan apakah langkah, keputusan, tindakan dan
penggunaan fasilitas yang ada dilakukan secara sistematis dan sesuai. Hal ini tentu
dibutuhkan agar tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya dan hasil yang
diperolehpun sesuai dengan yang direncanakan.
2. Menjaga dan menjamin keselamatan pengguna, praktian atau laboran saat
melakukan kegiatan di laboratorium
Kecelakaan kerja dapat terjadi saat melakukan kegiatan di laboratorium, baik karena
unsur kesengajaan atau tidak, namun apabila laboran mengikuti dan menjalankan
Standar Operasional Prosedur dengan benar, maka kecelakaan tersebut dapat
diminimalisir atau bahkan tidak akan terjadi.
3. Mengawasi pekerjaan atau kegiatan agar dapat dilaksanakan secara efisien dan
konsisten
Standar Operasional Prosedur dapat membantu dan mengawasi petugas maupun
laboran dalam melaksanakan tugasnya di laboratorium dengan baik. Konsistensi dan
efisiensi tersebut dapat terwujud apabila petugas maupun laboran tersebut
menjalankan Standar Operasional Prosedur dengan tertib.
4. Menentukan pembagian kerja dan wewenang dari pelaksana yang terkait
Tugas dan wewenang petugas maupun laboran terkadang tidak dijalankan dengan
semestinya, dengan adanya aturan-aturan dalam Standar Operasional Prosedur
diharapkan agar petugas dan laboran dapat lebih bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya.
5. Meminimalisir kesalahan dan inefisiensi dalam melakukan pekerjaan
Standar Operasional Prosedur memuat hal-hal yang cukup berpengaruh dalam
menghindari kegagalan, kesalahan dan inefisiensi yang terjadi. Salah satu contoh
inefisiensi adalah terkait penggunaan alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan.
6. Membatasi tugas dan kerja pelaksana yang terkait
Pembatasan tugas dan kerja dalam kegiatan diperlukan agar memudahkan pelaksana
dalam mengerjakannya, selain itu pembatasan tersebut akan membuat pekerjaan
pelaksana menjadi lebih maksimal. Pembatasan tugas ini merupakan tujuan
keberadaan Standar Operasional Prosedur.
E. Standar Operasional Prosedur Laboratorium
Standar Operasional Prosedur laboratorium adalah seperangkat aturan atau tata
cara untuk menunjukkan tahapan secara jelas, yang mengatur kegiatan dan sikap
laboran/praktikan agar dapat menjalankan kegiatan di dalam laboratorium dengan baik.
Standar Operasional Prosedur merupakan aturan yang mengikat dan harus dipatuhi
oleh pengguna laboratorium. Adanya Standar Operasional Prosedur ini membuat
kegiatan yang berlangsung di laboratorium menjadi lebih tertata dan terstruktur.
Standar Operasional Prosedur bekerja di laboratorium berpedoman pada UU Nomor:20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU RI Nomor:14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, PP Nomor:19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan
Kepmendiknas Nomor 132/D/0/2008 (Halide, 2008: 6).

Standar Operasional bekerja di laboratorium meliputi peraturan sebelum praktik, selama


praktik, selesai praktik dan beberapa peraturan-peraturan lain. peraturan-peraturan
tersebut antara lain:
a. Sebelum praktikum
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan praktikum meliputi prosedur
persiapan alat dan tempat kegiatan. Prosedur tersebut antara lain yaitu :
1. Ketua Program Studi bersama dengan Kepala laboratorium, teknisi, analis serta
laboran mengadakan rapat untuk membahas kesiapan kegiatan praktik dua pekan
sebelum kegiatan tersebut mahasiswa dilakukan;
2. Kepala Laboratorium bersama dengan teknisi dan laboran mengecek kesiapan
dan kelayakan alat yang akan digunakan dalam praktikum sejak satu pekan sebelum
kegiatan praktikum dimulai;
3. Kepala dan penanggungjawab laboratorium mengecek kesiapanjob-
sheet masing- masing laboratorium;
4. Laboran menyerahkan daftar catatan alat kepada mahasiswa untuk di isi alat
apa saja yang akan dipinjam dalam pelaksanaan praktikum;
5. Laboran menyerahkan alat kepada ketua dan anggota kelompok
mahasiswa/dosen terkait;
6. Mahasiswa atau dosen bersama dengan teknisi, analis atau laboran bersama-
sama mengecek kelayakan alat yang dipinjam;
7. Jika terjadi ketidaklayakan, alat akan dikembalikan kepada laboran atau teknisi
dan dicatat dalam buku kerusakan alat;
8. Dosen penanggung jawab diwajibkan mengisi Berita Acara Praktikum yang
diketahui oleh penanggung jawab laboratorium sebelum melakukan praktikum.
b. Selama praktikum
Setelah dilakukan prosedur persiapan alat dan tempat praktikum saat sebelum
praktikum, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan selama kegiatan praktikum
berlangsung diantaranya yaitu:
1. Sebelum masuk ke ruangan praktikum, mahasiswa harus menggunakan jas
praktik sesuai dengan ketentuan dan tidak membawa tas atau barang bawaan lain yang
tidak diperlukan dalam praktikum masuk ke laboratorium;
2. Mahasiswa harus mengisi buku daftar hadir yang telah disiapkan mulai jam
praktik sampai dengan selesainya kegiatan praktik;
3. Dosen menjelaskan cara penggunaan alat-alat praktikum kepada mahasiswa
praktikan baik yang standar maupun yang dipinjam sesuai dengan fungsinya;
4. Mahasiswa menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan petunjuk praktik
dengan diamati oleh dosen pembimbing (jobsheet).
c. Selesai praktikum
Setelah kegiatan praktikum dilaksanakan terdapat hal-hal yang harus diperhatikan,
yaitu:
1. Sebelum meninggalkan ruangan praktik, mahasiswa atau praktikan harus
membersihkan alat dan bahan yang digunakan dan kemudian mengembalikannya
kepada laboran atau teknisi;
2. Teknisi atau laboran memeriksa kelayakan alat yang dipinjam, jika
rusak/hilang maka teknisi/laboran mencatat sebagai alat yang ditinggalkan dan harus
diganti oleh peminjam.
d. Peraturan-peraturan lain
Selain peraturan sebelum praktikum, selama praktikum dan selesai praktikum terdapat
hal-hal lain yang perlu diperhatikan. Peraturan-peraturan ini meliputi peraturan yang
mengontrol sikap dan kegiatan praktikan selama praktikum.
1. Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, mahasiswa harus memahami
petunjuk penggunaan alat itu, sesuai dengan petunjuk penggunaan yang diberikan atau
disampaikan oleh penanggung jawab praktikum;
2. Mahasiswa harus memperhatikan dan mematuhi peringatan (warning) yang
biasa tertera pada badan alat, hal tersebut dimaksudkan agar mahasiswa waspada dan
terhindar dari kecelekaan karena kesalahan penggunaan alat tersebut.
3. Mahasiswa harus memahami fungsi atau kegunaan alat-alat praktikum dan
hanya menggunakan alat-alat tersebut untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau
kegunaannya. Menggunakan alat praktikum diluar fungsi atau peruntukannya dapat
menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan membahayakan keselamatan
praktikan;
4. Mahasiswa harus memahami rating dan jangkauan kerja alat-alat praktikum
serta menggunakan alat-alat tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya.
Menggunakan alat praktikum diluar rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan
kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan;
5. Seluruh peralatan praktikum yang digunakan harus dipastikan aman dari
benda/logam tajam, api/panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada alat tersebut;
6. Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau
sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang digunakan, karena hal tersebut bisa
saja merusak fungsi alat tersebut.

Standar Operasional prosedur Laboratorium di sekolah


1. SOP PELAKSANAAN PRATIKUM
Sebelum Praktikum
· Kepala laboratorium dan guru IPA mengadakan rapat membahas kesiapan
kegiatan praktik dua pekan sebelum kegiatan praktikum untuk siswa dilakukan;.
· Kepala Laboratorium mengecek kesiapan dan kelayakan alat yang akan
digunakan satu pekan sebelum kegiatan praktikum dimulai.
· Kepala laboratorium mengecek kesiapan LKS yang akan digunakan untuk
kegiatan praktikum;
· Kepala laboratorium menyerahkan daftar bon alat kepada guru praktikum
untuk diisi alat apa yang akan dipinjam;
· Guru praktikum diwajibkan mengisi Berita Acara Praktikum yang diketahui
penanggungjawab laboratorium sebelum melakukan praktikum.

Selama Praktikum

· Sebelum masuk ke ruang praktikum siswa harus menggunakan jas lab.


· Siswa mengikuti tata tertib yang berlaku di laboratorium IPA
· Guru menjelaskan cara penggunaan alat kepada siswa sesuai dengan
fungsinya;
· Siswa menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan petunjuk praktikum
dan diamati oleh guru pembimbing.
· Guru menuliskan catatan penting tentang kegiatan yang sudah
dilaksanakan pada buku kegiatan harian lab yang tersedia.

Selesai praktikum
· Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, siswa
harus memahami petunjuk penggunaan alat itu, sesuai dengan petunjuk
penggunaan yang diberikan atau disampaikan oleh penanggungjawab
praktikum;
· Siswa harus memperhatikan dan mematuhi peringatan (warning) yang
biasa tertera pada badan alat;
· Siswa harus memahami fungsi atau peruntukan alat-alat praktikum
dan menggunakan alat-alat tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi
atau peruntukannya. Menggunakan alat praktikum di luar fungsi atau
peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya
keselamatan praktikan;
· Siswa harus memahami spesifikasi dan jangkauan kerja alat-alat
praktikum dan menggunakan alat-alat tersebut sesuai spesifikasi dan jangkauan
kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar spesifikasi dan jangkauan
kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya
keselamatan praktikan;
· Seluruh peralatan praktikum yang digunakan harus dipastikan aman dari
benda/logam tajam, api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada alat tersebut;
· Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan,
goresan atau sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang digunakan.

F. Panduan Umum Keselamatan Penggunaan Peralatan Laboratorium


Standar Operasional Prosedur pada dasarnya dibuat untuk menjaga keselamatan
praktikan selama berlangsungnya kegiatan praktikum. Untuk mewujudkan praktikum
yang aman diperlukan partisipasi seluruh praktikan dan penanggung jawab praktikum
yang bersangkutan. Oleh karena itu, kepatuhan dan ketertiban setiap praktikan
terhadap uraian panduan pada bagian ini akan sangat membantu mewujudkan
praktikum yang aman. Panduan umum pada Standar Operasional Prosedur diantaranya
meliputi panduan untuk bahaya listrik, bahaya api atau panas berlebih, bahaya benda
tajam dan logam dan panduan umum lain.
a. Bahaya listrik
Beberapa praktikum dalam pelaksanaanya tidak terlepas dari penggunaan listrik.
Panduan umum keselamatan dari bahaya listrik di peralatan yang ada laboratorium
diantaranya adalah:
1. Memperhatikan dan mempelajari tempat-tempat sumber listrik(stop-
kontak dan circuit breaker) dan cara untuk menyalakan maupun mematikannya. Jika
melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya lebih baik dilaporkan
pada asisten atau penanggungjawab praktikum yang bertugas;
2. Menghindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik
(sengatan listrik) secara tidak disengaja, misalnya kabel listrik yang terkelupas;
3. Menghindari melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri
sendiri atau orang lain;
4. Mengeringkan bagian tubuh yang basah terlebih dahulu karena dapat
menimbulkan sengatan listrik, misalnya keringat atau sisa air wudhu;
5. Mewaspadai dan berhati-hati terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas
praktikum.
Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik. Berikut
ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika hal tersebut terjadi:
a. Mematikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing
maupun di meja praktikan yang tersengat arus listrik;
b. Membantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber
listrik;
c. Memberitahu dan meminta bantuan asisten, praktikan lain dan orang yang ada di
sekitar anda tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik.
b. Bahaya api atau panas berlebih
Api atau panas berlebih merupakan hal yang perlu untuk diwaspadai saat
melakukan praktikum karena dapat membahayakan praktikan. Berikut adalah panduan
umum agar terhindar dari bahaya api atau panas berlebih di laboratorium
1. Tidak membawa benda-benda yang mudah terbakar seperti korek api dan gas ke
dalam ruang praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum;
2. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau panas
yang berlebihan;
3. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas berlebih
pada diri sendiri maupun orang lain;
4. Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas
praktikum;
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya api atau
panas berlebih, yaitu :
a. Memberitahu dan meminta bantuan asisten atau penanggungjawab praktikum,
praktikan lain dan orang di sekitar anda tentang terjadinya bahaya api atau panas
berlebih;
b. Mematikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja praktikum
masing-masing;
c. Menjauh dari ruang praktikum.
c. Bahaya benda tajam dan logam
Bahaya benda tajam di laboratorium memang sangat fatal. Benda-benda jenis ini
dapat melukai anggota tubuh praktikan saat melakukan praktikum. Berikut adalah
panduannya agar terhindar dari bahaya tersebut, antara lain :
1. Tidak membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang praktikum
bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan;
2. Tidak memakai perhiasan yang terbuat dari logam misalnya cincin, kalung, dan
gelang dan lain-lain;
3. Menghindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat
melukai diri sendiri maupun orang lain;
4. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau
orang lain.
d. Panduan umum lain
Selain panduan mengenai bahaya listrik, bahaya api dan panas berlebih dan bahaya
benda tajam dan logam, terdapat beberapa panduan lain yang juga harus diperhatikan
saat pelaksanaan kegiatan praktikum di laboratorium. Panduan ini dimaksudkan untuk
mencegah hal-hal yang dapat mengganggu atau menghambat jalannya praktikum.
Berikut adalah panduan lain yang perlu diperhatikan saat melakukan praktikum di
laboratorium.
1. Tidak membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum maupun
sekitar area ruang praktikum;
2. Tidak merokok atau melakukan hal-hal lain yang dapat mengganggu berjalannya
proses praktikum.
G. Standar Operasional Prosedur Peminjaman Alat/Barang/Sarana dan Prasarana
Laboratorium
Kegiatan praktikum di laboratorium tentunya membutuhkan berbagai alat dan bahan.
Alat dan bahan tersebut dapat dipinjam dari laboratorium sebelum kegiatan praktikum
berlangsung. Standar Operasional Prosedur peminjaman alat/barang/sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh laboratorium dalam hal pertanggung jawabannya dipegang
oleh Kepala laboratorium dan dibantu oleh masing-masing Penanggung jawab
laboratorium. Standar Operasional Prosedur ini ditujukan untuk menjelaskan hal-hal
yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan dalam meminjam inventaris
alat/barang/sarana dan prasarana di bawah pertanggung jawaban Kepala aboratorium
dan Penanggung jawab aboratorium yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan.
Sebelum melakukan peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana dari laboratorium
terdapat kegiatan-kegiatan prosedural yang harus dilakukan. Kegiatan-kegiatan ini
diperlukan agar peminjam dapat bertanggung jawab penuh dan menjadi bukti bahwa
alat atau barang tersebut sedang dipinjam. Prosedur tersebut meliputi:
a. Pengajuan surat permohonan peminjaman
Alat/barang/sarana dan prasarana yang dimiliki dan menjadi
tanggung jawab Kepala laboratorium dan Penanggungjawablaboratorium, pada
dasarnya dapat dipergunakan oleh semua sivitas akademika. Oleh karena itu
semua sivitas akademika yang ingin mempergunakan alat/barang/sarana dan
prasarana tersebut, haruslah mengajukan surat permohonan peminjaman
alat/barang/sarana danprasarana tersebut kepada Kepala laboratorium.
Surat permohonan pinjaman berisi nama peminjam, jabatan peminjam, bagian
peminjam, alamat peminjam (alamat kampus dan ruang), keperluan pinjaman (acara,
waktu dan tempat), lama peminjaman, serta nama barang yang akan dipinjam dan
jumlahnya.
b. Pengesahan permohonan pinjaman
Terdapat beberapa tahap pengesahan permohonan pinjaman di laboratorium
diantaranya yaitu:
1. Alat/barang/sarana dan prasarana milik laboratorium yang akan dipinjam
tersebut, setelah melalui tahap pertama atau pengajuan surat permohonan pinjaman
akan segera ditindak lanjuti;
2. Penanggungjawab laboratorium akan memeriksa surat permohonan pinjaman
tersebut dan Penanggung jawab laboratorium mempunyai hak kuasa penuh untuk
menerima atau menolak setiap surat permohonan pinjaman yang masuk terutama
melihat kepentingan peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana tersebut dengan
diketahui oleh Kepala laboratorium. Selama permohonan peminjaman tersebut untuk
keperluan kegiatan bukan untuk kepentingan pribadi, maka permohonan peminjaman
tersebut akan diterima;
3. Pemohon yang tertulis dalam surat permohonan peminjaman menjadi
penanggung jawab terhadap alat/barang/sarana dan prasarana yang dipinjamnya;
c. Pengisian surat pinjaman
Tahapan ketiga dari prosedur ini adalah pengisian surat pinjaman bagi yang surat
permohonan pinjaman telah diperiksa dan disetujui oleh penanggung jawab
laboratorium dan diketahui oleh Kepala laboratorium.
d. Penyerahan pinjaman dan pengecekan awal
Setelah pemohon mengisi surat bukti peminjaman, langkahyang harus
dilakukan selanjutnya adalah menerima alat/barang/sarana dan prasarana yang
dipinjam tersebut dan melakukan pengecekan awal terhadap semua barang yang
dipinjam. Pemohon kemudian dapat mempergunakan alat/barang/sarana dan
prasarana pinjaman tersebut untuk keperluan yang dimaksud dan bertanggungjawab
penuh terhadap alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman tersebut.
e. Pengembalian pinjaman dan pengecekan akhir
Setelah alat atau barang tersebut selesai digunakan, maka alat harus dikembalikan lagi
kepada penangging jawab laboratorium. Berikut adalah beberapa tahap pengembalian
pinjaman dan pengecekan akhir di laboratorium:
1. Melakukan pengecekan akhir terhadap semua barang pinjaman dan harus
sesuai dengan kondisi awal pada saat barang tersebut dipinjam;
2. Jika ternyata pada saat pengembalian, alat/barang/sarana dan prasarana
pinjaman tersebut dinyatakan rusak atau hilang sebelum dikembalikan, maka pemohon
pinjaman harus bertanggungjawab terhadap alat/barang/sarana dan prasarana
pinjaman tersebut dan harus menggantinya.
f. Pengisian surat pengembalian
Sebelum mengembalikan alat atau barang yang dipinjam, maka peminjam harus
mengisi surat pengembalian sebagai bukti bahwa alat tersebut bukan lagi menjadi
tanggung jawab peminjam. Tahapan pengisian surat pengembalian di laboratorium
adalah sebagai berikut:
1. Pemohon mengisi tanggal pengembalian alat/barang/sarana dan prasarana
pinjaman tersebut;
2. Setelah pemohon mengisi tanggal pengembalian, maka proses peminjaman ini
dinyatakan selesai.
g. Ketentuan peminjaman bagi pihak luar
Peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana bagi pihak di luar sivitas akademika
juga mengikuti prosedur yang sama yang disebutkan pada poin-poin di atas. Selain
ketentuan-ketentuan tersebut, ada ketentuan tambahan yang harus dipenuhi oleh
peminjam dari pihak luar yaitu:
1. Peminjam harus menitipkan kartu tanda pengenal atau sejenisnya;
2. Peminjam dikenakan biaya sewa, yang harganya sesuai dengan jenis barang
yang dipinjam. Harga sewa ditentukan sesuai dengan kesepakatan pengelola
laboratorium.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Standar Operasional Prosedur laboratorium adalah seperangkat aturan atau tata cara
untuk menunjukkan tahapan secara jelas, yang mengatur kegiatan dan sikap
laboran/praktikan agar dapat menjalankan kegiatan di dalam laboratorium dengan baik.
Standar operasional prosedur diperlukan untuk menjaga agar kegiatan yang
berlangsung di laboratorium menjadi lebih tertata dan terstruktur. Standar Operasional
Prosedur saat bekerja di laboratorium mengatur kegiatan-kegiatan yang dilakukan
sebelum praktikum, selama praktikum, selesai praktikum dan peraturan-peraturan lain.
Standar Operasional kerja juga meliputi panduan umum keselamatan terhadap
berbagai bahaya di laboratorium maupun prosedur peminjaman dan pengembalian alat.

Saran
Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan dapat menyadari pentingnya
keberadaan Standar Operasional Prosedur sekaligus menerapkannya dalam
pelaksanaan kegiatan di laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

Halide. 2008. Standar Operating Procedures (SOP) Laboratorium.


Makassar:Universitas Fajar.
Emha, H., 2002, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah. Bandung: PT Remaja
Roesda Karya.
Silaban, DedeNova. 2014.Pengelolaan Laboratorium.http://novasilaban92.blogspot.com
/2014/05/uts-penglab_6848.html. 1 Desember 2018 (12:00).
Sukarso, 2005, Pengertian Dan Fungsi Laboratorium, (Online http://wanmustafa.
wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/, diakses pada tanggal
1 Desember 2018).

Anda mungkin juga menyukai