I. Peningkatan Kepuasan Bus Rapid Transit ( BRT ) Semarang
Pada masa sekarang ini, transportasi menempati posisi penting dalam
kehidupan manusia, hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan. Bus adalah salah satu modal transportasi yang memiliki karakteristik tersendiri, jika dibandingkan dengan kendaraan bermotor lainnya yang ada dijalan raya. Hal ini disebabkan karena bus daoat mengangkut penumpang dalam jumlah cukup banyak. Selain itu penumpang angkutan bus memiliki ruangan yang lebih luas jika dibandingkan kendaaan lain. Seiring dengan problem kemacetan dijalan raya yang semakin tinggi, terutama pada saat jam-jam sibuk (ke sekolah, kantor, dan aktivitas lainnya),ditanggapi oleh pemerintah kota Semarang dengan jalan memberikan jasa angkutan umum dengan memberikan pelayanan yang lebih baik, agar masyarakat kta Semarang bisa memilih jasa angkutan umum daripada menggunakan angkutan pribadi. Jasa angkuan tersebut dberi nama Bus Rapid Transit (BRT) Semarang, yang memiliki dua koridor. Koridor I melayani jurusan Mangkang – Penggaron, sedangkan Bus koridor 2 melayani Terboyo – Ungaran. BRT ini melayani masyarakat kota Semarang dengan jam oprasi 0.35 WIB sampai dengan 1.35 WIB. Bus ini memiliki kapasitas penumpag sebanyak 42 orang dan disediakan armada sebanyak 20 unit untuk setiap koridornya. Tarif yang diterapkan untuk masing-masing penumpang adalah sebesar Rp 2.000,- untuk tarif pelajar dan Rp 3.500,- untuk tarif umum.
II. A. Adhan, Mushollah, Sholat ,Ramadhan , Al Qur’an, Dramatis, Shaleh, Analisa.
B. Menurut saya pernyataan tersebut kurang tepat, karena ragam baku ialah ragam bahasa yang sangat resmi dan digunakan dalam situasi-situasi resmi atau khidmat. Sehingga ragam baku kurang tepat apabila sigunakan di sembaang tempat, kapan saja, dengan mitra tutur siapa saja, dan materi bicara maupun suasana bicara sembarangan.
III. 2. - Matanya kadang melotot untuk memastikan bahwa wanita yang
disampingnya merasa kagum kepadanya. - Setelah harga diperlihatkan, pria itu bertanya ,“Punya kembalian untuk pecahan lima ratus real ?” Ia mengeluarkan lebih tepatnya memamerkan lembaran pecahan nominal terbesar, membentuknya seolah-olah menjadi kipas. - Bidang sub ilmu - Overacting - Laki-laki tebar pesona
3. - Dalam konteks ini erbanditan atau perblateran, mengacu pandangan George
Rude (1985) dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni : 1). Kejahatan Akuistik (ketamakan), 2). Kejahatan sosial dan survival, dan 3). Kejahatan protes.
- Ketiga pengklasifikasian ini saling berkaitan satu sama lain bila dilihat dari motif bahkan ideologi perbanditannya yang terjadi di Madura.
- Bidang ilmu
- Akuistik, Survival, Rezim.
- Perbanditan atau perblateran.
- Perbanditan atau Perblateran Yang Terjadi di Madura