Anda di halaman 1dari 17

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem informasi geografis (SIG) adalah suatu teknologi yang berbasis
dengan teknologi informasi dan komputer dimana dapat digunakan untuk
menyimpan dan memanipulasi informasi geografi. Dengan SIG dapat membantu
kita dalam mengahadapi persoalan tentang tata wilayah dan me-manage suatu
informasi disetiap daerah dengan baik. Dalam suatu citra satelit terkadang letak
suatu titik koordinatnya berbeda dengan letak titik sebenarnya. Sehingga
dibutuhkan adanya proses uji validasi pada suatu citra dan proses pembuatan
matriks kesalahan dari sana maka dapat dibuat suatu peta digital yang benar. Yang
dimaksud di sini sebagai Peta Digital adalah peta rupa bumi hasil proyek “Digital
Mapping” yang dimulai BAKOSURTANAL pada tahun 1993, yang seluruh
tahapan produksinya menggunakan teknik digital, mulai dari kompilasi foto udara
pada alat fotogametri analitis, proses editing dan desain kartografi hingga
persiapan separasi warna sebelum dicetak offset. Dengan alur kerja lengkap secara
digital (dataflow), maka peta ini menjadi sangat teliti, sangat ekonomis untuk
dimutakhirkan di masa depan, dan sangat bervariasi untuk digunakan, baik dalam
bentuk kertas (hardcopy) maupun dalam bentuk digital (softcopy).
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mengetahui fungsi kartografi digital
2. Mengetahui cara pembuatan peta digital
1.3 Manfaat Praktikum
1. Pembuatan petakartografi digital
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kartografi
2.1.1. Sejarah Kartografi
Perkembangan kartografi dapat dikelompokkan dalam empat periode,
yakni (1) periode kuno, (2) periode pertengahan, (3) periode renaissance, dan (4)
periode modern.

1. Periode Kuno

Pembuatan peta pada periode ini masih dibuat secara manual dengan tangan
(menuscript map). Peta – peta pada periode kuno ini terutama dibuat oleh orang –
orang Yunani dan Tiongkok dan mutu ilmiahnya cukup tinggi pada masa itu.

2. Periode Pertengahan

Dalam periode ini perpetaan sangat dipengaruhi oleh aliran supernaturalisme


Kristen. Pada periode ini mereke melukiskan muka bumi ke dalam bentuk peta
tidak menurut keadaan yang sebenarnya namun sesuai dengan jalan pikiran
mereka dengan disertai dengan perasaan yang artistic dan simbolik. Mereka
beranggapan karena bumi adalah ciptaan Tuhan, dan Tuhan adalah Maha
Sempurna, sehingga dalam menggambarkan ciptaannya pun harus sempurna, dan
sempurna menurut pandangan mereka masa itu adalah semua kenampakannya
harus digambarkan secara simetris. Karena perpetaan pada periode ini lebih
dipenagruhi oleh aliran suatu agama, maka perpetaan mengalami kemerosotan
mutu hasil, bahkan dibanding dengan periode kuno hasil perpetaan pada periode
ini mutu hasilnya lebih rendah. Kondisi ini terjadi hingga periode tahun 800 – an.
Pada akhir periode ini telah mulai ada metode pencetakan peta, meskipun masih
sangat sederhana.

3. Periode Renaisance

Pada periode ini terjadi perubahan mendasar dalam kartografi atau perpetaan,
yakni terjadi pada sekitar tahun 1500 –an, terjadi kondisi yang demikian, antara
lain karena beberapa faktor, yakni: (a) adanya kesadaran para pembuat peta akan
makna ketinggalannya dalam perpetaan terhadap bangsa timur (Arab); (b) orang
perpetaan mulai kembali ke prinsip – prinsip kartografi dan geografi; (c) peta –
peta dapat dicetak dengan cepat, dalam jumlah besar, dan harga yang murah; dan
(d) mereka menyadari makna ekspansi atau perkembangan wilayah yang pesat
yang sangat memerlukan perpetaan.
2.1.2. Pengertian Kartografi
Kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan
petapeta, sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen-dokumen ilmiah dan
hasil karya seni (International Cartographic Association, 1973). Kartografi
merupakan pengorganisasian, penyajian, pengkomunikasian, dan pemeliharaan
(utilisasi) geo-informasi dalam bentuk grafis, digital, dan taktil (tactile);termasuk
semua tahap dari penyiapan data hingga penggunaan akhir dalam pembuatan peta
ataupun berbagai produk informasi keruangan yang terkait (International
Cartographic Association dalam Handoyo, 2009).
Kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan
peta, sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya seni
(ICA, 1973). Dalam konteks ini peta dianggap termasuk semua tipe peta, plan
(peta skala besar), charts, bentuk tiga dimensional danglobe yang menyajikan
model bumi atau sebuah benda angkasa pada skala tertentu (Tim Geomatik,
2010).
2.1.3. Perkembangan Kartografi Saat Ini
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan pesat perpetaan pada
periode modern, antara lain: (a) mulai tumbuh kembangnya logika manusia,
sehingga segala sesuatunya didasarkan atas logika; (b) mulai ditemukannya
peralatan kartografi yang baru, sehingga memberikan hasil perpetaan yang cepat
dan lebih akurat; (c) terjadi peperangan di mana-mana sehingga sangat
memerlukan pembuatan peta pada wilayah – wilayah tersebut; (d)mulai
meluasnya hubungan inernasional, yang sangat memrlukan perpetaan untuk
kelancaran komunikasi; (e) pada periode ini telah mulai ditemukan dan
dikembangkan teknik foto udara; dan (f) adanya perkembangan ilmiah modern
sangat mendukung perkembangan perpetaan pada periode modern ini (ICA,
1984).

2.1.4. Kartografi Digital


Menurut ICA (International Cartograph), Kartografi adalah seni, ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam pembuatan peta bersamaan dengan studi
pembelajarannya sebagai dokumen ilmiah dan seni.Kartografi adalah ilmu dan
teknik pembuatan peta (Tim Geomatik, 2010). Menurut Rystedt B. (2001) ,
Kartografi adalah disiplin ilmu yang menyatukan (dealing) antara peta dan
pemetaan. Kartografi menyatukan (deals) tampilan/representasi dari dua
fenomena geografi, yaitu fenomena geografi nyata dan virtual. Basis data geografi
dan realita virtual adalah hasil dari proses pemetaan, yang merupakan
transformasi dari realita ke sebuah tampilan/representasi digital (Sonya, 2008).
2.2. Peta Rupa Bumi Indonesia
Istilah rupa bumi sendiri belum ditemukan definisi yang baku baik di
KBBI maupun di literature lainnya. Terkait dengan hal ini, untuk menemukan
jawaban dari pertanyaan awal, maka dapat dilakukan analisis dengan mengetahui
dimanaistilah rupa bumi inimulai muncul. Di Indonesia, istilah rupa bumi selalu
disandangkandengankata peta. Umumnya, orang lebih akrab dengan panggilan
peta RBI atau Peta Rupa Bumi Indonesia (Aini, 2012).
Peta RBI biasa disebut juga dengan peta Topografi atau peta Dasar. Peta
dasar adalah peta yang di gunakan sebagai dasar pembuatan peta lainnya. Untuk
pembuatan peta tematik, peta dasar adalah peta yang berisi semua data – data
tematis akan di gambarkan. Pada hakekatnya peta dasar yang di gunakan adalah
peta topografi yang resmi dari suatu negara. Umumnya peta dasar tersebut di buat
berdasarkan survei lapangan atau cara lain yang biasa disebut fotogrametris. Peta-
peta yang di jadikan peta dasar akan ada perbedaan dalam proyeksi, skala,
ketelitian ataupun waktu penerbitannya. Sehingga mutu peta dasar ini jelas
merupakan hal yang cukup penting juga (Sonya, 2008).
Menurut Bakosurtanal (2009), Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta
topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di
wilayah NKRI. Unsur-unsur kenampakan rupabumi dapat dikelompokkan
menjadi 7 tema, yaitu:
 Tema 1: Penutup lahan: area tutupan lahan seperti hutan, sawah,
pemukiman dan sebagainya.
 Tema 2: Hidrografi: meliputi unsur perairan seperti sungai, danau, garis
pantai dan sebagainya.
 Tema 3: Hipsografi: data ketinggian seperti titik tinggi dan kontur.
 Tema 4: Bangunan: gedung, rumah dan bangunan perkantoran dan budaya
lainnya.
 Tema 5: Transportasi dan Utilitas: jaringan jalan, kereta api, kabel
transmisi dan jembatan.
 Tema 6: Batas administrasi: batas negara provinsi, kota/kabupaten,
kecamatan dan desa.
Tema 7: Toponim: nama-nama geografi seperti nama pulau, nama
2.3. Uji Validasi
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi
(content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan
instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian (Aini, 2012).
Tujuan uji validitas yaitu untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya.Agar
data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran
tersebut (Aini, 2012).
Pengertianvaliditasjugasangateratberkaitandengantujuanpengukuran.Olehk
arenaitu, tidak ada validitas yang berlaku umum untuk semua tujuan pengukuran.
Suatu alat ukur biasanya hanya merupakan ukuran yang valid untuk satu tujuan
yang spesifik (Tim Geomatik, 2010).
III. MATERI DAN METODE
3.1. Waktu Dan Tempat
Hari, tanggal : Senin, 10 April 2017
Waktu : 10.00 - selesai
Tempat : Lab. Komputasi, Ged. E, Lt. 2
Fakultas Perikanan dan Ilmu Perikanan
Universitas Diponegoro
3.2. Materi
Adapun materi dalam praktikum ini adalah,
1. Pembuatan peta kartografi digital
3.3. Metode
3.3.1. Kartografi Digital
1. Buka ArcGis dengan cara pilih ArcMap.

2. Simpan file dengan cara File – Save, format Nama_NIM. Lalu

memasukkan data dengan cara klik Add Data – data yang akan
dibuka.

3. Atur layer agar semua layer terlihat, dengan urutan Landuse,


indonesia_kab dan laut Kendal
4. Klik kanan pada layer Landuse, pilih Zoom To Layer untuk
memperbesar. Lalu doubleclick layer Landuse, dan akan muncul
DialogBox Layer Properties. Pilih Simbology – Category – Unique
Values. Isi value field dengan keterangan. Pilih warna yang diinginkan
pada Color Ramp. Hilangkan tanda centang pada Symbol dan pilih Add
All Values. Klik Ok.

5. Pilih toolbar View – Layout. Lalu pilih toolbar File – Page and Print
Setup. Akan muncul DialogBox Page and Print Setup. Pilih Orientation
– Landscape. Isi size dengan ukuran kertas yang diinginkan. Klik Ok
6. Atur peta agar terlihat rapi. Lalu klik Rectangle pada toolbar
Drawing. Gambarkan pada sisi kanan citra.

7. Pada kotak, doubleclick, akan muncul DialogBox Properties. Pada kolom


Symbol, isi Fill Color dengan no fill dan Outline Color dengan warna
hitam. Klik Ok

8. Pilih properties pada peta pilih Size and Position dan copy nilai Y dan
Height nya untuk menyamakan posisi dan besar peta dan persegi. Copy
dari peta ke properties yang ada di persegi.
9. Klik kanan pada peta dan pilih properties. Akan muncul DialogBox Data
Frame Properties, pilih General – Display – degree minutes second.

10. Masih pada DialogBox Data Frame Properties, pilih Grid – New Grid.
Pada Create a Graticule isi interval 0 0 40, pilih next dan Finish.
Kemudian pilih properties, akan muncul DialogBox Reference System
Properties, pada kolom Labels – Label Orientation, centang Left dan
Right. Lalu Ok

11. Klik Insert – Text dan tuliskan “Peta Penggunaan Lahan Kecamatan
Genuk Semarang Jawa Tengah”. Dengan format font TNR; ukuran 14;
Bold
12. Klik Insert – Text dan tuliskan “Skala 1 ; 50.000”. Dengan format font,
TNR; ukuran 12; Bold

13. Klik Insert – Scale Bar, pilih skala yang diinginkan. Pilih Properties –
Scale and Units – Units. Isi Division Units dengan Kilometer. Pilih Ok

14. Klik Insert – Picture, guna memasukkan logo UNDIP

15. Klik Insert –Text, tuliskan ‘Disusun Oleh : Nama_NIM’/ dengan format
font TNR; ukuran 14; Bold
16. Klik Insert – Legend. Akan muncul DialogBox Legend Wizard, pilih
kolom Legend Items, isi dengan ‘Landuse’, dengan cara menggeser anak
panah. Klik Next. Kemudian isi Legend Title dengan Keterangan. Lalu
Next dan Finish

17. Klik kanan pada legenda, pilih Convert To Graphics. Lalu Ungroup.
Hapus Landuse dan Keterangan, serta atur posisi legenda. Jika selesai,
klik kanan Group.
18. Klik Insert – New Data Frame. Klik Kanan Add Data, pilih semua data
yang digunakan. Atur layer agar terlihat.

19. Klik kanan, pilih Properties – Grids – New Grid. Pada sesi Interval, isi
dengan 0 5 0, lalu Next dan Finish. Pilih Properties – Label – Label
Orientation. Centang Left dan Right. Lalu Ok.

20. Masih pada Properties, pilih kolom Extent Indicator. Pilih Layer dan
pindahkan pada sisi kanan. Pilih Ok.

21. Klik Insert – North Arrow. Lalu masukkan arah mata angin yang
diingkinkan. Pilih Ok
22. Sehingga hasil akhir peta sebagai berikut

23. Klik File – Export Map, untuk mengekspor peta.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1. Kartografi Digital

4.2. Pembahasan
4.2.1. Kartografi Digital
Pada praktikum kali ini, disajikan citra untuk diolah menjadi suatu peta
kartografi digital. Terdapat 3 citra yang disajikan, citra perairan Indonesia, citra
kabupaten se-Indonesia, serta citra landuse Kecamatan Genuk Semarang. Ketiga
citra tersebut dilakukan overlay untuk mempermudah analisa serta lokasi masing-
masing citra. Citra tersebut berasal dari BAKOSURTANAL. Setelah diolah,
didapatkan hasil berupa peta penggunaan lahan pada Kecamatan Genuk
Semarang, Jawa Tengah. Hasil peta berupa layout sehingga peta lebih bersifat
informatif, visual dan mudah dipahami. Peta terdiri dari 5 legenda landuse yang
terdiri dari tambak, industri, sawah, pemukiman serta tanah terbuka. Terdapat juga
2 legenda lain yang tidak tertera pada keterangan seperti warna biru menandakan
laut terbuka dan perbatasan daratan, serta coklat muda menandakan wilayah selain
Kecamatan Genuk. Pada legenda, bitu menandakan tambak, hijau menandakan
sawah, kuning menandakan tanah terbuka, jingga menandakan industry dan coklat
menandakan pemukiman. Peta yang telah diolah berskala 1 : 40.000. Peta
menggunakan fasilitas ‘Grid’ yang berguna untuk menunjukkan koordinat pada
suatu peta. Sehingga mempermudah pengguna dalam memastikan wilayah
tersebut. Peta yang telah diolah juga memilik arah mata angin yang berguna dalam
menunjukkan arah. Terlihat pada peta, didominasi oleh pemukiman. Lokasi
tambak terlihat tidak mendominasi bagian pesisir, justru tanah terbuka dan
industri yang berlokasi di pesisir Kecamatan Genuk. Sawah terlihat berada
dipinggir Kecamatan Genuk dan berdekatan dengan pemukiman.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam praktikum ini adalah,
1. Fungsi kartografi digital adalah untuk membuat informasi dalam suatu
wilayah atau cakupan, serta memudahkan pengguna dalam mengolah dan
menganalisis peta.
2. Peta digital dapat disusun menggunakan melengkapi hasil layer citra
dengan grid, skala serta legenda
5.2 Saran
Adapun saran dalam raktikum ini, ialah
1. Lebih teliti dalam megolah data praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Aini, Anisah.2012. Sistem Informasi Geografis Pengertian dan Aplikasinya.


STMIK Amikom: Yogyakarta.
Bakosurtanal. 2009. Peta Rupabumi. http://www.bakosurtanal.go.id/peta-
rupabumi/ (Diakses pada 26 Maret 2016 pukul 21.20 WIB)
Handoyo, Sri. 2009. Kaidah Kartografis: Sebuah Kontemplasi Profesi.
I.C.A. 1984. Basic Cartography. Hampshire: BAS Printers Limited.
Sonya Dewi dkk, 2008. Sistem Informasi Geografis : Pengelolaan bentang lahan
berbasis Sumber Daya Alam. ICRAF Southeast Asia. Bogor
Tim Geomatik. 2010. Modul Pelatihan SIG (Sistem Informasi Geografis) ArcGIS.
PT. Geomatik-Konsultan. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai