Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan dengan aktivitas
mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Tujuan utama dengan adanya adalah untuk
meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan.
Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat
menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan
keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. Metoda sterilisasi yang dilakukan diupayakan
berlangsung secara cepat dan dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi
mikroba seefektif mungkin. Proses sterilisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan
munculnya kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau kontaminasi
mikroba dari lingkungan.
Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Keadaan
steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan
semua mikroorganisme hidup. Tujuan proses sterilisasi adalah untuk menghancurkan semua
mikroorganisme di dalam atau di atas permukaan suatu benda atau sediaan dan menandakan
bahwa alat untuk sediaan tersebut bebas dari resiko untuk menyebabkan infeksi. (Lachman :
1254 ; RPS 18th : 1470)
Untuk menjamin sediaan farmasi terutama sediaan steril dan alat kesehatan terbebas
dari mikroorganisme (steril) perlu dilakukan uji sterilitas. Pada percobaan kali ini akan
dilakukan uji sterilitas pada sediaan injeksi dalam ampul 1 mL dan kain kassa steril yang
akan dilakukan berdasarkan Farmakope Indonesia edisi V.

Uji sterilitas adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
mikroorganisme hidup atau yang mempunyai daya hidup dalam suatu sediaan yang telah
disterilkan. Prinsip uji sterilitas adalah menginokulasikan atau membiakan mikroorganisme
yang terdapat di dalam sediaan uji pada media perbenihan yang sesuai.
Berdasarkan pemaparan diatas sterilisasi sangat penting dalam melakukan suatu
percobaan, sehingga melatar belakangi praktikum dalam membuat laporan ini agar
1
pengerjaan praktikan mikrobiologi selanjutnya dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan
percobaan.

1.2 RumusanMasalah
1.2.1 Adakah pertumbuhan mikroorganisme pada pengujian sterilitas terhadap sediaan
injeksi dalam ampul 1 mL?
1.2.2 Adakah pertumbuhan mikroorganisme pada pengujian sterilitas terhadap kain kassa
steril?

1.3 TujuanPercobaan
1.3.1 Memahami metode pengujian sterilitas sediaan dan alat kesehatan berdasarkan
Farmakope Indonesia.

1.3.2 Mampu melakukan uji sterilitas terhadap suatu sediaan atau alat kesehatan yang
dipersyaratkan harus steril menurut Farmakope dengan metode inokulasi langsung
dan mengiterpretasi hasil.
1.4 ManfaatPercobaan
1.4.1 Memahami dan melakukan uji sterilitas terhadap suatu sediaan atau alat kesehatan
yang dipersyaratkan harus steril menurut Farmakope dengan metode inokulasi
langsung dan menginterpretasi hasil.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PenelusuranLiteratur
Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba,
termasuk spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat berupa pemanasan, pemberian
zat kimia, radiasi, atau filtrasi (Gruendemann dan Fernsebner, 2006).
Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk mematikan semua
mikroorganisme pada bahan makanan. Sterilisasi biasanya dikombinasi dengan
pengemasan hermetis untuk mencegah kontaminasi ulang. Yang dimaksud pengemasan
hermetis adalah pengemasan yang sangat rapat, sehingga tidak dapat ditembus oleh
mikroorganisme, air, ataupun udara (Purnawijayanti, 2001).
Sterilisasi merupakan salah satu metode menggunakan uap air pada suhu 211°C selama
beberapa waktu tertentu. Tujuan pemanasan adalah memusnahkan bakteri patogen dan spora
bakteri elostridium bolulinum yang berbahaya. Metode sterilisasi yang paling umum
dilakukan adalah menggunakan kaleng atau kemasan tetra pack (Yuyun dan Gunaisa, 2011).
Sterilisasi dalam pengertian medis merupakan suatu proses dengan metode tertentu dapat
memberikan hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat ditunjukkan lagi
adanya mikroorganisme hidup. Metode sterilisasi cukup banyak, namun alternatif yang
dipilih sangat bergantung pada keadaan serta kebutuhan setempat. Apapun pilihan
metodenya, hendaknya tetap menjaga kualitas hasil sterilisasi. Kualitas hasil sterilisasi
peralatan medis perlu dijaga terus mengingat risiko kontaminasi kembali saat penyimpanan
dan terutama pada saat akan digunakan dalam tindakan medis (Darmadi, 2008).
Uji sterilitas dilakukan terhadap produk dan bahan yang sebelumnya telah mengalami
proses pensterilan yang telah diberlakukan. Hasilnya membuktikan bahwa prosedur sterilisasi
dapat diulang secara efektif. Tetapi umumnya disetujui bahwa kontrol yang dilaksanakan
selama proses validasi memberikan jaminan telah efektifnya proses sterilisasi. Uji ini
dilakukan terhadap sampel yang dipilih untuk mewakili keseluruhan lot bahan tersebut.
(Lachman : 136)
Tujuan utama pembuatan sediaan steril adalah mutlak tidak adanya kontaminasi
mikroba.Syarat sterilitas adalah nilai yang mutlak. Secara historis, pertimbangan sterilitas

3
bersandar pada uji sterilitas lengkap yang resmi, namun sediaan akhir pengujian sterilitas
mengalami banyak batasan. Batasan yang paling nyata adalah sifat dasar dari uji sterilitas. Ini
adalah uji yang dekstruktif sehingga, hal ini tergantung pemilihan statistik sampel acak dari
keseluruhan lot. Ketidakpastian akan selalu ada selama sampel secara tegas mewakili
keseluruhan. Jika diketahui bahwa satu unit dari 1000 unit terkontaminasi (yakni, angka
kontaminasi = 0,1%) dan 20 unit disampel secara acak dari 1000 unit, kemungkinan unit
yang terkontaminasi dari 20 sampel itu adalah 0,02. Dengan kata lain, hanya 2% peluang dari
yang unit yang terkontaminasi akan dipilih sebagai bagian 20 wakil sampel dari keseluruhan
1000 unit.

Bahkan jika unit yang terkontaminasi satu dari 20 sampel dipilih untuk uji sterilitas,
kemungkinan uji sterilitas akan gagal masih ada untuk mendeteksi kontaminasi. Konsentrasi
kontaminan mikroba mungkin saja terlalu rendah untuk terdeteksi selama periode inkubasi
atau dapat saja tidak cukup berkembang cukup cepat atau tidak sama sekali karena
ketidakcukupan mediadaninkubasi.Jika perkembangan mikroba terdeteksi dalam uji sterilitas,
maka hal ini dapat mencerminkan pembacaan positif yang salah (false-positive reading)
karena masalah kontaminasi aksidental dari media kultur pada saat uji sterilitas berlangsung.
Masalah kontaminasi aksidental adalah hal serius, merupakan batasan yang masih tidak dapat
dihindari dari uji sterilitas.

Batasan-batasan utama ini menunjukkan bahwa kepercayaan pada pengujian sterilitas


produk akhir saja dalam memastikan sterilitas sediaan parenteral dapat mengarahkan kepada
hasil yang keliru. Salah satu tujuan validasi pada pembuatan sediaan steril adalah untuk
meminimalkan ketidakpercayaan terhadap pengujian produk akhir. Tiga prinsip yang terlibat
dalam proses validasi sediaan steril adalah :
 Untuk membuat sterilitas kedalam sediaan.
 Untuk menunjukkan tingkat kemungkinan maksimum yang pasti dimana
proses dan metode sterilisasi memiliki sterilisasi yang terpercaya terhadap
semua unit dari batch sediaan.
 Untuk memberikan jaminan yang lebih luas dan mendukung hasil dari uji
sterilitas sediaan akhir.

4
A. Macam-macam Sediaan Steril
Sediaansteril dapat berwujud:
o Padat steril
- merupakan obat steril
- merupakan obat untuk injeksi, yaitu obat kering yang disuspensikan bila akan
digunakan. Contoh: sodium ampisilin.
o Semi padat, misal salep mata.
o Cair, misal injeksi.

B. Metode Sterilisasi.
Ada beberapa metode uji sterilitas :
1. Direct inoculation of culture medium
Meliputi pengujian langsung dari sampel dalam media pertumbuhan. Menurut
British Farmakope:
 media tioglikolat cair yang mengandung glukosa dan Na Tioglikolat cocok
untuk pembiakan aerob. Suhu inkubasi 30-35ºC.
 soya bean casein digest medium. Media ini membantu pertumbuhan
bakteri anaerob dan fungsi. Suhu inkubasi 30-35ºC, sedang fungi 20-25ºC.
2. Membran filtrasi
Teknik yang banyak direkomendasikan farmakope, meliputi filtrasi cairan
melalui membran steril. Filter lalu ditanam dalam media. Masa inkubasi 7-14
hari karena mungkin organisme perlu adaptasi dulu.
3. Introduction of concentrate culture medium
Medium yang pekat langsung dimasukkan dalam wadah sampel yang akan
ditumbuhkan. Tidak banyak digunakan, hanya dipakai bila ada kecurigaan
akan adanya bakteri.

5
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan :
1.tabung-tabung steril

2. pinset

3. gunting

4. jarum suntik/spuit 1 mL

5. lampu spiritus

6. inkubator.

Bahan-bahan yang digunakan :

1. Fluid Thioglycolate Medium (FTM)


2. Tryptic Soy Broth (TSB)
3. Sampel berupa sediaan injeksi dan ampul 1 mL
4. Sampel berupa kain kassa steril

3.2 Cara Kerja


1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Untuk sampel berupa injeksi dalam ampul 1 mL, dibersihkan bagian tutup ampul
dengan kapas beralkohol, kemudian dibuka secara aseptik.

3. Kedalam 2 tabung yang masing-masing berisi 9 mL media FTM dan TSB


diinokulasikan 1 mL sampel (seluruh volume) menggunakan jarum suntik/spuit
steril.

4. Diinkubasikan media FTM yang telah diinokulasikan sampel pada suhu 30-35oC
selama 24-48 jam dan media TSB pada suhu 20-25oC selama 4-7 hari.

6
5. Untuk sampel berupa kain kassa, kedalam dua tabung masing-masing mengandung
9 mL media FTM dan TSB diinokulasikan kain kassa steril secara aseptik.
Diinkubasikan media FTM yang telah diinokulasikan sampel pada suhu 30-35oC
selama 24-48 jam dan media TSB pada suhu 20-25oC selama 4-7 hari.

6. Di amati ada/tidaknya pertumbuhan mikroba pada kedua media (FTM dan


TSB)pada hari ke-3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 14. Jika tidak ada pertumbuhan mikroba pada
kedua media, maka sampel dinyatakan memenuhi syarat uji sterilitas.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HasilPengamatan

Hari ke- Sampel Ampul Injeksi Sampel Kain Kassa Keterangan


Steril
FTM TSB FTM TSB
1 - - - - Sampel Ampul :
3 + + - - FTM = Tidak Steril
6 + + + - TSB = Steril
7 + + + -
8 + + + - Kain Kassa = Tidak Steril
9 + + + -
10 + + + -
13 + + + -
14 + + + -
Tabel 4.2 InterpretasiHasil

8
4.2 Pembahasan
Nama : Aulia Anzarwati

NPM : 2014210030

PEMBAHASAN

Sediaan dikatakan memenuhi syarat sterilitas jika tidak terdapat pertumbuhan mikroba
pada kedua media dalam waktu 14 hari inkubasi. Jika ditemukan pertumbuhan mikroba tetapi
dari evaluasi fasilitas pengujian, bahan yang digunakan, prosedur pengujian dan control negative
menunjukan tidak memadai atau teknik aseptic yang salah digunakan dalam pengujian, maka
pengujian dinyatakan tidak sah dan dapat diulang. Jika dari hasil evaluasi fasilitas maupun
prosedur memadai tetapi terdapat pertumbuhan mikroba, maka pengujian dapat diulang kembali
dengan jumlah bahan yang sama dengan uji awal.

Pada praktikum ini dilakukan uji sterilitas berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi V.
Sampel yang digunakan berupa sediaan injeksi ampul 1 ml dan kain kassa, serta media yang
digunakan pada praktikum ini adalah Fluid Thioglycolate Medium (FTM) dan Tryptic Soy Broth
(TSB). Hasil yang didapat setelah melakukan inkubasi kedua media pada kain kassa pada hari ke-
3 didapatkan hasil positif (+), terdapat endapan putih. Pada sampel Ampul 1ml, di dapatkan hasil
positif (+) pada media FTM di hari ke-6 yang ditandai dengan adanya endapan putih, sedangkan
sampel yang menggunakan media TSB di dapatkan hasil negative (-) sampai hari ke-14, yang
berarti sampel benar-benar steril atau steril sempurna.

Beberapa factor yang menyebabkan hasil menjadi positif (+) terkontaminan oleh mikroba
yaitu teknik bekerja yang kurang aseptis, alat yang digunakan tidak steril sehingga menyebabkan
media terkontaminan, pemasukkan sampel ke dalam media yang tidak benar/tidak aseptis, serta
factor lain berupa mikroba yang tidak sengaja terbawa pada benda-benda sekitar tempat kerja
menjadikan salah satu penyebab terkontaminannya sampel/media pada saat pengujian.

9
Nama: Bonaventura Aldo Devara

NPM: 2014210039

PEMBAHASAN

Dalam menentukan sterilitas suatu bahan sediaan dan suatu alat kesehatan berdasarkan uji
sterilitas menurut Farmakope Indonesia edisi V harus memenuhi persyaratan yang ditentukan,
salah satunya yaitu denga melihat hasil dari pengamatan selama 14 hari setelah masa inkubasi
dan mengamati ada atau tidaknya mikroba tumbuh pada media . Bila terdapat kontrol negatif
dalam proedur pengujian maka dapat dikatakan adanya teknik aseptis yang kurang atau salah
dalam pengujian.

Dalam praktikum digunakan dua media yang berbeda berdasarkan kemampuan jenis mikroba
tumbuh yaitu media TSB atau Triptiic Soy Broth dan FTM atau Fluid Thioglycollate Medium
dimana FTM lebih digunaka sebagai media bakteri anaerob sedangkan TSB untuk bakteri aerob.
Digunakan bahan yang akan diuji yaitu ampul dan kassa steril dengan cara menginokulasi
langsung kedalam media. Ampul diinokulasikan dengan menggunakan jarum atau spuit dan
kassa steril diinokulasikan dengan secara aseptik lalu diinkubasi pada suhu 30-35oC selama 24-
48 jam serta diamati pertumuhan mikroba selama 14 hari berturut turut (hari sabtu dan minggu
tidak dilakukan pengamatan namun tetap dihitung).

Dari hasil pengamata selaa 14 hari didapat hasil dimana pada inokulan kain kassa steril pada
kedua media telah ditumbuhi mikroba yang ditandai dengan adanya kekeruhan warna pada
media yang terjadi pada pengamatan hari ke 6. Pada pengamatan hari ke 7 didapatkan hasil pada
inokulan ampul dalam media FTM terdapat endapan putih pada ujung tabung reaksi, dan hingga
hari ke 14 didapatkan hasil yang masih negatif atau jernih pada inokulan ampul dalam media
TSB. Kekeruhan atau endapan dapan disebabkan oleh pertmbuhan mikroba yang berlangsung
pada media atau juga saat pengerjaan yang kurang aseptis sehingga udara dan mikroba dapat
bertumbuh pada media

10
Clara ErlinZuliarty
2014210048

Pembahasan

Pada praktikum yang dilakukan yaitu uji sterilitas berdasarkan Farmakope Indonesia V
hasil yang didapat pada pengamatan hari ketiga sudah menunjukkan positif atau terbukti
terkontaminasi yang mengakibatkan pada tabung yang berisikan media TSB (Tryptic Soy Broth)
dan FTM (Fluid Thioglycolate Medium) dan sampelnya adalah kasa steril menjadi menggumpal
dan keruh seharusnnya pada hasil dari inkubasi tersebut tidak terjadi penggumpalan media dan
keruh. Hal ini bisa terjadi karena beberapa factor yaitu, pada saat pengerjaan yang tidak sesuai
dengan prosedur atau tidak dilakukan secara aseptis,pada saat memasukkan sampel kasa steril
kedalam media mungkin pinset yang dipergunakan juga tidak steril yang berarti adanya zat yang
memungkinkan mengkontaminasi medianya. Factor lain juga bisa di dapat karena pada saat
pengamatan penutup kasa yang berada di mulut tabung tidak sengaja terbuka dan membuat
kontaminan-kontaminan yang lain masuk,sehingga menyebabkan keruh dan menggumpal.

Pada media yang sama praktikum dilakukan menggunakan sedian injeksi sianokobalamin
1 mL pada tabung yang berbeda, beberapa hari setelah inkubasi media tersebut menunjukkan
hasil jernih tetapi pada saat hari ketujuh sampel injeksi sianokobalamin pada media FTM sudah
terbentuk endapan yang menunjukkan bahwa sudah terkontaminasi dengan kontaminan yang
tidak di inginkan. Hal imi terjadi karena pada saat pengamatan penutup tabung reaksi yang
digunakan tidak sengaja terbuka sehingga terkontaminasi dengan udara di sekitar.

Tetapi pada media TSB sampel yang di gunakan masih tetap jernih alias tidak
terkontaminasi dan terbukti kalu sediaan tersebut benar-benar steril.

11
Nama : Clara Puspita Setiady

NPM : 2014210049

Pembahasan

Pada paktikum sterilisasi hasil yang diperoleh pada sterilisasi menggunakan kassa hasil
yang didapat pada hari pertama adalah positif (+) ada endapan dan keruh hal ini dapat terjadi
dikarenakan tidak sterilnya kain kassa atau kain kassa sudah terkontaminasi sebelum dimasukkan
kedalam media dan dapat juga terjadi karena pekerjaannya tidak dilakukan di dekat api bunsen
yang membuat pengerjaannya tidak steril sehingga pada hari pertama sudah didapatkan hasil
yang positif (+) yaitu sudah terdapat endapan. Sedangkan teknik sterilisasi menggunakan ampul
ang diinjeksikan secara steril dengan jarum suntik diperoleh hasil pada pada media TSB( Tryptic
Soy Broth) diperoleh hasil (-) jernih hal ini menunjukan tidak adanya pertumbuhan mikroba pada
media dikarenakan dikerjakan secara steril sehingga diperoleh hasil negatif. Pada media FTM
(Fluid Thioglycolate Medium) hasil di peroleh positif (+) terdapat endapan pada media tersebut,
hasil positif diperoleh pada hari ke 6 hal ini dapat terjadi dikarenakan kurang sterilnya
pengerjaan pada saat menginokulasikan ke dalam sediaan atau jarum suntik yang di gunakan
tidak steril. Hal lain yang dapat menyebabkan hasil positif karena pada saat praktik bagian tutup
ampul tidak dibersihkan terlebih dahulu dengan kapas alkohol sehingga memberikan hasil yang
positif pada media FTM.

12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Nama : Aulia Anzarwati

NPM : 2104210030

KESIMPULAN

1. Pada hasil uji sterilisasi berdasarkan Farmakope Indonesia edisi 5 didapatkan hasil
untuk kassa steril dengan media FTM dan TSB tidak memenuhi syarat, terdapat
endapan/filament yang tumbuh didalam media berisi kassa steril.
2. Pada sampel Ampul didapatkan hasil tidak memeuhi syarat pada media FTM, yang
disebabkan adanya endapan putih didasar tabung, sedangkan pada media TSB
didapatkan hasil memenuhi syarat.

SARAN

1. Sebaikanya uji dilakukan secara aseptis agar hasil yang didapat sesuai dengan
keinginan dan literature
2. Sebaiknya dilakukan pengujian ulang bila hasil pengujian dinyatakan positif (+)
terdapat mikroba dengan penetapan dan jumlah bahan yang sama.

13
Nama: Bonaventura Aldo Devara

NPM: 2014210039

KESIMPULAN

Pada hasil uji sterilitas berdasarkan Farmakope Indonesia edisi V didapatkan bahwa pada inokulan kassa
steril dalam media FTM dam TSB tidak memenuhi persyaratan, begitu juga dengan inokulan ampul
dalam media FTM. Inokulan TSB memenuhi persyaratan uji sterilitas FI V karena tidak ada pertumbuhan
mikroba hingga waktu 14 hari pengamatan

SARAN

Bekerja secara teliti dan aseptis dapat memberikan hasil pengamatan yang lebih baik dengan
meminimalkan kontak dengan udara sekitar dan bekerja sedekat mungkin dengan api spiritus

14
Clara ErlinZuliarty
2014210048

Kesimpulan

HariKe- Sampel Media


FTM TSB
3  Kasa +(keruh) +(keruh)
 Ampul -(jernih) -(jernih)
6  Kasa +(keruh) +(keruh)
 Ampul -(jernih) -(jernih)
7  Kasa +(keruh) +(keruh)
 Ampul +(keruh) -(jernih)

8  Kasa +(keruh) +(keruh)


 Ampul +(keruh) -(jernih)

9  Kasa +(keruh) +(keruh)


 Ampul +(keruh) -(jernih)

10  Kasa +(keruh) +(keruh)


 Ampul +(keruh) -(jernih)

13  Kasa +(keruh) +(keruh)


 Ampul +(keruh) -(jernih)

14  Kasa +(keruh) +(keruh)


 Ampul +(keruh) -(jernih)

1. Yang dilakukan secara benar pada percobaan kali ini terlihat pada tabung reaksi media
tsb yang sampelnya adalah injeksi sianokobalamin yang sampai harike 14 masih tetap
jernih.

Saran

1. Seharusnya bekerja dengan aseptis agar meminimalisir kesalahana dan kontaminasi yang
terjadi pada saat proses percobaan
2. Bertindak teliti pada saat pengamatan agar tidak menimbulkan kesalahan yang tidak di
sengaja sehingga tidak terjadi kesalahan

15
Nama : clara puspita setiady

Npm : 2014210048

Kesimpulan

1. Dari hasil praktikum diperoleh data bahwa pada hari pertama pada sampel kain kassa
hasil yang diperoleh adalah positif (+) adanya endapan dan media berubah menjadi
keruh.
2. Pada media ampul dengan menggunakan media TSB diperoleh hasil negatif (-) hal ini
menunjukan tidak adanya pertumbuhan mikroba pada media, sedangkan pada media
FTM diperoleh hasil positif(+) terdapat endapat dan keruh pada hari ke-6.

Saran
1. Sebaiknya pada saat melakukan teknik sterilisasi dilakukan berdekatan dengan lampu
bunsen sehingga hasil yang diperoleh maksimal
2. Sebelum menginjeksikan sampel ampul kedalam media sebaiknya bagian tutup ampul
dibersihkan terlebih dahulu dengan kapas beralkohol.

16
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 2014.

Genarro, A.R, et al. Remingtons Pharmaceutical Science. 18th Edition.Pensylvania: Marck


Publishing Company.

Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL.TeoridanPraktekFarmasiIndustri. EdisiKetiga. Vol III.


DiterjemahkanolehSitiSuyatmi. Jakarta: UI Press; 1994.

17
LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai