AGROKLIMATOLOGI
ACARA 1
PENGENALAN ALAT PENGAMATAN CUACA
Disusun oleh:
Taufik Fauzi
A1L114012
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
ACARA 1
A. TUJUAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum acara satu adalah
5. Dijelaskan setiap bagian dan prinsip kerja alat pengamatan cuaca beserta
kecepatan angina
c d
e
meniup mangkok-
mangkok tersebut,
piringan mangkok-
diketahui kecepatan
diketahui dengan
angina
(Suyono, 1976).
3. Ombrometer tipe a. Corong penakar Untuk mengukur Menggunakan prinsip
a
Hellman hujan jumlah curah pelampung, yaitu: alat
sebelah atas
d
pelampung dilengkapi
bergerak bila
pelampung bergerak,
diketahui
(Dengel, 1956).
4. Campbell Stokes a. Bola kaca massif Untuk mencatat Prinsip kerja yaitu
untuk kedalaman 50
silinder untuk
menempatkan
thermometer agar
mudah melakukan
pembacaan. Untuk ke
cukup dengan
membenamkan bola
dengan ke dalaman
yang diperlukan
minimum apabila
suhu naik, maka
alcohol akan
mengembang dan
menggerakan indek
pada posisi
minimum
(Hasan, 1970).
7. Termometer suhu a. Skala Untuk mengukur Prinsip sama dengan
akan diukur
(Doorenbos, 1977).
8. Termohygrometer a. Menunjukan suhu Mengukur suhu Prinsip kerjanya yaitu
(bagian bawah
thermometer diliputi
kain/kapas yang
basah). Pada
thermometer bola
raksa dibiarkan
sebenarnya. Pada
thermometer bola
(Tjasyono, 2004).
2. Pembahasan
Dalam bidang pertanian dibutuhkan data cuaca agar pertanian berjalan lebih
baik. Data cuaca yang dibutuhkan misalnya seperti curah hujan, intensitas
penyinaran matahari, suhu dan kelembaban, serta angina. Data-data ini didapat
bagian tersebut adalah skala, jarum tembaga / titik sensitive, dan batang
tanah. Prinsip kera dari thermometer permukaan tanah ini adalah sama
dengan thermometer yang biasanya, hanya saja pipa kapiler lebih panjang
Cara kerja alat ini adalah perubahan suhu tanah akan menaikan air
raksa menunjukan suhu tanah pada skla tertentu. Alat ini berprinsip kerja
pada pemuaian air raksa. Kelebihannya yaitu mudah dan praktis dibawa,
sederhana dalam pengoperasian hanya saja tanah yang akan diukr udaranya
lainnya. Pada termohygrometer ini terdapat bagian tombol on/off dan reset.
(Tjasyono, 2004).
yang kedua digunakan untuk mengukur suhu udara jenuh atau lembab
thermometer bola kering tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan
mengukur suhu udara sebenarnya. Pada thermometer bola basah tabung air
raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi atau titik
jenuh.(Tjasyono, 2004).
oleh sebab itu suhu udara selalu mengalami perubahan. Ada berbagai jenis
minimum, skala, dan titik sensitive. Agar tetap berfungsi dengan baik,
(constriction) sehingga air raksa dapat keluar bila memuai, tetapi tidak bisa
alcohol dekat dengan miniskus terdapat indeks. Bila suhu turun, indeks
didorong mendekati reservoir atau suhu terendah dan apabila suhu naik,
indeksnya akan tetap pada tempatnya atau tidak naik (Hasan, 1970).
d. Campbell Stokes
stokes ini adalah bola kaca massif, kertas pias, penjepit bola massif, mur
pengatur dudukan horizontal dan sumbu utara selatan, dan penjepit kertas
pias. Seperti alat ukur radiasi matahari yang lain, pemasngan alat
dilapangan terbuka dari aah timur kebarat. Prinsip kerja dari Campbell
stokes ini adalah pembakaran kertas pias oleh bola kaca sebagai lensa
positif pada titik api lensa sehingga membuat jejak pada kertas pias,
(Staklimat, 2008).
dititik api yang tepat pada kertas pias sehingga kertas itu akan terbakar bila
sampai 0,4 cal/cm2/menit). Dari kertas pias yang terbakar ini dapat
2002). Ada tiga tipe pias yang digunakan pada alat yang sama :
(Tjasyono, 2004)
e. Anemometer
tempat terbuka, tinggi alat 2 m diatas tanah. Pada saat tertiup angin,
piringan mangkok-mangkok.
Dari jumlah putaran dalam satu detik maka dapat diketahui dengan
kecepatan anginnya. Arah angina dapat diketahui dengan melihat arah dari
wind vane pada saat ada angina. Kecepatan angina dapat dipilah dengan
dua macam, yaitu kecepatan angina sesaat dan kecepatan angina rata-rata
tetap akurat dalam menunjukan data. Pada periode tertentu cup counter
Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (salju dan hujan es) atau aerosol
(embun dank abut). Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan
jumlah curah hujan pada suatu wilayah. Ada beberapa tipe alat pengukur
curah hujan seperti tipe hellman. Tipe ini terdiri dari corong penakar hujan
yang memiliki luas 200 cm2, tempat kertas pias, tabung pelampung,
tempat pembuang air hujan dan selang. Tinggi ombrometer tipe hellman
Prinsip kerja alat ini adalah dengan prinsip pelampung, yaitu alat ini
terdiri dari corong penampung air hujan yang dihubungkan dengan sebuah
tabung yang di dalamnya terdapat pelampung. Pada bagian ujung sebelah
pelampung bergerak, baik naik ataupun turun sesuai dengan jumlah hujan
dapat diketahui. Dari alat ini dapat diketahui durasi hujan, intensitas hujan
hellman sering harus diperiksa siphon dari minyak yang meempel di gelas,
memengaruhi titik nol dan titik maksimum tinggi air hujan. Cara
pemeliharaan alat ini dengan cara, apabila corong luar lubangnya terlalu
besar, harus segera diganti dengan yang baru. Apabila panic penampang
air hujan telah terisi penuh, maka air tersebut harus segera dibuang.
Apabila pena ada yang bocor atau penghisap tidak bekerja segera diganti
digunakan untuk mengukur suhu udara hingga suhu tanah. Salah satunya
dengan dinding tipis, tangkai kaca dengan dinding tebal, skala, pipa
kapiler dengan air raksa, ruang hampa dan thermometer dengan kedalaman
50 cm.
Thermometer kedalaman tanah tipe bengkok adalah muai air raksa,
yaitu tanah digali pada kedalaman yang diinginkan setelah ujung reserboir
dimasukkan kenaikan suhu tanah menyebabkan air raksa memuai dan akan
mengisi kolom hampa udara sampai pada skala tertentu. Jenis thermometer
Prinsip dari alat ini sama dengan thermometer air raksa yang lain,
0, 2, 3, 10, 20, 50 dan 100 cm. untuk kedalaman 50 dan 100 cm, harus
jumlah curah hujan selama 24 jam secara manual. Alat ini memiliki luas
corong dan tinggi yang lebih kecil dari ombrometer tipe hellman yaitu 100
cm2 dan 125 cm. bagian-bagian yang ada pada alat ini adalah corong
tertampung dan diukur dengan gelas ukur. Bagian dasar dari coron tersebut
terdiri dari pipa sempit yang menjulur ke dalam tabung kolektor dan
dilengkapi dengan keran dibuka kemudian air diukur dengan gelas ukur.
Ada gelas ukur yang memiliki skala khusus, yaitu langsung dapat
gelas ukur biasa, maka setiap 10 cm3 setara dengan curaah hujan sebesar 1
mm (Dengel, 1956).
ini dipasang diatas tonggak kayu yang dibeton dengan ketinggian 120 cm
corong yaitu 100 cm2 dengan kapasitas menampung curah hujan ± 5 liter,
dan di tengah corong penakar dipasang keran. Jumlah curah hujan yang
tertampung akan dituangkan melalui keran dan ditakar dengan gelas ukur
sampai dengan membuka keran dan menampung air hujan dalam gelas
penakar kemudian dibaca skala yang menunjukan jumlah curah hujan yang
tempat terbuka.
3. Prinsip dasar kerja alat pengamatan cuaca berbeda sesuai dengan fungsinya
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, F.M et all. 2012. Analisa Data Curah Hujan Stasiun Klimatologi Semarang
Dengel, G.O.F. 1956. Dasar-Dasar Ilmu Cuaca. Jakarta : J.B Wolters, Gronihgen.
Soeroengan.
Persada.
http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel/2008/12/alat-alat-
Teknologi Bandung.