Anda di halaman 1dari 6

TUGAS DISKUSI KELOMPOK BIOLOGI LAUT

FILUM MOLLUSCA

KELAS GASTROPODA

Nama Kelompok :

Rahma Sarita 180254241006


Sri Maharani 180254241005
Roki Juanda Putra 180254241021
Widiya Destini Siringoringo 180254241030
Erika Damai Yanti Simamora 180254241033
Novaldi Rizqi Aulia 180254241039
Anggi Zurmailinia 180254241043
Rifai Dimas Trisna Pratamayuda 180254241050
Jihan Ramadhan 180254241051

KELAS BIOLOGI LAUT SENIN PUKUL 13:00 WIB


KELAS GASTROPODA

1. Definisi Gastropoda
Gastropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu gaster yang berarti perut dan
podos yang berarti kaki. Jadi Gastropoda berarti hewan bertubuh lunak yang
berjalan dengan menggunakan perutnya. Hewan ini meliputi 50.000 spesies,
tetapi 15.000 di antaranya telah punah. Hewan ini tersebar di seluruh permukaan
bumi, baik di darat, di air tawar, maupun di air laut. Pada umumnya, hewan ini
bersifat herbifor, sering memakan sayuran budidaya sehingga merugikan
manusia. Karakteristik umum gastropoda yang meliputi dorsal atas hewan,
pandangan ventral cangkang , tipe operculum, serta orientasi pengukuran
cangkang.

Gastropoda ada yang memiliki cangkang tunggal, ganda, atau tanpa


cangkang. Bentuk cangkangnya bervariasi, ada yang bulat, bulat panjang, bulat
kasar, atau bulat spiral. Cangkang umumnya spiral asimetri.fungsi cangkang
untuk melndungi kepala, kaki, dan alat dalam. Pada keadaan bahaya, cangkang
ditutup oleh epifragma.

Di bagian dalam cangkang terdapat mantel yang mambungkus seluruh


tubuh gastropoda. Mantel ini tebal, kecuali pada baian dekat kaki buasanya tipis.
Matel berfungsi membentuk ekskresi untuk membentuk cangkang baru.

2. Morfologi Gastropoda
Gastropoda Merupakan hewan Mollusca yang berjalan dengan bagian kaki
perut, berasal dari bahasa Yunani (gaster = perut; podas = kaki) artinya hewan
yang memiliki kaki perut. Morfologi Gastropoda terwujud dalam morfologi
cangkangnya. Menurut Oemarjati (1990), hewan kelas gastropoda umumnya
bercangkang tunggal, yang terpilin membentuk spiral, beberapa jenis diantaranya
tidak mempunyai cangkang, kepala jelas, umunya dengan dua pasang tentakel
kaki lebar dan pipih, memiliki rongga mantel dan organ-organ internal, bagi yang
bercangkang, antara kepala dan kaki terputus, insang berjumlah kurang lebih satu
atau dua buah, bernafas dengan paru-paru, organ reproduksi jumlah satu atau
dua fertilasi secara internal dan eksternal.

Sebagian besar cangkangnya terbuat dari bahan kalsium karbonat yang di


bagian luarnya dilapisi periostrakum dan zat tanduk. Cangkang Gastropoda yang
berputar ke arah belakang searah dengan jarum jam disebut dekstral, sebaliknya
bila cangkangnya berputar berlawanan arah dengan jarum jam disebut sinistral.
Siput-siput Gastropoda yang hidup di laut umumnya berbentuk dekstral dan
sedikit sekali ditemukan dalam bentuk sinistral. Pertumbuhan cangkang yang
melilin spiral disebabkan karena pengendapan bahan cangkang di sebelah luar
berlangsung lebih cepat dari yang sebelah dalam. (Brook, 1998).

3. Cara Makan dan Waktu Makan Gastropoda


 Cara Makan
Kebiasaan makan gastropoda sangat beragam. Hal ini dapat dilihat
pada struktur radulanya. Radula yang dimiliki gastropoda tiap jenisnya
berbeda-beda, radula pemakan tumbuh-tumbuhan berbeda dengan radula
pemakan daging (Dharma, 1988).

Hughes (1986) menerangkan bahwa kebiasaan makan dari


gastropoda meliputi semua proses dari mencari makan, membawanya
sampai pada proses pencernaannya, termasuk dalam hal ini semua aktifitas
yang memungkinkan untuk mencari makan. Gastropoda pemakan mikroalga
secara perlahan-lahan bergerak di atas subtrat sambil mengumpulkan
makanan, sedangkan yang bersifat predator menunggu mangsanya dan
kadang-kadang bergerak mencari mangsa. “Suspension feeder ” menahan
partikel-partikel makanan dari aliran air sedangkan “Deposit feeder”
menyerap yang terdapat dalam sedimen (Hughes, 1986).
Pada jenis gastropoda yang memburu makanan ada dua aspek yang
berperan terhadap efisiensi pengambilan makanan, yakni saat gastropoda
bergerak

 Waktu Makan
Dalam proses mencari makan dibutuhkan waktu yang paling
memungkinkan untuk mendapatkan makanan dengan mudah dan aman.
Cassidae berburu bintang laut (Echinoidea) pada waktu malam hari, pada
siang harinya bersembunyi dalam pasir. Nucella lapillus mencari tritip dan
kerang hijau pada saat pasang tertinggi dan pada saat surut berada pada
tempat yang tergenang. Untuk pemakan tumbuhan dan detritus (misalnya
family Potamididae) di daerah intertidal mulai makan ketika substrat mulai
terpapar pada saat air surut (Hughes, 1986).

4. Habitat Gastropoda
Gastropoda yang hidup di laut dapat dijumpai di berbagai jenis lingkungan
dan bentuknya telah beradaptasi dengan lingkungannya tersebut (Nontji, 1987).
Di laut dalam gastropoda dapat hidup sampai pada kedalaman ±5000 meter
(Hughes, 1986).

Barnes (1987) menyebutkan beberapa jenis dari gastropoda hidup


menempel pada subtrat yang keras, akan tetapi ada juga yang hidup di subtrat
seperti pasir dan lumpur. Gastropoda juga dapat hidup di zona litoral, daerah
pasang surut dengan menempel pada terumbu karang, laut dalam maupun
dangkal bahkan ada yang hidup di air tawar (Dharma, 1988). Pada lingkungan laut
gastropoda dapat ditemukan di daerah benthik, antara bebatuan dan pada subtrat
lunak (lumpur). Sebagian dari gastropoda juga hidup di daerah hutan Bakau, ada
yang hidupnya di lumpur atau tanah yang tergenang air, ada juga yang menempel
pada akar dan batangnya, bahkan ada pula yang memiliki kemampuan memanjat,
misalnya Cerithiidea, Cassidulla, Littorina dan lain-lain.
5. Fungsi Ekologi Gastropoda
Phyllum Mollusca memiliki peranan yang sangat penting dalam
keseimbangan ekosistem suatu perairan di antaranya sebagai organisme kunci
dalam jaring-jaring makan dan sebagai dekomposer. Mollusca berfungsi sebagai
predator atau pemangsa, pemakan detritus, pemakan bangkai, dan parasit di
dalam sistem perairan. Dekomposer merupakan proses penting dalam fungsi
ekologis. Organisme yang telah mati mengalami penghancuran menjadi pecahan-
pecahan yang lebih kecil, dan akhirnya menjadi partikel-partikel yang paling kecil.
Kelompok Gastropoda memiliki variasi daya adaptasi terhadap kondisi
lingkungan (Munarto, 2010).

Informasi mengenai keberadaan keanekaragaman Mollusca yang berperan


penting dalam keseimbangan ekosistem, diharapkan bermanfaat untuk
memberikan gambaran mengenai kondisi perairan Rawa melalui gambaran
kualitas perairan. Informasi yang diperoleh dapat memberikan masukan bagi
masyarakat untuk menjaga populasi keanekaragaman Mollusca supaya
keseimbangan ekosistem tetap terjaga.

Keberadaan hewan pada suatu perairan sangat tergantung pada


habitatnya, kepadatan populasi hewan dipengaruhi oleh berbagai kondisi
lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh pada
kehidupan Mollusca adalah produsen sebagai sumber makanan dan adanya
predator. Sedangkan factor abiotik adalah fisika kimia air diantaranya suhu, pH,
cahaya dan salinitas (Dibyowati, 2009). Menurut Odum (1994) kisaran suhu yang
layak untuk pertumbuhan dan reproduksi Gastropoda dan Bivalvia pada
umumnya adalah 25-32oC, pH air yang dibutuhkan Gastropoda dan Bivalvia untuk
kelangsungan hidup dan reproduksi antara 5-9, sedangkan salinitas yang optimal
untuk kehidupan Gastropoda dan Bivalvia berada pada kisaran 0,5-35 ‰.
6. Jenis-jenis Hewan Gastropoda
a. Kelinci laut (Nudibranchio)
b. Siput bulan, murex (Caenogastropoda)
c. Siput karang (Muricidae)
d. Siput kerucut (Conidae)
e. Siput (Cypraeidae)
f. Keong sejati (Strombidae)
g. Turitela (Turritella)
h. Kerang atas (Trochidae)
i. Kerang tangga (Wentletrap)
j. Whelks (Buccinidae)

Anda mungkin juga menyukai