Anda di halaman 1dari 9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Gaya Sentrifugal


Gaya Sentrifugal adalah gaya yang arah pergerakannya menjauhi titik
pusat. Menurut Yamin (2011) gaya sentrifugal merupakan suatu gaya yang
timbul akibat adanya gerakan sebuah benda atau pertikel melalui lintasan
lengkung atau melingkar. Semakin besar massa dan kecepatan suatu benda maka
gaya sentrifugal yang dihasilkan akan semakin besar. Dalam kasus gerak
melingkar, gaya sentrifugal diartikan sebagai negatif (-) dari hasil kali massa
benda dengan percepatan sentripetalnya. Artinya gaya sentrifugal dan sentripetal
memiliki besar yang sama, namun memiliki arath gaya yang berbeda. Menurut
Sutopo (2007) gaya sentrifugal adalah gaya yang arahnya menjauhi pusat,
sedangkan gaya sentripetal adalah gaya yang arahnya menuju pusat. Dengan
kata lain, rumus dalam menentukan besarnya gaya sentrifugal sama dengan gaya
sentripetal yaitu:
𝑣2
∑ 𝐹 = 𝑚𝑎 → ∑ 𝐹𝑟 = 𝑚𝑎𝑟 = 𝑚
𝑟
Dengan:
Fᵣ = Gaya Sentrifugal (N)
m = Massa (Kg)
aᵣ = Percepatan Tangensial (m/s)
V = Kecepatan Tangensial (m/s)
r = Jari-jari (m)

gaya sentrifugal akan ada jika suatu benda bekerja atau berputar pada
kerangka noninersial (tempatnya kerangka berputar). Jika suatu benda berada di
kerangka inersial (misalnya kerangka yang diam terhadap pusat kerangka
berputar maka gaya sentrifugal tadi hilang)

6
7

Gambar 2.Ilustrasi Gaya Sentrifugal


(Sumber: https://www.fisikabc.com)

2.2 Sistem Transmisi Otomatis Sepeda Motor


Transmisi otomatis umumnya digunakan pada sepeda motor jenis
scooter. Jenis transmisi otomatis yang digunakan adalah Continuously Variable
Transmission (CVT). Transmisi jenis ini memanfaatkan mengembang dan
menyempitnya pulley untuk memperoleh perbandingan gigi yang bervariasi.
Selain itu, pada transmisi ini terdapat V-Belt yang berfungsi sebagai penghubung
primary pulley dengan secondary pulley sebelum diteruskan menuju roda. Pada
CVT terdapat berbagai komponen yaitu:

Gambar 3.CVT ( Continuous Variable Transmission)


(Sumber: https://www.autos.id)
2.2.1 Primary Pulley
Berfungsi untuk mengatur kecepatan sepeda motor berdasarkan gaya
sentrifugal dari roller. Di dalam pulley primer terdapat beberapa komponen
yaitu:
8

Gambar 4. Komponen Pulley Primer


(Sumber: http://haka2884.blogspot.com/)
 Slider, komponen yang berfungsi untuk mempermudah pergerakan pulley
ketika mengembang dan menyempit.
 Cam, sebagai dudukan slider.
 Roller, menekan sliding sheave sesuai putaran mesin.
 Sliding sheave, sebagai penekan v-belt sesuai putaran mesin.
 Collar, tempat dudukan dari fixed sheave, siding sheave, dan cam.
 Fixed sheave, komponen pulley primer yang tidak dapat bergeser yang
berfungsi sebagai penahan v-belt.

2.2.2 Secondary Pulley


Berfungsi mengatur kecepatan berdasarkan tarikan tari v-belt yang
diperoleh dari primary pulley. Di dalam secondary pulley terdapat beberapa
komponen yaitu:

Gambar 5. Komponen Secondary Pulley


(Sumber: http://haka2884.blogspot.com/)
9

 Sliding sheave, berfungsi untuk menekan v-belt.


 Fixed sheave, bagian pulley yang diam dan berfungsi untuk menahan v-belt.
 Returning spring, mengembalikan posisi pulley ke posisi awal agar v-belt
bisa keposisi paling besar.
 Torque cam, menekan otomatis sliding sheave pada saat melakukan
akselerasi.
 Clutch housing, meneruskan putaran v-belt menuju poros roda.
 Sepatu kopling, penghubung putaran ke poros roda belakang sesuai kecepatan
putaran secondarry pulley.

2.3 Roller

Gambar 10. Roller


(Sumber: Dokumen Pribadi)

Pada bagian pulley primer terdapat komponen yang berupa roller. Roller
pada CVT berfungsi sebagai pemberat yang mengatur besar kecilnya diameter
pulley primer sesuai dengan putaran mesin. Semakin kencang putaran mesin
maka roller akan semakin menekan keluar pulley primer yang menyebabkan
pulley primer akan semakin menyempit dan membuat diameter v-belt menjadi
lebar. Selain putaran mesin, cepat atau lambatnya pulley primer mengembang
dipengaruhi juga oleh berat dari roller. Semakin berat roller maka dia akan
bergerak semakin cepat dalam mendorong drive face pada pulley primer,
sehingga membuat v-belt melebar semakin cepat. Dalam pemilihan berat roller
harus diperhatikan torsi mesin, agar mesin tidak terlalu terbebani karena
10

perbandingan atau ratio pulley primer dan pulley sekunder tidak sesuai dengan
torsi dari mesin.

Gambar 7. Diagram benda bebas dari roller penggerak


(sumber: Prasojo, 2016: A696)

Untuk menghitung besarnya Ft pada titik garis singgung kurva lingkaran


dapat menggunakan rumusan sebagai berikut:

Gambar 8. Pligon segitiga gaya


(sumber: Prasojo, 2016: A696)
𝐹𝑡 𝐹𝑐𝑝 𝐹𝑐𝑝 × sin 60°
= =
sin 60° sin(30° + 𝛾°) sin(30° + 𝛾°)

Dimana Fcp adalah gaya sentrifugal


𝐹𝑐𝑝 = 𝑚𝜔2 (𝜌 + 𝑦)
Dengan:
m = Massa roller (gr)
𝑟𝑎𝑑
ω = Kecepatan sudut (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)

ρ = Radius putar awal


11

2.4 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC)


Untuk mendapatkan energi panas diperlukan campuran gas yang terdiri
dari udara dan bahan bakar. Banyaknya bahan bakar yang digunakan untuk
menghasilkan energi panas tergantung pada besar volumu langkah torak dan
efesiensi volumetrik atau pengisian. Konsumsi bahan bakar biasanya dikenal
yang menyatakan jarak tempuh kendaraan tiap satu liter bahan bakar. Konsumsi
bahan bakar jika dibandingkan dengan daya mesin yang dihasilkan selama kurun
waktu tertentu dikenal dengan istilah “konsumsi bahan bakar spesifik”. Menurut
Arend and Berenschot (1980:28) pemakaian bahan bakar juga gapat dilihat pada
diagram pemakaian bahan bakar pada macam – macam prembakaran. Diagram
ini memperlihatkan pemakaian bahan bakar dari kendaraan bermotor dengan
frekuensi atau kecepatan putaran yang bermacam – macam. Diagram ini penting
untuk motor stasioner, karena dengan ini kita bisa mengetahui besarnya daya
yang diperlukan pada frekuensi putar yang menguntungkan.
12

Gambar 15. Diagram pemakaian bahan bakar


(Sumber Arends & Berenschot 1980:28)
Konsumsi bahan bakar tidak dapat diketahui secara langsung, oleh
karena itu diperlukan beberapa instrumen atau alat untuk mengetahui jumlah
konsumsi bahan bakar pada kendaraan. Besarnya konsumsi bahan bakar pada
kendaraan dapat dihitung menggunakan rumus dari Petrovsky (1968:63) berikut
ini:

Jika dalam pemakaian bahan bakar ini dibandingkan dengan daya mesin
yang dihasilkan dalam waktu tertentu, yaitu:
13

Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Specific Fuel Consumption - SFC)


adalah indikator keefektifan suatu motor bakar torak dalam menggunakan bahan
bakar yang tersedia untuk menghasilkan daya. Dengan demikian, semakin kecil
SFC maka dapat dikatakan motor semakin hemat bahan bakar. Nilai konsumsi
bahan bakar spesifik bervariasi dan dipengatuhi oleh besar kecilnya harga
efesiensi panas.

2.5 Daya
Menurut Arend and Berenschot (1980:20) daya merupakan besarnya
kerja motor dalam kurun waktu tertentu. Daya motor merupakan parameter
untuk menentukan performa dari suatu motor. Satuan daya adalah W (Watt).
Untuk menghitung besarnya daya dapat digunakan rumus sebagai berikut:

2𝜋. 𝑛. 𝑡
𝐸=
60
Dimana:
P = Daya (Watt)
n = Putaran Mesin (rpm)
T = Torsi Mesin (Nm)

2.6 Emisi Gas Buang


Emisi gas buang merupakan polutan yang yang dihasilkan oleh gas
buang kendaraan. Gas buang kendaraan yang dimaksud adalah gas dari sisa
proses pembakaran yang dibuang ke udara bebas. Didam kendaraan terdapaat zat
polutan yang berupa HC, CO, dan NOx.
14

Gambar 16. Grafik Kandungan Emisi Gas Buang


(Sumber: https://cepot.wordpress.com/2006/11/04/analisa-emisi-gas-buang/)

 Hidro karbon (HC), timbul akibat bahan bakar belum terbakar, tetapi sudah
terbuang bersama gas buang akibat pembakaran yang kurang sempurna dan
penguapan bahan bakar. Senyawa HC, dibedakan menjadi dua yaitu bahan
bakar yang tidak terbakar, serta bahan bakar yang keluar bersama gas buang.
Senyawa HC akan menyebabkan pedih dimata, tenggorokan sakit, penyakit
paru-paru dan kanker.
 Karbon Monoksida (CO), tercipta dari bahan bakar yang terbakar sebagian
akibat campuran yang terlalu kaya atau kurang udara. Untuk mengurangi CO
perbandingan bahan bakar dan udara harus dibuat kurus, akan tetapi cara ini
menimbulkan peningkatan kandungan NOx dan terjadi penurunan tenaga
mesin. CO ini berbahaya karena dapat mengikat kandunga O2 dalam tumbuh
dan menjadi CO2 sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen.
 Nitrogen Oksida (NOx), merupakan emisi gas buang yang timbul akibat suhu
kerja yang tinggi dan campuran bahan bakar yang teralu kurus.

Anda mungkin juga menyukai