Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (PSD 414)


LAPORAN OBSERVASI KESULITAN BELAJAR KHUSUS DI SDN
SUKABUMI SELATAN 07
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah PSD 414 Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus

Disusun Oleh :
Atika Permatasari (201591001)
Anggun Wijiasih Prihatin (201591014)
Emalia Karti (201591056)
Wahyu Ainun Habibah (20161101011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
tugas yang berjudul “Anak dengan Kesulitan Belajar Khusus” ini dengan baik.
Belajar merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan sepanjang hayat,
tidak hanya dilakukan oleh – oleh orang yang bersekolah saja tetapi juga di alami
oleh setiap manusia yang masih hidup dan melakukan aktivitasnya. Dalam
aktivitas pembelajaran setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda untuk
menyerap materi belajar tersebut. Ada beberapa anak yang mengalami kesulitan
dalam menyerap materi ajar maupun keterhambatan yang terjadi. Dalam tugas ini
penulis ingin menguraikan beberapa penjelasan mengenai anak dengan kesulitan
belajar khusus.
Tugas ini dibuat dalam bentuk makalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dari Dosen kami yaitu Ibu
Nurul Khasanah. Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan referensi
berbentuk buku.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus, teman dan berbagai pihak yang telah membantu dalam
proses pengerjaan makalah ini hingga dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan sumbangan pikiran dan
manfaat bagi pembaca, khususnya bagi penulis selanjutnya yang akan membuat
makalah dengan tema materi yang serupa.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan
baik dari segi penggunaan bahasa maupun dari isi materi sendiri. Karena itu
penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan
makalah selanjutnya.
Jakarta, November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................ i
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
Bab I Pendahuluan .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan Observasi ............................................................................ 1
Bab II Hasil Observasi ..................................................................................... 2
A. Pelaksanaan Aktivitas Observasi .................................................... 2
B. Identitas Sekolah ............................................................................ 2
C. Visi, Misi, Dan Tujuan Sekolah ..................................................... 3
D. Sejarah Sekolah .............................................................................. 4
E. Struktur Organisasi ......................................................................... 5
F. Keadaan atau Data Guru dan Karyawan ........................................ 5
G. Prestasi Sekolah............................................................................... 5
H. Kurikulum ...................................................................................... 5
I. Sarana dan Prasarana ...................................................................... 6
J. Hasil Wawancara dan Observasi .................................................... 7
K. Kegiatan Belajar Mengajar ............................................................. 8
Bab III Penutup ................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ..................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................... 10
Pembagian Tugas .............................................................................................. 11
Lampiran ........................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya semua anak pasti pernah mengalami kesulitan dalam
belajar baik pemahaman menerima materi maupun mengembangkan materi
ajar yang diterima. Namun ada beberapa anak yang mengalami
ketidakmampuan memusatkan perhatian ketika belajar dan tertinggal dalam
satu atau beberapa mata pelajaran tertentu karena adanya kesulitan atau
gangguan belajar pada anak tersebut yang biasanya ditandai oleh adanya
yang signifikan antara taraf intelengensi seorang anak dengan kemampuan
akademik yang seharusnya sudah dapat dicapai oleh anak seusianya seperti
tingkat membaca, menulis, berbicara dan sebagainya.
Oleh karena itu, kesulitan-kesulitan belajar tersebut termasuk kategori
khusus dan harus diberikan penanganan sedini dan seoptimal mungkin dari
guru, orangtua dan bahkan tenaga profesional dengan berbagai metode,
teknik dan media yang dapat dimanfaatkan dengan baik.

B. Tujuan Observasi
1. Untuk mengetahui kesulitan belajar khusus yang dialami oleh siswa yang
ada di sekolah.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari siswa kesulitan belajar khusus yang ada
di sekolah.
3. Untuk memahami penanganan yang dilakukan dalam proses belajar
kepada siswa kesulitan belajar khusus di sekolah.
4. Untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan orangtua dalam penanganan
anak kesulitan belajar khusus.

1
BAB II
HASIL OBSERVASI

A. Pelaksanaan Aktivitas Observasi


a. Waktu
Pelaksanaan observasi dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28
November 2018 pada tahun ajaran 2018/2019 pukul 08.00 WIB
sampai 12.00 WIB.
b. Tempat
Pelaksanaan observasi ini berlangsung di SDN Sukabumi Selatan
07 Jakarta Barat yang beralamat di Jalan Raya Pos Pengumben RT.
002 RW. 08 Kelurahan Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk
Jakarta Barat.
c. Objek Observasi
Observasi dilakukan terhadap dua siswa di kelas 3B dengan wali
kelas Bapak Robertus Suparya, S.Pd. Dua siswa tersebut bernama
Amel dan Fikri.

B. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SDN Sukabumi Selatan 07 Pagi
Status Sekolah : Negeri
Akreditasi : A (Sangat Baik)
Nilai: 94
Nama Kepala Sekolah : Sunarsih, S.Pd.
Nomor Bangunan Sekolah : 0021.1185.1204.8008
NSS : 101016205082
NPSN : 20105518
NIS : 100590
Gedung Dibangun : 1980
Rehab Terakhir : 2014
Luas Tanah : 6.236 m2

2
Luas Bangunan : 1.296 m2
Nomor Sertifikat Tanah : 1818
Provinsi : Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
Kota Administrasi : Jakarta Barat
Kecamatan : Kebon Jeruk
Kelurahan : Sukabumi Selatan
Jalan : Jl. Raya Pos Pengumben
RT : 002
RW : 08
Kode Pos : 11560
Nomor Telepon : (021) 5364340
E-Mail : sdnsuksel07pg@yahoo.com

C. Visi, Misi, Dan Tujuan Sekolah


a. Visi SDN Sukabumi Selatan 07 Pagi:
“Terwujudnya Peserta Didik Yang Cerdas, Kreatif, Terampil, Berbudi
Pekerti Luhur, Berdasarkan Iman dan Taqwa Serta Peduli Lingkungan”
b. Misi SDN Sukabumi Selatan 07 Pagi:
Untuk mencapai visi tersebut harus adanya pengembangan strategi dan
aktivitas dalam sekolah. Untuk hal itu dibutuhkannya misi, Berikut misi
SDN Sukabumi Selatan 07 Pagi:
1. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.
2. Mengembangkan bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
berdasarkan minat, nakat, dan potensi peserta didik.
3. Menumbuhkan semangat berprestasi antar siswa.
4. Mewujudkan situasi kondusif dalam kehidupan keagamaan.
5. Membentuk kepribadian siswa yang bertaqwa kepada Allah SWT.
6. Meningkatkan kedisiplinan pendidik dan peserta didik.
7. Memiliki rasa kepedulian terhadap sesama, baik orang tua, guru, dan
masyarakat sekitar.
8. Mewujudkan sekolah ramah anak, bersih, indah dan nyaman serta
berbudaya lingkungan.

3
9. Mengintegrasikan lingkungan hidup dalam kurikulum.
10. Membiasakan perilaku 10 S, senyum, salam, sapa, sabar, syukur,
sehat, sugih, semangat, sukses, dan surga.
c. Tujuan Sekolah
Dengan visi dan misi yang sudah disebutkan diatas, maka SDN
Sukabumi Selatan 07 Pagi memiliki tujuan, Berikut tujuan yang dimiliki
oleh SDN Sukabumi Selatan 07 Pagi:
1. Melaksanakan serta menghayati ajaran agama sesuai petunjuk
syariatnya dan dapat memiliki budi pekerti yang luhur sebagai
contoh./keteladanan di masyarakat.
2. Mampu menyerap dan mengembangkan ilmu yang yang didapat
dalam proses pembelajaran.
3. Mengenali kemampuan dirinya untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki.
4. Mampu mengembangkan potensi yang dimiliki sebagai wujud prestasi
belajar untuk mencapai cita – citanya demi masa depan.
5. Memiliki rasa cinta kepada bangsa, Negara serta tanah air Indonesia.
6. Mampu mengembangkan jiwa seni dan keindahan yang dimiliki oleh
masing – masing siswa.
7. Mampu menjaga kebesihan baik di lingkungan sekolah, tempat
tinggal, dan lingkungan.
8. Bersama – sama menjaga ketertiban dan keamanan sekolah dan
lingkungan sesuai situasi dan kondisi siswa.

D. Sejarah Sekolah
Pagi pada tahun 2012 SDN Sukabumi Selatan 07 Pagi ditunjuk
sebagai sekolah khusus inklusi dengan menerima minimal 2 orang dalam
satu rombongan belajar, namun ketika di tahun 2015 terdapat aturan
mengenai seluruh sekolah umum SDN wajib menerima siswa-siswi yang
inklusi. Maka pihak sekolah dan pihak diknas sekolah membatasi siswa
yang inklusi untuk diterima di sekolah umum, jadi pihak sekolah hanya bisa
menerima 2 orang saja, dengan syarat lokasi rumah peserta didik berada

4
dekat dengan lokasi sekolah. KKM untuk anak inklusi dibedakan dengan
yang lainnnya, yaitu 70.
Pada bulan November 2017 SDN Sukabumi Selatan 07 Pagi
dinyatakan menjadi sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi dengan meraih gelar
juara II. Kemudia pada bulan November 2018 SDN Sukabumi Selatan 07
Pagi kembali mengikuti program Adiwiyata kali ini dengan tingkat
Nasional. SDN Sukabumi Selatan 07 juga mempunyai produk pembuatan
bahan makanan dan minuman yaitu bir pletok dan nugget lele. Dikarenakan
sekolah mempunyai tanaman – tanaman yang subur dan kolam lele maka
dari itu dibuatlah hasil dari pengelolan yang selama ini dibuat dan diolah
menjadi bahan minuman dan bahan makanan.

E. Struktur Organisasi
Terlampir

F. Keadaan atau Data Guru dan Karyawan


Terlampir

G. Prestasi Sekolah
Terlampir

H. Kurikulum
Kurikulum Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Kurikulum yang saat ini digunakan oleh SDN Sukabumi Selatan
07 Pagi:
a. Pembelajaran yang diterapkan di SDN Sukabumi Selatan 07 Pagi kelas
III dan VI, dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran atau dikenal
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

5
b. Pembelajaran yang diterapkan di SDN Sukabumi Selatan 07 Pagi kelas I,
II, IV, dan V dilaksanakan melalui pendekatan saintifik atau dikenal
dengan Kurikulum 2013 (K-13).
c. Muatan Kurikulum
Di Sekolah terdapat kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran biasa
dan pada waktu libur sekolah yang dilakukan baik di dalam maupun di
luar sekolah, dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa,
mengenal antara hubungan berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat
dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia indonesia
seutuhnya dan kegiatan yang diberikan kepada peserta didik di lembaga
pendidikan, maka dari itu terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler di
SDN Sukabumi Selatan 07 Pagi untuk menonjolkan potensi diri anak
yang belum terlihat di luar kegiatan belajar mengajar, dan memperkuat
potensi yang telah dimiliki peserta didik, yaitu:
1. Pramuka
2. Melukis
3. Pianika
4. Tari
5. DrumBand

I. Sarana dan Prasarana


Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Berikut ini
terdapat sarana dan prasarana di SDN Sukabumi Selatan 07 Pagi:
NO. SARANA PRASARANA JUMLAH KETERANGAN
1. Gedung Sekolah 1 Baik
2. Lapangan 1 Baik
3. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
4. Ruang Guru 1 Baik
5. Ruang Tata Usaha 1 Baik

6
6. Ruang Kelas 14 Baik
7. Ruang UKS 1 Baik
8. Ruang Perpustakaan 1 Baik
9. Ruang Ibadah 1 Baik
10. Ruang Laboratorium 1 Baik
11. Ruang Serbaguna 1 Baik
12. Kantin Siswa 1 Baik
13. Kamar Mandi Siswa 2 Cukup Baik
14. Kamar Mandi Guru 2 Baik
15. Meja Murid 410 Baik
16. Kursi Murid 410 Baik
17. Meja Guru 14 Baik
18. Kursi Guru 20 Baik
19. Lemari 9 Baik

J. Hasil Wawancara dan Observasi


Sekolah SDN Sukabumi Selatan 07 pagi merupakan salah satu
sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah inklusi di Jakarta Barat. Sekolahan
tersebut masing-masing menerima 2-3 anak berkebutuhan khusus disetiap
kelasnya. Salah satu kelas yang kami kunjungi yaitu kelas 3B. Di dalam
kelas tersebut terdapat 3 anak berkebutuhan khusus kategori kesulitan
belajar. Anak tersebut bernama : Amel, Fikri dan Imam. Tiga siswa tersebut
dikategorikan anak dengan kesulitan belajar yang memiliki IQ <70. Pada
hari itu hanya ada Amel dan Fikri yang hadir di kelas tersebut. Amel dan
Fikri memiliki masalah yang sama yaitu, disleksia.
Disleksia adalah salah satu gangguan proses belajar,di mana seseorang
mengalami kesulitan membaca,menulis atau mengeja. Penderita disleksia
akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi bagaimana kata kata
yang diucapkan harus diubah menjadi bentuk huruf dan kalimat dan
sebaliknya. Begitupun yang kami amati dari Amel dan Fikri. Ketika guru
tersebut menyebutkan satu kalimat, anak tersebut terlihat kebingungan
untuk menuliskan kalimat tersebut.

7
Secara fisik, anak disleksia memiliki fisik yang normal seperti anak
pada umumnya. Yang membedakan hanyalah kemampuan menerima proses
belajar. Maka dari itu guru memberikan materi yang berbeda dengan siswa
pada umumnya. Amel dan Fikri hanya dilatih bagaimana kata-kata yang
diucapkan oleh guru tersebut diubah menjadi bentuk huruf dan kalimatnya.
Namun pada pengerjaannya siswa tersebut kurang mampu mengubah kata
yang diucapkan, sehingga harus didampingi dengan mengejakan huruf-
huruf yang berurut membentuk suatu kalimat tersebut.
Ketika saat ulangan harian atau ulangan umum, mereka tak mampu
mengisi jawaban dengan benar. Yang mereka tulis hanyalah sebuah
kumpulan huruf-huruf yang tidak memiliki makna. Untuk ujian, Amel dan
Fikri menerima soal yang sama dengan siswa pada umumnya. Namun,
hanya jumlah soalnya saja yang dikurangi. Untuk penilaian yang didapat
untuk anak disleksia sama seperti pada siswa pada umumnya, namun guru
lebih memperhatikan perkembangan yang terjadi pada anak tersebut
dibandingkan dengan hasil belajarnya. Jadi, guru pun harus memperhatikan
perkembangan anak dengan kesulitan belajar.
Untuk media yang digunakan seperti pada umumnya yaitu buku
materi, spidol dan papan tulis. Tidak ada perbedaan media yang signifikan
serta metode yang digunakan pun seperti ceramah, tanya jawab pada siswa
dan penugasan dalam bentuk pengerjaan pertanyaan-pertanyaan yang
berasal dari guru.
Keterlibatan orangtua dalam mendukung anak juga sangat perlu,
seperti orangtua dari Fikri, yang mengikutsertakan anaknya dalam terapi di
YPAC (Yayasan Pendidikan Anak Cacat).

K. Kegiatan Belajar Mengajar


Kegiatan belajar dilakukan setiap hari Senin sampai dengan hari
Jumat dimulai pada pukul 06.30 WIB. Di kelas 3B, tempat duduk tersusun
secara kelompok yang dimasudkan agar terjadi diskusi yang baik dan kerja
sama antar siswa di kelas tersebut.
a. Strategi Pembelajaran

8
Strategi yang digunakan oleh Pak Robertus dalam pembelajaran yaitu
Ekspositori, dimana guru menyampaikan informasi secara verbal dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal.
b. Metode Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran yang berlangsung, selain menggunakan
ceramah dalam penyampaian materi, guru melakukan tanya jawab
terhadap siswa. Siswa diajak untuk memberikan pendapat mereka tentang
materi yang ada. Kemudian guru memberikan penugasan dan siswa
menuliskan jawaban di buku latihan siswa. Bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar diberikan materi yang secukupnya dan lebih mudah.
c. Media Pembelajara
Media pembelajaran yang digunakan yaitu buku LKS siswa, spidol dan
papan tulis.
d. Evaluasi Pembelajaran
Sama dengan siswa lainnya, siswa yang mengalami kesulitan belajar juga
menggunakan tes dalam penilaiannya, jika dibawah KKM maka
diberikan remedial yang sesuai dengan kemampuan anak.
e. Kelemahan dan Keunggulan Sekolah
Kelemahan yang dirasakan dalam hal media pembelajaran yang dapat
digunakan di dalam kelas belum maksimal sehingga belum memadai
untuk melatih siswa yang kesulitan belajar tersebut. Namun terdapat
adanya keunggulan seperti pelatihan beberapa guru untuk penanganan
siswa berkebutuhan khusus.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil observasi di atas diketahui bahwa di sekolah tersebut
terdapat dua sampai lima siswa tiap kelasnya dengan berbagai kategori anak
berkebutuhan khusus. Salah satunya yaitu anak dengan kesulitan belajar.
Tidak ada metode yang khusus untuk mengajarkan anak dengan
berkebutuhan khusus kategori kesulitan belajar. Hanya saja,guru harus bisa
berkreatif dalam mengajarkan anak dengan kesulitan belajar. Anak dengan
kesulitan secara fisik layaknya seperti anak pada umumnya,namun yang
membedakannya yaitu mereka kesulitan dalam menerima materi yang
disampaikan. Mereka kebingungan untuk mengungkapkan yang ada
dipikiran mereka,seperti mereka sulit untuk menuliskan suatu kalimat yang
diucapkan oleh guru kedalam bentuk tulisan. Anak dengan kesulitan belajar
pun mempunya IQ yang dibawah rata rata. Penanganan yang dilakukan oleh
pihak sekolah hanya memberikan tambahan waktu untuk dapa mengajarkan
anak dengan kesulitan belajar mengingat kurangnya sumber daya manusia
untuk mengajarkan secara khusus anak dengan kesulitan belajar. Anak
dengan kesulitan belajar tidak bisa langsung terdeteksi secara cepat. Karena
anak tersebut terlihat normal. Maka dari itu,guru harus memperhatikan
perkembangan kognitif anak secara intens setiap harinya

B. Saran

Sebaiknya apabila sekolah sudah ditunjuk menjadi salah satu penerima anak
inklusi,guru yang mendapatkan siswa yang memiliki anak berkebutuhan
khususnya diberi pelatihan dalam cara mengajarnya. Supaya anak dengan
berkebutuhan khusus bisa secara adil dalam mendapatkan pendidikan yang sama
dengan anak normal lainnya. Dan guru harus mampu berkreatif dalam menciptkan
metode metode yang dapat diimplikasikan kepada anak dengan berkebutuhan
khusus

10
LAMPIRAN

Teks Hasil Wawancara

Narasumber (N) : Pak Robertus


Pewawancara (P) : Mahasiswa
Pewawancara : Selamat siang Pak, kami mahasiswa Universitas Esa Unggul
jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Bersedia waktunya
sebentar untuk kami wawancarai Pak?
Narasumber : Oiya, boleh. Bagaimana?
P : Kami mau tanya Pak, sebelumnya tadi Bapak sudah kenalkan kami
dengan Amel dan Fikri yang notabene mengalami kesulitan belajar.
Untuk kategori seperti ini, kami hanya memastikan Pak kalau mereka
bukan termasuk anak tuna grahita kan ya?
N : Bukan, mereka memang ya mengalami keterlambatan belajar saja.
Kalau si Amel itu agak ringan, dia tahu huruf-huruf yang ada dan hapal
penulisannya. Namun kalau dikasih pelajaran, ya itu kurang nangkep.
Kalau si Fikri termasuk kategori parah, kata ibunya, memang ada faktor
keturunan karena ibu nya juga menyadari ketika SMA, ibu itu
mengalami keterlambatan belajar namun tidak parah. Sedangkan si
Fikri, itu dari perilakunya saja sudah suka menyimpang seperti kalau
disuruh nulis terkadang bengong, melihat temannya saja. Dan dia tidak
mengerti huruf-huruf yang ada, jadi kalau disuruh nulis satu kata pun
terkadang tidak jelas. Kalau ketika disuruh nulis, ya paling kita
dampingi pelan-pelan.
P : Oh jadi ada pedampingan ya Pak yang dilakuin juga.
N : Iya, tapi untuk si Fikri ini sekarang udah lumayan ada kemajuan sih
karena dia ikut terapi di YPAC (Yayasan Pendidikan Anak Cacat) di
Hang Tuah.
P : Terapinya seperti apa Pak?

11
N : Jadi kalau disana itu, katanya sih diajarin pelan-pelan supaya ingat
beberapa tulisan. Makanya itu tadi hasil tulisannya, ya paling yang dia
sedikiti ingat saja.
P : Kira-kira sudah berapa lama si Fikri ikut terapi itu Pak?
N : Ya sudah sekitar 3 bulanan lah.
P : Kalau penanganan untuk mereka disini itu seperti apa ya, Pak?
N : Ya, biasa sih paling di berikan materi yang lebih mudah atau hanya
disuruh nulis beberapa kata saja. Kalau disleksia itu kan beda ya dengan
tuna rungu atau tuna netra seperti itu.
P : Iya, beda Pak.
N : Kalau si Amel dan Fikri ini, memang IQ nya kurang dari 70 sih. Jadi
kalaupun misalnya ulangan, seperti minggu depan kan ulangan umum
ya. Mungkin hanya dikasih pilihan ganda 5 soal, isian 5 dan essay 5.
Tapi ya yang saya ambil paling mudah.
P : Oh gitu, ini ngambil nilainya itu dari jawaban yang mampu dijawab
atau bagaimana Pak?
N : Ya saya ambil dari situ, karena orangtua mereka ini juga kan sudah
memaklumi dan menyadari anaknya seperti itu. Jadi hasil yang
diberikan seadanya.
P : Iya sih Pak ya. Kalau untuk alat dan media pembelajaran yang ada di
kelas aja ya Pak berarti?
N : Iya. Buku, spidol dan papan tulis. Kalau proyektor sebenarnya ada,
tetapi ya untuk ramai-ramai. Jadi digunakan untuk kelas atas saja gitu.
P : Oalah, jadi jarang ya Pak menggunakan bahan atau media selain ini?
N : Iya, ya paling kita ubah model belajarnya aja. Misal kita ajak keluar
belajar ke lapangan atau ke taman.
P : Belajarnya seperti apa tuh Pak?
N : Ya mengerjakan soal di luar kelas atau kan ada tuh materi seperti
tumbuh-tumbuhan jadi bisa sambil belajar.
P : Nah kalau untuk evaluasi belajar sendiri, apa yang dilakukan Pak
biasanya?

12
N : Kalau contohnya, nilainya ada yang dibawah KKM ya diminta ikut
remedial. Ini contoh dari soal ulangan harian punya Fikri dan Amel.
P : Ini punya Fikri, jawabannya sama Pak?
N : Iya, ya paling nanti kita kasih tahu ke orangtuanya kalau anaknya
mampu seperti itu.
P : Kalau untuk keunggulan dan kelemahan yang ada disekolah ini
bagaimana Pak?
N : Kalau untuk keunggulan sih, karena ini ada siswa inklusi juga jadi guru
nya dapat pelatihan penanganan siswa inklusi seperti apa. Nah kalau
kelemahannya ya paling di media pembelajaran bersifat elektronik
kurang maksimal saja karena belum terpenuhi. Sedangkan sumber
belajar yang lain sih masih bisa diambil dari sekitar sekolah. Kebetulan
sekolah ini juga kan termasuk sekolah adiwiyata mau tembus tingkat
nasional juga.
P : Baik Pak, terima kasih atas informasi yang sudah di bagikan kepada
kami.
N : Iya, sama-sama.

13

Anda mungkin juga menyukai