I. TUJUAN
1. Membuat sediaan tablet dengan menggunakan Acid Ascorbicum
sebagai zat berkhasiat sebanyak 100 tablet dengan menggunakan
metode granulasi basah.
2. Mampu melakukan evaluasi sediaan tablet jadi Acid Ascorbicum.
II. TEORI
A. Pengertian Tablet
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi
obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode
pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet
kompresi. ( USP 26, hal 2406 )
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat
digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. ( Farmakope
Indonesia edisi IV, hal 4 )
1
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi
tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau
kombinasi dengan bahan eksipien seperti : pengisi ( memberi
bentuk ), pengikat ( memberi adhesivitas atau kelekatan saat
bertemu saluran cerna ), disintegrator ( mempermudah
hancurnya tablet).
Tablet Kempa Multi/Kempa Ganda
Tablet kempa multi/kempa ganda adalah tablet
konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi
tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas dua atau lebih
lapisan . Disebut juga sebagai tablet berlapis. Keuntungannya
dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel ( tidak
tersatukan ).
Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga
tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek
terapi yang kemnudian disusul dengan dosis pemeliharaan
sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah
cukup untuk beberapa waktu tertentu ( misal tablet lepas
lambat 6 jam, 12 jam, dsb ).
Tablet Lepas Tunda/Tablet Salut Enterik
Tablet lepas tunda/tablet salut enterik adalah tablet yang
dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap
cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus
yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu
tertentu.
Tablet Lepas Terkendali
Tablet lepas terkendali merupakan tablet yang dibuat
dengan formulasi sedemikan rupa hingga zat aktif akan
tersedia selama jangka waktu tertentu, harus ditelan utuh, tidak
boleh dikunyah, juga tidak boleh digerus. Kecuali divide dose
( dapat dipotong menjadi beberapa bagian ), biasanya sudah
disediakan garis-garis pemotong pada tablet.
Tablet Salut Gula
Tablet salut gula adalah tablet kempa yang disalut dengan
beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun tidak.
Tujuannya untuk melindungi zat aktif terhadap lingkungan
2
udara ( O2, kelembaban ), menutup rasa dan bau tidak enak,
menaikkan penampilan tablet.
Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna
atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur
cepat didalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-
kali.
Tablet Effervesen
Tablet kempa jika berkontak dengan air menjadi berbuih
karena mengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air
baru diminu.
Tablet Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien
yang harus dikunyah sebelum ditelan.
3
Tablet implantasi atau pellet dibuat berdasarkan teknik
aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi
subkutan ( untuk KB, mencegah kehamilan ).
4
Tablet implantasi atau pellet dibuat berdasarkan teknik
aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi
subkutan ( untuk KB, mencegah kehamilan ).
4. Berdasarkan Penyalutan
a. Tablet Polos
Dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara
ditelan, pecah di lambung.
b. Tablet Salut Gula
Tablet salut gula (dragee) adalah tablet kempa yang disalut
dengan beberapa lapisan gula baik berwarna maupun tidak.
Lapisan gula berasal dari suspensi dalam air mengandung serbuk
yang tidak larut, seperti pati, kalsium karbonat, talk, atau titanium
dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin.
5
Tablet lepas tunda/tablet salut enterik adalah tablet yang
dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap
cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus
yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu.
d. Tablet Lepas Terkendali
Tablet lepas terkendali merupakan tablet yangdibuat dengan
formulasi sedimikan rupa hingga zat aktif akan tersedia selama
jangka waktu tertentu, harus ditelan utuh, tidak boleh dikunyah,
juga tidak boleh digerus. Kecuali divide dose ( dapat dipotong
menjadi beberapa bagian ), biasanya sudah disediakan garis-garis
pemotong pada tablet.
C. Kriteria Tablet
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi
persyaratan.
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik.
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
7. Bebas dari kerusakan fisik.
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan.
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu
tertentu.
10. Tablet memenuhi persyaratan farmakope yang berlaku.
6
g. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan
murah, tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan dalam
menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau
berhiasan timbul.
h. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan
tertinggal ditenggorokan, terutama biala bersalut yang
memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.
i. Pelepasan zat aktif dapat diatur ( tablet lepas tunda, lepas lambat,
lepas terkendali ).
j. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan
bau yang tidak enak, dan untuk terapi lokal ( salut enterik ).
k. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga
biaya produksinya lebih rendah.
l. Pemakaian oleh penderita lebih mudah.
m. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat
pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang
paling baik.
7
a. Bahan obat tidak tahan pemanasan
b. Bahan obat rusak oleh air atau uap air
c. Sifat alir bahan kurang baik
d. Kompresibilitas kurang baik
3. Metode Cetak Langsung
Syarat bahan obat yang dibuat dengan cetak langsung adalah :
a. Mempunyai sifat alir yang baik
b. Kompresibilitas baik
c. Tidak tahan pemanasan
d. Rusak oleh adanya air
e. Dapat ditambahkan pengisi yang memepunyai sifat alir dan
kompresibilitas baik
7. Sticking
Sticking yaitu keadaan dimana granul menempel pada dinding die
( ada adhesi ).
G. Formula Tablet
1. Zat Berkhasiat
Zat berkhasiat adalah bahan aktif yang digunakan dalam
sediaan tablet yang akan dibuat.
2. Pengisi
Pengisi adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet
yang ditujukan untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang
diharapkan. Contoh pengisi : laktosa, avicel ( mikrokristalin selulosa ),
sukrosa, dekstrosa, manitol, kalsium fosfat dibasic, kalsium sulfat
trihidrat, Starch 1500.
3. Pengikat
8
Pengikat bisa berupa gula dan polimer. Pengikat yang berupa
polimer alam : starch, gum ( acacia, tragacant, gelatin ). Pengikat
yang berupa polimer sintetik : pvp, metilselulosa, etilselulosa,
hidroksipropilselulosa. Sontoh pengikat : starch ( amylum ), starch
1500, gelatin, pvp, selulosa.
4. Penghancur
Fungsi : Untuk memecah tablet
Cara pakai :
Saat granulasi ( penghancur dalam )
Sebelum dicetak ( penghancur luar )
Contoh penghancur : starch ( amylum ), starch 1500, sodium
starch glycolate ( primogel, explotab ), selulosa ( selulosa,
metilselulosa, cmc, cmc-Na, avicel, acdisol ), gums ( agar, pectin,
tragacant, PGA ), clays ( bentonit, veegum ), alginate ( asam alginate
dan Na alginate ).
5. Pelincir
Contoh pelincir :
1. Lubrican
Berfungsi untuk menghilangkan gesekan/friksi saat
pengempaan dan penarikan tablet keluar cetakan.
2. Glidan
Berfungsi untuk memperbaiki aliran masa granul.
3. Anti adheren
Berfungsi untuk mencegah melekatnya masa tablet pada
cetakan.
H. Evaluasi Tablet
Evaluasi Tablet Jadi
a. Keseragaman Ukuran
Diameter tablet berkisar 1 1/3 sampai 3 kali tebal tablet.
b. Keseragaman Sediaan
Keseragaman Bobot
Keseragaman Kandungan ( zat aktif kurang dari 50 mg )
c. Kekerasan Tablet
Kekerasan minimum 4 kg. Diukur dengan alat hardness
tester.
d. Kerenyahan Tablet
Maksimum 1 % dengan menggunakan alat friabilator.
e. Waktu Hancur Tablet
9
Tidak lebih dari 15 menit untuk tablet biasa dan 60 menit
untuk tablet bersalut gula atau selaput.
I. Monografi
1. Asam Askorbat ( Farmakope Indonesia ed. III, hal 47 )
a. Sifat Fisika dan Kimia Parasetamol
Sinonim : Acidum Ascorbicum, Vit.C
Nama kimia :3-okso-L-gulopuranolakton
Rumus molekul : C6H8O6
Rumus bangun :
Kandungan : Tidak kurang dari 99,0% C6H8O6
Pemerian : Serbuk atau hablur putih atau agak kuning, tidak
berbau, rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat
laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering, mantap
diudara, dalam larutan cepat teroksidasi.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform
P, dalam eter P, dan dalam benzen P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus
cahaya
b. Farmakologi
Asam askorbat merupakan ester siklik. Dalam larutan air mudah
teroksidasi (reaksinya bolak-balik) membentuk asam dehidro-
askorbat (Connors, dkk., 1986).
Asam askorbat bersifat sangat sensitif terhadap pengaruh-pengaruh
luar yang menyebabkan kerusakan seperti suhu, pH, oksigen, enzim,
dan katalisator logam (Andarwulan dan Koswara, 1989).
Vitamin C mudah diabsorpsi dari saluran pencernaan melalui vena
portal. Vitamin ini dengan cepat diistribusikan keseluruh jaringan
tubuh, tetapi lebih banyak terdapat dalam kelenjar adrenal, lensa
mata, kelenjar pituitari, otak, limfa, dan pankreas (William and
Caliendo, 1984).
2. Laktosa ( Farmakope Indonesia ed. III, hal 338 )
Sinonim : Lactosum anhidrat, gula susu
Rumus molekul : C12H22O11
Rumus bangun :
10
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak
manis
Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air
mendidih, sukar larut dalam etanol 95 % P, praktis
tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. PVP (Polivinilpirolidon)
Sinonim : Popidonum
Pemerian : Serbuk putih atau putih kekuningan,berbau lemak
atau tidak berbau, higroskopis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air,dalam etanol (95%) P, dan dalam
kloroform P, kelarutan tergantung dari bobot molekul rata-
rata, praktis tidak larut dalam eter P.
11
III. FORMULA
a. Formulasi Acuan (Sarfaraz K. Niazi. Handbook Of Pharmaceutical
Manufacturing Formulations, hlm : 522)
b. Formulasi Terapan
b. Formulasi terapan
Penimbangan Bahan :
12
1. Ascorbid Acid = 24 g
2. Ludipress = 30,720 g
3. Kollidon VA 64 =3g
4. Kollidon CL = 1,8 g
5. Aerosil 200 = 0,144 g
6. Mg Stearat = 0,3 g
8. Sudip
9. Lap
10. Label
11. Botol
13
12) Cetakan bagian atas (punch) akan turun dan mengempa bahan dalam
cetakan membentuk tablet.
13) Masukkan tablet ke dalam kemasan botol.
14) Beri etiket dan penandaan.
Evaluasi tablet
Hasil :
1 Warna Putih
2 Rasa Asam
4 Penampilan Kusam
14
Hasil :
c. Keseragaman kesediaan
1. Keseragaman bobot (Depkes RI, 1979)
Bobot tablet yang dibuat harus diperiksa secara acak untuk
memastikan bahwa setiap tablet mengandung obat dengan jumlah
yang tepat. Syarat keseragam bobot menurut Farmakope Indonesia
Edisi III adalah bila bobot rata-rata lebih kurang 300 mg, jika
ditimbang satu persatu tidak lebih dari 2 buah tablet yang masing-
masing bobotnya menyimpang 5% dari bobot rata-ratanya, dan tidak
ada satupun tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 10% dari
bobot rata-ratanya.
Alat yang digunakan :Timbangan
15
Cara pengukuran : Timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap
tablet . Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari 2 tablet
yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu pun
yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari yang
ditetapkan kolom B.
A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
26 mg - 150 mg 10 % 20 %
151 mg - 300 mg 7,5 % 15 %
Lebih dari 300 mg 5% 10%
Rumus :
Penyimpangan =
Hasil :
1 0,48 2,04 %
2 0,50 2,04 %
3 0,50 2,04 %
4 0,47 4,08 %
5 0,46 6,12 %
6 0,51 4,08 %
7 0,51 4,08 %
8 0,48 2,04 %
9 0,48 2,04 %
10 0,49 0%
11 0,52 6,12 %
16
12 0,47 4,08 %
13 0,51 4,08 %
14 0,50 2,04 %
15 0,48 2,04 %
16 0,46 6,12 %
17 0,49 0%
18 0,51 4,08 %
19 0,52 6,12 %
20 0,50 2,04 %
d. Kekerasan
Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta
dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat
pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan
adalah hardness tester (Banker and Anderson, 1984).
Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet
dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan
terjadi keretakan talet selama pembungkusan, pengangkutan dan
pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan
pengempaan (Parrott, 1971).Keseragaman minimum 4 kg diukur
dengan alat Hardness tester.
Caranya :
Ambil masing-masing 6 tablet dari tiap batch , yang kemudian diukur
kekerasanya dengan alat pengukur kekerasan tablet. Letakkan
17
sebuah tablet dengan posisi tegak diantara anvit dan punch, lalu
tablet dijepit dengan cara memutar sampai tablet pecah dan retak.
Pada saat tersebut angka yang ditunjukkan oleh jarum adalah
kekerasan tablet tersebut.
.
Pembahasan : Pada uji kekerasan, tablet yang diuji tidak pecah dikarenakan
teksturnya yang kenyal.
Hasil :
Berat 20 tablet sebelum diuji (W1) = 9,6989 gram
Berat 20 tablet setelah diuji (W2) = 9,6816 gram
Friabilitas =
18
= 0,18 %
f. Waktu Hancur
Tidak lebih dari 15 menit untuk tablet biasa dan 60 menit untuk tablet
bersalut gula dan selaput.
Nama alat Disintegration Tester tipe ZT 2-Erweka
Cara kerja :
1. Pengujian waktu menggunakan 6 buah tablet
2. Masukkan tablet pada masing-masing tabung kecil dari keranjang.
3. Masukkan 1 cakram pada tiap-tiap tabung.
4. Gunakan air bersuhu 37 +/_ 2 c sebagai media yang ada di
penangas air yang ditermostatisasi.
5. Setelah alat dioperasikan ,keranjang akan bergerak keatas dan
kebawah sebanyak 30 kali dalam semenit.
6. Tablet hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa
alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas.
Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan waktu yang ditambah sebanyak 15 menit. Semua tablet
harus hancur tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan
untuk tablet bersalut waktunya 60 menit.
Hasil :
Diperoleh waktu hancur untuk 6 tablet = tidak hancur
Pembahasan : Pada uji waktu hancur, tablet yang diuji tidak hancur dikarenakan
teksturnya yang kenyal.
VIII. PEMBAHASAN
IX. KESIMPULAN
19
X. PENGEMASAN
A. Kotak Obat
B. Etiket
20
VITCY
VITAMIN C
C.Kemasan
Brosur: Botol 100 tablet
Komposisi :
Asam ascorbat..................................................200 mg
Indikasi :
Kontra Indikasi :
Efek Samping :
Dosis :
1 tablet sehari
2 - 4 tablet sehari
No.Batch : 902910
PT. ZHEFARMA
21
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal POM Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
22
LAMPIRAN
SPESIFIKASI PRODUK
NO Spesifikasi Nama Praktikan
1 Nama Produk : Vitcy 1. Novda Melati Kurnia
2 Kandungan Zat Aktif : Acid ascorbicum 2. Nur Adzimah
3 Bentuk Sediaan : Tablet 3. Nurul Kamilah
4 Bentuk Kemasan : Botol tablet 4. Rangti Annisa Harartasyahrani
5 Kekuatan Sediaan : 200 mg 5. Riski Wulandari
6 Batch : 902910 6. Riza Silviana
7 Kadarluarsa : Mei 2024 7. Novda Melati Kurnia
Tanda Tangan Praktikan
NO Evaluasi Hasil
23
1 Keseragaman ukuran
2 Keseragaman bobot
3 Kekerasan tablet
4 Kerenyahan tablet
5 Waktu hancur tablet
24