Anda di halaman 1dari 1

MENJAWAB KIRIMAN PIDATO PAK MENTERI DI HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Oleh : Fuad Pantoiyo

Paragraf kedua pidato hari pendiddikan nasional 2017 tentang Fenomena Dunia berubah sangat
cepat dan Paragraf kesepuluh di penutup akhir sebagai tujuan kedepan yakni percepatan SMK Siap
Kerja adalah Hal menarik buat saya. Ijinkan saya memberikan opini Pak Mentri..........................
Ketertarikan saya di dunia pendidikan sudah sejak lahir. Saya lahir di bulan ini dan saya pun masuk
SMK Teknik Otomotif (sama halnya dengan program pemerintah sekarang ini yakni “SMK BISA” ) dan
hingga akhirnya saya mendapat gelar Sarjana Otomotif Universitas Negeri Yogyakarta adalah wujud
kecintaan dan kepatuhan pada arah pendidikan nasional.

Percepatan pendidikan yang merata dan berkualitas adalah tema Hardiknas tahun ini 2017. Saya
teringat buku bacaan tentang Kongres Pemuda 28 Oktober 1928, pada kongres tersebut menekan
keharusan anak mendapat pendidikan kebangsaan dan kesinambungan pendidikan di sekolah dan
pendidikan di rumah... Pendidikan kita selama ini hanya mengedepankan penguasaan aspek
keilmuan dan kecerdasan yang belum maksimal, meskipun ada banyak kecerdasan dan utamanya
adalah kemampuan atau kecerdasan intelektual mengedepankan pada hal mengisi pikiran dari pada
membangkitkan kemampuan berfikir... Hasil penelitian programme for international student
achievement (visa) 2015 menunjukkan murid-murid kita hanya unggul pada kemampuan berfikir
tingkat rendah dan gagal berfikir tingkat tinggi (berfikir sesungguhnya), alhasil pendidikan kita
menghasilkan orang-orang dewasa berkemampuan rendah.

Istilah bonus demokrasi baru bisa dipakai apabila tenaga kerja indonesia benar-benar cerdas,
kompeten, dan berkontribusi pada pembangunan, Jika tidak hanya akan melahirkan bencana...
Kaitan ini sangat erat dengan kualitas pendidikan karena kita tau bersama semakin tinggi pendidikan
semakin baik kondisi pekerjaan, peluang karir semakin terbuka luas dan dengan tingkat pendapatan
semakin tinggi... Banyak persoalan menumpuk tentang pendidikan di negeri ini baik dari kualitas
guru, kekurangan guru, keberadaan sekolah dan ruang kelas, fasilitas pendidikan dan angka putus
sekolah... Bahkan 6,6 persen penyebab putus sekolah menurut Bappenas (2016) diakibatkan
penilaian masyarakat bahwa sekolah tidak memberi manfaat, mereka yang putus sekolah berpikir
lebih baik putus sekolah dan memilih bekerja.

Hari Buruh dan Hari Pendidikan selang sehari, fakta ini adalah logika bahwa pendidikan sebagai
tulang punggung kesejahteraan negeri, Indonesia adalah negeri yang membutuhkan pekerja dengan
tingkat keterampilan rendah dan upah murah... Disinilah menurut saya negara gagal menjamin
pendidikan dan pekerjaan, corak negara ini dilihat dari struktur perekonomian membentuk arah
serta dinamika sektor pendidikan dan pekerjaan salah satunya “SMK BISA” yang menciptakan tenaga
praktis dan teknik..sehingga itu kurikulum pun disusun untuk menghasilkan lulusan yang siap
pakai... Rangkaian pengalihan produksi dari perusahaan asing ada di Indonesia (Industri Perakitan,
Industri Pengelolahan, Buruh Tambang, dll) karena kita Negara dengan upah murah, disinilah
kekurangannya... Dimanakah 4.420 perguruan tinggi di negeri ini??? Kapankah kita bisa menjadi
negara maju jika kwalitas pendidikan kita hanya sebatas menciptakan pekerja berketerampilan
rendah....kasihan

Anda mungkin juga menyukai