Anda di halaman 1dari 14

Trend dan Issue Keperawatan Jiwa

Faktor pemicu Seks Pranikah pada Remaja

Tugas ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah SK. IV.4
Keperawatan Jiwa 1

Disusun Oleh :

Angelica Silfia Intan N / 201723001

Hilaria Asri Nugraheni / 201723005

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEMESTER 4

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Evidence Based
Practice mengenai Perawatan pada Gangguan Sistem Imunitas. Makalah ini
telah penulis susun dengan maksimal dan melalui bantuan dari berbagai pihak
baik yang telah menyumbangkan materi maupun pikiran, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan dalam


penyusunan makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap melalui makalah ini, pembaca khususnya


mahasiswa keperawatan dapat menambah wawasan dan memperkaya
pengalamannya untuk memberikan penanganan pada pasien dengan gangguan
sistem imunitas berdasarkan penelitan yang tepat.

Yogyakarta, 25 April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………….............................................................… 2

DAFTAR ISI…………………………………………….......………………………...... 3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………........……..…….....……... 4

1.1 Latar Belakang........………….………………….……….....……….……... 4

1.2 Tujuan Penulisan………………………………………………....………..... 5

1.3 Manfaat Penulisan............................................................................ 5

1.4 Metode Penulisan............................................................................. 5

BAB II ANALISIS JURNAL.................................………….………………........ 6

2.1 Analisis Pengaruh Lokalisasi dan Peran Keluarga dengan

Perilaku Seks Pranikah pada Remaja……………….............................…… 6

2.1.1 Problem and population ………………….......................................… 6

2.1.2 Intervention………………….............................................................. 6

2.1.3 Comparison…………………............................................................. 6

2.1.4 Outcome………………….............................................................…. 8

BAB III PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI

3.1 Pembahasan……………………………………………………………......... 9

3.2 Implikasi…………………………………………………………………….... 11

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………........... 12

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………........….. 12

4.2 Saran…………………………………………………………………........… 12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….........…... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini banyak remaja yang menalami masalah pada psikologisnya


dikarenakan berbagai faktor seperti faktor lingkungan yang membuat mereka
terkena dampak pergaulan bebas, dan menurut Stuart (2013) hal tersebut
dapat membuat remaja mengalami gangguan jiwa,dan mengalami keadaan
yang tidak sehat jiwa. Sehat jiwa sendiri adalah kebahagiaan , kegembiraan,
kepuasaan pada diri seseorang ,tidak hanya sehat fisik namun juga aspek
lain seperti psikologisnya.

Menurut Santrock ( 2002) dalam Kusumastuti (2017) masa remaja


adalah saat dimana mulai timbul ketertarikan pada proses pencarian
identitas diri dan mengalami proses perkembangan seksual yang
cepat.Masa remaja juga merupakan masa yang dipenuhi oleh konflik dan
suasana perubahan suasana hati. Pada masa ini menurut Kusumastuti
Kemasakan seksual berpengaruh terhadap timbulnya perubahan sikap dan
perilaku sosial remaja yang ditunjukkan dengan beralihnya perhatian remaja
kelawan jenis, kemudian diikuti perasaan saling tertarik, saling mendekati
dan keinginan untuk mengadakan kontak fisik yang disertai nafsu
seksual (Monks, 1999).

Seorang postdoctoral di National Institute of Mental Health Johanna


Jarcho, Ph.D, mengatakan bahwa ada potensi remaja mengalami
gangguan mental. Pemicunya tidak lain adalah permasalahan cinta, sekolah,
kuliah, kurang tidur, teman sepermainan, dan lain sebagainya. sekitar 90
% remaja yang memasuki usia 20-an, rentan terkena gangguan mental.

Selain itu, berdasarkan data KEMENKES RI dalam InfoDATIN (2018)


didapatkan data jika dibandingan tahun 2007 dan 2012 hasil presentasi seks
pranikah remaja mengalami peningkatan sebesar 57,5 % pada pria dan 38
% pada perempuan dan pasangan 12,6 %.Hal ini mencerminkan kurangnya
pemahaman pemuda atau remaja tentang ketampilan hidup sehat, risiko

4
hubungan seksual dan kemampuan untuk menolak hubungan yang tidak
mereka inginkan.

Masa remaja adalah masa peralihan. Oleh sebab itu, peran orang tua
sangat dibutuhkan dalam memberikan dukungan kepada mereka yang
mengalami gejolak pada masa remajanya, karena jika dalam lingkungan
yang salah remaja dapat melakukan hal yang menyimpang sesuai
kenginannya. Selain itu dikhawatirkan dapat terpapar pengaruh negatif,
seperti narkoba, alkohol, seks bebas, dan lain sebagainya. Perilaku inilah
yang menunjukkan gangguan mental, karena mereka melakukan hal-hal di
luar perkembangan normal manusia.

Maka dari itu, penulis membuat karya tulis mengenai “Tren dan Issue
Keperawatan Jiwa mengenai Faktor pemicu Seks Pranikah pada Remaja “
.Hal ini perlu dilakukan agar dapat memahami apa saja faktor yang
menyebabkan gangguan jiwa yang dialami remaja akibat seks pranikah.

1.2 Ruang Lingkup Masalah

1.2.1 Faktor- faktor yang mempengaruhi seks pranikah pada remaja

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahu dan memahami faktor- faktor yang mempengaruhi


seks pranikah pada remaja

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari karya tulis ilmiah ini dapat menambah pengetahuan para
pembaca khususnya para tenaga kesehatan dalam mempelajari faktor-
faktor pemicu terjadinya seks pranikah pada remaja.Sehingga, dapat
melakukan tindakan yang tepat kepada klien mulai dari
promotif,preventif,kuratif,hingga rehabilitatif.

1.5 Metode Penelitian

Studi pustaka dengan menggumpulkan bahan informasi buku dan jurnal.

5
BAB II

ANALISA JURNAL

2.1 Analisis Pengaruh Lokalisasi dan Peran Keluarga dengan Perilaku Seks
Pranikah pada Remaja

2.1.1 Problem and population

Berdasarkan penelitian oleh Dharmawan, Qariati dan Asrinawaty


(2019) remaja saat ini sudah terpapar dengan budaya barat yang tidak
baik mengenai seksualitas,dan banyak terjadi perilaku seksual
pranikah.Maka dari itu,penulis melakukan penelitiantentang pengaruh
lokalisasi dan peran keluarga dengan perilaku seksual pranikah pada
remaja di sekitar Eks Lokalisasi Pembatuan Landasan Ulin Timur
Banjarbaru tahun 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
remaja yang bertinggal di RT.06 RW.09 Kelurahan Landasan Ulin Timur
sebanyak 82 orang dengan jumlah sampel 68 orang dengan menggunakan
rumus slovin.

2.1.2 Intervention

Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross


sectional. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan simpel
random sampling, pengolahan data dan analisis data menggunakan
program SPSS, dengan menggunakan uji Chi Square 0,05 dengan analisis
univariat dan bivariat.

2.1.3 Comparison

Hasil uji statistik hubungan peran keluarga dengan perilaku seksual


pranikah pada remaja di sekitar Eks Lokalisasi Pembatuan Landasan Ulin
Timur Banjarbaru tahun 2018 menurut Dharmawan, Qariati dan
Asrinawaty (2019) diperoleh nilai p=0,007, maka H0 ditolak yang artinya
terdapat hubungan antara peran keluarga dengan perilaku seksual
pranikah pada remaja di sekitar Eks Lokalisasi Pembatuan Landasan Ulin
Timur Banjarbaru tahun 2018.

6
Selain itu, hasil uji statistik hubungan pengaruh lokalisasi dengan
perilaku seksual pranikah pada remaja di sekitar Eks Lokalisasi Pembatuan
Landasan Ulin Timur Banjarbaru tahun 2018 diperoleh nilai p=0,013, maka
H0 ditolak yang artinya terdapat hubungan antara pengaruh lokalisasi
dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di sekitar Eks Lokalisasi
Pembatuan Landasan Ulin Timur Banjarbaru tahun 2018.

Dari data tersebut terlihat jika pengaruh lokalisasi sangat besar


terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja di sekitar Eks Lokalisasi
Pembatuan Landasan Ulin Timur Banjarbaru. Hal tersebut karena wilayah
lokalisasi berbaur menjadi satu dengan kelompok masyarakat umum. Tidak
ada batasan wilayah yang memisahkan antara masyarakat pekerja seks
dengan masyarakat umum. Maka, aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat
pekerja seks dapat dilihat atau disaksikan secara langsung oleh
masyarakat umum.

Hasil penelitan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


Triningsih, R.W., Widjanarko,B., dan Istiarti,V.T (2018) dengan judul
“Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Praktik Seks Pranikah pada
Remaja di SMA Dekat Lokalisasi di Wilayah Kabupaten Malang”
bahwasannya Remaja di SMA dekat lokalisasi yang sudah melakukan seks
pranikah sebesar 24.0% dan juga data mengenai remaja yang bertempat
tinggal di rumah orang tuanya sebanyak 89.3% dan banyak melakukan
praktik seks pranikah yaitu siswa laki-laki 28.8%. Faktor-faktor yang juga
ikut mempengaruhi praktik seks pranikah pada remaja SMA dekat
loklaisasi adalah self esteem, praktik religius dan Pengetahuan IMS dan
HIV/AIDS. Selain itu juga terdapat data maraknya terjadinya seks pranikah
yaitu sebagai berikut ini yaitu siswa pernah melakukan seks pranikah
dengan pekerja seks sebanyak 26.8% ,dan yang tidak melakukan seks
pranikah yaitu sebesar 76.0% , Sedangkan siswa yang melakukan praktik
religius sebanyak 35.5%, 41.3% siswa menggunakan waktu luang
beresiko, sebanyak 43.4% responden mempunyai self esteem rendah,
41.7% responden mempunyai sikap permisif terhadap seks pranikah,
47,5% mempunyai efikasi rendah, 40,5% mempunyai sikap permisif

7
terhadap teman sebaya, 34,7% mempunyai sikap permisif terhadap sikap
orang tua, dan 92,6% responden pernah mengikuti kegiatan sekolah.

2.1.4 Outcome

Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa ada


hubungan antara pengaruh lokalisasi dan peran keluarga dengan perilaku
seksual pranikah pada remaja di sekitar Eks Lokalisasi Pembatuan
Landasan Ulin Timur Banjarbaru tahun 2018.

8
BAB III

PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI

3.1 Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dharmawan, Qariati dan


Asrinawaty (2019) menyatakan bahwa ada hubungan antara pengaruh
lokalisasi dan peran keluarga dengan perilaku seksual pranikah pada remaja
di sekitar Eks Lokalisasi Pembatuan Landasan Ulin Timur Banjarbaru tahun
2018.Selain itu menurut Hasil penelitan ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Triningsih, R.W., Widjanarko,B., dan Istiarti,V.T (2018) faktor
lain yang mempengaruhi adalah self esteem, praktik religius dan
Pengetahuan IMS dan HIV/AIDS.

Kedua penelitian tersebut sudah sesuai dengan pendapat Supriatin dkk


(2014) jiak faktor pemicu remaja melakukan seks pranikah karena tingkat
religius subjek tergolong rendah, ketidakhadiran orang tua atau keluarga,
pergaulan subjek dengan teman-teman yang sudah melakukan hubungan
seks pranikah, pengalaman pacaran, serta informasi tentang seks yang di
rasa kurang dan rasa penasaran.

Selain itu, Kusimawati (2017) juga berpendapat jika ada hubungan antara
faktor internal (tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap dan gaya hidup) dan
faktor eksternal (media informasi, peran dan tempat tinggal) dengan perilaku
seksual pranikah remaja di Indonesia. Variabel yang paling berpengaruh
terhadap perilaku seksual remaja di Indonesia adalah sikap terhadap
seksualitas dan tempat tinggal.Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dharmawan, Qariati dan Asrinawaty (2019).

Kemudian menurut Magdalena (2010) dan didukung oleh Sidabutar dkk


(2018) faktor pemicu anak dan remaja mengalami seks pranikah adalah
faktor lingkungan sekitar, pernah menjadi korban,libido tidak
terkontrol,kebutuhan ekonomi,narkoba dan alkohol.

9
Tak hanya itu, Bemellen dkk (2018) mengatakan bahwa tidak hanya
faktor lingkungan, kelaurga,dan religus saja.Namun faktor pemicu seks
pranikah yang utama akrena faktor hormon dan organ seksual remaja yang
mulai berubah dan faktor budaya.Faktor budaya tersebut seperti menikah
muda,atau terkena asimilasi budaya barat sehingga membauat remaja
melakukan tindakan yang seharusnya belum dilakukan.

Kemudian menurut Santrock (2007) dalam Alfiyah. N,Solehati. T,Sutini T


(2018) pada masa ini, energi atau libido seksual yang awalnya laten di masa
pra remaja menjadi hidup. Perubahan tersebut mengakibatkan adanya
dorongan untuk berperilaku seksual bertambah, sepertinya hanya adalah
melakukan aktifitas .Faktor lain yang mempengaruhi seks pada remaja
antara lain : pertama, faktor perkembangan yang berasal dari keluarga
dimana anak mulai tumbuh dan berkembang. Kedua, faktor luar mencakup
sekolah yang berperan dalam mencapai kedewasaannya. Ketiga masyarakat
yang meliputi adat kebiasaan, pergaulan perkembangan.

Menurut DP2KBP3A (Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga


Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), (2017)
Seksualitas juga berkembang dari anak – anak, remaja, dan dewasa.
Seksualitas diekspresikan dalam bentuk perilaku seksual. Dorongan seksual
dapat dipengaruhi dengan menggunakan NAPZA, berkhayal tentang
seksual, menonton film porno, melihat gambar porno, mendengar cerita
porno, berduaan di tempat sepi.

Berdasarkan InfoDatin Kemenkes RI (2018) pun seks aktif pranikah yang


terjadi pada remaja ini memiliki resiko terhadapt terjadinya kehamilan remaja
dan penularan penyakit menular seksual. Kehamilan yang tidak
direncanakan pada remaja perempuan dapat berlanjut pada aborsi dan
pernikahan remaja. Hal ini yang membuat dampak bagi kelangsungan masa
depan remaja, karena janin yang dikandung dan keluarganya.

10
3.2 Implikasi dalam keperawatan

3.2.1 Analisis Pengaruh Lokalisasi dan Peran Keluarga dengan Perilaku


Seks Pranikah pada Remaja

Adanya penelitian ini diharapkan para perawat dapat memberikan


edukasi kepada pasien khususnya pada remaja serta keluarga
mengenai pendidikan seksualitas.Agar dalam masa perkembangannya
tidak mengalami perilaku yang menyimpang karena pengaruh buruk
dilungkugnannya mengenai pergaulan bebas yang akan berdampak
buruk bagi fisik dan psikologi anak dan remaja.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Banyak remaja saat ini mengalami pergaulan bebas. Hal tersebut


membawa dampak buruk bagi mereka.Salah satu dampak yang sedang
amrak terjadi adalah seks pranikah. Terdapat berbagai faktor yang
menyebabkan seorang anak dan remaja mengalami.Faktor- faktor tersebut
seperti kedaan lingkungan, keluarga, self esteem, praktik religius, dan
pengatuhan IMS serta HIV AIDS.

4.2 Saran

Diharapkan para pembaca khususnya pemerintah dan tenaga kesehatan


dapat segera menindaklanjuti dampak buruk dari pergaulan bebas pada
remaja saat ini.Hal tersebut dapat dimulai dari kegiatan promotif, dan
preventif tentang pendidikan seksualitas. Sedagkan padakasus yang sudah
terjadi penyimpangan dapat dilakukan kegiatan kuratif seperti terapi atau
pengobatan lainnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alfiyah. N,Solehati. T,Sutini T (2018). Gambaran Faktor – faktor yang


Berhubungan dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja di SMPN
1 Solokanjeruk Kabupaten Bandung. urnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia 4(2), hlm. 131-139. Fakultas Keperawatan, Universitas
Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Indonesia. Retrieved 25 april 2019
from : http://ejournal.upi.edu/index.php/JPKI/article/view/10443

Dharmawan, A. A., Qariati, N. I., & Asrinawaty, A. (2019). ANALISIS PENGARUH


LOKALISASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKS
PRANIKAH PADA REMAJA. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan
Kesehatan, 5(2), 128-132. Retrieved 25 april 2019 from :
https://scholar.google.co.id/scholar?as_ylo=2018&q=prostitusi+pada+re
maja&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=%23p%3DtGYQzHJqjUsJ

DP2KBP3A. (Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), (2017). Bidang
Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga yang menangani Kesehatan
Reproduksi.

Infodatin, K., & RI, I. K. K. (2018). Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Pusat
Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Kusumastuti, W. (2017). Pengaruh Metode Psikoedukasi Terhadap Perilaku


Seksual Pranikah pada Remaja Putri. Indigenous: Jurnal Ilmiah
Psikologi, 2(2) Retrieved 25 april 2019 from :
http://journals.ums.ac.id/index.php/indigenous/article/download/4461/37
78

Merry Magdalena (2010). Melindungi Anak Dari Seks


Bebas.Yogyakarta:Grasindo

13
Mies Grijns, Hoko Horii, Sulistyowati Irianto, Pinky Saptandari, Taufiqurrohim,
Unsiyah Siti Marhamah, Meike Lusye Karolus, Shinta Candra Dwi,
Partini, Sita Thamar Van Bemmelen.(2018).Menikah Muda di Indonesia:
Suara, Hukum, dan Praktik.Jakarta:Obor Indonesia.

Pratama, E., Hayati, S., & Supriatin, E. (2014). Hubungan Pengetahuan Remaja
Tentang Pendidikan Seks dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja
di SMA Z Kota Bandung. Jurnal Keperawatan BSI, 2(2). Retrieved 25
april 2019 from :
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/view/116/86

Stuart, G. W. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Ed . 5. Jakarta : EGC

Triningsih, R. W., Widjanarko, B., & Istiarti, V. T. (2018). Faktor-faktor yang


Berpengaruh terhadap Praktik Seks Pranikah pada Remaja di SMA
Dekat Lokalisasi di Wilayah Kabupaten Malang. The Indonesian Journal
of Health Promotion (Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia), 10(2), 160-
172. Retrieved 25 april 2019 from :
https://scholar.google.co.id/scholar?as_ylo=2018&q=prostitusi+pada+re
maja&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_cit&u=%2Fscholar%3Fq%3Dinfo%3AXY
GEIvT7LuMJ%3Ascholar.google.com%2F%26output%3Dcite%26scirp%
3D5%26hl%3Did

Umaroh, A. K., Kusumawati, Y., & Kasjono, H. S. (2017). Hubungan antara faktor
internal dan faktor eksternal dengan perilaku seksual pranikah remaja di
Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(1), 65-75.
Retrieved 25 april 2019 from
:http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/165/160

Wellina Sebayang, Destyna Yohana Gultom, & Eva Royani Sidabutar. (2018).
Perilaku Seksual Remaja.Sleman:CV Budi Utama

14

Anda mungkin juga menyukai