Anda di halaman 1dari 8

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

PENINGKATAN KETERAMPILAN MANAJEMEN USAHA BAGI MAHASISWA


KEPERAWATAN MELALUI PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN

Siti Maryati
Program Studi D III Keperawatan
Akademi Kesehatan Karya Husada Yogyakarta
maryati_akes@yahoo.co.id

ABSTRACT

Background The problems experienced as a manager of health education that the number of nursing
graduates from vocational education to master reaches 24000-25000 people per year. The low
absorption of graduate nursing education and the limited employment opportunities for nurses in
government institutions. It would need to nurse provided the ability / skill other in order to open up
business opportunities independently or collaborating entrepreneur's ability to do since I was a student
and when it's completed education. How to Troubleshooting, efforts to equip abilities / skills of nurses
do entrepreneurs by giving lectures on entrepreneurship and giving Entrepreneurship Training. This
activity aims to provide skills of nurses in the management of care services in the "Clinic Home Care"
or perform other entrepreneurs.The target are nursing students and alumnis of nursing college of
Akes Husada Yogyakarta with participant 20 people tenant, 16 people from nursing students and 4
from alumnis Method of training is done through lectures, demonstrations, visits and internships.
Target outcomes is the establishment of new entrepreneurial activities in the field of goods and
services. The results obtained in 2015 (1) Support from Technological Knowledge and Skill for
Entrepreneurship has implemented by nursing college of Akes Karya Husada and produce 6 students
as new entrepreneurs who run business in goods and services, (2) Realization of Entrepreneurial
Incubation Technological Knowledge and Skill for Entrepreneurship form Clinic Home Care as a
center of entrepreneurship in the development of an entrepreneurial culture (3) Realization of
entrepreneurship capacity building system for students in Technological Knowledge and Skill for
Entrepreneurship under the body of Research and Community Service Akes Karya Husada
Yogyakarta. Conclusion Technological Knowledge and Skill for Entrepreneurship Akes Karya
Husada Yogyakarta fiscal year 2015 resulted in 6 new students as entrepreneurs who conduct business
in a variety of business products such as home care services as well as a variety of other business
products,

Keywords: health education, nursing, training.

PENDAHULUAN maupun ketika sudah menyelesaikan


Masalah Pengangguran di Indonesia pendidikan dengan cara memberikan materi
masih belum bisa diatasi oleh Pemerintah, kuliah tentang Kewirausahaan sebagai muatan
sehingga dibutuhkan suatu kreativitas yang lokal akademik dan memberikan Pelatihan
bersumber dari SDM yang ada di masyarakat. Kewirausahaan.
Problema yang dialami sebagai pengelola Mengingat semakin sempitnya
pendidikan tenaga kesehatan bahwa jumlah lapangan kerja bagi tenaga perawat khususnya
lulusan pendidikan keperawatan dari jenjang di institusi pemerintah maka perlu kiranya
SMK sampai magister mencapai 24.000-25.000 tenaga perawat dibekali
orang per tahun. Rendahnya daya serap lulusan kemampuan/ketrampilan wirausaha baik yang
pendidikan keperawatan itu merupakan imbas berhubungan langsung dengan profesinya
terbatasnya anggaran pemerintah dalam maupun yang tidak berhubungan langsung
merekrut pegawai negeri. Kemampuan dengan profesinya guna membuka peluang
melakukan wira usaha dapat dilakukan sejak usaha baik secara mandiri maupun
tenaga perawat masih belajar di bangku kuliah berkolaborasi. Kemampuan wirausaha dapat

646
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

dilakukan sejak tenaga perawat masih belajar di mahasiswa dengan cara (a) memberikan bekal
bangku kuliah maupun ketika sudah pengetahuan konseptual dan kemampuan
menyelesaikan pendidikan dengan cara manajerial tentang bagaimana menjadi
memberikan Pelatihan Kewirausahaan. wirausaha berhasil, (b) melatih mahasiswa
Kegiatan pelatihan kewirausahaan ini tentang cara menemukan peluang usaha dan
disamping untuk membuka peluang usaha yang memilihnya sesuai dengan kemampuan SDM,
sesuai dengan kompetensinya juga untuk dana, dan proyek pengembangan usahanya di
membantu permasalahan yang ada di kemudian hari sesuai tuntutan pasar, (c) melatih
masyarakat terkait dengan cakupan terhadap keterampilan mahasiswa dalam menyusun
pelayanan kesehatan. Semakin banyaknya Rencana Usaha (RU) sesuai dengan jenis –jenis
penyakit-penyakit kronis yang berdampak usaha yang dipilihnya, (d) melakukan analisis
terhadap masalah kesehatan bagi masyarakat SWOT untuk mengevaluasi dan memperbaiki
seperti penyakit stroke yang berakibat Rencana Usaha berdasarkan hasil survey
ketergantungan pasien terhadap orang lain dan kelayakan usaha dan informasi-informasi
memerlukan perawatan begitu lama, luka yang aktual yang relevan untuk mendukung
diakibatkan penyakit diabetes melitus yang perkembangan usaha di kemudian hari, dan (e)
perlu perawatan khusus. Sedangkan biaya Menciptakan wirausaha baru yang mandiri, (2)
perawatan di rumah sakit begitu mahal bahkan Meningkatkan keterampilan manajemen usaha
kadang kurang terjangkau baik dari segi biaya bagi mahsiswa dan alumni, (3) Menciptakan
maupun dari segi transportasi oleh masyarakat metode pelatihan kewirausahaan yang cocok
sehingga berakibat kualitas hidup menjadi bagi mahasiswa dan alumni.
rendah. Salah satu alternatif yang ditempuh
oleh keluarga pasien untuk perawatan lanjutan METODE
bagi anggota keluarganya adalah dengan Pendekatan yang dilakukan untuk
perawatan dirumah / home care. Perawatan kegiatan Ib K ini adalah diawali dengan
kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis pelatihan. Pelatihan dilakukan dengan
dari perawatan jangka panjang (Longterm Care) pendekatan individual dan klasikal. Pendekatan
yang dapat diberikan oleh tenaga professional klasikal dilakukan pada saat pemberian teori
maupun non professional yang telah tentang Kewirausahaan dan pendekatan
mendapatkan pelatihan. Hal ini merupakan individual dilakukan pada saat praktik
peluang emas bagi tenaga kesehatan khususnya ketrampilan melakukan tindakan perawatan.
perawat. Adapun metode yang digunakan adalah:
Dengan potensi kepakaran akademik 1. Pelatihan Manajemen Usaha Pelayanan
dan kewirausahaan seperti ini, institusi “Klinik Home Care”
pendidikan kesehatan sebenarnya mampu Metode yang digunakan dalam pelatihan
membangkitkan spirit kewirausahaan di ini adalah:
kalangan mahasiswa melalui program Ipteks a. Ceramah bervariasi.
Bagi Kewirausahaan (IbK), sehingga Metode ini dipilih untuk menyampaikan
mahasiswa dapat menjadikan diri sebagai konsep-konsep yang penting agar
wirausaha baru, dengan mengembangkan dimengerti dan dikuasai oleh peserta
business plan guna menangkap peluang- pelatihan.
peluang bisnis di masyarakat khusunya Materi yang diberikan meliputi:
dibidang kesehatan. Dengan pencanangan IbK Kewirausahaan: Ruang lingkup
diharapkan dapat (1) menciptakan wirausaha Kewirausahaan, Menumbuhkan Minat dan
baru yang mandiri (2) meningkatkan dorongan wirausaha, Etika dalam
keterampilan manajemen usaha bagi melakukan kegiatan wirausaha, Inovasi
mahasiswa, (3) menciptakan metode pelatihan dalam kewirausahaan, Bentuk-bentuk
kewirausahaan yang cocok bagi mahasiswa dan usaha dan syarat-syarat pendirian -
(4) Unit usaha yang dapat menghasilkan profit. Perusahaan mandiri/ perseorangan “Klinik
Melalui program IbK, dapat: (1) Home Care”, Pengadaan dan Penggunaan
mengembangkan jiwa wirausaha di kalangan Modal, Peluang Usaha :Analisis Peluang

647
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

Pasar, Analisis Kelayakan Finansial, Rumah Sakit yang mempunyai pelayanan


Penilaian Kemampuan Organisasional, Klinik Home Care.
Analisis Persaingan dan Klinik
Perawatan di Rumah (“Klinik Home HASIL dan Pembahasan
Care”): Proses menjual produk kepada Tahap Persiapan
konsumen retail, Manajemen keuangan Sebelum diberikan pelatihan tentang
usaha mulai dari perencanaan sampai Kewirausahaan mahasiswa telah mendapatkan
implementasi, Manajemen usaha mulai Materi Kuliah Kewirausahaan , Mata Kuliah ini
dari aktifitas perencanaan sampai evaluasi, memberikan pemahaman tentang inovasi dan
Ruang Lingkup dan Landasan Hukum kreatifitas mahasiswa keperawatan sehingga
“Home Care”, Persyarat dan Peijinan mampu mencapai kemandirian dengan
Penyelenggara “Home Care”, Pelayanan menumbuhkan jiwa entrepreneur.
“Home Care”,Peran dan Fungsi Perawat 1. Sosialisasi Program Ib K
“Home Care”, Pembiayaan dan Sosialisasi program Ib K dilakukan kepada
Pemantauan, Pembinaan, Penilaian “Home seluruh civitas akademika, Direktur,
Care”. Pembantu Direktur, Ketua Program Studi,
b. Demonstrasi mahasiswa dan alumni. Program ini
Metode ini dipilih untuk menunjukkan merupakan implementasi dari mata kuliah
suatu tahap-tahap proses kerja pada setiap Kewirausahaan sebagai muatan lokal
tindakan keperawatan. Demonstrasi institusi.
dilakukan oleh instruktur di hadapan 2 Recruitmen Tenant
peserta pelatihan sehingga peserta dapat Selanjutnya melakukan recruitment peserta
mengamati secara langsung tahap-tahap dengan membuka pendaftaran bagi
tindakan, kemudian dilanjutkan setiap mahasiswa dan alumni. Seleksi peserta
peserta melakukan demonstrasi ulang dilakukan dengan mengadakan test pada
dibawah bimbingan serta pengawasan materi kewirausahaan. Persyaratan peserta
dosen. Alat atau media yang dignakan terdiri dari: (1) Terdaftar sebagai
dalam metode ini berupa panthoom dan mahasiswa aktif (2) Lulus pada mata
instrumen (alat-alat kesehatan) yang sesuai kuliah Kewirausahaan, (3) Bersedia
dengan tindakan keperawatan mengikuti recruitment test,
c. Kunjungan/ Bands Making yakni test kewirausahaan
Kunjungan dilakukan ketempat – tempat (entrepreneurship test), (4) Menyerahkan
perawat yang mempunyai praktik klinik surat pernyataan komitmen untuk
keperawatan mandiri baik itu yang dimiliki mengikuti program Ib K, Melakukan
oleh perseorangan ataupun kelompok. regestrasi ulang program IbK berdasarkan
Peserta pelatihan memahami, menganalisa hasil recruitment test. Mahasiswa yang
dan bila memungkinkan terlibat secara dinyatakan lolos untuk mengikuti program
langung dalam pelayanan terhadap klien. Ib K adalah mahasiswa yang memperoleh
d. Penyusunan Proposal Rancangan Usaha nilai melebihi skor passing grade dari
Dilakukan dengan pendampingan oleh akumulasi nilai test kewirausahaa, bobot
narasumber enterpreneur dan organisasi pengalaman kewirusahaan dan daya
profesi dalam membuat rancangan usaha tampung. Kapasitas daya tampung
yaitu pendirian klinik praktik mandiri maksimum sebanyak 20 orang. Peserta test
keperawatan khususnya layanan home care terdiri dari mahasiswa sebanyak 28 orang
atau komoditi usaha lain. dan alumni sebanyak 6 orang. Peserta yang
2. Magang lulus sebanyak 20 orang terdiri dari
Metode ini digunakan untuk memberikan mahasiswa semester IV sebanyak 6 orang,
pengalaman pelayanan Home Care di mahasiswa semestr VI sebanyak 10 orang
tatanan nyata bagi peserta pelatihan. dan alumni sebanyak 4 orang.
Magang dilakukan di Panti Sosial dan di

648
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

3. Penyediaan fasilitas sarana pengalaman pelayanan home care melalui


Fasilitas yang disediakan untuk menunjang Klinik Home care milik Akademi Kesehatan
mata kuliah kewirausahaan dan program Ib Karya Husada Yogyakarta yang sekaligus
K ini meliputi: (1) Penyediaan ruang yang sebagai inkubasi tempat/wadah tenant
disiapkan untuk unit layanan Ib K, (2) (mahasiswa dan alumni) yang belum mampu
Ruang pelatihan (3) Mewadai tenant dalam menyelenggarakan usaha bisnis secara mandiri
membuka usaha dibawah payung maupun berkolaborasi. Selain melakukan
wirausaha institusi melalui Klinik Home wirausaha sesuai dengan kompetensi dan
Care milik institusi yang berada didalam profesinya, hasil dari kegiatan pelatihan ini juga
lingkungan kampus digunakan untuk telah menghasilkan wirausaha baru dibidang
magang bagi mahasiswa. (4) Pada tahun barang dan jasa lain. Adapun tekhnologi yang
2015 dilakukan pengadaan sarana diimplementasikan dalam produk tenant
pelayanan perawatan berupa: (a) Bed multi disajikan dalam tabel 1.
fungsi 1 unit, (b) Bed periksa 1\ unit, (c)
Stetoskop RIESTER 2, (d) Tabel 1. Teknologi yang diimplementasikan
Spignomanometer Spigmed 2, (e) dalam produk tenant
Termometer Magic Star, (e) Alat cek
NO NAMA TENANT JENIS USAHA
Glukosa, Cholesterol, Asam Urat (Easy
1. Abdul Aziz Pelayanan Home care
Touch) 1 unit, (f) Senter ABN 2, (g)
2 Muhammad Zafran Penetasan telur
Hammer ONEMED 2, (h) Walker Lipat,
3. Lia Silvi Pembuatan Kue Lia
(i) Lampu Infra Red Philips 3, (j) Bola
4 Susilo Pelayanan Home care
untuk ROM (bola kesehatan) 3, (k) Set 5 Edi Nuryanto Pelayanan Home care
perawatan luka 2 set, (l) Sterilisator 1, (m) 6 Bagus Indira W Desain
Peralatan oksigen 1. 7. Yespianta Pembesaran lele
Tahap Pelaksanaan 8. Dian Tilik Oktavia Baby SPA
Pelaksanaan Pelatihan Peningkatan 9. Fajar Penjualan Beras & Gabah
keterampilan majemen usaha bagi masyarakat 10. Arga Adi Gunawan Persewaan tenda dan kursi
melalui pelatihan kewirausahaan pelayanan 11. Sari Wahyuningrum Perswaan kamar (Kost)
perawatan Klinik Home Care dilakukan 12. Noni Widiawatie Pembuatan tas dan stiker
didalam gedung Akademi Kesehatan Karya 13. Yennyka Dwi Ayu Jual beli kain sasirangan
Husada Yogyakarta selama 5 hari mulai tanggal 14. Gede Kertayasa Distributor kalung genetri
30 Maret sampai dengan tanggal 3 April 2015 15. Laelita Pratiwi Penjualan pakaian jadi
diikuti oleh 20 peserta (tenant) terdiri dari 16. Nuriza Ikadini Distributor baju batik
mahasiswa semester IV sebanyak 6 peserta, 17. Ibnu Iqbal Penjualan alat kesehatan
mahasiswa semester VI sebanyak 10 peserta Produksi kerajinan kalung
18. Aziz Setyono dari biji genetri
dan alumni sebanyak 4 peserta. Nara sumber Pelayanan home care
terdiri dari dosen kewirausahaan, dosen 19. Rifki Heryadi Pembesaran ikan nila
keperawatan, dinas kesehatan, Persatuan 20 Sudiro Pelayanan home care
Perawat Nasional propinsi Yogyakarta dan dari Perbedaan kondisi usaha peserta
rumah sakit Dokter RSUP Sarjito Yogyakarta. pelatihan sebelum dan setelah menjadi tenant
Metode pelatihan meliputi ceramah, tanya disajikan dalam tabel 2.
jawab, diskusi, kunjungan ke RSUP Dr. Sarjito
Yogyakarta dan Klinik Kalingga Purbalingga Tabel 2. Kondisi usaha mahasiswa sebelum
Jawa Tengah diakhiri dengan penyusunan
dan setelah menjadi tenant
proposal oleh peserta pelatihan. Peserta alumni OMSET
sebagian sudah bekerja di pelayanan rumah (Dlm Juta Rp)
NAMA POTENSI BISNIS
sakit sehingga mereka dapat melakukan home SBLM STL
care pada pasien dari rumah sakit yang memang PELAT PELAT
Bagus Meningkat tahun
memerlukan perawatan di rumah, sedangkan Indira W ajaran baru
1,3 2,2
bagi peserta alumni yang belum bekerja dan Menguntukan di
Yespianta 1,1 1,5
peserta dari mahasiswa mendapatkan bulan Ramadhan,

649
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

harga naik dihasilkan program IbK tahun 2015 seperti


Meningkat di bulan dalam tabel 3.
ramadhan untk kue
Lia Silvi 17,77 30,52
kering, dan hari
besar
Tabel 3. Daftar tenant yang menjadi Wirausaha
Dian Tilik
Meningkat 1 1,77
Baru dalam Program IbK Tahun Anggaran
Okta 2015
Meningkat Setiap
saat karenga NAMA OMZET
Fajar 1,3 1,5 NO JENIS USAHA
menjadi kebutuhan TENANT (JUTA)
pokok
Meningkat ketika 1 Lia Silvi Pembuatan Kue Lia 30,52
Arga Adi
hari besar dan 1,5 1,6
Gunawan
hajad Penjualan alat
2 Ibnu Iqbal 16,83
Meningkat karena kesehatan
Muhammad banyak permintaan Pelayanan Home
2 3,02 3 Abdul Aziz 3,5
Zafran yang belum care
terpenuhi Muhammad
Meningkat ketika 4 Penetasan telur 3,02
Zafran
banyak Praktikan
Sari Bagus Indira
dari Puskesmas 5 Desain 2,2
Wahyuningr 1,5 1,7 W
Sentolo 1 dan dari
um Dian Tilik
meningkat sesuai 6 Baby SPA 1,77
pemesanan kamar Oktavia
Noni Meningkat ketika
1,2 1,5
Widiawatie banyak pemesanan
Meningkat ketika PEMBAHASAN
Yennyka
Dwi Ayu
ada pemesanan 1,5 1,73 Ipteks bagi Kewirausahaan merupakan
kain sasirangan salah satu hibah yang dicanangkan Dikti untuk
Meningkat karena
Gede membangun kewirausahaan di Perguruan
banyak 1,2 1,5
Kertayasa
peminatnya. Tinggi sebagai bentuk respon antisipatif
penjualan
Laelita meningkat pada
terhadap semakin tingginya angka
1,4 1,68 pengganguran dan rendahnya lowongan kerja
Pratiwi saat bulan
ramadhan yang ada. Perguruan tinggi yang terpaku pada
Nuriza Pmeningkat ketika
Ikadini banyak pemesanan
1,2 1,65 upaya pemberian pembekalan knowledge dan
Meningkat ketika teknologi terbukti secara empirik telah
ada pemesanan menimbulkan kemampuan penetrasi usaha bagi
ketika kitanan
Ibnu Iqbal masal dan ketika 12,04 16,83 lulusan perguruan tinggi.
dapat order dari Melalui pelaksanaan hibah IbK, yang fokus
rumah sakit, dan
institusi kesehatan
sasarannya adalah mencetak wirausaha baru
Meningkat setiap dapat mengembangkan atmosfir kewirausahaan
saat karena di Akademi Kesehatan Karya Husada
Aziz semakin banyaknya
Setyono pembeli
1,44 1,7 Yogyakarta.
berdatangan dari Pada tahun pertama pelaksanaan Ibk
berbagai negara (tahun 2015), jumlah mahasiswa yang sudah
Rifki Meningkat ketika
Heryadi hari-hari besar
0,5 0,6 layak dilabel sebagai wirausaha baru sebanyak
Abdul Aziz Meningkat 2,5 3,5 5 tenant mahasiswa dan 1 alumni. Dalam
Susilo Meningkat 1,4 1,6 perjalanan usahanya, tenant IbK juga diberi
Edi Meningkat 1,5 1,7 bantuan ipteks untuk meningkatkan daya saing
Sudiro Meningkat 0,8 1,2 komoditas tenant. Teknologi yang
diimplementasikan dalam produk tenant
Program IbK Pada tahun pertama tahun meliputi (1) Tehnologi marketing, adalah
anggaran 2015 ini telah menghasilkan strategi penjualan dengan sistem jemput bola
wirausaha baru sebanyak 6 tenant. Bentuk baik untuk produk jenis pelayanan home care
usaha dari 6 tenant tersebut meliputi: usaha dan produk lain (2) Tehnologi Packaging
pelayanan home care, baby SPA, produksi kue, mencakup pemberian kemasan dan asesori (3)
penetasan telur, percetakan dan penjualan alat Tehnologi adventising mencakup pengiklanan
kesehatan. Adapun wirausaha baru yang telah produk menggunakan brosur, spanduk dan on

650
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

line, (4) Pemodalan, modal usaha dapat Rp 2.800.000,- perbulan dan pada produk jasa
dibangun dengan modal yang terbatas namun baby SPA cashflow rata-rata omzet sebesar Rp
efektif. Materi tersebut diberikan dalam 1.770.000,- perbulan dengan margin
perkuliahan wirausaha dan pelatihan keuntungan rata-rata Rp 1.300.000,- perbulan,
kewirausahaan. Kondisi usaha setelah diberikan
Kondisi usaha mahasiswa sebelum pelatihan semakin terjadi peningkatan
menjadi tenant IbK banyak mengalami pemasaran yang awalnya hanya pada
hambatan di dalam produksi karena kurangnya mahasiawa setelah mendapat pembinaan dan
sentuhan ipteks, dan marketing karena pendampingan terjadi peningkatan ke dosen
kurangnya kemampuan dalam penetrasi pasar. maupun ke beberapa instansi. Tehnik marketing
Penjualan produk barang dan jasa mahasiswa pada pembuatan Kue Lia dilakukan dengan
pada awalnya hanya menjangkau mahasiswa di menyebarluaskan produk melalui leaflet/brosur
lingkungan Akademik. Tetapi setelah mendapat ke mahasiswa, dosen, toko, instansi dan di
pembinaan dan pendampingan dalam program masyarakat. Produksi Kue Lia ini meningkat
IbK, ada sentuhan kreasi Ipteks dalam produksi terutama pada hari-hari besar, bulan puasa.
yang dikaitkan dengan kompetensinya. Produk Produk Kue Lia baru yang akan segera di
tenant menunjukkan progress penjualan yang pasarkan adalah Roti Diet bagi penderita DM.
signifikan. Perolehan keuntungan produksi Kue Lia ini
Tehnik marketing pada Produksi jasa dengan cashflow rata-rata omzet sebesar Rp
pelayanan home care yang dilakukan dengan 30.520.000,- perbulan dengan margin
cara jemput bola yaitu membuat brosur/leaflet keuntungan rata-rata Rp 17.800.000,- perbulan
yang disebarluaskan ke beberapa rumah sakit, Pada produksi barang penetasan telur
klinik atau di masyarakat khususnya pada sebelum diberikan pelatihan tenant bekerja pada
keluarga-keluarga yang berisiko (keluarga perusahaan penetasan telur setelah diberikan
dengan anggota keluarga setelah dirawat/pulang pelatihan mendapat pembinaan dan
dari rumah sakit, keluarga dengan anggota pendampingan mempunyai usaha sendiri.
keluarga yang sakit kronis seperti pasien Tehnik marketing pada penetasan telur ini
dengan stroke, luka diabet dll). Tehnik dilakukan dengan menyebarluaskan produk
pelayanan yang diberikan pertama dilakukan melalui masyarakat khususnya pada peternak.
pengkajian kebutuhan pasien melalui home visit Perolehan keuntungan penetasan telur ini
untuk mengetahui kebutuhan pelayanan dengan cashflow rata-rata omzet sebesar Rp
perawatan yang diperlukan. Setelah dilakukan 3.020.000,- perbulan dengan margin
pengkajian selanjutnya menentukan kebutuhan keuntungan rata-rata Rp 2.700.000,- perbulan.
pasien diawali dengan merumuskan masalah Pada produksi barang desain (cetak
keperawatan/diagnosa keperawatan dilanjutkan brosur, spanduk) setelah diberikan pelatihan
dengan menyusun rencana keperawatan dan semakin terjadi peningkatan pemasaran yang
memberikan pelayanan keperawatan sesuai awalnya hanya pada mahasiswa setelah
dengan kebutuhan pasien. Pelayanan mendapat pembinaan dan pendampingan terjadi
keperawatan home care bisa dilakukan secara peningkatan ke dosen maupun ke beberapa
mandiri atau kolaborasi dengan tim kesehatan instansi. Tehnik marketing pada pembuatan
lain misalnya dokter. Pelayanan yang diberikan desain ini dilakukan dengan menyebarluaskan
perawat sesuai dengan kompetensi perawat. produk melalui leaflet/brosur ke mahasiswa,
Hasil tindakan yang sudah dilakukan dosen, toko, instansi dan di masyarakat serta
didokumentasikan dalam bentuk catatan melalui on line (BBM, twiter). Produksi
perkembangan yang berisi perkembangan pembuatan desain ini meningkat terutama pada
kesehatan pasien setelah dilakukan tindakan penerimaan mahasiswa baru. Perolehan
keperawatan. Produk tenant melalui jasa keuntungan produksi pembuatan desain ini
pelayanan home care ini mencapai puncak dengan cashflow rata-rata omzet sebesar Rp
tertinggi dalam perolehan keuntungan dengan 2.200.000,- perbulan dengan margin
cashflow rata-rata omzet sebesar Rp 3.500.000,- keuntungan rata-rata Rp 1.750.000,- perbulan.
perbulan dengan margin keuntungan rata-rata Pada produksi barang penjualan alat kesehatan

651
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

setelah diberi pelatihan cashflow rata-rata Yogyakarta. Iklim dan budaya akademis di
omzet sebesar Rp 16.830.000,- perbulan dengan Perguruan Tinggi, khususnya Akademi
margin keuntungan rata-rata Rp 5.100.000,- Kesehatan Karya Husada Yogyakarta yang
perbulan. mengedepankan unsur birokrasi dan struktural
Meskipun ke enam tenant yang dibina merupakan hambatan socio-psichology yang
IbK telah mampu secara mandiri menjalankan dapat menghambat kreativitas dalam
usahanya, namun perlu pengawalan dan berwirausaha. Atas dasar itu, maka perlu
pengawasan yang terstruktur oleh tim IbK adanya proses akulturasi budaya usaha antara
untuk menjamin dan memajukan usahanya ke dunia bisnis di luar kampus dengan embrio
depan bisnis di dalam kampus melalui proses asimilasi
Keberlanjutan program IbK Akademi dan akomodasi kerjasama yang berlandaskan
Kesehatan Karya Husada Yogyakarta wajib pada pondasi mutual-benefide cooperative.
ditindak lanjuti Tim IbK dibawah koordinasi Dunia kampus yang memandang bisnis secara
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada akademik sering terisolasi dalam pikiran
Masyarakat (LPPM) Akademi Kesehatan Karya normatif yang mengedepankan keunggulan
Husada Yogyakarta melalui beberapa kebijakan sentuhan ipteks dari suatu komoditas usaha,
dan program teknis, yakni (1) mengusulkan ke sedangkan dunia bisnis lebih terfokus pada
Direktur secara melembaga satus unit Inkubasi efisiensi produktif dan pembangunan
wira usaha baru IbK yang ada sekarang dapat marketing-network yang mengedepankan profit.
ditetapkan sebagai embrio untuk pusat Dua polarisasi dunia bisnis ini dapat
pengembangan kewirausahaan di Akademi dintegrasikan dalam program IbK dengan
Kesehatan Karya Husada Yogyakarta; (2) mempertipis sekat ruang dunia kampus dengan
menetapkan program kuliah Kewirausahaan dunia bisnis, melalui proses internalisasi
sebagai mata kuliah wajib yang harus diambil aktivitas wirausaha komunitas kampus dengan
oleh setiap mahasiswa di semua Program Studi bisnis nyata di luar kampus.
di Akademi Kesehatan Karya Husada
Yogyakarta dan dijadikan sebagai salah satu
persyaratan bagi mahasiswa untuk mengikuti KESIMPULAN
semua kompetisi hibah kewirausahaan, baik Berdasarkan hasil paparan diatas maka dapat
internal di Akademi Kesehatan Karya Husada disimpulkan;
Yogyakarta maupun eksternal di lembaga 1. Ipteks bagi Kewirausahaan Akademi
negeri/swasta di luar Akademi Kesehatan Karya Kesehatan Karya Husada Yogyakarta
Husada Yogyakarta, (3) membuat MoU dengan pada tahun pertama anggaran 2015 ini
pihak praktisi wirausaha/swasta sebagai dapat menghasilkan 5 orang mahasiswa
lembaga mitra IbK dalam pengembangan dan 1 orang alumni sebagai wirausaha
budaya kewirausahan di Akademi Kesehatan baru yang menjalankan bisnis dalam
Karya Husada Yogyakarta berlandaskan pada berbagai produk usaha berupa jasa
kerjasama yang bersifat mutual-benefide pelayanan home care serta berbagai
cooperative, dan (4) mengembangkan sistem produk barang.
monev dan audit internal yang konstruktif 2. Terwujudnya Inkubator Wirausaha Ib K
secara vertikal maupun horizontal, sehingga Akademi Kesehatan Karya Husada
dapat dideteksi secara dini peluang Yogyakarta sebagai centre of
kegagalan/hambatan dalam menjalankan usaha entrepreneurship dalam pengembangan
bisnis, baik pada managemen di IbK Akademi budaya kewirausahaan di Akademi
Kesehatan Karya Husada Yogyakarta, maupun Kesehatan Karya Husada Yogyakarta
usaha bisnis yang dijalankan mahasiswa 3. Terwujudnya sistem entrepreneurship
sebagai wirausaha baru. capacity building bagi mahasiswa
Penyempurnaan program IbK dapat Akademi Kesehatan Karya Husada
dilakukan dengan mengembangkan program Yogyakarta dalam Ib K dibawah
kemitraan dan kerjasama dengan pelaku bisnis payung LPPM Akademi Kesehatan
di luar Akademi Kesehatan Karya Husada Karya Husada Yogyakarta

652
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

REFERENSI
Alma (2011) Kewirausahaan untuk Mahasiswa .
dan Umum, Bandung: PT Alfabeta.

Ciputra (2009) Ciputra Quantum Leap:


Entrepreneurship, Mengubah Masa
Depan Bangsa dan Masa Depan
Anda. Universitas Ciputra.
Entrepreneurship Centre.

Fahmi. (2013) Kewirausahaan Teori, Kasus


dan Solusi, Bandung: PT Alfabeta

Nitisusastro (2009) Kewirausahaan &


Manajemen Usaha Kecil, Bandung: PT
Alfabeta

Nasution dkk (2001) Membangun Spirit


Entrepreneur Muda Indonesia:
Suatu Pendekatan Praktis dan
Aplikatif. Pt.Elex Komputindo.
Kelompok Gramedia Jakarta.

Robert T, Kiyosaki (2008) Increase Your


Financial IQ: Kelola Uang Anda
dengan Lebih Cerdas. Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Robert T, Kiyosaki (2007) The Cashflow


Quadrant: Panduan Ayah Kaya
Menuju Kebebasan Finansial.
Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.

Teddy Oswari (2005) Membangun Jiwa


Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Menjadi Mahasiswa Pengusaha
(Entrpreneur Students) Sebagai
Modal untuk Menjadi Pengusaha
Baru. Makalah, Universitas
Gunadharma.

Winarto (2008) Membangun


Kewirausahaan Sosial:
“Meruntuhkan dan Menciptakan
Sistem” secara Kreatif? Makalah.
Yogyakarta.

653

Anda mungkin juga menyukai