Anda di halaman 1dari 2

Menulis apa ya,,, 3 Nopember 2010

Seharian ini rasanya bergerak-gerak mulu, ga da istirahatnya dari pulang kul tadi. Pas nyampe, langsung
buka “soulmate” (laptop) trus bikin tabel Marshall Test. Yang bikin lama waktu ngeprint, tinta habislah,,
aduh aduh,, ga kerasa ngutak ngatik tabel Marshall doank, eh udah jam 5. Beranjak sebentar ke dapur,
bikin telor mata sapi,, trus maem, sambil masak nasi. Habis tuh ngisi botol air di kulkas sambil maem
juga. Alhasil, sambil maem 2 pekerjaan dapur terselesaikan, hehe. Kenyanggg,, balik lagi ke kamar trus
nyamperin “soulmate” yang lama ditinggal sambil nyanyi mulu (winamp nyala
mode : on). Duduk santai buka ms word, dan terjadilah tulisan ini.

Berita yang lagi hot sekarang, gempa tsunami Merapi dan letusan Mentawai (kebalik
ya?) . . . . ‘_‘ ?

Gempa tsunami mentawai dan letusan Merapi kale maksudnya. Malam waktu terjadinya
gempa Mentawai, saya memang masih terjaga, sambil online dan ngerjakan tugas. Trus
ngeliat peringatan gempa yang berpotensi tsunami gitu selama beberapa detik di televisi.
Penasaran, langsung buka okezone.com, tapi belum ada berita tentang Mentawai. Yah
membatin aja, semoga saudara-saudara kita disana dalam lindungan Tuhan. Saya belum juga
tidur,sampai mata ini sepet liat muka “soulmate” saya, dan di televisi belum juga ada kabar
terbaru tentang gempa barusan. Saya pun tidur.

Ternyata eh ternyata keesokan paginya baru saya denger berita di radio kampus (mulut mulut
mereka) bahwa memang terjadi tsunami tadi malam. Yah, saya kan ga liat televisi kalo pagi.
Sesampainya dirumah, langsung nyalain tv, tapi belum ada berita tuh. Ingat masih ada
modem dengan paket unlimited di tangan, saya langsung buka okezone.com. Sudah ada
update berita tentang tsunami di Mentawai dan meletusnya gunung Merapi bahkan isu
tewasnya mbah Maridjan (Jujur saya bahkan ga tau gunung Merapi meletus).

Hmmm, innalillahi wa innailaihi rajiun… Musibah ini menelan banyak korban jiwa. Saya
teringat lagi akan gempa tsunami di Aceh 26 Desember 2006 silam. Memang tsunami kali
ini tak sebesar yang di Aceh, tetapi luka saudara-saudara kita di Mentawai tetap begitu
memilukan. Begitu juga korban-korban meletusnya gunung Merapi. Kita tak pernah tau
kapan musibah akan datang, dan tak ada yang tau bagaimana kesiapan diri kita
menghadapinya.

Ironisnya, di tengah kekalutan dan kegalauan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah, di
pemerintahan justru saling menyalahkan. Saya mendengar sepintas berita (waktu lagi
nyetrika baju) ada pihak-pihak yang menyalahkan SBY dalam musibah ini. Jujur saya bukan
penggemar SBY. Tetapi presiden sebagai kepala negara harus kita hormati, dan juga tidak
seharusnya menyalahkan presiden yang juga manusia biasa atas terjadinya musibah ini.

Mereka sibuk mencari kambing hitam atas permasalahan ini, dan dilain pihak, rencana “studi
banding” anggota dewan masih terus dibicarakan. Saya hanya bisa mengelus dada menahan
sakit. Tak bisakah mereka bersikap sedikit dewasa?
Potret pemerintahan yang hanya memikirkan kepentingan sendiri, bukan kepentingan rakyat.
Daripada sibuk mencari-cari kambing hitam (mending bedakin kambing buat dipotong hari
raya kurban nanti) bukankah lebih baik mengoptimalkan kinerja untuk membantu korban
bencana alam. Denger-denger diberita, kok bantuan masih banyak telat. Nah lo, bukankah
banyak yang masih harus dibenahi, agar bantuan bisa tepat sasaran dan datang secepatnya
saat para korban membutuhkan.

Ironis sekali, mendengar pernyataan yang nadanya kurang memihak pada rakyat. Pernyataan
itu keluar dari bacot (saking keselnya saya) pimpinan lembaga yang seharusnya mewakili
suara rakyat. Kalo nonton berita, anda pasti tau isi pernyataan itu. Yah, kurang lebih gini
“sudah resiko bagi warga yang tinggal di pantai. kalo ngga mau kena tsunami, ya pindah aja
ke darat”

Darah langsung ngalir ke kepala saya, hati langsung panas, kesel minta ampun. Saya yang
bukan warga Mentawai aja tersinggung mendengar pernyataan itu. Bayangkan pernyataan itu
dilontarkan oleh orang yang katenye ”wakil rakyat” . Sakit hati saya mendengarnya. Beliau
lupa menjaga perasaan warga Mentawai yang sedang kesusahan ditimpa bencana. Apalagi
itu adalah tanah yang ditinggali secara turun temurun.

Akhirnya, melihat fenomena yang terjadi dalam pemerintahan kita…. Huhuhuhu…

Saya hanya bisa bilang, marilah kita asah kepekaan sosial kita. Tingkatkan empati dan
simpati terhadap sesama, melembutkan hati (lembut lho, bukan lembek) , membawa pesan
cinta kasih dimanapun berada (sailormoon kale). Tebarkan energi positif ke sekitar kita,
karena energi yang kita berikan itu, akan kembali kepada kita dalam hal-hal positif juga,
apapun bentuknya.

Bukan saatnya saling menyalahkan


Tak seharusnya saling menuding
Bukan waktunya untuk saling lempar kesalahan
Tak semestinya mencari-cari kesalahan orang lain

Indonesia kembali meneteskan air mata


Apa yang kita rasakan sebagai anak bangsa
Berpangku tangan bukan solusi bersama
Apalagi hanya diam tanpa berusaha

(nulis apa kah ne… pina handak menyair tapi kada bisa, hahaha)

Anda mungkin juga menyukai